cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota langsa,
Aceh
INDONESIA
Jurnal At-Tibyan: Jurnal Ilmu Alqur’an dan Tafsir
ISSN : 2442594X     EISSN : 25795708     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
JURNAL AT-TIBYAN adalah Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir yang diterbitkan oleh Jur/Prodi Ilmu Alquran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah IAIN Langsa. Jurnal ini diterbitkan dua kali dalam setahun yaitu pada bulan Juli dan Desember. Jurnal ini memiliki spesifikasi keilmiahan dan publikasi serta mengkomunikasikan hasil penelitian-penelitian para dosen dan praktisi yang berkaitan dengan ruang lingkup studi ilmu-ilmu Al-Quran dan tafsir.
Arjuna Subject : -
Articles 246 Documents
Studi Tafsir Saintifik: Al-Jawahir fi Tafsir Al-Qur’an Al-Karim Karya Syeikh Tantawi Jauhari Armainingsih, Armainingsih
Jurnal At-Tibyan: Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir Vol 1 No 1 (2016): Volume 1 Nomor 1 Januari - Juni 2016
Publisher : Department of Alquran Science and Interpretation of the Faculty of Ushuluddin, Adab, and Dawah of IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persentuhan kaum muslimin dengan buku-buku yang bersumber dari Barat setelah upaya penerjemahan menimbulkan upaya penafsiran yang bernuansa sains (tafsir saintifik/’ilmi). Sebagian cendekiawan/ulama Muslim menganggap seluruh ilmu yang ada bersumber dari al-Quran. Ada upaya justifikasi bahwa al-Quran memuat segala ilmu; agama dan umum. Ulama tafsir juga mengambil bagian dalam upaya penafsiran menggunakan pendekatan ilmiah. Artikel ini mengulas dasar kemunculan tafsir ’ilmi, Tantawi al-Jauhari sebagai salah satu tokoh mufasir  yang paling fanatik menggunakan nuansa ’ilmi dalam tafsirnya Al-Jawahir fi Tafsir al-Qur’an al-Karim serta metodologi penafsiran dan pandangan-pandangan para pakar terkait pendekatan ilmiah. Sejatinya penafsiran secara ilmiah tidak diperlukan bila dimaksudkan untuk melegitimasi teori-teori ilmu pengetahuan yang sifatnya relatif dan nisbi. Ilmu manusia yang bersifat temporal dan berubah-ubah berdasarkan eksperimen tidak mungkin dihukumkan pada al-Quran yang sudah final dan permanen.
POTRET STUDI ALQURAN DI MATA ORIENTALIS Ahmad Said, Hasani
Jurnal At-Tibyan: Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir Vol 3 No 1 (2018): Volume 3 No. 1, Juni 2018
Publisher : Department of Alquran Science and Interpretation of the Faculty of Ushuluddin, Adab, and Dawah of IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/tibyan.v3i1.474

Abstract

Before the mid-19th century, most of the books written by western people attacked Islam based on purely theological reasons of Christian dogma. Through the study of Orientalism, the West tries to understand Islam in order to destroy it from the inside and thwart every effort to revive Islamic civilization. It sounds provocative, but that is the reality. Orientalist asks Omar Ibn Khattab who fear the verse of Holy Quran lost, after large number of memorizer of Holy Quran died in the war of Yamama. The Evidence of the anxiety shown with insisting Abu Bakr as a Caliph to instantly codify the Quran. In addition, for example, why the writings that shaped suhoof is not directly saved by the prophet himself, and why did the Zayd Ibn Thabit which was appointed as a codification writer of the Quran seemed unprepared with the loss of some verses from surah Baraah. Then this paper is to answer the debate in the sight of orientalists.
HERMENEUTIKA SEBAGAI METODE BARU DALAM MENAFSIRKAN ALQURAN Mulizar, Mulizar
Jurnal At-Tibyan: Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir Vol 2 No 2 (2017): Volume 2 No. 2, Desember 2017
Publisher : Department of Alquran Science and Interpretation of the Faculty of Ushuluddin, Adab, and Dawah of IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/tibyan.v2i2.386

Abstract

This article will discuss hermeneutics as a new method of interpreting the Quran.The use of hermeneutics is a new thingin the world of interpretation. Some support and some reject it.The results of this study show that the use of hermeneutics in interpreting the Qur’an must be careful.In addition, This science should be placed as a complement, not as a subdivision of the science of interpretation. On the other hand, hermeneutics paves the way to contextualize the scriptures, so that they can dialogue in different spaces and times, as apologically desirable and held by many religious groups to their respective scriptures.
REFLEKSI ABDULLAH SAEED TENTANG PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP AYAT-AYAT ETHICO-LEGAL DALAM ALQURAN Lestari, Lenni
Jurnal At-Tibyan: Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir Vol 2 No 1 (2017): Volume 2 No.1, Juni 2017
Publisher : Department of Alquran Science and Interpretation of the Faculty of Ushuluddin, Adab, and Dawah of IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/tibyan.v2i1.247

