cover
Contact Name
dr. Mitayani, M.Si. Med
Contact Email
mitayani.dr@gmail.com
Phone
+6281320074327
Journal Mail Official
sifa_medika@um-palembang.ac.id
Editorial Address
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang Gedung F lantai 1 Jl. K.H. Balqhi, 13 Ulu, Seberang Ulu I, Palembang
Location
Kota palembang,
Sumatera selatan
INDONESIA
Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
ISSN : 2087233X     EISSN : 25806971     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Syifa MEDIKA published by Faculty of Medicine, University of Muhammadiyah Palembang is a peer-reviewed journal that published two times a year: September and March. Syifa MEDIKA is a national peer-reviewed and open access journal. We accept original article, case report, and literature review from all area of medicine, biomedicine, and publich health fields. Focus and Scope: All area of medicine, biomedicine, and publich health fields. Anatomy, Biomedicine, Pharmacology, Microbiology, Nutrition, Biochemistry, Physiology, Tropical Medicine, Public Health, Pediatric, Internal Medicine, Obstetry and Gynaecology, Dermatovenereology, Surgery, Neurology, Family Medicine, Medical Education.
Articles 190 Documents
PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU MEMPENGARUHI KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DAN LANJUTAN ANAK DI PUSKESMAS PLAJU PALEMBANG Chairani, Liza; Govind, Reval Zakyal; Badri, Putri Rizki Amalia
Syifa'Medika Vol 10, No 2 (2020): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v10i2.1709

Abstract

Imunisasi berguna untuk meningkatkan kesehatan anak-anak sehingga mengurangi angka morbiditas dan mortalitas anak. Data cakupan imunisasi anak usia 12-13 tahun di Indonesia pada tahun 2013 masih jauh dari target WHO. UCI di Kelurahan Plaju Palembang pada tahun 2015 belum mencapai target 100%. Belum tercapainya target UCI di Kelurahan Plaju Palembang ini perlu dicari tahu apa penyebabnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar dan lanjutan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Penelitian dilakukan di Puskesmas Plaju Palembang dengan besar sampel 52 orang yang diambil dengan teknik consecutive sampling. Subjek penelitian diminta mengisi kuesioner yang telah divalidasi. Sebagian besar subjek penelitian berusia kurang dari 35 tahun (87,1%), memiliki pendidikan terakhir SMA (48,1%), tidak bekerja (73,1%), memiliki pengetahuan yang baik mengenai pentingnya imunisasi dasar dan lanjutan bagi anak (55,8%), dan sikap yang positif mengenai pentingnya imunisasi dasar dan lanjutan bagi anak (73,1%). Hasil uji chi square antara tingkat pengetahuan ibu dengan kelengkapan imunisasi memperoleh nilai p 0,000 dan antara sikap ibu dengan kelengkapan imunisasi memperoleh nilai p 0,010. Dapat disimpulkan dari penelitian ini bahwa hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu mengenai pentingnya imunisasi bagi anak dengan kelengkapan imunisasi dasar dan lanjutan anak.
Distribusi Berat Badan Bayi Lahir Berdasarkan Usia Dan Paritas Ibu di RS Muhammadiyah Palembang Chairani, Liza; Nazir, Muhammad; Purwoko, mitayani
Syifa'Medika Vol 7, No 1 (2016): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v7i1.1392

Abstract

Berat badan lahir bayi yang rendah atau tinggi dapat dikaitkan dengan risiko lebih tinggi untuk morbiditas dan mortalitas neonatal. Angka BBLR di Kota Palembang pada tahun 2010 mengalami peningkatan 0,6% dari tahun 2008. Faktor ibu seperti umur, ras, pendidikan, diabetes, hipertensi, berat badan saat hamil dan riwayat persalinan mempengaruhi berat badan lahir bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik berat badan bayi lahir berdasarkan usia dan paritas ibu di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain potong lintang. Besar sampel 200 subjek diambil dengan cara simple random sampling. Sebagian besar bayi memiliki berat badan normal (81,0%). Dalam penelitian ini tidak didapatkan ibu yang memiliki bayi makrosomia. Sebanyak 86,1% bayi dengan berat lahir normal dilahirkan oleh ibu dengan rentang usia 20-35 tahun. Sebaran bayi yang lahir dengan berat badan normal berdasarkan paritas ibu tersebar hampir merata dimana pada nulipara sebesar 79,7%, pada primipara sebesar 79,4%, dan pada multipara sebesar 83,6%. Seorang wanita aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun, karena pada usia tersebut seorang wanita sudah mengalami kematangan fungsi organ-organ reproduksi dan secara psikolologis sudah dewasa. Jadi dapat disimpulkan bahwa bayi dengan berat lahir normal paling banyak dilahirkan oleh ibu dengan rentang usia yang tepat serta tersebar merata pada semua kelompok paritas.
KOEKSISTENSI KANKER PARU DAN TUBERKULOSIS Nugroho, Nur Prasetyo; Wati, Farah Fatma
Syifa'Medika Vol 11, No 1 (2020): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v11i1.2583

