cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Invensi (Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni)
ISSN : 24600830     EISSN : 26152940     DOI : -
INVENSI adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni, Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta, dengan frekuensi terbit dua kali setahun pada bulan Juni dan Desember. Jurnal INVENSI memuat semua tulisan yang berobjek materi seni, baik seni pertunjukan, seni rupa, maupun seni media rekam dan bersifat multidimensional. INVENSI bermaksud untuk memberikan ruang mewadahi berbagai macam ide, gagasan, atau kritik yang merupakan hasil penelitian empiris kuantitatif dan kualitatif terkait dengan seni pertunjukan, seni rupa, dan seni media rekam yang belum pernah diterbitkan dalam bentuk apapun.
Arjuna Subject : -
Articles 103 Documents
PROVOKASI VISUAL DALAM LUKISAN Fuad Ardi Nugraha
INVENSI (Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni) Vol 1, No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (952.053 KB) | DOI: 10.24821/invensi.v1i1.1586

Abstract

Praktik melukis selain dimaknai sebagai kebebasan berekspresi secara pribadi, terbuka suatu kemungkinan dapat mengemban fungsi sosial sebagai kepedulian pembelajaran dan penyadaran masyarakat. Fenomena kehidupan kehidupan sosial politik dengan berbagai penyimpangan nilainilai moral dan etika kemanusiaan merupakan realitas kegelisahan yang menarik untuk di respon sebagai ide penciptaan karya lukisan. Metode penciptaan karya lukisan dilakukan melalui beberapa prosedur yang diawali dengan proses pengamatan objek, eksplorasi pengolahan dan pencapaian bentuk-bentuk visual yang simbolik-provokatif kemudian divisualisasikan dengan menggunakan bahan tinta pada kanvas dengan teknik arsir. Proses interaksi antara seniman dan masyarakat terjadi melalui media lukisan. Melalui proses pengamatan, pemahaman dan penikmatan terhadap lukisan yang bernilai provokatif ada keterlibatan dan pemberdayaan sifat-sifat apresiatif, kritis, demokratis dan tanggung jawab yang bermakna sebagai proses pembelajaran dan penyadaran hidup bermasyarakat. The practice of painting can be interpreted as a personal, liberat form of expression, yet it can also be interpreted as serving a social function, to educate and to raise the awareness of the society. The driving force of this creative work is a personal concern with the socio-political issues riven with moral and ethical deviation. The process started from observations of the object, exploration of methods and production of visual objects in the forms of ink on canvass. The interaction between an artist and the society occured on the paintings. The provocations inscribed in these work were meant to involve and empower the viewers by confronting their appreciation, critical view and responsibilities as members of society.
CONSISTENCY Kiki Rahmatika
INVENSI (Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni) Vol 2, No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.848 KB) | DOI: 10.24821/invensi.v2i1.1806

