cover
Contact Name
Sri Rahayu
Contact Email
srirahayuatirfiyah@gmail.com
Phone
+6285379034482
Journal Mail Official
srirahayuatirfiyah@gmail.com
Editorial Address
Jl.Tentara Pelajar Mudal Boyolali 57351
Location
Kab. boyolali,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kebidanan
Core Subject : Science,
ABSTRAK Latar Belakang : Involusi uterus adalah suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil. Proses ini dimulai segera plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus (Ambarwati, 2009). Senam nifas adalah latihan jasmani yang dilakukan setelah melahirkan, dimana fungsinya adalah untuk mengembalikan kondisi kesehatan, untuk mempercepat penyembuhan, mencegah timbulnya komplikasi, memulihkan dan memperbaiki regangan pada otot – otot setelah kehamilan (Ervinasby, 2008). Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Pengaruh senam nifas terhadap involusi uterus pada ibu post partum Di Puskesmas Mariana Kabupaten Banyuasin tahun 2020. Metodologi : Penelitian ini Merupakan penelitian Kuantitatif dengan pendekatan quasi eksperimen dengan rancangan pretest posttest dengan kelompok kontrol (pretest-posttest with control group). Hasil : Hasil Penelitian menunjukan bahwa rerata involusi uterus pada kelompok Kontrol (Tidak melakukan senam Nifas) adalah 5,30+0,67 cm, rerata kelompok perlakuan (melakukan Senam Nifas) adalah 3,00+1,05 cm. Analisis kemaknaan dengan uji Mann Withney menunjukkan bahwa nilai p = 0,000. Hal ini berarti bahwa kedua kelompok sesudah diberikan perlakuan, rerata Involusi Uterus berbeda secara bermakna (p<0,05). Kesimpulan : Involusi uterus kelompok kontrol (Tidak melakukan senam) sesudah/Pengukuran ke dua terjadi penurunan involusi uterus dan Involusi uterus kelompok Perlakuan (melakukan senam nifas) sesudah senam nifas terjadi penurunan involusi uterus secara signifikan. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Ada pengaruh senam nifas terhadap involusi uteri.
Articles 293 Documents
PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI TENTANG PERSIAPAN OPERASI DENGAN PENDEKATAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BOUGENVILLE RSUD SLEMAN Siti Arifah; Ida Nuriala Trise
Jurnal Kebidanan Volume 4 No. 1 Juni 2012
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v4i1.54

Abstract

PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI TENTANG PERSIAPAN OPERASI DENGAN PENDEKATAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BOUGENVILLE RSUD SLEMAN Siti Arifah & Ida Nuriala Trise Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi Keperawatan Magelang Rumah Sakit Jiwa Ghrasia Jogyakarta   ABSTRAK Kecemasan merupakan sesuatu hal yang tidak jelas, adanya perasaan gelisah atau tidak tenang dengan sumber yang tidak spesifik dan tidak diketahui oleh seseorang. Untuk dapat menurunkan kecemasan pada pasien preoperasi salah satunya diperlukan komunikasi yang efektif terutama komunikasi terapeutik. Hal ini perlu mendapat perhatian serius dari perawat karena perawat merupakan petugas kesehatan yang terdekat dan terlama dengan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian informasi tentang persiapan operasi dengan pendekatan komunikasi terapeutik terhadap tingkat kecemasan klien. Desain penelitian ini adalah pra-eksperimental dengan menggunakan one- group pre-post test design. Jumlah sampel 45 orang dengan teknik pemilihan sampel dengan cara consecutive sampling. Data dikumpulkan dari pasien dengan menggunakan kuesioner tingkat kecemasan yang dimodifikasi dari Taylor Manifest Anxiety Scale (T-MAS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 46,7% responden mengalami kecemasan ringan, 51,1% mengalami kecemasan sedang, dan kecemasan berat  2,2% sebelum pelaksanaan pemberian informasi tentang persiapan operasi dengan pendekatan komunikasi terapeutik. Setelah pelaksanaan pasien pre operasi tingkat kecemasannya menjadi ringan 82,2%, tingkat kecemasan sedang 4,4%, dan yang menjadi tidak cemas sebesar 13,3%.. Penelitian ini dengan menggunakan uji statistik Wilcoxon menunjukkan bahwa pemberian informasi tentang persiapan operasi dengan pendekatan komunikasi terapeutik mempunyai pengaruh yang signifikan dalam menurunkan kecemasan pasien (p = 0,00o; α = 0,05 dan z = -5,858). Rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah ditujukan pada perawat ruangan agar dapat menerapkan komunikasi terapeutik yang efektif dalam pemberian informasi tentang persiapan operasi sehingga dapat menurunkan kecemasan pasien  pre operasi. Kata Kunci : Pemberian informasi, komunikasi terapeutik, kecemasan
EFEKTIFITAS RELAKSASI BENSON TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMINORE PADA MAHASISWI DI STIKES KARYA HUSADA SEMARANG Lestari Puji Astuti; Putri Kusuma Wardhani; Arlina Yuliyanti
Jurnal Kebidanan VOLUME 10. No. 02, DESEMBER 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v10i02.286

