cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Majalah Farmasi dan Farmakologi (Trends in Pharmacy and Pharmaceutical Sciences)
Published by Universitas Hasanuddin
ISSN : 14107031     EISSN : 26556715     DOI : -
Core Subject : Health,
Majalah Farmasi dan Farmakologi diterbitkan oleh Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin tiga kali setahun, yaitu pada Bulan April, Agustus, dan Desember dengan ISSN 1410-7031 dan e-ISSN 2655-6715 yang berisi tulisan atau artikel tentang hasil penelitian atau telaah literatur dalam bidang kefarmasian seperti farmakologi, farmakognosi, fitokimia, kimia farmasi, teknologi farmasi, dan mikrobiologi.
Arjuna Subject : -
Articles 157 Documents
POTENSI ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN SAMBUNG NYAWA (Gynura procumbens) TERENKAPSULASI MALTODEXTRIN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KADAR MDA DARAH TIKUS WISTAR (Rattus novergicus) JANTAN YANG DIINDUKSI CCl4 Sulfiyana H. Ambo Lau; Sartini Sartini; Subehan Lallo
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 22 No. 3 (2018): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.966 KB) | DOI: 10.20956/mff.v22i3.5847

Abstract

CCl4 merupakan senyawa yang dapat mengakibatkan toksisitas. Daun sambung nyawa (Gynura procumbens) merupakan salah satu tanaman yang memiliki senyawa antioksidan yang memiliki banyak berpotensi dalam bidang pengobatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi antioksidan ekstrak etanol daun sambung nyawa (Gynura procumbens) yang dienkapsulasi maltodextrin terhadap kadar MDA darah tikus Wistar (Rattus novergicus) jantan yang diinduksi CCl4. Penelitian ini menggunakan 20 ekor tikus Wistar jantan yang terbagi dalam 4 kelompok yaitu kelompok 1 (kontrol sehat), kelompok 2 (CCl4), kelompok 3 (CCl4 + ekstrak 150mg/kgBB), dan kelompok 4 (CCl4 + ekstrak 300mg/kgBB). Kadar MDA diperiksa sebelum dan setelah 14 hari perlakuan. Hasil pengujian dimana ekstrak etanol daun sambung nyawa mengandung senyawa alkaloid, fenolik, flavonoid, saponin, steroid, tanin, dan terpenoid, serta kadar flavonoid total dan polifenol totalnya masing-masing yaitu 0,482% dan 2,12 %. Pengujian awal rata-rata kadar MDA tidak berbeda signifikan. Peningkatan kadar MDA yang signifikan (p<0,05) terjadi setelah perlakuan hari 14. Pemberian ekstrak dosis 150mg/kgBB dan 300mg/kgBB mencegah peningkatan kadar MDA secara signifikan, namun dosis 300mg/kgBB paling efektif menghambat peningkatan kadar MDA. Kesimpulannya bahwa ekstrak etanol daun sambung nyawa terenkapsulasi maltodextrin mampu mencegah peningkatan aktivitas peroksidasi lipid MDA paling baik pada dosis 300mg/kgBB
PENENTUAN KURVA BAKU UJI FARMAKOKINETIK TETRA HIDROXY ETHYL DISULPHAT (THES) PADA KELINCI (Orytolagus cuniculus), MARMUT (Cavia porcellus) , DAN TIKUS (Rattus novergicus) Sri Yolandari; Elly Wahyudin; Yusnita Rifai
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 22 No. 2 (2018): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1136.779 KB) | DOI: 10.20956/mff.v22i2.5703

