cover
Contact Name
Rina Setiana
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.keperawatan@ui.ac.id
Editorial Address
Faculty of Nursing, Universitas Indonesia, Indonesia
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Keperawatan Indonesia
Published by Universitas Indonesia
ISSN : 14104490     EISSN : 23549203     DOI : https://doi.org/10.7454/jki
Core Subject : Health,
Focus and Scope Jurnal Keperawatan Indonesia (JKI, or Nursing Journal of Indonesia) contributes to the dissemination of information related to nursing research and evidence-based study on urban nursing issues in low-middle income countries. The scope of this journal is broadly multi-perspective in nursing areas such as Nursing Education, Clinical Practice, Community Health Care, Management and Health System, Health Informatics, and Transcultural Nursing, with a focus on urban nursing issues in low-middle income countries. JKI is committed to communicating and being open to the discussion of ideas, facts, and issues related to health across a wide range of disciplines. The journal accepts original research articles, synthesized literature, and best practice reports or case reports that use the quantitative, qualitative, or mixed-method approach. JKI adheres to journalistic standards that require transparency of real and potential conflicts of interest that authors and editors may have. It follows publishing standards set by the International Committee of Medical Journal Editors (ICMJE), the World Association of Medical Editors (WAME), and the Committee on Publication Ethics (COPE). Letters and commentaries about our published articles are welcome. All submitted contributions will undergo a blind peer-review process according to appropriate criteria.
Articles 587 Documents
Logoterapi Meningkatkan Harga Diri Narapidana Perempuan Pengguna Narkotika Sri Maryatun; Achir Yani S. Hamid; Mustikasari Mustikasari
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 17 No 2 (2014): Juli
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v17i2.441

Abstract

Penyalahgunaan narkotika setiap tahunnya mengalami peningkatan termasuk pada kelompok perempuan. Seseorang dapat terjerumus pada penyalahgunaan narkotika ini karena sebelumnya mengalami masalah psikologis. Ketika mereka menjalani hukuman masalah psikologis tersebut dapat memburuk termasuk harga diri rendah. Logoterapi bertujuan meningkatkan harga diri melalui proses penemuan makna hidup. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi pengaruh logoterapi terhadap harga diri narapidana perempuan pengguna narkotika di Lembaga Pemasyarakatan kelas IIA. Penelitian quasi experimental pre-post test with control group ini dilakukan pada 56 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan harga diri (kognitif, perilaku, afektif) yang signifikan pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah diberikan logoterapi. Logoterapi oleh perawat professional perlu dipertimbangkan sebagai tindakan untuk mengatasi masalah psikologis seperti harga diri rendah, termasuk di lingkungan lembaga pemasyarakatan.                              Abstract Logotherapy Improving Self Esteem of Femaleprisoner’s Narcotics Users. Every year drug abused has increased, including women's groups. An inividu can be involved with drug abuse is because previous experience of psychological problems. When they are in jail the psychological problems may worsen, including low self-esteem. Logotherapy aims to increase self-esteem through the discovery of the meaning of life process. The purpose of this study was to identify the effect of logotherapy to self-esteem of women inmates at the Correctional Institution drug users IIA class. This quasi-experimental pre-post test with control group study was conducted on 56 respondents. The results showed that there were differences in self-esteem (cognitive, behavioral, and affective) significantly in the intervention group before and after logotherapy intervention. Logotherapy by professional nurses need to be considered as measures to overcome psychological problems such as low self-esteem, including within prisons. Keywords:  female prisoner, logotherapy,low self esteem, substance abused
Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer di Indonesia, Sudah Perlukah? Rr. Tutik Sri Hariyati
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 6 No 1 (2002): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v6i1.118