Abstract

Lestari Puji Astuti 1) Putri Kusuma Wardhani 2) Arlina Yuliyanti 3)1), 2), 3)Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan STIKES Karya Husada SemarangE-mail: tari_rozai@yahoo.co.idABSTRAKLatar belakang: Dismenorea adalah nyeri saat haid yang terasa di perut bagian bawah dan muncul sebelum, selama atau setelah menstruasi. Persentase kejadian dismenorea di Indonesia 55%, namun yang berobat ke pelayanan kesehatan sangatlah sedikit, yaitu hanya 1% - 2%. Upaya untuk mengurangi rasa nyeri melalui cara nonfarmakologis dengan terapi relaksasi ini terus dikembangkan yang salah satunya adalah dengan teknik relaksasi Benson. Tujuan: Mengetahui pengaruh terapi relaksasi Benson terhadap penurunan nyeri dismenore pada mahasiswa D-III Keperawatan tingkat III STIKES Karya Husada Semarang. Metode penelitian: Jenis penelitian ini adalah komparasi dengan pendekatan quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini semua mahasisiswi perempuan Program studi D-III Keperawatan tingkat II yang berjumlah 44 mahasiswi. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah 40 responden. Hasil penelitian: Hasil peneltiian menunjukkan bahwa tingkat nyeri Dismenore sebelum dilakukan teknik relaksasi Benson sebagian besar adalah kategori nyeri sedang dan setelah dilakukan teknik relaksasi Benson sebagian besar kategori nyeri ringan. Hasil uji statistik ditemukan ada perbedaan nyeri dismenore sebelum dan setelah dilakukan teknik relaksasi Benson pada mahasiswi D III Keperawatan STIKES Karya Husada Semarang dengan dengan uji Wilcoxon diketahui nilai significant difference p = 0,000, < (0,05). Kesimpulan: Ada Pengaruh relaksasi benson terhadap penurunan tingkat nyeri disminore pada mahasiswi DIII Keperawatan Saran: Mahasiswi dapat melakukan terapi relaksi benson untuk penurunan nyeri disminoreKata kunci : Dismenore, Nyeri, Relaksasi BensonTHE EFFECTIVENESS OF BENSON RELAXATION ON DISMINORE PAIN REDUCTION IN STUDENTS IN KARYA HUSADA STIKES SEMARANGABSTRACTBackground: Dysmenorrhoea is pain during menstruation that feels in the lower abdomen and appears before, during or after menstruation. the percentage incidence of dysmenorrhoea in Indonesia 55%, but the treatment to health service is very little, that is only 1% - 2%. Efforts to reduce pain through nonpharmacological means with this relaxation therapy continues to be developed which one of them is with Benson relaxation techniques. Objective: To know the effect of Benson relaxation therapy on dysmenorrhea pain reduction in D-III Nursing student III STIKES Karya Husada Semarang. Research method: This research type is comparation with quasi experiment approach. The population in this study are all female students of the nursing study program II nursing level II which amounted to 44 female students. The sampling technique used is purposive sampling with 40 respondents. Results: The results showed that the rate of dysmenorrhea pain before Benson relaxation technique was mostly moderate pain category and after Benson relaxation technique most of the category of mild pain. The result of statistic test found that there was difference of dysmenorrhea pain before and after Benson relaxation technique on student D III Nursing STIKES Karya Husada Semarang with Wilcoxon test known significant value difference p = 0,000, <(0,05). Conclusion: There is effect of benson relaxation on decrease of disminore pain level in student of DIII Nursing Advice: Student can perform benson relation therapy to decrease pain disminoreKeywords: Dysmenorrhea, Pain, Benson Relaxation
EFFECTIVENESS EXERCISE ON THE RANGE OF MOTION OF UPPER EXTREMITY JOINTS MOVEMENT ON PATIENTS POST OPERATIVE HUMERUS FRACTURE Anggita Kesuma Putri; Siti Sarifah
Jurnal Kebidanan VOLUME 07 No.02, Desember 2015
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v7i02.175