Abstract

Awareness of the relationship between text, context and interpreters always experiences dynamics from time to time. From the classical to contemporary times, every interpreter always tries to present the results of interpretations that give benefit to anyone. The same is true for contextual interpreters, such as Fazlur Rahman, Amina Wadud, Muhammad Syahrur, and Khaled Abou El Fadl who will be briefly reviewed in this article. This article is the result of Abdullah Saeeds reflection on four contemporary commentators in interpreting the verses of legal ethics. Abdullah Saeed is an Australian scientist from the Maldives. Abdullah Saeed is also present to give a new color in understanding the Quran by taking into account the context of the revelation and context when the Quran was interpreted. This article is adapted from Abdullah Saeeds article entitled "Some Reflections on the Contextualist Approach to Ethico-legal Texts of the Quran" which he published in the Bulletin of SOAS. Therefore, this article seeks to find the vertices of Abdullah Saeeds reflection on some contextualist thinking ideas.
Asbabun Nuzul : Diaog Antara Teks dan Realita Kesejarahan Bakri, Syamsul
Jurnal At-Tibyan: Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir Vol 1 No 1 (2016): Volume 1 Nomor 1 Januari - Juni 2016
Publisher : Department of Alquran Science and Interpretation of the Faculty of Ushuluddin, Adab, and Dawah of IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Al-Qur’an tidak turun dalam masyarakat yang hampa budaya.Sekian banyak ayat al-Qur’an, oleh ulama harus dipahami dalam konteks asbabun nuzul.Artikel ini akan membahas asbabun nuzul sebagai sebuah dialog antara teks dengan realitas. Beberapa kesimpulan yang dapat diambil, yaitu; Teori klasik membatasi asbabun nuzul hanya sebatas peristiwa historis dan pertanyaan yang melatar belakangi turunnya suatu ayat. Untuk menentukan asbabun nuzul suatu ayat memerlukan penelitian yang cukup mendalam.Hal ini penting untuk dapat mengambil informasi historis yang memiliki validitas otentitas tinggi.
SUBJEKTIVITAS DALAM PENAFSIRAN AL-QURAN: FENOMENA TAFSIR BERCORAK SEKTARIAN Mawardi, Mawardi
Jurnal At-Tibyan: Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir Vol 3 No 1 (2018): Volume 3 No. 1, Juni 2018
Publisher : Department of Alquran Science and Interpretation of the Faculty of Ushuluddin, Adab, and Dawah of IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/tibyan.v3i1.483

Abstract

Tafseer was issued from the desire of mufaseer in revealing the content of Quran which aims to answer various problems of life. In this effort, some commentators forced the Quran to legitimize opinions and groups. In order for its purpose to be achieved, the mufaseer interpretate (ta’wil) the verses in order to fit the groups and schools followed.
TAFSIR ALQURAN TENTANG AKAL (Sebuah Tinjauan Tematis) Zein, Arifin
Jurnal At-Tibyan: Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir Vol 2 No 2 (2017): Volume 2 No. 2, Desember 2017
Publisher : Department of Alquran Science and Interpretation of the Faculty of Ushuluddin, Adab, and Dawah of IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/tibyan.v2i2.392

Abstract

This article discusses reason in the concept of the Koran. Aql in the Quran repeats as many as 49 times, except for one, all come in the form of fiil mudhari, especially the material that continues with wawu jamaah. Like the form of taqilun or yaqilun. The verb taqilun is repeated 24 times and the verb yaqilun is 22 times. Whereas, the verbs aqala, naqilu, and yaqilu each have one time. From a number of verses of the Quran it can be understood that, reason has several meanings, including the power to understand and describe something, moral drive and power to take lessons and conclusions and wisdom
TANTAWI JAWHARI AND HIS INTELLECTUAL RESPONSES TO THE DANGERS OF WESTERN EXPANSIONISM AND DOMINANCE OF MODERN WESTERN CIVILIZATION; A STUDY ON HIS TAFSIR AL-JAWAHIR FI TAFSIR AL-QUR’AN AL-KARIM Ramli, Angraini binti
Jurnal At-Tibyan: Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir Vol 2 No 1 (2017): Volume 2 No.1, Juni 2017
Publisher : Department of Alquran Science and Interpretation of the Faculty of Ushuluddin, Adab, and Dawah of IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/tibyan.v2i1.254