Abstract

Perawat mempunyai kontribusi yang sangat penting dalam melaksanakan pelayanan kesehatan pada umumnya dan keperawatan pada khususnya. Kondisi pelaksanaan suhan keperawatandan pelaksanaan dokumentasi keperawatan di Indonesia masih perlu ditingkatkan. Dalam pelaksanaandokumentasi keperawatan perawat srring mengeluh terhadap dokumentasi yang memakan waktu, terlalu banyak memerlukan tulisan dan banyaj perawat belum sepenuhnya faham menuliskannya. Sistem informasi yang berbasis computer sangat praktis karena mampu menyimpan data yang sangat banyak dalam sebuah kotak kecil/hard disk yang berukurab 15x10x5 cm. sistem informasi juga dirancang untuk mengikuti era globalisasi sehingga perawat di Indonesia tidak tertinggal dengan perawat yang di luar negeri. Sistem informasi manajemen berbasis computer sangat banyak keuntungannya tapi perlu dipersiapkan dengan matang sehingga diperoleh sistem informasi yang efektif, handal, akurat dan terpercaya. Nurses have important contribution to deliver health care services in general and nursing care service in particular. Nursing care delivery system includes nursing documentation in Indonesia needs to be improved. In implementing the nursing documentation, many nurses complained of insufficient time, too wordy, and lack of understanding in writing the documentation. He proposed solution is to implement computer based management information system. Computer based management Information System (MIS) is very practical since it has capability to keep bunches of data in a small box/hard disk of 15x10x5 cm. computer based MIS is designed to empower Indonesian nurses in documentation, so they will not be left behind by their colleagues from other countries. Computer based MIS has many advantages, how ever it’s still to be comprehensively prepared in order to produce an effective, accurate, achievable, manageable and trusted information system.
Perilaku Hidup Bersih Sehat Pekerja Seks Komersial Setelah Mengikuti Konseling dan Tes HIV/AIDS Nila Titis Asrining Tyas; Fitria Handayani
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 13 No 1 (2010): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v13i1.232

Abstract

AbstrakKonseling dan tes HIV/AIDS sukarela merupakan suatu pembinaan dua arah atau dialog yang berlangsung tak terputus antara konselor dan kliennya dengan tujuan untuk mencegah penularan HIV, memberi dukungan moral, informasi, serta dukungan lainnya kepada ODHA, keluarga, dan lingkungannya. Penelitian ini melibatkan 7 Pekerja Seks Komersial (PSK) sebagai partisipan. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam yang dianalisis dengan content analysis. Hasilnya para PSK memaknai proses Konseling dan tes HIV/AIDS sukarela yang telah mereka jalani dengan tetap mempertahankan perilaku hidup bersih sehat mereka sehari-hari dan tetap mencari pelayanan kesehatan serta menjadi pendidik sebaya di lokalisasi. Pemerintah dan LSM terkait hendaknya turut memfasilitasi para PSK untuk mempertahankan perilaku hidup bersih sehat mereka setelah melakukan konseling dan tes berkelanjutan. AbstractVoluntary Counseling and Testing HIV/AIDS (VCT) is a two-way counseling or continuous dialogue between counselor and client to prevent HIV transmission, give moral support, information and other supports for people with HIV/AIDS, his family and the environment. The total participants in this research were 7 CSWs. The researcher used in-depth interview to collect the data, which were analyzed by content analysis method. The research showed that the meaning of VCT for CSWs themselves could kept their daily healthy behavior and healthy seeking and also became peer educators after following the VCT process. The government and the voluntary organizations which are concerned with CSWs and HIV/ AIDS should facilitate the CSW’s efforts to keep their health oriented after doing VCT with continuous screening.
Pengembangan Profesional Keperawatan Berhubungan dengan Kemampuan Perawat dalam Mengatasi Nyeri Pasien Tri Mulia Herawati; Rr Tutik Sri Hariyati; Efy Afifah
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 20, No 1 (2017): March
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v20i1.501