Abstract

ABSTRAK LatarBelakang: Fraktur adalah kondisi diskontinuitas susunan tulang trauma langsung maupun tidak langsung yang diakibatkan benturan langsung jika mengenai tulang juga dapat diakibatkan oleh adanya kompresi berulang dan fraktur. Problematik yang muncul pada post operasi fraktur ditunjukan dengan adanya nyeri diam, nyeri gerak dan nyeri tekan, timbulnya odema (pembengkakan), keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS), serta deformitas adalah dugaan adanya fraktur setelah timbul. Tujuan: Mengetahui pengaruh latihan ROM terhadap gerak sendi ekstremitas atas pada pasien post operasi fraktur humerus. Metode Penelitian: Metode penelitian menggunakan quasi eksperimental, dengan pendekatan One Group Pretest Postest, menggunakan teknik accidental sampling. Hasil uji prasyarat berdistribusi tidak normal sehingga menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil: Perhitungan uji Wilcoxon menunjukkan hasil bahwa ada perbedaan  yang bermakna derajat gerak sendi sebelum dan sesudah latihan ROM dengan   ρ value = 0,026 (< 0,05). Kesimpulan: Ada pengaruh yang signifikan antara derajat gerak sendi sebelum dan sesudah dilakukan latihan ROM. Kata Kunci :Range of Motion, Gerak Sendi, Fraktur PENGARUH LATIHAN ROM TERHADAP GERAK SENDI EKSTREMITAS ATAS PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR HUMERUS ABSTRACT Background: Fracture are bone structure discontinuity condition direct or indirect trauma caused direct collision if the bone can also repeated compression and fracture. The problematic appear on the post operative fracture shown with the silent pain, pain, and tenderness motion pain, swelling arise limitation of range of motion and deformity is the alleged presence of a fracture after arise. Objective: Knowing the influence of exercise on the range of motion of upper extremity joints movement on patients post operative humerus fracture. Methods: Using research methods quasi-eksperimental, used accidental sampling technique, approaches using one group pretest posttest design, caused the test results are not normal distribution so analyse use Wilcoxon Signed Rank Test. Results: Wilcoxon test calculations, shows that there were significant differences degrees of motion before and after exercise ROM with ρ value = 0,026 (< 0,05). Conclusion: There is a significant relationship between the degree of motion before and after range of motion exercise. Keyword : Range of Motion, Joint Movement, Fracture
HUBUNGAN DUKUNGAN EMOSIONAL KELUARGA DENGAN LAMA PERSALINAN KALA I FASE AKTIF Sri Missiyati; Titik Wijayanti; Asih Dwi Astuti
Jurnal Kebidanan VOLUME 07 No.01, Juni 2015
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v7i01.186

