cover
Contact Name
Sarip Hidayat
Contact Email
mohsyarifhidayat@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
metasastra@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. bandung,
Jawa barat
INDONESIA
METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra
ISSN : 20857268     EISSN : 25032127     DOI : -
Metasastra: Jurnal Penelitian Sastra is a journal published by Balai Bahasa Jawa Barat, ISSN printed 2085-7268 and ISSN online 2503-2127. This journal is a literary research journal that publishes various research reports, literature studies, and literary papers on literature. Published periodically twice a year in June and December. This journal also serves as a media dissemination of information research results and literature review.
Arjuna Subject : -
Articles 201 Documents
TRANSGRESI SEKSUAL DALAM NOVEL PARA PENEBUS DOSA KARYA MOTINGGO BUSYE (Sexual Transgression in Motinggo Busye’s “Para Penebus Dosa”) Hermawan, Ferry Fauzi
METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra Vol 7, No 1 (2014)
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26610/metasastra.2014.v7i1.35-46

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menggambarkan transgresi seksual yang terdapat dalam novel Para Penebus Dosa karya Motinggo Busye. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah metode deskriptif analitis. Data dari novel dideskripsikan untuk memperoleh gambaran transgresi seksual. Dalam novel tersebut pelanggaran terhadap kebiasaan seksual, norma, dan kelas digambarkan melalui peristiwa seksual yang dialami oleh para tokoh, terutama tokoh perempuan. Hasil analisis menunjukkan bahwa tokoh perempuan digambarkan banyak melakukan tindak transgresi dibandingkan dengan tokoh laki-laki. Analisis juga menunjukkan bahwa narator dalam novel memiliki sikap bias gender dan mendukung nilai-nilai patriarki dengan lebih banyak memberikan hukuman terhadap tokoh perempuan yang melakukan tindak transgresi seksual dibandingkan kepada tokoh laki-laki.Abstract:The paper aims at describing sexual transgression in Motinggo Busye’s “Para Penebus Dosa”.  The research applies descriptive method. The sexual transgressions elaborated in the novel are presented through the deviance of sexual affairs, social norms, and class experienced by the characters, especially female character. The result of the research shows that  female characters described in the story committed a lot of sexual transgressions compared to male characters. The study also reveals that the narrator in the novel  has a gender bias act. Moreover, he supports values of patriarchy by giving more punishment to the female committing sexual transgression act than to the male.
“LALAN BELEK” CERITA BIDADARI DARI REJANG, BENGKULU :KAJIAN MOTIF Atisah, Atisah
METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra Vol 8, No 2 (2015)
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26610/metasastra.2015.v8i2.239-248

Abstract

Tulisan ini bertujuan mengungkap motif cerita bidadari “Lalan Belek” dari Rejang, Bengkulu dengan menggunakan teori motif index Stith Thomson.  Cerita bidadari  khususnya di Indonesia  sangat menarik dan banyak versinya. Umumnya setiap etnis di Indonesia memiliki cerita bidadari.Keberagaman cerita bidadari dari setiap etnis itu, merupakan mozaik yang indah dalam kehidupan berbangsa. Berapa jumlah Motif index dan motif indeks apa saja, kearifan lokal apa yang terdapat dalam cerita bidadari “Lalan Belek” merupakan masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriftif. Hasil yang didapat,antara lain, motif  manusia menikah dengan bidadari  kemudian urusan rumah tangga merupakan urusan perempuan. Padahal dalam perkawinan yang ideal, laki-laki dan perempuan harus bekerja sama dan saling mengisi. Perkawinan laki-laki bumi dengan  bidadari (putri dari Kahyangan) merupakan perkawinan dua dunia yang berbeda dan perkawinan dua makhluk dari dunia yang berbeda itu (khususnya cerita “Lalan Belek”) berakhir tidak bahagia. Mereka berpisah karena ingkar janji.Abstract: This article aims to reveal the story of an angel motif "Lalan Belek" of Rejang, Bengkulu using index motive  theory by Stith Thomson. Angel story is very interesting, especially in Indonesia it has many version.Commonly each ethnic in Indonesia has an angel story. The plurality of story in each ethnic is a beautiful mosaic in the life of the nation. What number of motive index and what kind of it, and the local knowledge is the issue that is expressed in this study from in the story of an angel "Lalan Belek" . This study uses descriptive analysis method. The results, among other things, are human motives married to an angel  then the household  by the women. Although the ideal marriage is when men and women must work together and complement each other. Male earth mating  with an angel (daughter of heaven) is a marriage of two different worlds and the marriage of this type (especially the story "Lalan Belek") end up unhappy. They split up because of broken promises.
HALAMAN DEPAN: Metasastra Vol 8, No 1, Juni 2015 mulyani, Yeni
METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra Vol 8, No 1 (2015)
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26610/metasastra.2015.v8i1.%p