Abstract

ABSTRAK Koeksistensi kanker paru dan tuberkulosis (TB) telah diketahui dalam banyak studi. Deskripsi tentang hubungan kanker paru dan TB pertama kali dilaporkan lebih dari 200 tahun lalu oleh Bayle pada tahun 1810 yang dikenal dengan “cavitation cancereuse”. Lebih dari sepertiga laporan kasus menyatakan terjadi misdiagnosis antara TB dan kanker paru pada presentasi klinis awal pasien. Proses inflamasi kronis pada TB menyebabkan peningkatan produksi sitokin yang menstimulasi pertumbuhan tumor dan progresifitas sel kanker. Sebaliknya deplesi sel imun, kondisi malnutrisi, dan efek dari pengobatan kemoterapi pada pasien kanker paru menyebabkan penurunan imunitas pasien yang meningkatkan risiko infeksi dan reaktivasi TB. Diagnosis dan  pengobatan dari koeksistensi TB dan kanker paru masih menjadi tantangan terutama pada negara endemis.Pengobatan TB yang tidak menunjukkan perbaikan baik klinis maupun radiologis selama 5 minggu harus dicurigai sebagai kanker paru. Kemoterapi bukanlah kontraindikasi pada pemberian terapi obat anti tuberkulosis (OAT) secara bersamaan pada pasien dengan koeksistensi kanker paru dan TB. Evaluasi keberhasilan terapi antara lain adalah dengan menurunnya keluhan awal, perbaikan tampilan klinis, perbaikan radiologis, dan evaluasi efek samping pengobatan. 
Hubungan Status Gizi Menurut Berat Badan terhadap Umur dengan Kejadian Pneumonia pada Balita di Wilayah Puskesmas Kenten Palembang Chairani, Liza; Ma'mun, Asmarani
Syifa'Medika Vol 5, No 2 (2015): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v5i2.1398

Abstract

Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi mikroorganisme, seperti bakteri, virus maupun jamur. Gejala yang sering timbul berupa batuk dan kesukaran bernafas. WHO tahun 2011 menyebutkan bahwa seperlima dari kematian bayi dan balita terutama di negara berkembang disebabkan oleh pneumonia. Pneumonia merupakan penyakit penyebab kematian kedua tertinggi setelah diare di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi menurut berat badan terhadap umur dengan kejadian pneumonia pada balita di Puskesmas Kenten Palembang Periode Januari-Desember 2012. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan menggunakan desain cross sectional dan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Subjek penelitian 95 orang balita yang diperoleh dari data sekunder pada catatan rekam medik balita di Poliklinik Manejemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Puskesmas Kenten Palembang. Teknik pengambilan sampel secara simple random sampling. Hasil penelitian memperoleh jumlah balita pneumonia lebih banyak pada balita berjenis kelamin laki-laki (57,4%), kelompok umur 6-24 bulan (51,6%), dan status gizi baik (56,8%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan status gizi menurut berat badan terhadap umur (p value 1,000 ; ?=0,05) dengan kejadian pneumonia pada balita di wilayah Puskesmas Kenten Palembang periode Januari-Desember 2012. Pneumonia pada balita tidak hanya disebabkan oleh satu faktor risiko, tetapi ada faktor risiko lain seperti faktor lingkungan yaitu tingginya pajanan terhadap polusi udara, kepadatan hunian, dan ventilasi.
Hubungan Tingkat Pendidikan dan Ekonomi Orang Tua dengan Status Gizi Balita di Puskesmas Kraton, Yogyakarta Alqustar, Adam; Listiowati, Ekorini
Syifa'Medika Vol 4, No 2 (2014): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v4i2.1403