Abstract

ABSTRAK Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan diantaranya passage, passanger, power, psikis ibu. Salah satu yang dapat mempengaruhi psikis ibu adalah dukungan emosional dari suami atau keluarga. Berdasarkan hasil studi pendahuluan hanya 50% ibu bersalin yang mendapat dukungan emosional keluarga secara maksimal. Sebagian persalinannya adalah normal tetapi masih ada persalinan yang tidak normal karena kurangnya dukungan emosional keluarga. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui hubungan dukungan  emosional  keluarga dengan lama persalinan kala I di Bps. Dwi Susilawati, Amd.keb desa Sukorejo, Wonosari, Klaten. Desain penelitian ini survei analitik dengan pendekatan Cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 32 responden dengan teknik pengambilan purposive sampling. Analisa data ini menggunakan uji chi square. Hasil penelitian didapatkan 1) mayoritas keluarga  memberi dukungan emosional pada ibu bersalin sebanyak 26 (81,3%) responden, 2) Lamanya persalinan kala 1 pada ibu bersalin sebagian besar secara normal sebanyak 27 (84,4%) responden, 3) Ada hubungan dukungan emosional keluarga dengan lamanya persalinan kala 1 di Bps. Dwi Susilawati, Amd.keb Desa Sukorejo, Wonosari, Klaten, terbukti dengan nilai c2 hitung (14,593) lebih besar dari c2tabel (3,84) atau p value 0,000 < 0,05. Kesimpulannya ibu yang diberi dukungan emosional oleh keluarga lama persalinannya lebih pendek daripada lama persalinan pada  ibu yang kurang mendapat dukungan emosional oleh keluarga. Kata kunci : Dukungan Emosional Keluarga, Lama Persalinan Kala I EMOTIONAL SUPPORT FAMILY RELATIONSHIPS WITH OLD STAGE OF LABOR ON PHASE I ABSTRACT Background. Factors that affect the delivery of which passage, passanger, power, psychic mother. One that can affect the mother's psychic is the support of her husband or family. Based on the results of a preliminary study only 50% of the maternal families emotional support to the fullest. Much labor is normal but there is still a labor that is not normal because of a lack of emotional support for families. The research objectives. To determine the relationship of emotional support families with a long first stage of labor in Bps. Dwi Susilawati, Amd.keb desa Sukorejo, Wonosari, Klaten. The method. The study was a survey study Cross sectional analytic approach. The sample in this study a total of 32 respondents with a purposive sampling technique sampling. Analysis of these data using chi square test. The research results. 1) emotional support on maternal family with a long stage of labor I gave a majority of the family for emotional support as many as 26 (81.3%) of respondents, 2) duration of first stage of labor on maternal largely normal by 27 (84.4%) of respondents , 3) There is a relationship with the family for emotional support first stage of labor duration in Bps. Dwi Susilawati, Amd.keb Sukorejo Village, Wonosari, Klaten, as evidenced by the value c 2 count (14.593) is greater than c 2tabel (3.84) or p value 0.000 <0.05. Conclusion. mothers fed the family for emotional support when labor is shorter than the time of birth mothers who received less emotional support for families. Keywords: Emotional Support Family, Maternity Old Kala I
KEJADIAN HIPERBILIRUBIN AKIBAT INKOMPATIBILITAS ABO Dwi Anita Apriliastuti
Jurnal Kebidanan Volume 1 No. 1 Juni 2009
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v1i1.339