Abstract

Pengembangan Profesional Berkelanjutan (PPB) merupakan komponen sistem jenjang karir dimana perencanaan dan implementasi perencanaan karir dapat memengaruhi proses kehidupan perawat. Jenjang karir di beberapa RS telah dilaksanakan namun kadangkala belum selaras dengan pelaksanaan rekrutmen, rotasi, pengembangan professional berkelanjutan dan promosi yang menjadi komponen tidak terpisah dari jenjang karir. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh PPB dengan implementasi manajemen nyeri di rumah sakit. Disain penelitian menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Data dikumpulkan melalui data primer sebanyak 121 perawat pelaksana serta data sekunder dokumen rekam medis pasien berisi catatan keperawatan terkait manajemen nyeri yang terdiri dari pengkajian, intervensi dan re-evaluasi. Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling. Analisis menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian didapatkan bahwa variabel implementasi sistem jenjang karir yang paling berpengaruh terhadap implementasi manajemen nyeri oleh perawat klinik adalah pengembangan profesional berkelanjutan (PPB) (p= 0,027) . Peneliti merekomendasikan perlunya perencanaan terstruktur melalui analisis kebutuhan training bagi masing-masing perawat Kata kunci: sistem jenjang karir, perawat, pengembangan profesional berkelanjutan, manajemen nyeri Abstract The effect of continuous professional development to the implementation of pain managment by nurses in hospital. Continuing Professional Development (CPD) is a component of a career ladder system which its planning and implementation can affect in a nurse's life process. In some hospitals, the nursing career ladder system were not associated with recruitment, rotation, continuous professional development and promotion process. This study aimed to identify the effect of CPD to the implementation of pain management in a hospital. The design research was descriptive correlative with cross sectional approach. Data were collected through primary data as much as 121 nurses and also secondary data from patient medical records related to pain management nursing documentation included assessment, intervention, and re-evaluation. The sampling technique was simple random sampling. Data were analyzed by multiple linear regression. The result showed that the variables of the career ladder system implementation that most affected on the pain management implementation by clinical nurses is continuing professional development (CPD)(p= 0.027). It is recommended to make structured planning through training needs analysis for each nurse.
Pemberian Diet Formula 75 Dan 100 Meningkatkan Berat Badan Balita Gizi Buruk Rawat Jalan Sulistiyawati Sulistiyawati; Yeni Rustina; Sutanto Priyo Hastono
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 15 No 3 (2012): November
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v15i3.22

Abstract

AbstrakGizi buruk balita masih menjadi permasalahan serius di Indonesia. Tujuan penelitian menjelaskan pengaruh pemberian dietformula 75 dan 100 terhadap berat badan balita gizi buruk rawat jalan. Desain penelitian quasi experimental pre-post test withcontrol group dengan teknik total sampling, terdiri dari 15 responden kelompok intervensi dan 15 responden kelompokkontrol. Analisis yang digunakan adalah uji chi squere, paired t-test, independent t-test, uji ancova. Uji statistik menunjukkanperbedaan bermakna berat badan balita gizi buruk rawat jalan sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok intervensi dankontrol (p= 0,00; α= 0,05). Peningkatan berat badan kelompok intervensi lebih besar daripada kelompok kontrol. Puskesmasdiharapkan menindaklanjuti hasil penelitian sehingga mencapai target berat badan balita gizi buruk rawat jalan sesuai standar.Kata kunci: gizi buruk, rawat jalan, diet formula 75 dan 100AbstractMalnutrition in children is still a serious problem in Indonesia. This study aimed to describe the influence of diet formulas 75and 100 to the body weight of under five years old malnutrition outpatient. Research design was quasi experimental pre-posttest with control group. Total sampling technique was used to involve 15 respondents as intervention group and 15 respondentsas control group. Data was analyzed using chi square, paired t-test, independent t-test, and ancova test. Thet results show thatthere were significant differences in the body weight before and after treatment in the intervention group and control group(p= 0.00; α= 0.05). The improvement of body weight on intervention group is greater than the control group. Public healthcenters are expected to follow up the results of this study as to reach the target of body weight of children under five yearsmalnutrition outpatients according to the standard.Keywords : malnutrition, outpatient, formula diet 75 and 100
REKOMENDASI PERAWATAN TERKINI DALAM PENATALAKSANAAN KEJANG PADA NEONATUS Elfy Syahreni
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 8 No 2 (2004): September
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v8i2.150