Abstract

Status gizi merupakan gambaran kesehatan secara umum seorang balita. Banyak faktor yangdapat mempengaruhi perubahan gizi seorang balita. Tingkat pendidikan orang tua diduga dapatmempengaruhi perkembangan status gizi seorang balita. Begitu juga dengan tingkat ekonomiorang tua, diduga dapat mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung tingkat statusgizi balita. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan danekonomi orang tua dengan status gizi balita. Penelitian menggunakan metode observationalanalytic-cross sectional. Populasi yang digunakan adalah balita yang ada di puskesmas Kraton,Yogyakarta. Sampel yang diambil berjumlah 53 orang dengan perhitungan rumus untuk ujikorelasi.Hasil penelitian pada uji korelasi hubungan tingkat pendidikan orang tua dengan statusgizi balita p=0,044 yang berarti bahwa hubungan antara status gizi dan pendidikan orang tuabermakna (p<0,05). Sedangkan pada uji korelasi hubungan tingkat ekonomi orang tua denganstatus gizi balita didapatkan p=530 yang berarti tidak terdapat hubungan bermakna antara statusgizi balita dengan pendapatan orang tua (p>0,05).Berdasarkan hasil penelitian, dapatdisimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan status gizibalita, dan tidak terdapat hubungan antara tingkat ekonomi orang tua dengan status gizi balita.
Evaluasi Jumlah Kebutuhan Nitrogen Dan Energi Pasien Gagal Ginjal Akut Usia Dewasa Di RSUP Dr. Sardjito Periode 2003-2004 Sary, Yunika
Syifa'Medika Vol 1, No 1 (2010): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v1i1.42

Abstract

A cute renal failure is one of the disease that have suddenly decrease of renalfunction, renal could not to escrate the metabolic product (nitrogen and water) and couldnot balance the acid base. Malnutrition in every stage always happen in the hospital. Thisfact can make an infection, increase the complication, can make respon to the medicaltherapy, and can make the badly result clinic. Because of that, this research have aim toknow the need of nitrogen and energy in adult patient that have acute renal failure, and tosee if there are different significant between amount of nitrogen that patient need and alsoamount of energy that patient need, account with equation of Food and AgricultureOrganization/World Health Organization/United Nations University (FAO/WHO/UNU)and harris Benedict, even the nutrition come from diet therapy and amino acids fromparenteral nutrition. Data collection method with retrospektif and result data analysistwith analitic deskriptive method statistic; paired sample t test. That comparing amount ofnitrogen with energy that patient need, with patient get from diet therapyand amino acidsfrom parenteral nutrition. Data analysis show that the average amount of nitrogen thatpatient need is 9,626 g everyday, the average amount of energy at 56 patient non aminoacids from parenteral nutrition with FAO/WHO/UNU method is 2306,426 kkal and withsimilary of Harris Benedict is 2085,349 kkal, from 12 patient who get amino acids fromparenteral nutrition, data analysis show there are significant differences from hospital, sopositif equivalent happends and there is no significant differences between amount ofenergy that patient need and anergy that patient get from hospital during the treathment,even account with equation of FAO/AHO/UNU and with Harris Benedict.
Kesesuaian Gaya Belajar terhadap Persepsi Penerapan Problem-based learning (PBL) pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang Indriyani, Indriyani; Irfannuddin, Irfannuddin; Lestari, Ajeng dwinta
Syifa'Medika Vol 4, No 2 (2014): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v4i2.1408