Abstract

AbstrakPenelitian di dunia kedokteran menyebutkan bahwa 70 % bayi baru lahir mengalami kuning atau ikterus. kejadian ini ditemukan pada ibu dengan golongan darah O yang melahirkan bayi bergolongan darah A atau B, sekitar 20 – 40 % dari seluruh kehamilan.Penelitian dilakukan di RSU Pandan Arang Boyolali pada Bulan Maret sampai Juli 2007 dengan sampel ibu yang melahirkan, suaminya dan bayi yang dilahirkan yang mengalami hiperbilirubin dengan ditandai ikterus pada 24 jam pertama, kadar bilirubin total 12 mg% pada bayi cukup bulan kadar  bilirubin total  10 mg% pada bayi kurang bulan.Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan didapatkan prosentase terbanyak untuk golongan darah suami maupun ibu adalah O. Prosentase kejadian hiperbilirubin Akibat Inkompatibilitas ABO sebanyak 21,74 %, asfiksia sedang sebanyak 4,35%, infeksi sebanyak 30,43%, BBLR sebanyak 43,48%. Diketahui juga hiperbilirubin Akibat Inkompatibilitas ABO terjadi pada ibu yang bergolongan darah O melahirkan bayi yang bergolongan darah  A sebanyak 13% dan ibu yang  bergolongan darah O melahirkan bayi yang bergolongan darah B sebanyak 8,8 % dengan derajat hiperbilirubin yaitu derajat I sebanyak 13 %, derajat II sebanyak 4,4 % dan derajat IV sebanyak 4,4 %.Kejadian hiperbilirubin akibat inkompatibilitas ABO ditemukan sebanyak 21,74 % atau 5 bayi dari 23 bayi yang mengalami hiperbilirubin dengan persalinan sejumlah 235 persalinan Kata Kunci : golongan darah, hiperbilirubin, inkompatibilitas ABO
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Luluk Nur Fakhidah; Fitria Hayu Palupi
Jurnal Kebidanan VOLUME 10. No. 02, DESEMBER 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v10i02.291

Abstract

Luluk Nur Fakhidah 1), Fitria Hayu Palupi 2)1), 2) Program Studi D3 Kebidanan STIKes Mitra Husada KaranganyarEmail :lu2nfh@gmail.com,fitria_hp45@yahoo.co.idABSTRAKPemberian ASI eksklusif sangat diperlukan sampai bayi karena sebagai makanan alamiah ASI saja sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan energi hingga berumur 6 bulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor individu yang  menentukan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui di Kabupaten Karanganyar. Faktor yang di identifikasiantara lain usia ibu, tingkat pendidikan ibu, status pekerjaan, urutan kelahiran bayi, tempat bersalin, proses persalinan dan IMD. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif analitik observasionaldengan pendekatan cross sectional dan metode survey analitik.Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Jumlah responden sebanyak 38 ibu yang memenuhi kriteria inkiusi dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Data yang diperoleh diolah secara statistik dengan menggunakan uji Chi Square dan fisher exact test untuk menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif dan regresi logistik digunakan untuk menentukan faktor yang paling berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif. Uji statistik menunjukkanvariabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap pemberian ASI eksklusif adalah paritas dan IMD. Uji regresi logistik menunjukkan bahwa faktor paling dominan yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif adalah tindakan IMD dengan p=0,025 dan OR=0.19 Faktor individu  yang berpengaruh terhadap pemberian ASIeksklusif paritas dan Imdd sedangkan usia ibu,pendidikan, status bekerja,paritas dan jenis proses persalinan tidak menunjukan pengaruh signifikan terhadap pemberian ASI eksklusifKata kunci: faktor individu, ASI eksklusifANALYSIS  FACTORS AFFECTING  EXCLUSIVE  BREASTFEEDINGABSTRACTThe provision of exclusive breastfeeding is very necessary until the baby because only natural food ASI is enough to meet the nutritional needs of the baby and energy up to 6 months of age. The purpose of this study was to determine the individual factors that determine exclusive breastfeeding in nursing mothers in Karanganyar Regency. Factors identified included maternal age, maternal education level, employment status, baby birth order, place of birth, labor and IMD. This study was an observational quantitative analytic study with a cross sectional approach and analytical survey method. Data collection was done by questionnaire. The number of respondents was 38 mothers who fulfilled initial criteria with purposive sampling sampling technique. The data obtained were processed statistically using Chi Square test and fisher exact test to determine the factors that influence exclusive breastfeeding and logistic regression was used to determine the most influential factors for exclusive breastfeeding. Statistical tests show variables that significantly influence exclusive breastfeeding are parity and IMD. Logistic regression test showed that the most dominant factor affecting exclusive breastfeeding was IMD with p = 0.025 and OR = 0.19 Individual factors that influence exclusive breastfeeding parity and Imdd while maternal age, education, work status, parity and type of labor were not show significant influence on exclusive breastfeedingKeyword : Individual factors, Exclusive breastfeeding
ANALISIS KESEHATAN REPRODUKSI WANITA DITINJAU DARI RIWAYAT KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP INFERTILITAS DI RS MARGONO SOEKARDJO TAHUN 2015 Yuli Trisnawati
Jurnal Kebidanan VOLUME 07 No.02, Desember 2015
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v7i02.179