Abstract

Tetra hydroxy ethyl disulfate (THES) merupakan salah satu senyawa hasil sintesis yang baru ditemukan dan memiliki efek sebagai antibiotik yang dapat mengatasi masalah resistensi pada bakteri dengan mekanisme kerja merusak dinding sel bakteri dengan cara mengikat peptidoglikan yang ada pada dinding sel bakteri dengan ligan sulfat yang ada pada  THES. Senyawa THES sangat dibutuhkan saat ini dan potensial untuk diproduksi oleh industri.  Penelitian ini bertujuan menentukan kurva baku pada THES pada kelinci (Oryctolagus cuniculus), marmut (Cavia porcellus) dan tikus (Rattus novergicus). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kondisi optimum pemisahan menggunakan metode eluasi gradien dengan komposisi fase gerak buffer phosphat : asetonitril dengan perbandingan 7 : 3  dan laju alir 1 ml/menit. Untuk panjang gelombang analisis terpilih yaitu panjang gelombang 254 nm, dan waktu retensi 2,3 menit. Hasil penelitian menunjukkan Nilai regresi dari kurva baku larutan THES pada hewan uji kelinci sebesar  0,943 dengan persamaan y = 22857x + 1265, pada hewan uji marmut sebesar 0,835 dengan persamaan y =2963.x - 10817, pada hewan uji tikus sebesar 0,906 dengan persamaan y = 56586x - 11474.  Adanya perbedaan yang diperoleh dengan literatur yang ada kemungkinan disebabkan adanya zat pengotor dari larutan uji, namun namun hasil ini tidak terlalu jauh dari literatur yang ada, sehingga masih dapat digunakan sebagai acuan.
AKTIVITAS ANTIMITOSIS HASIL FRAKSINASI EKSTRAK KLOROFORM SPONS Siphanocalina sp TERHADAP SEL ZIGOT BULU BABI Tripneustus gratilla Linn. Rina Agustina; Gemini Alam; Christiana Lethe
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 21 No. 3 (2017): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1272.091 KB) | DOI: 10.20956/mff.v21i3.6855

Abstract

Kanker merupakan penyakit yang disebabkan karena ketidaknormalan pertumbuhan sel. Resistensi sel kanker pada beberapa jenis obat kanker serta efek samping obat yang begitu besar terhadap sel normal merupakan masalah dalam pengobatan kanker. Hal ini mendorong para peneliti untuk melakukan penelitian guna penemuan obat antikanker baru. Penelitian ini memanfaatkan biota laut yang diperoleh dari perairan di Sulawesi Selatan yaitu spons Siphanocalina sp yang  bertujuan untuk mengetahui aktivitas antimitosis dari hasil fraksinasi ekstrak kloroform spons  Siphanocalina sp. terhadap sel zigot Tripneustus gratilla Linn dan mengetahui golongan komponen kimia yang berperan dalam aktivitas antimitosis tersebut. Pengujian aktivitas antimitosis menggunakan sel zigot yang diperoleh dengan  pembuahan sel telur dan sperma Tripneustus gratilla Linn yang dilakukan secara invitro. Sel zigot kemudian diberi perlakuan fraksi-fraksi hasil fraksinasi ekstrak kloroform dengan konsentrasi 100 µg/ml . Fraksi yang memiliki aktivitas penghambatan terbesar selanjutnya dilarutkan dengan pelarut etil asetat sehingga diperoleh subfraksi larut etil asetat dan tidak larut etil asetat. Selanjutnya, uji aktivitas  subfraksi larut etil asetat dan tidak larut etil asetat dilakukan dengan konsentrasi 1, 10, dan 100 µg/ml. Pembelahan sel diamati menggunakan mikroskop cahaya setelah 2 jam inkubasi. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa fraksi tidak larut etil asetat memiliki aktivitas antimitosis yang kuat dengan nilai IC 50 15,14 µg/ml. Kontrol positif yang digunakan yaitu vinkristin dengan IC50 sebesar 0,183  µg/ml. Hasil identifikasi menggunakan kromatografi lapis tipis menunjukkan bahwa golongan senyawa kimia yang memiliki aktivitas antimitosis pada fraksi tidak larut etil asetat spons Siphanocalina sp  diduga golongan alkaloida.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN PARANG ROMANG (Boehmeria virgata) SECARA SUBKRONIS ORAL TERHADAP PROFIL HEMATOLOGI TIKUS PUTIH (Rattus Novergicus) Magfirah Magfirah; Marianti A. Manggau
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 22 No. 1 (2018): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1071.527 KB) | DOI: 10.20956/mff.v22i1.5691