Abstract

Pada era globalisasi yang makin canggih, manusia dihadapkan pada kemajuan teknologi dankomunikasi yang begitu pesat. Kemajuan-kemajuan tersebut seharusnya mampu menumbuhkembangkanmanusiamanusiatanpabatas.Akantetapitradisiseringkalimenjaditembokbagipergerakanmanusiabaiksecarapikiranmaupunfisik.Halsepertiinilazimnyadialami olehperempuan, ketika kebebasan tidak dimiliki oleh perempuan. Akan tetapi menyerah bukanlahsebuah pilihan, perempuan harus tetap menyuarakan pikiran dan melakukan pergerakan dengancara mandiri dan bertanggung jawab, karena tembok sekuat apapun tidak akan dapat mengekangpikiran yang ingin terbang bebas. Karya tari Consistency berangkat dari manuskrip Dajang Rindoeyang didekonstruksi. Pada proses panggarapan karya ini, landasan penciptaan yang digunakanadalah dekonstruksi teks, kreativitas dan koreografi. Dekonstruksi teks digunakan untukmenemukan pandangan baru mengenai kebebasan perempuan, sedangkan pendekatan kreativitasdigunakan karena penciptaan karya seni tidak lepas dari proses berpikir dan bekerja secara kreatif.Melalui pendekatan inilah cara berpikir dan cara bekerja secara kreatif akan dibangun. Pendekatankedua adalah koreografi, yang digunakan sebagai landasan dalam mencipta estetika tari yangmeliputi gerak tubuh, komposisi, kesatuan dan harmoni, serta aspek-aspek laku dan visual lainnya.Karya tari Consistency merupakan gambaran tentang keteguhan hati seorang perempuanmendapatkan kebebasannya demi mempertahankan integritas. Kebebasan tersebut didapatkandengan penuh perjuangan karena kebebasan itu sendiri berarti mampu menjalani hidup denganmandiri dan bertanggung jawab. Dalam kehidupan nyata perempuan yang memilki kebebasan sudah jarang yang mampu mandiri dan bertanggung jawab mempertahankan keteguhannya. Ketimpangan dalam hal keteguhan hati inilah yang pada akhirnya melunturkan integritas perempuan.
PERWUJUDAN KONSEP KEBHINNEKAAN DALAM DESAIN KARAKTER SERIAL ANIMASI “VATALLA SANG PELINDUNG” Krisharyono Krisharyono
INVENSI (Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni) Vol 1, No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1115.577 KB) | DOI: 10.24821/invensi.v1i2.1614

Abstract

Melihat dan menikmati sebuah film pada hakekatnya sama dengan membaca suatu teks dan konteks, yang di dalamnya mengandung suatu makna yang disampaikan melalui simbol atau metafora yang digunakan oleh sang kreator dan tertampil dalam jalinan cerita film tersebut. Demikian pula yang berusaha diungkapkan dalam film serial animasi Vatalla, dimana di dalamnya disematkan simbol-simbol mengenai isu nasionalisme, persatuan dan kesatuan bangsa yang dewasa ini sedang menghadapi beragam tantangan. Usaha tersebut terlihat secara jelas dari pembuatan desain karakter lima tokoh utama film serial animasi Vatalla yang mengadopsi unsur- unsur visual yang ada pada beragam motif etnik daerah di Indonesia. Desain karakter tokoh utama tersebut tampil dengan keragaman motif etnik yang disematkan pada pakaian dan asesoris yang mereka gunakan. Selain itu, kelima tokoh utama tersebut dirancang mempunyai ciri-ciri fisik yang cukup kontras berlainan satu sama lain untuk menunjukkan perbedaan suku dan ras di antara mereka (representasi dari beragam suku dan ras yang hidup di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia). Dengan demikian desain karakter tokoh utama film serial animasi Vatalla ini memang diarahkan untuk selaras dengan konsep kebhinnekaan, dimana bangsa Indonesia - semenjak kemerdekaannya dan sampai saat ini di usianya yang ke-71 tahun - telah final merumuskan konsep mengenai nasionalisme tersebut dalam semboyan dasar negara Pancasila, yaitu Bhinneka Tunggal Ika.
Peran Grenteng terhadap Kenyamanan Sirkulasi Pengunjung di Komplek Makam Raja Mataram Kotagede Yogyakarta Putri Prabu Utami
INVENSI (Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni) Vol 3, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.639 KB) | DOI: 10.24821/invensi.v3i1.2106

