cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota pekanbaru,
Riau
INDONESIA
Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia
ISSN : 2302187X     EISSN : 26563614     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia adalah publikasi ilmiah berkala yang terbit dua kali dalam satu tahun (September dan Maret) dan menggunakan sistem peer-riview dalam seleksi makalah. Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia menerima naskah publikasi tentang hasil penelitian, survei dan telaah pustaka yang erat kaitanya dengan bidang kefarmasian dan kesehatan.
Arjuna Subject : -
Articles 111 Documents
EVALUASI PENYIMPANAN VAKSIN COVID-19 DI RUMAH SAKIT DAERAH MADANI KOTA PEKANBARU: EVALUASI PENYIMPANAN VAKSIN COVID-19 DI RUMAH SAKIT DAERAH MADANI KOTA PEKANBARU seftika sari; Tiwi Fradilah
Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia Vol. 11 No. 2 (2022): JPFI
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Jl. Kamboja Simpang Baru-Panam, Pekanbaru, Riau 28293 Telp. (0761) 588006, Fax. (0761) 588007 e-mail: editor-jpfi@stifar-riau.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51887/jpfi.v11i2.1743

Abstract

Vaccines are biological products that are very fragile and easily damaged, so they require special handling in their management. RSD Madani is responsible for vaccine storage. Vaccine storage is a way to maintain the condition of the vaccine not being damaged so that the vaccine remains in good condition, thereby ensuring the quality of the vaccine. The purpose of this study was to evaluate the storage of the COVID-19 vaccine at the Regional Madani Hospital in Pekanbaru City against the 2020 CDOB standard and the storage indicators for the covid-19 vaccine SK of the Director General of Disease Prevention and Control Number HK.02.02/4/1/2021. The sample in this study was the storage room for the COVID-19 vaccine and all storage data for COVID-19 vaccine preparations in the Pharmacy Installation Warehouse at the Madani Regional Hospital, Pekanbaru City. This study uses a descriptive method, where the data collection method is by observing and interviewing the person in charge of the COVID-19 vaccine storage warehouse. The results showed that the storage of the Covid-19 vaccine at the Madani regional hospital in Pekanbaru city as a whole was not in accordance with the appropriate indicator regulations, namely, 33.33% for officers and training, 75% for buildings, 50 for building facilities. %, 84.6% for storage operations, 30.76% for storage maintenance, and 33.33% for qualification, calibration and validation.
Studi Etnofarmasi Tumbuhan Berkhasiat Obat Pada Suku Dayak Di Desa Sungai Bawang Muara Badak Kalimantan Timur : Studi Etnofarmasi Tumbuhan Berkhasiat Obat Pada Suku Dayak Di Desa Sungai Bawang Muara Badak Kalimantan Timur Fredy Dian Kurniawan; Hasyrul Hamzah; Indra Yudhawan; A. Nurfitriani; Badrani Abbas Al Fajri; Riza Maulana; Chaerul Fadly Mochtar; Nila Fajrianti; Virgiawan Yoga Pratama
Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia Vol. 11 No. 2 (2022): JPFI
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Jl. Kamboja Simpang Baru-Panam, Pekanbaru, Riau 28293 Telp. (0761) 588006, Fax. (0761) 588007 e-mail: editor-jpfi@stifar-riau.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51887/jpfi.v11i2.1750

Abstract

Tanaman obat masih sering digunakan untuk pengobatan secara tradisional oleh warga yang hidupnya bergantung pada alam seperti Suku Dayak di desa Sungai Bawang Muara Badak. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penggunaan tanaman obat apa saja yang digunakan oleh Suku Dayak di Desa Sungai Bawang Muara Badak Kalimantan Timur sebagai pengobatan tradisional. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan metode kualitatif. Teknik pengambilan sampel yakni snowball sampling. Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, angket, dan dokumentasi. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 12 warga yang mengetahui dan memanfaatkan tumbuhan obat di Desa Sungai Bawang Muara Badak Kalimantan Timur. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu terdapat 20 jenis tanaman obat dari 12 responden yang telah diwawancarai, dan juga nama lokal atau nama tumbuhan, bagian yang digunakan untuk pengobatan, metode pengolahan tumbuhan obat dan cara penggunaan tanaman sebagai obat. Tanaman obat yang digunakan oleh Suku Dayak di Desa Sungai Bawang berjumlah 20 jenis tanaman yang digunakan untuk pengobatan tradisional. Bagian yang dimanfaatkan warga Suku Dayak di Sungai Bawang untuk pengobatan adalah bagian batang, daun, rimpang dan umbi.
STUDI PENGGUNAAN JAMU TRADISIONAL PADA MAHASISWA FARMASI UNTUK MENINGKATKAN IMUNITAS DI MASA PANDEMI COVID-19 Zulfiana Fitrianingrum Annas; Nur Amalina Sabdarrifa; Baiq Bismiranti Haris; Candra Eka Puspitasari
Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia Vol 12 No 1 (2023): JPFI
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51887/jpfi.v12i1.1420