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian secara subkronis oral ekstrak etanol daun parang romang selama 28 hari pada profil hematologi tikus putih meliputi kadar eritrosit, leukosit, trombosit dan hemaglobin. Tikus dikelompokkan secara acak menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok yaitu kelompok 1 diberikan aquadest, kelompok 2 ekstrak etanol daun parang romang 250 mg/kgBB, kelompok 3  ekstrak etanol daun parang 500 mg/kg BB dan kelompok 4 ekstrak etanol parang romang 1000 mg/kgBB. Hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata tikus jantan dan betina masing-masing yaitu profil kadar eritrosit 8,56 ± 0,33, 8,17 ± 0,29, 7,13 ± 0,15, 6,90 ± 0,99 dan 6,70 ± 0,47, 6,80 ± 0,47, 7,60 ± 0,24, 7,40 ± 0,24. Trombosit 1112,00 ± 53,07, 1099,00 ± 58,62, 1129,60 ± 63,18 dan 1229,00 ± 71,27 dan 805,33 ± 2,16, 873,33 ± 2,81, 1112,30 ± 58,32, 1196,00 ± 1,08, Hemoglobin 15,06 ± 0,57, 14,01 ± 0,28,  12,83 ± 0,14, 12,26 ± 1,81 dan 12,56 ± 1,18, 13,23 ± 0,76, 13,9 ± 0,32, 13,53 ± 0,28. Profil kadar eritrosit, trombosit, hemaglobin pada tikus jantan dan betina masih dalam kisaran normal pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Untuk profil kadar leukosit 22,88 ± 3,52, 22,90 ± 1,26, 23,90 ± 0,49, 24,56 ± 4,14 dan 22,76 ± 7,97, 14,46 ± 2,30, 16,79 ± 1,90, 14,58±1,79. Nilai rata-rata leukosit kelompok kontrol dan kelompok perlakuan tikus jantan serta kelompok perlakuan tikus betina tidak berada pada kisaran normal sedangkan untuk kelompok perlakuan tikus betina berada pada kisaran nilai normal. Hasil uji statistik one way anova pemberian ekstrak etanol daun parang romang setelah 28 hari pada profil hematologi tikus jantan dan betina diperoleh Nilai p>0,05 menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun parang romang secara oral selama 28 hari tidak mempengaruhi profil hematologi tikus putih. Dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun parang romang selama 28 hari tidak memiliki efek toksis terhadap profil hematologi tikus putih ( Rattus novergicus).
ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK RAWAT INAP DI RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO Restuyani Paranoan; Marianti A Manggau; Hasyim Kasim; M Natsir Djide; Subehan Lallo; Yulia Yusrini Djabir
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 23 No. 1 (2019): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (984.958 KB) | DOI: 10.20956/mff.v23i1.6460

Abstract

Sebagian besar pasien penyakit ginjal stadium akhir (ESRD) yang menyebabkan hemodialisis, dapat mengalami hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas dan efek samping penggunaan antihipertensi  amlodipin tunggal dan kombinasi amlodipin dengan telmisartan,  dan kombinasi  amlodipin dengan Valsartan  pada pasien gagal ginjal kronik selama rawat inap di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Penelitian ini dilaksanakan di ruangan rekam medik RSUP Wahidin Sudirohusodo  selama periode September sampai oktober 2018. penelitian ini merupakan  penelitian observasional noneksperimental. pengambilan data dilakukan secara retrospektif. pengambilan data berdasarkan rekam medik pasien gagal ginjal kronik  (ESRD) yang mendapat  terapi obat antihipertensi amlodipin tunggal, amlodipin kombinasi telmisartan, amlodipin kombinasi valsartan periode Januari sampai Agustus 2018. Dari hasil penelitian dengan melihat persen penurunan dan waktu penurunan tekanan darah pasien dan efek samping  maka dapat disimpulkan bahwa Kombinasi amlodipin dan telmisartan paling efektif di antara amlodipin tunggal dan amlodipin  kombinasi valsartan dalam menurunkan hipertensi pada pasien gagal ginjal kronik . Efek samping yang ditimbulkan dari kelompok amlodipin  dalah adalah  udem  sebanyak  7,14%, efek samping yang ditimbulkan dari kelompok amlodipin kombinasi Telmisartan adalah hiperkalemia sebanyak 14,28 %, dan efek samping yang ditimbulkan oleh kelompok amlodipin kombinasi valsartan adalah pusing  sebanyak 14, 28 %
Studi Pengaruh Dosis Dan Lama Penggunaan Terapi Aminoglikosida Terhadap Fungsi Ginjal Cahyani Purnasari; Marianti A Manggau; Hasyim Kasim
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 22 No. 3 (2018): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.968 KB) | DOI: 10.20956/mff.v22i3.5807