Abstract

Kotagede Yogyakarta merupakan peninggalan Kerajaan Mataram di mana terdapat banyak peninggalan arkeologis seperti Watu Gilang dan sisa tembok benteng. Peninggalan kerajaan Mataram kuno Kotagede dapat dilihat di komplek Makam Raja Mataram Kotagede. Komplek Makam Raja Mataram di Kotagede Yogyakarta memiliki gaya arsitektur Hindu. Ciri khas dari bangunan Hindu di Makam Raja Mataram identik dengan pengunaan material batu bata merah dan kapur. Komplek Makam memiliki bangunan berupa tembok pembatas yang bernama grenteng yang penempatannya berada setelah pintu gerbang yang memiliki fungsi sebagai penutup atau pembatas antara ruang dalam dengan ruang luar atau ruang sebelumnya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kenyamanan sirkulasi dengan adanya peranan grenteng pada satu ruang. Penelitian ini merupakan penelitian gabungan, yang bergantung pada kedua bahan pustaka yang relevan serta temuan lapangan seperti observasi dan wawancara. Selanjutnya melakukan analisis data lapangan. Keberadaan grenteng yang berada tepat di tengah pintu memberikan pengaruh terhadap kenyamanan sirkulasi pengunjung. Temuan penelitian menunjukkan kenyamanan sirkulasi dengan adanya peran grenteng dapat dicapai pada satu sisi kiri baik digunakan sebagai sirkulasi masuk maupun keluar. Kenyamanan sirkulasi satu sisi pada komplek Makam Raja Mataram Kotagede berbeda dengan bangunan yang memiliki grenteng seperti di Keraton Yogyakarta maupun makam Raja Imogiri. Kotagede Yogyakarta is a relic of the Mataram kingdom where there are many archaeological remains such as Watu Gilang and the rest of the wall of the fort. Relics of ancient kingdom of Mataram Kotagede can be seen in the complex of the tomb of King of Mataram Kotagede. Complex Tomb of King of Mataram in Kotagede Yogyakarta has a Hindu architectural style. The distinctive feature of the building at the tomb of the King of Mataram Hindu identical to the material the use of red brick and limestone. The tomb complex of buildings in the form of the parapet has named grenteng whose post is after the gate has a function as a cover or barrier between the space in the outer space or room earlier. The purpose of this study to determine the comfort of their circulation with grenteng role in one room. This study is a combination, which is dependent on both the relevant library materials as well as the findings of such field observations and interviews. Furthermore, analysis of field data. Grenteng existence which is right in the middle of the door to give effect to the comfort of the visitor circulation. The findings show comfort with their roles grenteng circulation can be achieved on the left side used as incoming and outgoing circulation. Leisure circulation of one hand on the tomb of the King of Mataram Kotagede complex of different buildings that have grenteng like in the Keraton or the tomb of King Imogiri.
Metafora dalam Kartun Bertema Korupsi Karya G.M. Sudharta Iskandar Iskandar
INVENSI (Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni) Vol 3, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.252 KB) | DOI: 10.24821/invensi.v3i1.2103

Abstract

Kartun merupakan salah satu bentuk dialektika tanda dalam kategori bahasa verbal dan nonverbal, yang membuat dirinya unik adalah karena karakternya yang menyimpang, lucu, bersifat satir atau menyindir, baik terhadap orang atau tindakannya. Sebagai salah satu bahasa politik, kartun telah menjadi instrumen pokok untuk menceritakan realitas, segala tindakan dalam kartun merupakan studi tentang tanda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metafora yang digunakan dalam kartun bertema korupsi. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metodologi kualitatif, dengan pendekatan deskriptif, yaitu dimana data yang dikumpulkan adalah karya visual kartun G.M. Sudharta yang dibuat tahun 2012 untuk koran Kompas, dan yang dipublikasikan pada media sosial Facebook-nya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapatnya metafora yang sangat dominan dan beragam dalam kartun bertema korupsi yang menandakan terdapatnya proses yang kritis dalam memandang budaya komunikasi. Setiap kartunis menciptakan tokoh kartun fiktif sebagai identitas yang mewakili dirinya untuk menyampaikan opini, kritik, dan olok-olok terhadap sesuatu yang sedang berlaku dalam realitas sehari-hari. Selain itu, setiap kartunis memiliki keunikan dalam menyampaikan pesan, hal tersebut merupakan gaya yang dipengaruhi oleh latar belakangnya masing-masing. Cartoon is a form of dialectic sign in the category of verbal and nonverbal language, which makes it unique is that deviant character, humorous, satirical or sarcatic, either against the person or his actions. As one of the political languages, cartoons have become a staple instrument to communicate the reality, every action in cartoon are the study of signs. This study aims to determine the metaphor used in cartoons with the theme of corruption. The research methodology used is qualitative methodology, with descriptive approach, that is where the data collected is a visual work of cartoon G.M. Sudarta made in 2012 for Kompas newspaper, and published on social media Facebook. The results of this study indicate that there is a very dominant and varied metaphor in a corruption-themed cartoon that signifies the existence of a critical process in viewing the culture of communication. Each cartoonist creates a fictitious cartoon character as an identity representing him/herself to convey opinions, criticisms, and banter towards something that is prevailing in the everyday reality. In addition, each cartoonist is unique in conveying the message, it is a style influenced by their background.
IKLAN PROVIDER SELULER XL DENGAN STRATEGI PEMASARAN BERBASIS LOKAL MADURA (SEBUAH KAJIAN DESAIN) Naufan Noordyanto
INVENSI (Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni) Vol 2, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.584 KB) | DOI: 10.24821/invensi.v2i2.1864