Abstract

WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, China, pada tanggal 31 Desember 2019. Tanggal 7 Januari 2020 China mengidentifikasi kasus tersebut sebagai jenis baru dari coronavirus. Pada tanggal 11 Maret 2020 WHO menetapkan COVID-19 sebagai pandemi. Salah satu upaya untuk meningkatkan imunitas selama pandemi dengan mengonsumsi jamu tradisional. Jamu tradisional yang berbahan dasar jahe merah, kunyit, dan temulawak dapat meningkatkan sistem imun pada manusia serta mencegah tubuh dari infeksi virus COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan jamu tradisional pada mahasiswa Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Mataram untuk meningkatkan imunitas di masa pandemi COVID-19. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif dengan desain cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian sebanyak 163 mahasiswa. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner daring pada rentang waktu 15-23 Januari 2021. Kuesioner yang digunakan telah melalui uji validitas dan reliabilitas serta dinyatakan valid dan reliabel (r = 0,702). Hasil yang diperoleh pada penelitian ini sebanyak 77,9% mahasiswa menyatakan jamu tradisional dapat menjaga daya tahan tubuh dan jumlah mahasiswa yang rutin mengonsumsi jamu tradisional sebanyak 9.8% mahasiswa. Penggunaan jamu tradisional selama masa pandemi COVID-19 untuk meningkatkan imunitas pada mahasiswa Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Mataram sebesar 90,2% dimana konsumsi jamu didominasi oleh jamu kunyit sebanyak 45%. The WHO China Country Office reported a case of pneumonia of unknown etiology in Wuhan City, China, on December 31, 2019. On January 7, 2020, China identified the case as a new type of coronavirus. On March 11, 2020 WHO declared COVID-19 a pandemic. One of the efforts to increase immunity during the pandemic is by consuming traditional herbal medicine. Traditional herbs made from red ginger, turmeric, and temulawak can improve the immune system in humans and prevent the body from infection with the COVID-19 virus. This study aims to determine the use of traditional herbal medicine in students of the Pharmacy Study Program, Faculty of Medicine, University of Mataram to increase immunity during the COVID-19 pandemic. The method used in this research is descriptive with cross sectional design. The number of samples in the study were 163 students. Data collection was carried out using an online questionnaire in the period 15 to 23 January 2021. The questionnaire used had passed validity and reliability tests and was declared valid and reliable (r = 0.702). The results obtained in this study were 77.9% of students stated that traditional herbal medicine can maintain endurance and the number of students who regularly consumed traditional herbal medicine was 9.8% of students. The use of traditional herbal medicine during the COVID-19 pandemic to increase immunity in students of the Pharmacy Study Program, Faculty of Medicine, University of Mataram was 90.2% where the consumption of herbal medicine was dominated by herbal turmeric as much as 45%.
GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT TENTANG PENGGUNAAN MULTIVITAMIN DI APOTEK-APOTEK KOTA PEKANBARU SELAMA PANDEMI COVID-19 Fina Aryani; Fitri Primawanty; Rahayu Utami; Mustika Furi
Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia Vol 12 No 1 (2023): JPFI
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51887/jpfi.v12i1.1738

