cover
Contact Name
Henky Irawan
Contact Email
henkyirawan.umrah@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
Intekakuakultur.umrah@gmail.com
Editorial Address
Jalan Politeknik Senggarang Tel (0771) 4500089 Fax 4500091
Location
Kota tanjung pinang,
Kepulauan riau
INDONESIA
Jurnal Intek Akuakultur
ISSN : 25796291     EISSN : 25796291     DOI : https://doi.org/10.31629/intek
The scope of Intek Aquaculture Journal include System and Technology, Biotechnology, Nutrition and Feed, Fish Health Management, Water Quality Management , Reproduction and Genetics in the field of Aquaculture.
Arjuna Subject : -
Articles 104 Documents
Laju pertumbuhan jenis lamun Thalassia hemprichii dengan teknik transplantasi sprig anchor dan polybag pada jumlah tegakan yang berbeda dalam rimpang di Perairan Kabupaten Bintan Rani Seprianti; Ita Karlina; Henky Irawan
Intek Akuakultur Vol. 1 No. 1 (2017): Intek Akuakultur
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1044.663 KB) | DOI: 10.31629/intek.v1i1.70

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan lamun jenis Thalassia hemprichii yang ditransplantasi dengan metode Sprig anchor dan Polybag dengan jumlah tegakan yang berbeda sehingga didapatkan jumlah tegakan optimal bagi pertumbuhan lamun jenis Thalassia hemprichii yang di transplantasi dengan metode Sprig anchor dan Polybag. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai Mei tahun 2016 di Kampe Desa Malangrapat Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental. Metode sprig anchor dan polybag diberi 5 perlakuan yaitu tegakan 1 hingga tegakan 5. Analisis data dengan One-Way ANOVA menunjukkan laju pertumbuhan daun lamun dengan hasil laju pertumbuhan pada metode sprig anchor terdapat pengaruh yang nyata terhadap perlakuan tegakan lamun yang berbeda dengan penambahan panjang daun berkisar 0,41 cm/minggu hingga 0,64 cm/minggu. Laju pertumbuhan daun lamun pada metode polybag tidak memberikan pengaruh yang nyata dengan penambahan panjang daun berkisar 0,43 cm/minggu hingga 0,72 cm/minggu. Pada tingkat kelangsungan hidup, data dianalisis dengan uji Kruskal Wallis. Tingkat kelangsungan hidup lamun Thalassia hemprichii menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata terhadap jumlah tegakan lamun yang berbeda dengan nilai rata-rata tingkat kelangsungan hidup metode sprig anchor 67,64 % dan metode polybag 99,2 %. Tegakan optimal Lamun Thalassia hemprichii pada metode sprig anchor yaitu tegakan 2 dan metode polybag yaitu tegakan 1. Penentuan tegakan optimal lamun berdasarkan tegakan yang paling sedikit, tetapi memiliki parameter laju pertumbuhan yang paling cepat ataupun yang tidak berbeda nyata dari perlakuan dengan parameter pertumbuhan tercepat atau tertinggi. Hasil dari tegakan optimal yang dicapai merupakan pertumbuhan lamun Thalassia hemprichii yang efisien dan efektif.
Laju Pertumbuhan Jenis Lamun Enhalus acoroides Dengan Teknik Transplantasi Polybag Dan Sprig Anchor Pada Jumlah Tunas Yang Berbeda Dalam Rimpang Di Perairan Bintan Netty Harnianti; Ita Karlina; Henky Irawan
Intek Akuakultur Vol. 1 No. 1 (2017): Intek Akuakultur
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1230.997 KB) | DOI: 10.31629/intek.v1i1.71