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh penggunaan aminoglikosida, yaitu streptomisin, gentamisin, dan kanamisin, terhadap fungsi ginjal pasien rawat inap di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dengan melihat parameter fungsi ginjal yaitu kadar kreatinin dan ureum serum pasien. Metode untuk penelitian ini adalah penelitian observasional  non eksperimen dengan rancangan deskriptif-analitik. Pengambilan sampel dilakukan secara retrospektif, dan didapatkan 32 orang sampel yang memenuhi kriteria inklusi.Berdasarkan uji statistik One Way ANOVA kadar kreatinin dan ureum dari ketiga kelompok obat tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan nilai (Ur, p=0.133 > 0,05; Cr, p=0.246 > 0,05). Dalam penelitian ini terlihat bahwa pada dosis penggunaan sekali sehari pada streptomisin dan kanamisin tidak terjadi peningkatan kadar kreatinin pasien, sedangkan pada kelompok pasien gentamisin yang diterapi dengan dosis terbagi (tiap 12 jam) terjadi peningkatan kadar kreatinin. Untuk lama penggunaan terapi, pada streptomisin hanya kelompok streptomisin kategori D (penggunaan terapi >31 hari) dan semua kelompok terapi gentamisin yang menunjukkan peningkatan kreatinin. Hal ini tampaknya diakibatkan oleh sifat nefrotoksik dari aminoglikosida meningkat seiring dengan lama terapi dan penggunaan dosis terbagi. Selain itu gentamisin juga merupakan jenis aminoglikosida yang lebih toksik dibandingkan dengan streptomisin dan kanamisin karena memiliki sifat kationik yang lebih tinggi.Kata kunci :  Aminoglikosida, streptomisin, gentamisin, kanamisin, kadar kreatinin, kadar ureum, fungsi ginjal.
EFEKTIVITAS DAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN GABAPENTIN PADA PASIEN NEUROPATI DIABETIK DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR Zhulhajsyirah Zhulhajsyirah; Elly Wahyudin; Jumriani Tammas
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 22 No. 2 (2018): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (973.397 KB) | DOI: 10.20956/mff.v22i2.5699

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis efektivitas  penggunaan gabapentin  terhadap penurunan derajat nyeri pada  pasien neuropati diabetik di  RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar  yang diukur dengan menggunakan instrumen  Numerical Pain Rating Scale (NPRS) efek samping  penggunaan  gabapentin   pada  pasien neuropati diabetik di  RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Saraf dan Poliklinik Endokrin Instalasi Rawat Jalan RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar pada bulan april-juni 2018. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional non eksperimental dengan  desain penelitian  cros sectional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan wawancara dan pengukuran skala nyeri pada pasien neuropati diabetik. Data dianalisis dengan menggunakan analisis statistik uji Wicoxon Signed Ranks Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efek terapi gabapentin sebelum dan sesudah   pemberian pada 21 pasien neuropati diabetik menunjukkan adanya penurunan skala nyeri  dengan penurunan rata-rata sebesar 2,14 dengan nilai  p-value<0,05 yang berarti  berbeda secara signifikan dalam menurunkan nyeri neuropati. Sedangkan Efek Samping yang terjadi setelah pemberian gabapentin yaitu, mengantuk dan pusing 14%, mengantuk 29%, pusing 5% dan tidak mengalami efek samping 52%.
PENGARUH PENGGUNAAN SEDIAAN FIXED DOSE COMBINATION (FDC) DIBANDINGKAN DENGAN TABLET LEPAS OBAT ANTI-TUBERKULOSIS TERHADAP PENINGKATAN NILAI SGPT DAN SGOT PADA PASIEN TUBERKULOSIS DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT MAKASSAR Munawarah Munawarah; M Natsir Djide; Arif Santoso; Elly Wahyudin; Sartini Sartini; Yulia Yusrini Djabir
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 23 No. 1 (2019): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (937.123 KB) | DOI: 10.20956/mff.v23i1.6469

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian terapi Fixed Dose Combinaton (FDC) dibandingkan dengan tablet lepas Obat Anti Tuberkulosis (OAT) terhadap resiko terjadinya Drug Induced Hepatotoxicity (DIH) yang ditandai dengan peningkatan nilai SGPT dan SGOT pada penderita Tuberkulosis. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional non eksperimen dengan rancangan deskriptif-analitik. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik non-probability sampling dengan cara consecutive sampling. Jumlah sampel 30 pasien, terdiri dari kelompok FDC dan kelompok tablet lepas jumlah masing-masing 17 dan 13 sampel. Dianalisis dengan uji statistik metode Mann-Whitney U. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selisih nilai SGPT dan SGOT antara kelompok FDC dan kelompok tablet lepas menunjukkan perbedaan yang signifikan (p>0,05).
PENETAPAN KADAR PARASETAMOL, KAFEIN DAN PROPIFENAZON SECARA SIMULTAN DALAM SEDIAAN TABLET DENGAN METODE KCKT Endhah Yulyarti; Yusnita Rifai; Risfah Yulianty
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 22 No. 1 (2018): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1141.145 KB) | DOI: 10.20956/mff.v22i1.5687