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang gambaran perilaku masyarakat tentang penggunaan multivitamin di apotek-apotek kota pekanbaru selama pandemi COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku masyarakat tentang penggunaan multivitamin di apotek-apotek Kota Pekanbaru selama pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pengumpulan data secara concurrent melalui pengisian kuesioner online. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara non probability sampling dengan metode purposive sampling. Sampel yang menjadi penelitian ini adalah sebanyak 110 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Responden penelitian yang memenuhi kriteria inklusi diberikan link kuesioner online yang kemudian diisi oleh responden, kemudian data tersebut diolah dan dianalisis. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat yang memiliki perilaku baik sebanyak 21,81%, masyarakat yang memiliki perilaku cukup adalah sebanyak 74,54%, dan masyarakat yang memiliki perilaku kurang adalah sebanyak 3,63%. Perilaku baik di dominasi oleh responden dengan rentang usia 17-25 tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan tinggi dan status pekerjaan bekerja. Research has been carried out on the description of people's behavior regarding the use of multivitamins in Pekanbaru city pharmacies during the COVID-19 pandemic. This study aims to describe people's behavior regarding the use of multivitamins in Pekanbaru city pharmacies during the COVID-19 pandemic. This study used descriptive design with a concurrent data collection method through filling out online questionnaires. The sampling technique in this study was carried out by non-probability sampling with a purposive sampling method. The sample in this study was 110 respondents who met the inclusion criteria. Research respondents who meet the inclusion criteria are given an online questionnaire link which is then filled in by the respondent, then the data is processed and analyzed by the researcher. Based on the results of the study showed that people who have good behavior are 21.81%, people who have sufficient behavior are 74.54%, and people who have less behavior are 3.63%. Good behavior is dominated by respondents with an age range of 17-25 years, female gender, higher education, and work status.
ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN OBAT BERDASARKAN METODE ABC INDEKS KRITIS DI APOTEK X KOTA PEKANBARU Erniza Pratiwi; Septi Muharni; Jumira Jumira; Ratna Sari Dewi
Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia Vol 12 No 1 (2023): JPFI
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51887/jpfi.v12i1.1753

Abstract

Obat merupakan unsur yang sangat penting dalam upaya penyelenggaraan kesehatan. Perencanaan obat bermanfaat untuk menjamin ketersedian obat yang ada di sarana kesehatan. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan jenis dan jumlah yang tepat sesuai kebutuhan, menghindari terjadinya kelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan obat, kelebihan stock (stagnant) yang mengakibatkan obat kadaluwarsa, kehilangan serta pengembalian pesanan. Perencanaan persediaan obat di Apotek “X” Kota Pekanbaru masih belum optimal. Pemesanan kembali obat dilakukan apabila terdapat kekosongan obat, apabila kurang tepat dalam perhitungan perencanaan dan pengadaan obat dapat menyebabkan terjadinya kekosongan obat atau stock out dalam waktu yang lama. Hal tersebut dapat mempengaruhi pelayanan obat kepada pasien, yang mengakibatkan pasien tidak mendapatkan pelayanan obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisa perencanaan persediaan obat dengan menggunakan metode analisis ABC Indeks Kritis. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pengambilan data secara retrosfektif yang berupa data 814 item obat, jumlah pemakaian obat dan estimasi biaya di Apotek “X” Kota Pekanbaru periode bulan Juli-Desember tahun 2018. Sampel pada penelitian ini adalah obat kelompok A, B dan C yang berjumlah  814  item obat serta data obat  yang meliputi data pemakaian obat, kartu stok dan data harga obat. Hasil penelitian dengan menggunakan metode ABC Indeks Kritis, diperoleh kelompok A terdiri dari 81 item obat (9,95%) dengan nilai investasi Rp.51.142.850. Kelompok B terdiri atas 409 item obat (50,25%) dengan nilai investasi Rp.99.424.364 dan Kelompok C terdiri atas 324 item obat (39,80%) dengan nilai investasi Rp.17.414.487. Medicine is a very important element in health administration efforts. Drug planning is useful for ensuring the availability of drugs in health facilities. This aims to get the right type and amount as needed, avoid excess, shortage, vacancy, drug damage, excess stock (stagnant) which results in expired drugs, loss and return of orders. The planning of drug supplies at Drugstore “X” in Pekanbaru City is still not optimal. Medicines are reordered if there is a drug shortage, if the planning and procurement calculations are inaccurate, this can lead to drug shortages or stock outs for a long time. This can affect drug services to patients, which results in patients not getting drug services. This research aims to know the analysis of inventory planning the drug with the use of analysis method ABC critical index. This research is a descriptive study with retrospective data retrieval in the form of 814 drug item, total drug usage and cost estimation at Drugstore “X” in Pekanbaru City period from July to December in 2018. The samples in this study were drugs groups A, B and C, totaling 814 drug items and drug data including drug use data, stock cards and drug price data. The results of the research using the ABC critical index method, acquired group A consist of 81 drug items (9.95%) with the investment value of Rp. 51.142.850. Group B consists of 409 drug items (50.25%) with the investment value of Rp. 99.424.364 and group C consist of 324 drug items (39.80%) with the investment value of Rp. 17.414.487.
PENGARUH PEMBERIAN INFUSA DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L) Merr) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT PUTIH (Mus musculus L) JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN Meiriza Djohari; Husnawati; Fina Aryani; Belia Sonali Bendre
Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia Vol 12 No 1 (2023): JPFI
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51887/jpfi.v12i1.1754