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan lamun dan tingkat kelangsungan hidup lamun Enhalus acoroides dan mengetahui tunas yang optimal yang ditransplantasi dengan metode Polybag dan Sprig Anchor. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Febuari sampai bulan mei tahun 2016 di daerah Kampe, Desa Malangrapat, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan. Metode yang dilakukan adalah metode transplantasi Polybag dan Sprig Anchor. Jumlah tunas lamun di beri 3 yaitu 1 tunas, 2 tunas dan 3 tunas dengan 3x pengulangan pada setiap tunas. Analisi data dengan menggunakan KRUSKAL WALLIS menunjukan tingkat kelangsungan hidup tidak memiliki perbedaan yang nyata (p<0.05). Analisis data menggunakan One Way ANOVA menunjukan hasil dari laju pertumbuhan daun lamun tidak memiliki perbedaan yang nyata (p<0.05). Jumlah tunas yang optimal didapat pada metode Polybag yaitu tunas 1 dengan nilai 2,0417 dan Sprig Anchor yaitu tunas 1 dengan nilai 2,0833, yaitu perlakuan dengan jumlah tunas yang sedikit namun memiliki kelangsungan hidup paling tinggi. Tunas optimal ini dinilai sebagai pertumbuhan lamun yang efektif dan efisien dalam kegiatan transplantasi lamun Enhalus acoroides.
IDENTIFIKASI DAN KELIMPAHAN ZOOPLANKTON SEBAGAI SUMBER PAKAN ALAMI IKAN BUDIDAYA DI PERAIRAN KAMPUNG GISI DESA TEMBELING KABUPATEN BINTAN Tengku Said Raza’i
Intek Akuakultur Vol. 1 No. 1 (2017): Intek Akuakultur
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (925.531 KB) | DOI: 10.31629/intek.v1i1.72

Abstract

Zooplankton merupakan kelompok organisme planktonik dari kelompok hewani sebagai konsumen tingkat pertama pada ekosistem perairan, fungsinya sebagai penyalur energi dar fitoplankton sebagai produsen primer. Keberadaanya di perairan, dapat dimanfaatkan sebagai pakan alami ikan-ikan yang terdapat di suatu perairan sehingga penyediaan data terkait jenis serta kelimpahan zooplankton di perairan sangat diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis serta kelimpahan zooplankton di perairan Kampung Gisi yang dilakukan pada bulan Oktober – Desember 2016 dengan pendekatan metode acak (random sampling). Jenis zooplankton yang berhasil di identifikasi terdiri dari Dari hasil kajjian dijumpai 10 spesies zooplankton Apocyclops sp. Cyclopoid sp. Euchaeta sp. Eucyclops sp. Ceriodaphnia sp. Diaphanosoma sp. Euglena sp. Stilomysis sp. dan Tortanus sp. Dari 10 spesies yang dijumpai, terdapat 4 spesies yang termasuk kedalam komposisi terbaik dalam penyedia pakan alami di perairan yaitu Apocyclops sp, Cyclopoid sp Ceriodaphnia sp, dan Diaphanosoma sp. kelimpahan zooplankton tergolong kedalam kelmpahan yang sedang.
ANALISIS KESESUAIAN EKOLOGI UNTUK KEGIATAN BUDIDAYA PERAIRAN DI PULAU ABANG, KOTA BATAM Tengku Said Raza’i
Intek Akuakultur Vol. 1 No. 1 (2017): Intek Akuakultur
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (823.673 KB) | DOI: 10.31629/intek.v1i1.73

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada Oktober sampai Desember 2016. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan penentuan lokasi penelitian dilaksanakan menggunakan random sampling dengan Visual Sampling Plan Software. Parameter ekologi yang mendukung dengan nilai poin sempurna diantaranya; oksigen terlarut, material dasar, kecerahan, suhu, dan nitrat. Parameter perairan dengan nilai sedang yakni; kedalaman, arus, pH, kelimpahan dan kandungan klorofil-a. sedangkan parameter dengan nilai rendah yakni kandungan fosfat. Perairan Pulau Abang cukup mendukung untuk kegitan budidaya perairan dengan nilai kesesuaian kondisi 78,0% dengan kondisi sesuai.
Laju pertumbuhan jenis lamun (Syringodium isoetifolium) dengan teknik transplantasi Polybag dan Sprig anchor pada jumlah tegakan yang berbeda dalam rimpang di perairan Kampe Desa Malang Rapat Anggun Permatasari; Ita Karlina; Henky Irawan
Intek Akuakultur Vol. 1 No. 1 (2017): Intek Akuakultur
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1149.934 KB) | DOI: 10.31629/intek.v1i1.74