Abstract

Parasetamol,  kafein dan propifenazon dikombinasikan bersama dalam sediaan obat untuk memberikan efek analgetik. Penggunaan kombinasi obat semakin meningkat untuk mencapai efek terapi yang lebih baik dan penurunan toksisitas sehingga sangat penting untuk mengawasi kandungan zat aktif dalam formulasi farmasetik. Desain penelitian adalah eksperimental menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) dengan detektor UV pada 273 nm, kolom ODS, fase gerak metanol dan air (50:50), laju alir 0,6 mL/menit dan volume penyuntikan 20 µL. Pada penelitian ini dilakukan uji kesesuaian sistem, serta penentuan presisi dan akurasi metode analisis. Hasil penelitian diperoleh uji kesesuaian sistem memenuhi syarat  dengan standar deviasi relatif (RSD) waktu retensi dan luas puncak ketiga analit  < 2%, dengan waktu retensi parasetamol, kafein dan propifenazon masing-masing pada  5,41, 6,33 dan 24,11 menit. Rata-rata hasil penentuan presisi parasetamol, kafein dan propifenazon berturut-turut sebesar 94,461±1,687; 94,642±1,768;  dan  99,177±1,871% yang memenuhi persyaratan USP (90-110%) dengan RSD presisi 1,79; 1,87 dan 1,89% yang memenuhi  kriteria penerimaan (≤ 2%). Rerata hasil akurasi parasetamol, kafein dan propifenazon menggunakan kadar 80, 100 dan 120% yaitu 99,732±0,949; 101,260±1,331 dan 99,700±1,506% memenuhi persyaratan rekoveri yaitu 98-102% untuk parasetamol dan kafein serta 97-103% untuk propifenazon. Berdasarkan hasil  presisi dan akurasi  maka metode penetapan kadar parasetamol, kafein dan propifenazon secara simultan menggunakan KCKT memenuhi persyaratan.
EFEK PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) TERHADAP PERUBAHAN KADAR PROTEIN TOTAL DAN ALKALI FOSFATASE PADA TIKUS (Rattus norvegicus) YANG DIPAPARKAN ASAP ROKOK Fauziah Amin; Nur Inda Yanti; Sartini Sartini; Sumarheni Sumarheni
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 22 No. 3 (2018): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.821 KB) | DOI: 10.20956/mff.v22i3.5861

Abstract

Temu putih (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) telah banyak digunakan secara tradisional sebagai pengobatan penyakit. Temu putih diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang berpotensi memperbaiki kerusakan sel. Tujuan penelitian ini yaitu mengevaluasi efek ekstrak temu putih (ETP) melalui perubahan kadar protein total dan alkali fosfatase (ALP) pada tikus yang dipaparkan asap rokok. Sebanyak 15 ekor tikus dibagi menjadi 5 kelompok (n=3) yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif, kelompok induksi asap rokok dan ETP 70 mg/200gBB, kelompok induksi asap rokok dan ETP 105 mg/200gBB, dan kelompok pemberian ETP 105 mg/200gBB. Perlakuan dilakukan selama 30 hari. Pada hari ke-0 dan hari ke-30, diambil darah tikus untuk mengevaluasi perubahan kadar protein total dan ALP. Hasil penelitian menunjukkan pemberian ETP secara peroral pada hewan coba tikus yang telah dipaparkan asap rokok menurunkan kadar protein total secara signifikan dengan nilai p=0,038 dan 0,004 (p<0,05) masing-masing setelah pemberian ETP dosis 70 mg/200gBB dan 105 mg/200gBB. Pemberian dosis yang sama juga menunjukkan signifikansi penurunan kadar ALP dengan nilai p= 0,003 dan 0,001 (p<0,05) pada tikus yang terpapar asap rokok. Kesimpulan penelitan ini adalah ekstrak temu putih 70 mg/200gBB dan 105 mg/200gBB dapat menurunkan kadar protein total dan ALP tikus yang terpapar asap rokok selama 30 hari.

Page 1 of 16 | Total Record : 157