Abstract

ABSTRAK Infertilitas adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu memiliki anak walaupun  telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2-3 kali seminggu dalam kurun waktu 1 tahun dengan tanpa menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun (Djuwantono, 2008). Pasangan infertil di Indonesia tahun 2013 adalah 50 juta pasangan atau 15-20% dari seluruh pasangan yang ada (Riskesdas, 2013). Studi pendahuluan yang peneliti lakukan di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo menunjukkan bahwa kejadian infertilitas dari tahun 2012 sampai 2014 mengalami peningkatan, yang mana jumlah kejadian infertilitas pada tahun 2012 sebanyak 23 kasus, tahun 2013 sebanyak 29 kasus dan tahun 2014 sebanyak 110 kasus. Penyebab infertilitas wanita diantaranya masalah vagina yaitu vaginitis, masalah di serviks yaitu servisitis, uterus, tuba dan masalah di ovarium yaitu kista ovarium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan natara vaginitis dan kista ovarium terhadap infertilitas pada wanita. Penelitian ini merupakan survey analitik dengan pendekatan case control. Populasi adalah data sekunder semua wanita usia subur di poli kandungan RS Margono Soekarjo sejumlah 52 responden. Analisa menggunakan uji chi square dan regresi logistic. Hasil penelitian menunjukan wanita usia subur yang menderita vaginitis sebanyak (53.8%), menderita pembesaran kista ovarium 48.1%), adanya hubungan antara vaginitis dan infertilitas (p=0.000), ada hubungan antara pembesaran kista ovarium dengan infertilitas (p=0.019), dan dan faktor yang paling mempengaruhi terjadinya infertilitas yaitu pembersaran kista ovarium (OR=0.339). Kata kunci: wanita usia subur, infertilitas, vaginitis, dan pembesaran kista ovarium ANALYSIS REPRODUCTIVE HEALTH WOMEN BASED ON REPRODUCTIVE HEALTH HISTORY OF INFERTILITY IN RS MARGONO SOEKARDJO 2015 ABSTRACT Infertility is a condition where the couple has not been able to have children despite sexual intercourse 2-3 times a week over a period of 1 year without using any type of contraception (Djuwantono, 2008). Infertile couples in Indonesia in 2013 is 50 million pairs, or 15-20% of all couples there (Riskesdas, 2013). Preliminary studies were done in hospitals researcher Prof. Dr. Margono Soekarjo showed that the incidence of infertility from 2012 to 2014 has increased, where the number of incidents of infertility in 2012 as many as 23 cases in 2013 were 29 cases and in 2014 as many as 110 cases. Causes of female infertility include problems vagina is vaginitis, problems that cervicitis cervix, uterus, tubes and ovaries is a problem in ovarian cysts. This study aims to determine the relationship between vaginitis and ovarian cysts to infertility in women. This research is an analytic survey with case control approach. The population is secondary data of 52 respondents women of childbearing age in RS Margono Soekarjo. The analysis use chi square test and logistic regression. The results showed women of childbearing age who suffer from vaginitis as many (53.8%), suffering from enlargement of ovarian cysts 48.1%), the relationship between vaginitis and infertility (p = 0.000), there is a correlation between theovarian cysts with infertility (p = 0.019), and and the factors that most influence the occurrence of infertility is ovarian cysts (OR = 0339). Keywords: women of childbearing age, infertility, vaginitis, and ovarian cysts
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI Yudha Indra Permana; Ida Untari Akper PKU Muhamdiyah Surakarta
Jurnal Kebidanan Vol 4 No.2 Desember 2012
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v4i2.99