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang  pengaruh  infusa daun katuk  (Sauropus  androginus (L.) Merr) terhadap  kadar glukosa darah mencit putih (Mus musculus L.) jantan yang diinduksi aloksan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh  infusa  daun  katuk  terhadap  kadar  glukosa  darah  mencit  putih  jantan yang diinduksi aloksan 200mg/kgBB sebanyak 1% dari BB. Hewan percobaan dibagi menjadi 6 kelompok. Kelompok kontrol negatif diinduksi aloksan dan hanya diberi aquades, kelompok kontrol positif diberi glibenklamid dengan dosis 0,65mg/kggBB, kelompok normal diberi akuades dan pakan standar, kelompok perlakuan diberi sediaan infusa daun katuk dengan konsentrasi 10%, 20% dan 30%. 3 hari sebelum perlakuan mencit diinduksi aloksan terlebih dahulu dengan dosis 200mg/kgBB. Perlakuan dilakukan selama 15 hari  berturut-turut.  Kemudian diukur  kadar  glukosa darah  mencit  pada  hari ke-5,  10,  dan 15.  Berdasarkan  hasil pengujian infusa daun katuk pada konsentrasi 10%, 20% dan 30% dapat menurunkan kadar glukosa darah mencit putih jantan yang diinduksi aloksan, dan perlakuan yang paling efektif menurunkan glukosa darah mencit adalah pada konsentasi 30%. Hasil yang diperoleh dari hasil uji ANOVA satu arah dilanjutkan dengan uji Post Hoc Tukey juga menunjukkan bahwa lama pemberian infusa daun katuk dapat mempengaruhi penurunan kadar glukosa darah mencit (p<0,05). Research of the effect of katuk (Sauropus androginus (L.) Merr) leaves infusion on the blood glucose levels of alloxan-induced male white mice (Mus musculus L.) was performed. This study aims to investigate the effect of the infusion of katuk leaves on the blood glucose values of male white mice induced by 200 mg/kgBB alloxan to 1% of BW. Experimental animals were divided into 6 groups. The negative control group was induced by alloxan and received aquades only, the positive control group received glibenclamide in a dose o f 0.65 mg/kgBB, the normal group received distilled water and standard food, the treatment group received the preparation of katuk leaves infusion with a concentration of 10%, 20% and 30%. 3 days before the treatment of mice, alloxan first induced with a dose of 200 mg/kgBB. The treatment was carried out for 15 consecutive days. Then measured the blood glucose levels of mice on days 5, 10 and 15. Based on the test result, the katuk leaves infusion at concentrations of 10%, 20% and 30%, can decrease the blood glucose levels in alloxan-induced male white mice, and the most effective treatment to reduce blood glucose in mice is at a concentration of 30%. The results obtained from the one-way ANOVA test followed by the Post Hoc Tukey test also showed that the duration of administration could influence the decrease in blood glucose levels in mice (p <0.05).
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN JAMUR ENDOFITIK RS-1 DARI RANTING SAMBILOTO MENGGUNAKAN MEDIA BERAS HITAM Rafigha Gusjelita Absa; Riga Riga
Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia Vol 12 No 1 (2023): JPFI
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51887/jpfi.v12i1.1756