Abstract

Problem-based learning (PBL) adalah sebuah strategi pembelajaran baru yang menitikberatkan pembelajaran pada mahasiswa atau dengan kata lain pembelajaran berpusat pada mahasiswa (student centered learning). Sedangkan, gaya belajar adalah cara yang digunakan seseorang dalam menyerap informasi baru dan sulit, bagaimana mereka berkosentrasi, memperoses dan menampung informasi yang masuk ke otak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian tipe belajar terhadap persepsi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah angkatan 2011 dan 2013 mengenai PBL.Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik potong lintang. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Muhammadiyah Palembang. pengambilan data dilakukan secara total sampling dengan jumlah sampel sebesar 150 mahasiswa. Data diambil dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner yang telah diuji validitas dan realibilitasnya. Kemudian data dianalisa dengan menggunakan uji kappa. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada keseuaian antara gaya belajar terhadap persepsi mahasiswa mengenai PBL. Dengan hasil uji kappa didapatkan p value unntuk gaya belajar visual -0,062, gaya belajar auditori -0,166, dan pada gaya belajar kinestetik 0,006 pada angkatan 2011. Sedangkan pada angkatan 2013 didapatkan p value untuk gaya belajar visual -0,056, gaya belajar auditori -0,177, dan pada gaya belajar kinestetik 0,043. Tetapi, pada angkatan 2013 terjadi kesesuian antara gaya belajar kinestetik dengan pendapat mahasiswa terhadap proses skill lab dimana nilai value pada analisis kappa sebesar 0,185. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan tidak ada kesesuaian antara gaya belajar terhadap persepsi mahasiswa mengenai PBL. Kecuali, pada gaya belajar kinestetik dengan pendapat mahasiswa terhadap proses skill lab memiliki kesesuaian.
Rasionalitas Penggunaan Kortikosteroid pada Terapi Asma Bronkial di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Fitriani, Nyayu; Permana, Adhi; Diningrum, Aryani
Syifa'Medika Vol 9, No 1 (2018): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v9i1.1340

Abstract

Asma merupakan penyakit yang tidak khas, biasanya merupakan peradangan saluran napas kronis yang ditandai oleh riwayat gejala gangguan pernapasan seperti mengi, sesak napas, dan batuk yang bervariasi intensitasnya dari waktu ke waktu, bersamaan dengan keterbatasan aliran udara saat ekspirasi. Kortikosteroid sebagai pengontrol adalah medikasi asma jangka panjang untuk mengontrol asma. Tujuan penelitian, mengidentifikasi rasionalitas kortikosteroid pada terapi asma di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. Desain penelitian deskriptif dengansampel penelitian seluruh pasien asma yang berobat di Bagian Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang periode Oktober - November 2016 dengan jumlah 39 pasien. Hasil penelitian didapatkan 3 jenis kortikosteroid yangdigunakan, yaitu budesonide 74,4%; flutikason 23%; dan methylprednisolone 2,6%. Penggunaan kortikosteroid yang tepat dosis pada pasien terkontrol baik 17,9%; dan tidak terkontrol 66,7%. Tepat cara pemberian pada pasien terkontrol baik 20,5%; dan tidak terkontrol 76,9%. Tepat waktu pemberian pada pasien terkontrol baik 20,5%; dan tidak terkontrol 79,5%. Simpulan, sebanyak 82% penggunaan kortikosteroid pada terapi asma di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang periode Oktober-November 2016 masih rasional.
Karakteristik Penderita Glaukoma di Klinik Mata Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2011 A.N, Muhammad Dienda; Ibrahim, Ibrahim; Ramdja, Muhaimin
Syifa'Medika Vol 4, No 1 (2013): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v4i1.1416

Abstract

Glaukoma adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan intraokuler didalam bola mata sehinggamenyebabkan penyempitan lapang pandang dan kerusakan saraf optik ataupun buta meskipun juga ditemuipenderita yang tidak mengalami peningkatan tekanan intraokuler. Untuk mengetahui distribusi karakteristikpenderita glaukoma dilakukan penelitian di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang tahun 2011, dilakukanpenelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah 53 orang. Dari hasilpenelitian didapatkan insidensi glaukoma 6,17%, distribusi karakteristik penderita glaukoma terbanyak adalahkelompok umur 40 - 65 tahun (64,2%), jenis kelamin perempuan (62,3%), suku tidak tercatat (100%), Pekerjaantidak bekerja (34%), keluhan kerusakan lapang pandang (34%), jenis glaukoma sudut terbuka (50,9%), riwayatterdapat riwayat penyakit (71,7%), riwayat penyakit hipertensi (52,7%), penatalaksanaan medis operasi(50,9%), nilai rata-rata pemeriksaan tekanan intraokuler pada mata kanan yang pertama 28,443 mmHg, kedua22,647 mmHg, ketiga 19,572 mmHg, sedangkan yang pada mata kiri yang pertama 25,349 mmHg, kedua 22,111dan yang ketiga 18,151 mmHg. Dengan diketahuinya karakteristik dari penderita glaukoma, diharapkan untukpihak Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang untuk melakukan penyuluhan terutama kepada pasien yangmenderita hipertensi karena riwayat penyakit hipertensi cukup tinggi memberikan distribusi karakteristikpenderita glaukoma dan untuk mengisi rekam medik pasien secara lengkap.
Neurosifilis Asimtomatik Pada Pasien Sifilis Sekunder Dengan Koinfeksi Human Immunodeficiency Virus Febrina, Dia; Cahyawari, Dartri; Roslina, Nina; Rowawi, Rasmia; Achdiat, Pati Aji
Syifa'Medika Vol 8, No 1 (2017): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v8i1.1353