Abstract

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI Yudha Indra Permana & Ida Untari Akper PKU Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Masa reproduksi adalah masa yang penting bagi seluruh organisme di muka bumi ini untuk meneruskan keturunannya. Sebelum seorang wanita siap menjalani masa reproduksi, terdapat masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa kedewasaan yang lebih dikenal dengan masa pubertas. Pria mengalami masa pubertas sekitar usia 13-16 tahun, dan wanita mengalaminya pada usia 12-15 tahun. Selanjutnya masa ini akan berakhir pada saat tercapainya kematangan seksual. Dari hasil observasi dan wawancara bahwa sekarang ini mulai banyak siswi SD Negeri 3 Tekaran Selogiri Wonogiri yang berusia 10 – 12 tahun yang mulai mengalami menstruasi. Beberapa orang siswi memperlihatkan dan mengutarakan mereka merasa cemas, bingung, dan gelisah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi menarche pada siswi kelas VI SD Negeri 3 Tekaran, Selogiri Wonogiri. Penelitian ini menggunakan studi penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode studi korelasi, serta rancangan penelitian dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode total sampling dengan jumlah 15 siswi kelas VI yang belum mengalami menstruasi / haid pertama. Data diolah dengan program komputer SPSS for windows version 16.0 dengan analisa data Pearson Product Moment pada tingkat kesalahan 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kecemasan menghadapi menarche pada siswi kelas VI SDN 3 Tekaran Selogiri Wonogiri dengan nilai r hitung < r tabel (0,289 < 0,525) dan nilai p hitung > p tabel (0,296 > 0,05) pada tingkat kesalahan 5 %. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kecemasan menghadapi menarche pada siswi kelas VI SDN 3 Tekaran Selogiri Wonogiri. Kata Kunci : pengetahuan, menarche, kecemasan.
KEPUASAN PASIEN PADA PELAYANAN BIDAN DI POSKESDES Allania Hanung; Tinah .; Ayu Rosita Fidianata
Jurnal Kebidanan VOLUME 10. No. 01, JUNI 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v10i01.296