Abstract

Sambiloto (Androgaphis paniculata) merupakan salah satu tanaman obat herbal yang banyak digunakan sebagai obat tradisional di Indonesia. A. paniculata dapat mengobati pilek, demam, radang tenggorokan, gangguan pencernaan dan penyakit lainnya. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, A. paniculata dapat menghasilkan metabolit sekunder diantaranya alkaloid, fenolik, terpenoid, dan steroid yang memiliki bioaktvitas sebagai antioksidan, antikanker, dan antibakterial. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antioksidan dari jamur RS-1 yang diisolasi dari A. paniculata menggunakan media beras hitam sebagai media pertumbuan. Pengujian aktivitas antioksidan jamur endofitik dilakukan dengan menggunakan metode DPPH (1,1-diphenyl-2­-picryhydrazyl) dengan tujuan untuk mengskrining aktivitas penangkap radikal dari beberapa senyawa dengan nilai IC50 72,38 ppm. Berdasarkan nilai IC50 tersebut, dapat diketahui bahwa isolat tunggal jamur RS-1 yang diisolasi dari tumbuhan A. paniculata yang dikultivasi menggunakan media beras hitam tergolong kuat. Hal ini disebabkan karena adanya  metabolit sekunder yang dihasilkan oleh  jamur endofitik RS-1. Sambiloto (Androgaphis paniculata) is one of the herbal medicinal plants that is widely used as traditional medicinal in Indonesia. A. paniculata including to treat colds, fever, sore throat, digestive disorders and others. Based on the results of previous studies, A. paniculata can produce secondary metabolites including alkaloids, phenolics, terpenoids, and steroids which have bioactivity as antioxidant, anticancer, and antibacterial. Therefore, this study aims to determine the antioxidant activity of the fungal RS-1 isolated from the A. paniculata using black rice as the medium. Testing of antioxidant activity of endophytic fungi was carried out using the DPPH (1.1-diphenyl-2-picryhydrazil) method with the aims of screening the radical scavenging activity test obtaining an IC­50 value of 72.38 ppm. Based on the IC­­50 value, it can be seen that a single isolate of endophytic fungus RS-1 isolated from the A. paniculata which was cultivated using black rice media was classified as strong. This is due to the presence of secondary metabolites produced by the endophytic fungus RS-1.
POLA BAKTERI DAN KEPEKAANNYA TERHADAP ANTIBIOTIK PADA HASIL KULTUR PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2018 Ringga Novelni; Tisa Mandala Sari; Fira Andila
Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia Vol 12 No 1 (2023): JPFI
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51887/jpfi.v12i1.1758

Abstract

Penggunaan antibiotik yang tidak tepat bisa mengakibatkan resistensi obat, meningkatkan biaya terapi, penyebaran penyakit, lama sakit dan biaya pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola bakteri dan kepekaanya terhadap antibiotik pada pasien yang dirawat di intensive care unit (ICU) RSUP Dr. M. Djamil Padang. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif restrospektif. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 sampel dari berbagai spesimen seperti urine, sputum dan darah yang memiliki catatan hasil pemeriksaan kultur dari berbagai spesimen dan uji sensitivitas bakteri terhadap antibiotik pada pasien yang dirawat di ICU RSUP Dr. M. Djamil Padang periode Januari – Desember 2018. Bakteri yang menjadi agen penginfeksi tertinggi pada pasien yang dirawat di ruang ICU adalah Klebsiella sp 40% dan yang terendah adalah Staphylococcus haemolyticus 1%, Enterobacter aerogenes 1%, Staphylococcus epidermidis 1% dan Staphylococcus hominis 1%. Dari hasil penelitian didapatkan antibiotik yang mempunyai persentase resistensi tertinggi yaitu ampisilin, ceftriaxon, cefazoline, ciprofloxacin, gentamisin, amoksisilin, dan eritromisin dan sensitif terhadap meropenem, trimethoprim/sufamethoxazol, amikacin dan levofloxacin. Inappropriate use of antibiotics can lead to drug resistance, increase the cost of therapy, spread of disease, duration of illness and treatment costs. This study aims to determine the pattern of bacteria and their sensitivity to antibiotics in patients treated at intensive care unit (ICU) Dr. M. Djamil Padang. This research is descriptive with data collected retrospectively. The samples in this study were 118 samples, but the number of samples taken to make the research subjects obtained from the counters using the Slovin formula as many as 100 samples from various specimens such as urine, sputum and blood that have records of the results of the examination of the culture of various specimens and bacterial sensitivity tests for antibiotics in patients treated at ICU RSUP Dr. M. Djamil Padang from January to December 2018. Bacteria that were the highest infectious agents in patients treated in the ICU were Klebsiella sp 40% and the lowest were Staphylococcus haemolyticus 1%, Enterobacter aerogenes 1%, Staphylococcus epidermidis 1% and Staphylococcus hominis 1%. The results showed that antibiotics had the highest percentage of resistance, namely ampicillin, ceftriaxon, cefazoline, ciprofloxacin, gentamicin, amoxicillin, and erythromycin and were sensitive to meropenem, trimethoprim/ sufamethoxazol, amikacin and levofloxacin.
FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK KULIT BUAH PISANG MULI (Musa acuminata L.) Tuti Handayani Zainal; Maria Ulfa; Michrun Nisa; Trisna Junianti Pawarrangan
Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia Vol 12 No 1 (2023): JPFI
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51887/jpfi.v12i1.1760