Abstract

PROBLEMATIK SOAL UJIAN SASTRA YANG MULTITAFSIR Rahmawati, Neulis
METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra Vol 3, No 1 (2010)
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26610/metasastra.2010.v3i1.36-42

Abstract

Banyak problematika dalam soal ujian nasional bahasa dan sastra Indonesia yang selama ini menjadi sorotan berbagai pihak. Adanya ketidaksesuaian antara tuntutan kurikulum dan soal, jenis soal yang diujikan, materi soal ujian, dan sebagainya. Salah satu problematika tersebut adalah materi apresiasi sastra yang disajikan dalam bentuk soal pilihan ganda (PG) sehingga membingungkan siswa dalam menentukan jawaban yang pasti karena pernyataan tersebut menimbulkan multitafsir. Ujian Nasional (UN) dengan soal PG jawabannya harus pasti (jawaban yang benar hanya satu). Sementara itu, materi apresiasi dalam menafsirkan karya sastra, aneka ragam tafsir harus dihargai sepanjang pendapat itu dikemukakan dalam disiplin berfikir yang logis. Kelas sastra adalah kelas pendidikan demokratis, yaitu ketika membicarakan karya sastra, siswa diperkenalkan pada perbedaan pendapat dan belajar menghargai pendapat orang lain.
HALAMAN DEPAN: Metasastra Vol 4, No 2, Desember 2011 Mulyani, Yeni
METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra Vol 4, No 2 (2011)
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26610/metasastra.2011.v4i2.%p

Abstract

EKSISTENSI PEREMPUAN TIONGHOA DALAM NOVEL SAMITA: BINTANG BERPIJAR DI LANGIT MAJAPAHIT KARYA TASARO (The Existence Chinese Woman in Samita Novel: “Bintang Berpijar di Langit Majapahit” Written by Tasaro) Asmalasari, Devyanti
METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra Vol 6, No 1 (2013)
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26610/metasastra.2013.v6i1.1-9

Abstract

Novel yang berlatar belakang sejarah keruntuhan kejayaan Majapahit ini memperlihatkan kekhasan dalam menggambarkan perjuangan tokoh Hui Sing yang mampu menghilangkan stereotip perempuan Tionghoa yang selalu berada dalam kekuasaan laki-laki. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang eksistensi perempuan Tionghoa dalam novel Samita: Bintang Berpijar di Langit Majapahit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif analisis. Pendekatan struktural dilakukan sebagai langkah awal untuk mengetahui keberadaan perempuan Tionghoa dalam novel ini. Selanjutnya pendekatan feminisme dilakukan untuk mengetahui eksistensi tokoh Hui Sing sebagai pribadi maupun sebagai bagian dari masyarakatnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keberadaan perempuan Tionghoa yang digambarkan melalui tokoh Hui Sing tampil sebagai sosok pribadi yang berpikiran terbuka dan cerdas, mandiri dan bertanggung jawab terhadap dirinya. Dengan demikian, didapat persepsi baru bahwa sosok perempuan Tionghoa dalam novel ini tidak menduduki posisi subordinat, ia adalah pelaku perbuatan.Abstract:The novel setting the historical background of the collapse of Majapahit Glory has its own uniqueness in illustrating the struggle of Hui Sing who was able to eliminate the stereotype of Chinese woman who used to be in man’s control. The aim of the research is to describe the exist- ence of Chinese woman in the Samita Novel: Bintang Berpijar di Langit Majapahit. The applied method in the research is descriptive analysis. The structure approach was conducted as the pre- liminary step in understanding the Chinese Woman in this novel. Next, the feminism approach was carried out to know the existence of Hui Sing character either as an individual or as society member in Samita novel: Bintang Berpijar di Langit Majapahit illustrated in the Hui sing charac- ter as open mind and smart person, independent and responsible on himself. Therefore, we can obtain new perception that a Chinese woman character in the novel was not in the subordinated position, she was the agent of conducting something.
“SUTI: PEREMPUAN PINGGIR KOTA” Kurnia, S.Pd., M.Hum., Nia
METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra Vol 9, No 2 (2016)
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26610/metasastra.2016.v9i2.267-272