Abstract

Dalam salah satu strategi promosinya, XL menggunakan iklan yang memunculkan pesan utama dalam slogan berbahasa Madura sebagai upaya pendekatan komunikasi untuk menjangkau konsumen lokal di kawasan Madura, Jawa Timur. Iklan tersebut bertuliskan “ORENG MADHURE KABBHI NGANGGUY XL” (secara literal artinya “orang Madura semua menggunakan XL”). Materi iklan tersebut menunjukkan klaim XL yang diasumsikan mengandung unsur kontroversial bahwa semua orang Madura menjadi konsumen produk XL tanpa menyajikan bukti data statistik. Mengingat iklan ini cenderung didominasi oleh pesan verbal, maka kajian ini bermaksud melengkapi celah teoritis terkait upaya analisis iklan dengan menginterpretasikan makna tersembunyi yang terkandung dalam materi iklan secara kritis dan lepas dari maksud pengiklan. Analisis dilakukan melalui pendekatan interpretasi Paul Ricoeur yang dihubungkan dengan konteks sosial budaya, dan dukungan teori tipografi. Kajian ini juga berupaya melengkapi pengetahuan tentang upaya promosi produk di kalangan lokal dari produsen skala nasional dan praktik promosi produk yang dilakukan dalam konteks sosial budaya. Melalui kajian ini, ditemukan bahwa pernyataan “kabbhi” atau “semua” dalam slogan tidak mengacu pada kondisi realitas. Pola konsumsi yang ditawarkan tersebut mendikte konsumen dengan iming-iming fungsi kolektif melalui materi identitas dan simbolik kebudayaan Madura. Seolah-olah produk XL menjadi pilihan pakai yang diinginkan masyarakat lokal dan menawarkan kebanggaan kolektif komunal. Selain itu, iklan tersebut diasumsikan seperti ingin menunjukkan dukungan terhadap ketidakberesan sosial yang memunculkan kesan bahwa korporasi tidak pernah peduli dengan edukasi dan perbaikan tingkat intelektualitas masyarakat lokal. Bahkan penulisan ejaan teks iklan yang kurang tepat, terkesan sembarang justru mengkonotasikan bahwa korporasi yang bersangkutan tak pernah ambil peduli pada edukasi dan perawatan tradisi kebudayaan lokal, khususnya dalam konteks kebahasaan. In one of their promotional strategy, XL use ads that present the main message of slogan that used Madura language as a communication approach to reach the local customer in Madura Island, East Java. The ads reads "ORENG MADHURE KABBHI NGANGGUY XL" (which means "the all Madurese use XL"). The message indicates the XL claim that assumed of the controversial contain that all Madurese is the customers of their products without presenting the evidences of statistical data. In because of the ads is dominated by the verbal message elements, so this study intend to cover the theoretical gap about ads analysis methods by interpreting the hidden meaning contained in advertising elements, critically and free from the advertiser purpose and concern. The analysis is conducted through the approach of Paul Ricoeur interpretation theory associated with socio-cultural contexts, and also supported by the theory of typography. The study also intend to contribute the knowledge for the science of design about the products promotional strategy in local customers area that is done by national scale manufactures, and the products promotion practices undertaken in the socio-cultural context. Through this study, it can be revealed that the statement "kabbhi" or "all" in the slogan does not refer to the condition of reality. The consumption patterns that offered, dictating the consumers with the lure of collective functions and values through the material and symbolic cultural identity of Madura. As if the XL products become a choice to use that is desired by local communities and offer a communal collective pride. In addition, the ads are assumed to show the support the social irregularities which impress that the corporation was never concerned with education and the improvement of intellectual level of local communities. Even the spelling of text ads that are less true, impress that the corporation never take care about the education and care of local cultural traditions, especially in the context of local language.
PERAN KEMAJUAN TEKNOLOGI DALAM PERTUNJUKAN MUSIK Sang Nyoman Satria Irnanningrat
INVENSI (Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni) Vol 2, No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.252 KB) | DOI: 10.24821/invensi.v2i1.1802