Abstract

Masker Clay banyak digunakan karena mampu meremajakan kulit, mampu mengangkat kotoran, mendetoksifikasi kulit wajah dan dapat menyerap debu yang terdapat pada wajah. Kulit pisang muli (Musa acuminata L.) kaya akan antioksidan alami yang mengandung metabolit sekunder yang sangat kompleks antara lain flavonoid, fenolik, tanin, saponin, steroid, dan terpenoid. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi dan menguji stabilitas masker clay dari ekstrak etanol kulit buah pisang murni. Pengolahan sampel kulit pisang muli diekstrak dengan metode refluks menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak etanol kulit pisang muli diformulasikan dalam bentuk masker clay dengan berbagai bahan dasar kaolin yaitu 25%, 30%, 35%. Hasil pengujian organoleptik, uji sifat fisik dan stabilitas sediaan masker clay menunjukkan bahwa tidak ada formula yang mengalami perubahan warna, bau, maupun bentuk selama proses penyimpanan. Semua preparat homogen, menunjukkan komposisi yang seragam dengan pH rata-rata 5,67-6,67. Nilai viskositas rata-rata yang dihasilkan adalah 23416-31000 cps, daya sebar rata-rata yang dihasilkan adalah 3,06-4,9 cm., daya lekat rata-rata yang dihasilkan adalah 0,77-4,81 detik, dan waktu rata-rata sediaan kering yang dihasilkan 15,00-18,83 menit. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah kulit pisang muli dapat diformulasikan sebagai masker clay dan stabil selama penyimpanan. Clay face masks are widely used because they are able to rejuvenate the skin, are able to remove dirt, detoxify facial skin and can absorb dust found on the face. Muli banana peel (Musa acuminata L.) is rich in natural antioxidants which contain very complex secondary metabolites including flavonoids, phenolics, tannins, saponins, steroids, and terpenoids. This study aims to formulate and test the stability of clay masks from ethanol extract of fruit peels pure banana. Processing of muli banana peel samples extracted by reflux method using 96% ethanol solvent. The ethanol extract of muli banana peel is formulated in the form of a clay mask with various kaolin bases, namely 25%, 30%, 35%. The results of organoleptic testing, physical properties and stability tests of clay mask preparations showed that none of the formulas changed color, smell, or shape during the storage process. All preparations were homogeneous, showing a uniform composition with an average pH of 5.67-6.67. The resulting average viscosity values are 23416-31000 cps, the resulting average spreading power is 3.06-4.90 cm., the resulting average adhesion is 0.77-4.81 seconds, and the average time the resulting dry preparation 15.00-18.83 minutes. The conclusion in this study is that muli banana peels can be formulated as clay masks and are stable during storage.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG KAYU JAWA (Lannea coromandelica) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli Nuramaniyah Taufiq; Sulfiani; Andis Sugrani; Diyah Syifa Faradilah
Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia Vol 12 No 1 (2023): JPFI
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51887/jpfi.v12i1.1761

Abstract

Tanaman kayu jawa (Lannea coromandelica) telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional, yaitu untuk menyembuhkan luka dalam dan luka luar serta pengobatan muntah darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri  dari ekstrak etanol kulit batang kayu jawa terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia. Ekstrak kulit batang kayu jawa diperoleh dari hasil maserasi meggunakan pelarut etanol dan menghasilkan ekstrak kental dengan rendemen 0,82 %. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan menggunakan metode paper disk. Penelitian ini menggunakan empat perlakuan, yaitu sampel 2%, etanol 96%, kontrol positif (kloromfenikol) 0,1 % dan kontrol negatif (aquades). Hasil pengujian aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit batang kayu jawa pada konsentrasi 2% memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli dengan daya hambat yaitu 1,0 mm yang digolongkan sebagai antibakteri dengan daya hambat lemah. Javanese wood (Lannea coromandelica) can be used as traditional medicine, namely to heal internal and external wounds and treat vomiting of blood. This study aimed to determine the antibacterial activity of the ethanolic extract of the Javanese bark against Staphylococcus aureus and Escherichia coli. Javanese bark extract was obtained from maceration using ethanol as a solvent and produced a thick extract in 0,82 % yield. Antibacterial activity testing was carried out using the paper disk method. This study used four treatments, namely sample 2%, ethanol 96%, positive control (chloromphenicol) 0,1 % and negative control (aquades). The antibacterial test result showed that the the extract of Javanese wood bark at concentration of 2% has antibacterial activity against Escherichia coli with an inhibitory power of 1.0 mm which was classified as an antibacterial with a weak inhibitory power.

Page 11 of 12 | Total Record : 111