Abstract

AbstrakKejang adalah perilaku yang tidak terkontrol yang sering ditemukan pada neonatus. Kejang yang terjadi pada neonatus dapat mengakibatkan kerusakan otak permanen. Penyebab kejang pada neonatus sangat bervariasi di antaranya adalah hypoxic-ischaemic encehepalophaty (HIE), infeksi susunan saraf pusat, perdarahan intrakranial, dan gangguan metabolisme. Pengkajian terhadap tanda dan gejala kejang serta faktor pencetus kejang sangat penting dalam pemberian intervensi keperawatan yang tepat pada neonatus. Dampak lanjut dari kejang pada neonatus dapat menimbulkan kematian dan gejala sisa. Mengingat dampak tersebut, penatalaksanaan perawatan terkini dan berkualitas menjadi bagian penting untuk neonatus penderita kejang. AbstractSeizure is a clinical syndrome characterized by an uncontrolled behavior in neonate. The main cause of seizure in neonate is HIE, central nervous system infection, intracranial hemorrhage, and metabolic disturbance. Seizure will lead to permanent brain damage. Identified sign, symptom and risk factor of seizure are very important in order to provide an accurate nursing management in neonate. Further negative impact of seizure is sequel or death. Considering the facts above, it is necessary to provide the latest nursing care and a high quality of care to neonate who is experiencing seizure.
Persepsi Perawat Pelaksana terhadap Budaya Organisasi dan Kinerja Ria Utami Panjaitan; Budi Anna Keliat; Besral Besral
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 17 No 1 (2014): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v17i1.376

Abstract

Mutu pelayanan di rumah sakit tak lepas dari kinerja sumber daya manusia keperawatan. Setiap organisasi memiliki budaya yang merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan organisasi  dalam mencapai tujuannya. Penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara persepsi perawat pelaksana tentang budaya organisasi dengan kinerjanya di ruang rawat inap sebuah RS di Bogor ini, merupakan penelitian cross sectional yang melibatkan 113 perawat. Instrumen yang digunakan adalah instrumen budaya organisasi dan kinerja yang telah dimodifikasi. Sebanyak 79.6% perawat pelaksana mempersepsikan kinerjanya baik dan 85% mempersepsikan budaya organisasinya baik. Perawat pelaksana yang berpersepsi baik terhadap organisasinya, mereka juga berkinerja lebih baik. Karakteristik perawat pelaksana dan persepsi perawat pelaksana terhadap budaya organisasi tidak berhubungan dengan kinerja. Budaya organisasi yang sudah baik dankinerja yang optimalperlu dipertahankan dengan selalu mengevaluasi tiap komponennya,baik oleh manajemen maupun individu keperawatan. Abstract The Nurse Practitioners’ Perception on OrganizationalCulture and Work Performance. The quality of hospital services is supported by several aspects, including the work performance of human resources in nursing. Every organization has a culture which is an important factor that determines the success of the organization in achieving its goals. The research aimed to identify the relationship between the perceptions of nurses about the organizational culture with theirwork performance in inpatient ward at a hospital in Bogor, a cross-sectional study involving 113 nurses. The instrument used was the modified instrument of organizational culture and work performance. A total of 79.6% of nurses perceiving good performance and 85% perceive the organizational culture good. Nurses who have good perception for the organizational cultura, they also perform better. Characteristics of nurses and nurses’ perceptions of the organizational culture is not related to the work performance.Good organizational and optimum work performance need to maintain with evaluating each its component. Keyword: nurse practitioners, organizational culture, work performance
Peningkatan Kualitas Hidup Lanjut Usia (Lansia) di Kota Depok dengan Latihan Keseimbangan Stefanus Mendes Kiik; Junaiti Sahar; Henny Permatasari
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 21, No 2 (2018): July
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v21i2.584