Abstract

Musik merupakan suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur musik serta ekspresi sebagai satu kesatuan. Salah satu cara penyampaian musik yaitu melalui pertunjukan musik. Namun, perkembangan teknologi membuat pertunjukan musik secara langsung menjadi semakin jarang diminati oleh para penikmat musik. Selain itu, media pertunjukan musik secara langsung juga menjadi kian sempit bagi para musisi karena fenomena keberalihan cara menikmati musik dari waktu ke waktu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa sajakah bentuk-bentuk penyebab matinya pertunjukan musik dilihat dari teori simulakra dari Jean Paul Baudrillard serta bagaimana efek Simulakra terhadap pertunjukan musik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif serta menerapkan pendekatan sosiologi. Dalam penelitian ini penulis memperoleh dan mengumpulkan data dengan dua cara, yaitu pengumpulan data melalui internet dan studi pustaka. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan teknologi, seni menikmati musik melalui pertunjukan musik perlahan bergeser dan mulai hilang digantikan dengan alat-alat atau instrumen simulakra seperti kaset, CD, VCD, Youtube, RBT, dan iTunes. Selanjutnya, simulakra juga membawa dampak yang signifikan terhadap matinya pertunjukan musik yaitu salah satunya adalah dehumanisasi atau suatu kondisi dimana manusia telah meninggalkan kodratnya sebagai manusia.
MENGUNGKAP REALITAS DENGAN PROYEK SENI SEBAGAI METODE PENCIPTAAN KARYA DALAM MEA Octalyna Puspa Wardany
INVENSI (Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni) Vol 1, No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1141.124 KB) | DOI: 10.24821/invensi.v1i1.1607

Abstract

The implementation acceleration of ASEAN Economic Community from 2020 to be 2015 is not only impacted on economic and politic. It also brings the impact on the freedom of cultural flow. This situation then need the method and tool to creating arts which enable the artists and the actors in arts to works in other countries or places within ASEAN scope which material is the community reality as fusion form between social and cultural (in this term is arts) and also possible with other fields. Through this paper, the researcher would like to propose a method of creating artworks that is the art project which reveals the reality in community as an effort to contribute in advance and develop Indonesia arts world and unearth the arts in terms of ideas of working, creating process, and artworks. This research method is case study of Tentang Hutan Art Project of gerimisUngu Production by reference review, field research and empirical experience, observation, and interview. Based on this case, it found that (1) The Art Project is a method of creating artworks which based on currently reality in the community that is already examined using scientific research; (2) The Art Project is able to be implemented at any location, including MEA context and for any type of arts; (3) The Art Project is enable arts including their artworks become unity with the live; (4) The Art Project does not abandon the aesthetic values as the content of the artworks.
RELASI PENGUASAAN ELEMEN-ELEMEN MUSIKAL BERNYANYI DAN KONDISI STRES DALAM KONTEKS KOMPETISI BERNYANYI : STUDI KASUS PADUAN SUARA MAHASISWA Tio Roby
INVENSI (Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni) Vol 1, No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (928.089 KB) | DOI: 10.24821/invensi.v1i1.1587