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan lamun dan tingkat kelangsungan hidup lamun Syringodium isoetifolium dan mengetahui jumlah tegakan optimal bagi pertumbuhan lamun Syringodium isoetifolium yang ditransplantasi dengan metode Polybag dan Sprig anchor. Metode yang digunakan adalah metode transplantasi Polybag dan Sprig anchor. Jumlah tegakan lamun Syringodium isoetifolium diberi perlakuan yaitu 1 tegakan, 2 tegakan, 3 tegakan, 4 tegakan, dan 5 tegakan dengan 5 kali pengulangan tiap perlakuan. Analisis data dengan menggunakan Uji One-Way ANOVA menunjukkan laju pertumbuhan lamun Syringodium isoetifolium pada metode Polybag tidak terdapat perbedaan yang nyata terhadap perlakuan jumlah tegakan yang berbeda (p>0,05) dengan penambahan panjang daun lamun Syringodium isoetifolium ± 0,58 cm hingga 1,49 cm per-minggu dan untuk metode Sprig anchor terdapat perbedaan yang nyata terhadap perlakuan jumlah tegakan yang berbeda (p<0,05) dengan penambahan panjang daun lamun Syringodium isoetifolium ± 0,02 cm hingga 0,54 cm per-minggu sedangkan untuk tingkat kelangsungan hidup lamun Syringodium isoetifolium pada metode Polybag dan Sprig anchor menggunakan analisis data Kruskal Wallis tidak terdapat pengaruh yang nyata terhadap perlakuan jumlah tegakan yang berbeda (p>0.05) dengan rata-rata tingkat kelangsungan hidup lamun 100% metode Polybag dan 19,8% untuk metode Sprig anchor. Jumlah tegakan yang optimal lamun Syringodium isoetifolium didapat oleh perlakuan dengan jumlah tegakan 1 untuk metode Polybag dan Sprig anchor, yaitu perlakuan dengan jumlah tegakan sedikit mungkin, tetapi memiliki laju pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup tertinggi dan tidak memiliki perbedaan yang nyata di setiap perlakuan. Tegakan optimal ini dinilai sebagai pertumbuhan lamun yang efektif dan efisien dalam kegiatan transplantasi lamun Syringodium isoetifolium.
Aplikasi sig untuk pemetaan kesesuaian kawasan budididaya ikan kerapu menggunakan keramba di perairan laut Desa Genting Pulur Kabupaten Kepulauan Anambas Rofizar A; Yales Veva Jaya; Henky Irawan
Intek Akuakultur Vol. 1 No. 1 (2017): Intek Akuakultur
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1521.127 KB) | DOI: 10.31629/intek.v1i1.75

Abstract

Judul penelitian adalah Aplikasi SIG Untuk Pemetaan Kesesuaian Kawasan Budidaya Ikan Kerapu Menggunakan Keramba di Perairan Laut Desa Genting Pulur Kabupaten Kepulauan Anambas dengan tujuan untuk mengetahui kawasan yang sesuai untuk meletakkan wadah budidaya berdasarkan kualitas air secara fisika dan kimia. Dalam penelitian ini menggunakan metode sampling untuk mendapatkan data dari perameter yang digunakan sebagai kriteria kesesuaian kawasan budidaya untuk selanjutnya di analisis dan diolah dengan menggunakan sistem informasi geografis (SIG). Dari penelitian tersebut di dapat hasil faktor pembatas alur kapal dengan lebar 35 m, kedalaman 20,50 m, keterlindungan semi terbuka, tinggi gelombang 0,15 m, arus 140 cm/dtk, kecerahan 988 cm, suhu 31 °C, salinitas 38 ‰, Oksigen terlarut 7,7 mg/l dan pH 8,4. Setelah diolah menggunakan SIG maka di dapat luas area untuk budidaya ikan kerapu menggunakan keramba jaring apung adalah 304,61 ha dan untuk keramba jaring tancap 681,90 ha, dapat disimpulkan lokasi budidaya ikan kerapu menggunakan keramba jaring apung memiliki kawasan lebih luas dari pada budidaya ikan kerapu menggunakan keramba jaring tancap dari total seluruh kawasan penelitian adalah 987 ha.
PERTUMBUHAN MIKROALGA Spirulinna plantensis YANG DIKULTUR DENGAN MEDIA TEKNIS Indri Addini; Dharma Saputra; Aidil Fadli Ilhamdy; Tri Julianto
Intek Akuakultur Vol. 1 No. 1 (2017): Intek Akuakultur
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.461 KB) | DOI: 10.31629/intek.v1i1.76