Abstract

Barat memiliki agenda dalam ekspansionisme dan dominasi dunia. Mereka memiliki apa yang disebut kehidupan modern, sains modern, dan dunia modern. Menjadi modern berarti mengikuti mereka dan menyalin semuanya dari mereka, meninggalkan budaya dan hidup berdasarkan apa yang disebut hak asasi manusia. Tantawi Jauhari  adalah salah satu ulama yang sadar tentang bahaya ekspansi dan peradaban Barat, sehingga dengan tulisannya, tanpa ragu dia berpandangan bahwa penyebab rendahnya moral Muslim merupakan  agenda  yang tersembunyi Barat. Dan artikel ini akan menganalisis pemikiran Tantawi Jauhari  tentang pandangannya  dalam menghadapi bahaya ekspansionisme dan dominasi Barat dengan mempelajari bukunyaAl-Jawahir Fi Tafsir Al-Qur’an Al-Karim.Dalam tafsirnya, ia menyimpulkan bahwa ilmu pengetahuan, pernikahan, poligami, manajemen keuangan dan fashion wanita beberapa persoalan umat Islam yang mampu diekspansi dan dominasi oleh peradaban Barat modern dan hasilnya menunjukkan bahwa Syeikh T{ant{a>wi> telah merespon dengan sangat baik melalui pandangannya dan mencoba untuk memperingatkan setiap Muslim untuk kembali ke jalan, berpegang pada syariat dan menghindari mengikuti budaya Barat secara membabi buta.
Pengaruh Makanan dalam Kehidupan Manusia : Studi Terhadap Tafsir Al Azhar Mulizar, Mulizar
Jurnal At-Tibyan: Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir Vol 1 No 1 (2016): Volume 1 Nomor 1 Januari - Juni 2016
Publisher : Department of Alquran Science and Interpretation of the Faculty of Ushuluddin, Adab, and Dawah of IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Al-Quran merupakan kitab kehidupan, memuat berbagai aturan menyangkut tata kehidupan manusia didunia dan hasil dari kehidupan itu diakhirat. Karenanya sudah pasti al-Quran berbicara tentang makanan. Istilah makanan dalam bahasa Arab disebutkan dengan 3 buah istilah kata yaitu aklun, thaÊ»am, dan ghiza’un. Namun dari ketiga istilah ini, al-Quran hanya menggunakan dua buah saja yaitu thaÊ»am, dan aklun. Berdasarkan hasil pembahasan, Buya Hamka dalam menafsirkan ayat-ayat makanan dalam tafsir al-Azhar tidak lepas dari kolerasi antara ayat-ayat satu dengan ayat yang lainnya, sehingga dapat diperoleh pemahaman yang utuh tentang konsep makanan itu sendiri. Berdasarkan ayat-ayat yang dikaji dapat dipahami bahwasanya makna makanan dalam penafsiran Buya Hamka, dikelompokkan menjadi berbagai macam yaitu, makanan yang sehat, memakan makanan secara proporsional sesuai dengan kebutuhan, memiliki rasa aman terhadap makanan, makanan sebagai seruan, makanan sebagai peringatan, makanan sebagai anugerah. Pengaruh makanan terhadap kehidupan manusia sangat besar pengaruhnya kepada jiwa seseorang, diantaranya akan makbul doa, membuat jiwa jadi tenang,  maka suatu suapan yang haram ke dalam perutnya, maka tidaklah akan diterima amalnya selama empat puluh hari, makanan yang tidak baik akan merusakkan kesehatan dan merusakkan juga bagi akal budi.
POTRET KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN PEREMPUAN (Analisis Semiotika Surat Al-Naml: 23-44) Syafieh, Syafieh; Nurbaiti, Nurbaiti
Jurnal At-Tibyan: Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir Vol 3 No 1 (2018): Volume 3 No. 1, Juni 2018
Publisher : Department of Alquran Science and Interpretation of the Faculty of Ushuluddin, Adab, and Dawah of IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/tibyan.v3i1.477

Abstract

This article discusses about the characteristic of woman leadership which described in the Alquran.  The Alquran specifically dokumenting a women who success leading her country in al-Naml. Moreover in the letter of the verse the are signs or symbols of interest that indicate the characteristic of leadership. Therefore, interest to research by using semiotic. Through a semiotic understanding, on surah An-Naml verse 23-44 not only describes the existence of woman leadership, but also describes the characteristics of  Balqis in leading the country of  Saba’. Some of the Balqis’s characteristic leadership are democrasy, wisdom, intelligent, diplomasy and she also loves peace. This story shows that phenomeno woman leadership there was in Alquran and she has good characteristics of woman leadership.

Page 1 of 25 | Total Record : 246