Abstract

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui relasi antara penguasaan elemen-elemen musikal bernyanyi dan kondisi stres personal dalam konteks kompetisi/ kontestasi bernyanyi. Alasan mendasar penelitian ini adalah, adanya salah satu manfaat positif aktivitas bernyanyi yaitu untuk mereduksi kondisi stres personal yang sedang dialami (hasil dari penelitian-penelitian ilmiah, serta pendapat pakar yang relevan); sementara di sisi lain beberapa penelitian ilmiah telah menghasilkan kesimpulan, bahwa kondisi stres menjadi tercipta ketika seseorang harus berpenampilan di depan umum, misalkan aktivitas bernyanyi dalam konteks kompetisi. Penelitian kualitatif ini akan dilakukan melalui pendekatan studi kasus pada paduan suara mahasiswa; aktivitas bernyanyi dalam konteks kompetisi sebagai objek material, sedangkan psikologi sosial sebagai objek formalnya; perolehan data dilakukan dengan FGD; analisis data dilakukan melalui pengelompokan data/mencari pola data; teori musikal bernyanyi dan konsep stres akan digunakan untuk mengiterpretasikannya. Hasil dari penelitian ini yaitu, bahwa ketidaksiapan individu terkait penguasaan elemen-elemen musikal bernyanyi dalam konteks kompetisi bernyanyi akan menciptakan kondisi stres pada pelakunya/ individu tersebut. The aim of this research is to know about the relation between mastery of singing musical elements and personal stress condition in singing competition context. The fundamental reason of this research is the fact that there’s one of the benefits of singing activity, that is to reduce the personal stress condition being experienced (scientific reaserches’s results, relevant expert opinion); in other side, many scientific researches have been concluded that stress condition will be produced while someone have to perform in public, as example is singing activity on competition context. This qualitative research used case study approach at college choir; singing activity on competition context as material object, social psychology as formal object; FGD was used-to get the datas; subdividing datas or look for the datas pattern was used-to analyse the datas; musical theory of singing and stress concept were used-to interpret the datas. The result of this research is, that individual’s unpreparedness with mastery of singing musical elements on singing competition context will creates stress condition on doers.
PERANCANGAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FILOSOFI SURJAN JOGJA MENGGUNAKAN METODE DESIGN THINKING Wuri Septiningsih
INVENSI (Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni) Vol 2, No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1709.809 KB) | DOI: 10.24821/invensi.v2i1.1807

Abstract

Metode Design Thinking dikembangkan serta dipopulerkan oleh David Kelley dan Tim Brown. Metode ini digunakan sebagai acuan dalam Practical Based Design Research yang berpusat pada kebutuhan manusia - human centered. Metode ini akan digunakan dalam perancangan desain komunikasi visual guna mengenalkan Filosofi Surjan Jogja. Surjan sebagai pakaian adat Jawa (Jogja) dapat dipelajari sebagai bentuk hasil kebudayaan, nilai, norma, kepercayaan, sistem sosial dan budaya, sistem ekonomi, mata pencaharian dan adat istiadat. Hal tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi nonverbal yang menjadi simbol ikonik yang menunjukkan batas-batas budaya dengan nilai budaya lainnya di Indonesia. Berdasarkan data survey penyebaran 50 lembar angket pada sampel yang diambil, tak banyak yang mengetahui bahwa bentuk baju surjan memiliki berbagai makna filosofis. Hal tersebut dapat diperkenalkan salah satunya yaitu dengan cara membuat perancangan desain untuk memberikan informasi mengenai falsafah budaya yang terkandung dalam Surjan Jogja. Untuk dapat merancang desain tersebut dibutuhkan beberapa data. Pencarian data akan menggunakan metode survey, wawancara, dan mencari sumber pustaka pendukung. Teori sosial milik Barthes akan digunakan dalam analisis sosial dan sebagai teori penunjang semiotika dalam pendekatan post-modernisme dan seni budaya.

Page 2 of 11 | Total Record : 103