Abstract

Kualitas hidup lansia dipengaruhi berbagai faktor seperti kesehatan fisik, kesehatan psikologis, hubungan sosial dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh latihan keseimbangan terhadap kualitas hidup lansia di Kota Depok. Penelitian quasi experiment ini dilakukan pada dua kelompok; 30 lansia sebagai kelompok kontrol dan 30 lansia sebagai kelompok perlakuan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa latihan keseimbangan berpengaruh signifikan, meningkatkan kualitas hidup  lansia (p<0,001). Hal ini disebabkan karena latihan keseimbangan dapat meningkatkan kesehatan fisik, kesehatan psikologis, hubungan sosial dan lingkungan. Latihan keseimbangan lansia dapat digunakan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas hidup pada lansia di komunitas. Penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian pada kelompok usia yang berbeda untuk mengetahui keefektifan latihan keseimbangan lansia. Kata Kunci: lansia, latihan keseimbangan, kualitas hidup Abstract  Quality Improvement of Elderly Life in Depok City with Balance Exercise. The quality of life (QOL) of the older adult is affected by various factors such as physical health, psychological health, social relationships and environment. This study aimed to investigate the effect of balance exercise on quality of life among older adults. This quasi-experimental design included two groups; 30 subjects as intervention groups and 30 subjects as control groups.  The sample was taken by multistage random sampling. There were significant improvements in quality of life among older adults (p<0,001). Balance exercise can improve physical health, psychological health, social relationships, and environment. Balance exercise can be utilized as one of the preventive efforts to increase the quality of life among older adults in the community. Further research may consider a variety of age to know the effectiveness of balance exercise. Keywords: balance exercise, older adult, quality of life
Peningkatan Fungsi Ventilasi Paru Pada Klien Penyakit Paru Obstruksi Kronis Dengan Posisi High Fowler Dan Orthopneic Nieniek Ritianingsih; Dewi Irawaty; Hanny Handiyani
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 14 No 1 (2011): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v14i1.54

Abstract

Salah satu tindakan mandiri keperawatan guna mempertahankan fungsi ventilasi paru klien PPOK (penyakit paru obstrruksikronis) adalah mengatur posisi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan pengaruh antara posisi high fowler danorthopneic terhadap fungsi ventilasi paru pada klien PPOK. Penelitian kuasi eksperimen dengan pendekatan pre-test post-testgroup melibatkan 36 responden yang diambil secara consecutive. Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi high fowler danorthopneic dapat meningkatkan nilai arus puncak ekspirasi (APE) (p= 0,0005, α= 0,05). Fungsi ventilasi paru klien terlihatlebih baik dengan posisi orthopneic daripada posisi high fowler (p= 0,0005, α= 0,05). Ada hubungan antara usia dan fungsiventilasi paru. Tinggi badan, berat badan, dan jenis kelamin tidak mempengaruhi fungsi ventilasi paru. Berdasarkan hasiltemuan ini, direkomendasikan agar memberikan posisi orthopneic kepada klien PPOK dengan dispnea untuk meningkatkanfungsi ventilasi paru.
Studi Fenomenologi: Mekanisme Koping Perempuan yang Belum Mempunyai Keturunan Ditinjau dari Aspek Budaya Minangkabau Rahmaniza Rahmaniza; Ni Made Riasmini; Netrida Netrida
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 22, No 3 (2019): November
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v22i3.845

Abstract

Phenomenology Study: Coping Mechanism of Women No Heredity Viewed by Minangkabau Culture. The Minangkabau tribe adheres to the matrilineal kinship system. Based on this system, when a woman suffers infertility, so it means the family has not the next generation, and the line of descent will cut off. This condition makes the women need to have a coping mechanism to avoid psychology problems, including depression, anxiety, stress, neglected, discrimination, under pressure to divorce, and perceive abused. The study aimed to explore the coping mechanism of infertility women in the context of Minangkabau culture. This phenomenology study applied an in-depth interview, which involved ten women who were selected through a snowball sampling technique. Collaizi’s analysis method resulted in six themes. Those themes are through psychological and social change, obtain a response from others, the views of Minangkabau culture, adaptive coping used by women no heredity, the families were main source support, community social support. The findings strengthen the justification to involve psycho-social aspects in the infertility treatment.Keywords: Coping mechanism, infertile women, Minangkabau culture Abstrak Suku Minangkabau menganut sistem kekerabatan matrilineal. Berdasarkan sistem ini, ketika seorang wanita menderita kemandulan, itu berarti keluarga tidak memiliki generasi berikutnya, dan garis keturunan akan terputus. Kondisi ini membuat perempuan perlu memiliki mekanisme koping untuk menghindari masalah psikologi, termasuk depresi, kecemasan, stres, diabaikan, diskriminasi, di bawah tekanan untuk bercerai, dan juga merasa dilecehkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi mekanisme koping wanita infertilitas dalam konteks budaya Minangkabau. Studi fenomenologi ini menerapkan wawancara mendalam yang melibatkan sepuluh wanita yang dipilih melalui teknik pengambilan sampel bola salju. Melalui metode analisis dari Collaizi, menghasilkan enam tema. Tema-tema tersebut termasuk Mengalami perubahan psikologis dan perubahan sosial, mendapat  respon dari orang sekitarnya, pandangan budaya Minangkabau, koping adaptif yang digunakan oleh perempuan belum mempunyai keturunan, keluarga menjadi sumber dukungan utama, dukungan sosial dari masyarakat. Temuan ini memperkuat pembenaran untuk melibatkan aspek psiko-sosial dalam pengobatan infertilitas. Kata kunci: Budaya Mingkabau, mekanisme koping, perempuan infertile