Abstract

MORFOLOGI SASTRA LISAN TOBATI (The Morphology of Tobati Folktale) Sriyono, Sriyono
METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra Vol 7, No 2 (2014)
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26610/metasastra.2014.v7i2.215-226

Abstract

Masyarakat Tobati memiliki kekayaan sastra lisan. Sebagian besar sastra lisan Tobati masih tersebar secara lisan walaupun sudah ada beberapa cerita yang telah dibukukan.Di samping sebagai upaya pendokumentasian sastra lisan, penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang morfologi sastra lisan Tobati berdasarkan teori Vladimir Propp. Dari hasil analisis dongeng yang berjudul Tant Ridah diketahui bahwa terdapat tujuh belas fungsi pelaku dan lima lingkaran tindakan dalam cerita rakyat tersebut. Adapun nilai moral yang terkandung dalam cerita tersebut adalah perlunya menjaga sikap amanah terhadap tugas yang dibebankan kepada kita dan keyakinan bahwa dibalik kesulitan selalu ada kemudahan. Fungsi-fungsi yang ada di dalam cerita merupakan refleksi kompleksitas berfikir masyarakat.Abstract:The people of Tobati has varieties of folktales. Most of the folktales in Tobati  has  been spread orally even though some of them have been documented in written record. Besides as an effort to document folktale, the aim of the research tries to describe the morphology of the folktale based on Vladimir Propp’s structure. From the analysis, it is known that Tobati’s “Tant Ridah” consists of seventeen  functions and five spheres of action in it. The moral value of the folktale  is that we should obey every task given to us. In addition, we should believe that there are always some positive things in every single problem that comes to us. The functions stated in the story are as   reflections of thinking  complexity of such community.
Sĕkar Cina Gambuh: Anomali Metrum Gambuh pada Teks Swara Sĕstra Wijanarko, Fajar
METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra Vol 11, No 1 (2018)
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26610/metasastra.2018.v11i1.17-30

Abstract

The writing of sastra kapujanggan (poetry literature) is always used the meter as rule should be obeyed. However, the study of meter as the rules poetry is rarely found. If we are given the necessary attention, there are many meters that have not been identified or it lost along with the loss of literature. The main aim of this research is to reveal the Cina Gambuh meter in the text of Swara Sĕstra as an anomaly meter of Gambuh song pattern. This study is done by focusing on discipline of philology and codicology as the method. While, the method of codicology is done by comparing an alphabet pattern of the Swara Sestra with another text from Pakualaman's scriptorium in a similar script style to identify the text. The other aim of this study is to identify another variety meter and add the list meter of Gambuh. At the end of the study, the anomaly song pattern of Gambuh, in fact, is a creativity of the writer Jayengminarsa from Pakualaman.
IMAJINASI DALAM PENCIPTAAN ELONG (Imagination in The Creation of Elong) Mustafa, Mustafa
METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra Vol 4, No 1 (2011)
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26610/metasastra.2011.v4i1.45-54

Abstract

Elong yang mengandung nilai luhur, merupakan kekayaan tradisi yang tidak boleh diabaikan. Elong adalah warisan budaya yang perlu dimekarkan. Artikel ini diharapkan dapat memberikan bimbingan apresiasi untuk menumbuhkan rasa cinta dan penghargaan masyarakat terhadap elong sebagai kekayaan budaya. Artikel ini memanfaatkan pula beberapa pendapat yang membahas sosiologi sastra dengan menggunakan metode deskriptif analitis. Data penyusunan artikel, diambil dari bahan-bahan tertulis, yaitu majalah dan naskah yang memuat elong dan data lisan yang diperoleh dari informan.Abstract:Elong, which owns high value, is a wealth of tradition that should not be ignored. It is a cultural heritage that needs to be developed. This article is expected to provide a guidance to foster appreciation of  love and admiration of society towards Elong as cultural richness . The writing  also utilizes several opinions that discuss the sociology of literature by using descrip- tive analytical method. Data collection is taken from written materials, namely magazines and manuscripts that contain Elong verbal data obtained from informants.

Page 1 of 21 | Total Record : 201