Abstract

Neurosifilis merupakan infeksi pada sistem saraf pusat yang disebabkan invasi sawar darah otak oleh Treponema pallidum yang umumnya terjadi pada pasien sifiis koinfeksi dengan human immunodeficiency virus (HIV). Neurosifilis umumnya terjadi pada sifilis tersier, tetapi dapat pula terjadi pada stadium lainnya, termasuk stadium sekunder. Diagnosis neurosifilis asimtomatik ditegakkan apabila didapatkan serum venereal disease research laboratory (VDRL) yang positif tanpa tanda dan gejala neurologis disertai satu dari karakteristik berikut pada pemeriksaan liquor cerebrospinal (LCS): (1) jumlah leukosit > 10/mm3; (2) protein total > 50 mg/dL; (3) hasil VDRL reaktif. Dilaporkan seorang pasien laki-laki berusia 35 tahun dengan sifilis sekunder koinfeksi HIV tanpa ditemukannya tanda dan gejala neurologis. Kecurigaan neurosifilis pada pasien ini disebabkan oleh kegagalan terapi pada sifilis sekunder, status HIV dengan jumlah CD4+ 106/mm3, dan serum VDRL 1:256. Diagnosis neurosifilis pada laporan kasus ini ditegakkan berdasarkan pemeriksaan LCS yang menunjukkan hasil VDRL yang reaktif, peningkatan jumlah leukosit dan protein total. Pasien ini diberikan penisilin G prokain 2,4 juta unit tanpa probenesid yang diberikan secara intramuskular selama 14 hari. Pada pasien sifilis koinfeksi HIV dapat dicurigai neurosifilis apabila ditemukan salah satu karakteristik berikut: (1) tidak terjadi penurunan titer VDRL setelah terapi benzatin penisilin; (2) serum VDRL/rapid plasma reagin (RPR) ? 1:32; (3) jumlah CD4+ < 350 sel/mm3. Kegagalan terapi pada sifilis sekunder dapat disebabkan oleh infeksi Treponema pallidum pada sistem saraf pusat. Simpulan, dilaporkan satu pasien usia 35 tahun dengan neurosifilis asimtomatik yang diberikan terapi penisilin G prokain 2,4 juta unit tanpa probenesid selama 14 hari. Pemeriksaan serum VDRL pada bulan ketiga pasca terapi belum mengalami penurunan titer.

Page 1 of 19 | Total Record : 190


Filter by Year

2010 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 14, No 1 (2023): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 13, No 2 (2022): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 13, No 1 (2022): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 2 (2022): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 1 (2021): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 2 (2021): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 1 (2020): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 2 (2020): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 1 (2019): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 9, No 2 (2019): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 9, No 1 (2018): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 8, No 2 (2018): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 7, No 2 (2017): vol.7 no.2 Vol 8, No 1 (2017): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 7, No 2 (2017): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 7, No 1 (2016): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 6, No 2 (2016): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 6, No 1 (2015): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 5, No 2 (2015): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 5, No 1 (2014): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 4, No 2 (2014): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 4, No 1 (2013): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 3, No 2 (2013): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 3, No 1 (2012): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 2, No 2 (2012): syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 2, No 1 (2011): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 1, No 2 (2011): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 1, No 1 (2010): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan More Issue