Page 3 of 59 | Total Record : 587


Filter by Year

1997 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 26 No 1 (2023): March Vol 25 No 3 (2022): November Vol 25 No 2 (2022): July Vol 25 No 1 (2022): March Vol 25, No 1 (2022): March Vol 24, No 3 (2021): November Vol 24 No 3 (2021): November Vol 24 No 2 (2021): July Vol 24, No 2 (2021): July Vol 24, No 1 (2021): March Vol 24 No 1 (2021): March Vol 23 No 3 (2020): November Vol 23, No 3 (2020): November Vol 23, No 2 (2020): July Vol 23 No 2 (2020): July Vol 23 No 1 (2020): March Vol 23, No 1 (2020): March Vol 22, No 3 (2019): November Vol 22 No 3 (2019): November Vol 22 No 2 (2019): July Vol 22, No 2 (2019): July Vol 22 No 1 (2019): March Vol 22, No 1 (2019): March Vol 21, No 3 (2018): November Vol 21, No 2 (2018): July Vol 21 No 1 (2018): Maret Vol 20 No 3 (2017): November Vol 20 No 2 (2017): Juli Vol 20, No 1 (2017): March Vol 19, No 3 (2016): November Vol 19, No 2 (2016): July Vol 19, No 1 (2016): March Vol 18, No 3 (2015): November Vol 18, No 2 (2015): July Vol 18, No 1 (2015): March Vol 17, No 3 (2014): November Vol 17 No 2 (2014): Juli Vol 17 No 1 (2014): Maret Vol 16 No 3 (2013): November Vol 16 No 2 (2013): Juli Vol 16 No 1 (2013): Maret Vol 15 No 3 (2012): November Vol 15 No 2 (2012): Juli Vol 15 No 1 (2012): Maret Vol 14 No 3 (2011): November Vol 14 No 2 (2011): Juli Vol 14 No 1 (2011): Maret Vol 13 No 3 (2010): November Vol 13 No 2 (2010): Juli Vol 13 No 1 (2010): Maret Vol 12 No 3 (2008): November Vol 12 No 2 (2008): Juli Vol 12 No 1 (2008): Maret Vol 11 No 2 (2007): September Vol 11 No 1 (2007): Maret Vol 10 No 2 (2006): September Vol 10 No 1 (2006): Maret Vol 9 No 2 (2005): September Vol 9 No 1 (2005): Maret Vol 8 No 2 (2004): September Vol 8 No 1 (2004): Maret Vol 7 No 2 (2003): September Vol 7 No 1 (2003): Maret Vol 6 No 2 (2002): September Vol 6 No 1 (2002): Maret Vol 5 No 2 (2001): September Vol 5 No 1 (2001): Maret Vol 2 No 8 (1999): Desember Vol 2 No 7 (1999): September Vol 2 No 6 (1999): Mei Vol 2 No 5 (1998): Oktober Vol 1 No 4 (1998): Juli Vol 1 No 3 (1997): Desember Vol 1 No 2 (1997): Juli Vol 1 No 1 (1997): Januari More Issue