Abstract

ABSTRAKPelayanan kebidanan adalah bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar (teregistrasi) yang dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan. Pelayanan kesehatan yang bermutu semakin diperlukan dalam memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat. Bidan memang harus memuaskan pelanggan, sebab kalau pelanggan tidak dipuas pelanggan akan meninggalkan dan menjadi pelanggan pesaing untuk mendapatkan pelayanan yang diharapkan, hal ini akan menurunkan laba dan bahkan menimbulkan kerugian. Oleh karena itu, bidan desa diharapkan untuk selalu konsisten pada perannya, terutama kuantitas dan kualitas pelayanan dalam upaya memuaskan kebutuhan dan keinginan pasien. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui kepuasan pasien KIA yang kunjungan ke bidan di desa pucangan. Metode penelitian : Penelitian yang dilakukan dengan analitik observasional dengan menggunakan pendekatan  cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah adalah pasien KIA yamg memeriksakan diri diBidan Desa Pucangan dengan 34 pasien KIA, dengan teknik sampling aksidental dan analisa data dengan Kuesioner. Hasil Penelitian : Responden yang paling banyak adalah responden yang melakukan kunjungan tetap dengan kepuasan pelayanan bidan cukup yaitu 22 responden (64,7%), Hasil perhitungan chi square dengan α = 0,05, diperoleh nilai p value 0.000 < 0.005, berarti Ha diterima dan Ho ditolak.  Kesimpulan : Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan kepuasan pelayanan bidan desa dengan kunjungan pasien KIA.Kata Kunci : Kepuasan, pelayanan, bidanPATIENT SATISFACTION AT MIDWIFE SERVICES AT POSKESDESABSTRACTBackground: midwifery Services are an integral part of the system of health services provided by the registered midwife (registered) can be done independently, collaboration or referral. Quality health care is increasingly necessary in meeting the demands of the needs of the community. Midwives did have to satisfy customers, because if the customer is not dipuas customers would leave and become a customer of a competitor to get a service that is expected, it will lower profits and even losses. Therefore, the village midwife is expected to always be consistent on its role, particularly the quantity and quality of service in an effort to satisfy the needs and wishes of the patient. Research objectives: to know the patient's satisfaction KIA is a visit to a midwife in the village of pucangan. Research methods: research conducted with observational analytic approach with the use of cross sectional. The population in this research is the patient checked himself in to KIA'S midwives, Village Pucangan with 34 patients with KIA, aksidental sampling and analysis data by questionnaire. Research results: Respondents most respondents that do visit are fixed to the satisfaction of enough midwives services 22 respondents (64,7%), the results of the calculation of the chi square with α = 0.05, the p value obtained value 0000 0,005, meaning < Ha Ho accepted and rejected. Conclusion: From this research it can be concluded that there is a relationship of service satisfaction with patient visits the village midwife KIAKeywords: patient,  satisfaction , midwife
GAMBARAN KESIAPAN REMAJA DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SDIT AISYIYAH FULL DAY PANDES WEDI KLATEN Kuswati ,; Rohmi Handayani
Jurnal Kebidanan VOLUME 08 No.01, JUNI 2016
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v8i01.198

Abstract

Kuswati 1)  , Rohmi Handayani 2) 1) 2) Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes SurakartaE-mail: ommykanza@yahoo.com ABSTRAKMenarche adalah menstruasi pertama kali yang merupakan salah tanda pubertas pada anak perempuan. Saat ini usia menarche cenderung maju atau bertambah muda yaitu 10-16 tahun, jika dibandingkan dengan kondisi 20 tahun yang lalu yang rata-rata terjadi pada usia antara 15-19 tahun. Hal ini dipengaruhi oleh ras, keturunan, status gizi, dan kondisi kesehatan secara umum. Banyak respon negatif yang ditunjukkan anak yang baru mengalami menarche apabila mereka memiliki pengetahuan dan persiapan yang kurang terkait menarche. Penelitian ini untuk mengetahui gambaran kesiapan remaja menghadapi menarche. Populasi dalam penelitian adalah seluruh remaja putri di SDIT Aisyiyah Full Day Pandes Wedi  Klaten yaitu 50 remaja yang diambil secara total sampling. Metode pengumpulan data adalah dengan menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan analisis univariat yaitu dengan distribusi frekuensi. Mayoritas remaja putri di SDIT Aisyiyah Full Day Pandes Wedi Klaten siap menghadapi Menarche.Kata Kunci: Kesiapan Remaja, MenarcheDESCRIPTION READINESS OF YOUTH DEALING IN MENARCHE IN FULL DAY SDIT AISYIYAH PANDES WEDI KLATENABSTRACTMenarche is a first menstruation that one of  the girl puberty sign. Now, age of menarche is inclined young, 10 until 16 year old if compared with 20 years ago that happened at 15-19 years old. That case influenced by ethnic, genetic, nutrient status and condition of general health. There are many negatif respon that showed by a gril that had a menarche experience if they are lack of knowledge and preparation about menarche. The purpose of this study is to know a description of adolescene readiness to faced a menarche. Population of this study is all of girl adolescene at Aisyiyah Full Day Integrated Islam Primary School, Pandes Klaten, that count is 50 adolescenes with total sampling technique. The methode of data collection is using kuesioner. Data is analyst by univariat analysis with frequency distribution. Majority of girl adolescenes in Aisyiyah Full Day Integrated Islam primary school Pandes wedi is ready to faced menarche.Keywords: adolescene Readiness, Menarche

Page 5 of 30 | Total Record : 293