Abstract

Penelitian dilakukan untuk membandingkan efektivitas media teknis dan media komersil terhadap pertumbuhan mikroalga Spirulina plantensis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Spirulina plantensis dikultur dengan media teknis mencapai OD>0.5 pada hari ke 29 dengan nilai pH berkisar 5-6 sedangkan pada media komersil OD >0.5 pada hari ke 11 dengan nilai pH berkisar 7-8.
Pengaruh Pemberian Probiotik Terhadap Aktivitas Letupan Respirasi Leukosit dalam Darah Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Rika Wulandari
Intek Akuakultur Vol. 1 No. 1 (2017): Intek Akuakultur
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.767 KB) | DOI: 10.31629/intek.v1i1.77

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas letupan respirasi leukosit dalam darah ikan nila (Oreochromis niloticus) menggunakan uji nitroblue tetrazolium (NBT) sebagai tolak ukur produksi radikal oksigen (reactive oxygen species / ROS). Penelitian dirancang dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Ikan diaklimatisasi selama dua minggu, kemudian diberi perlakuan pakan yang ditambah probiotik dalam kurun waktu yang sama, dengan ikan tanpa perlakuan sebagai kontrol. Aktivitas letupan respirasi tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan B (12 x 108 CFU/mL). Berdasarkan hasil uji tersebut menunjukkan bahwa ikan nila yang diberi perlakuan probiotik melalui pakan efektif meningkatkan laju aktivitas imunogenik letupan respirasi.
PERFORMA MATURASI BELUT SAWAH (Monopterus albus) YANG DIINDUKSI HORMON GONADOTROPIN BERBEDA Wiwin Kusuma Atmaja Putra
Intek Akuakultur Vol. 1 No. 1 (2017): Intek Akuakultur
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (597.657 KB) | DOI: 10.31629/intek.v1i1.78

Abstract

Penelitian ini berjudul Performa Maturasi Belut Sawah (Monopterus albus) yang Diinduksi Hormon Gonadotropin Berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui performa maturasi belut sawah yang diinduksi hormon PMSG dan hCG. Penelitian ini dilakukan dengan metode Ekperimental secara Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan kontrol (NaCl), Pregnant Mare Serum Gonadotropin (PMSG) (dosis 20 IU/kg), human Chorionic Gonadotropin (hCG) (dosis 20 IU /kg) dengan tujuh ulangan individu. Data dianalisis secara deskriptif. Parameter uji pada penelitian ini diantaranya adalah konsentrasi estradiol-17β, Gonado Somatik Indeks (GSI), Hepatosomatik Indeks (HSI), tingkat kematangan gonad, tingkat kebuntingan, dan kualitas air (oksigen terlarut (DO), pH, amoniak dan temperatur). Hasil terbaik pada akhir penelitian ini adalah perlakuan hCG dengan TKG (IV). Hasil rata-rata analisis parameter kualitas air adalah berkisar DO (5.84mg/L), amoniak (0.757mg/L), pH (6.42) dan temperatur (27.940C). Hasil ini menunjukkan bahwa hormon hCG dapat menginduksi pematangan gonad belut sawah.
PEMULIAN IKAN PAPUYU (Anabas testudineus) DENGAN TEKNIK HYBRIDISASI FILOGENETIK MERISTIK DARI TIGA TIPE EKOSISTEM PERAIRAN RAWA Slamat Slamat; Ririen Kartika Rina; Pahmi Ansyari
Intek Akuakultur Vol. 1 No. 2 (2017): Intek Akuakultur
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.204 KB) | DOI: 10.31629/intek.v1i2.253

Abstract

Tujuan penelitian menemukan pola hybridisasi yang tepat dalam memproduksi benih ikan papuyu yang memiliki karakter unggul, sehingga dapat menunjang peningkatan produktivitas ikan kearah yang lebih baik. Penelitian hybridisasi ini dilaksanakan di UMKM Rawa Sejahtera Amuntai dan analisis Laboratorium di FPK – ULM pada bulan Januari – Juli 2016. Metode penelitian dengan rancangan acak lengkap (RAL) (tiga perlakuan dan sembilan ulangan) yaitu menghybrid induk ikan papuyu dari rawa tadah hujan, pasang surut dan monoton. Hasil aplikasi penelitian diperoleh data hybridisasi yang meliputi fekunditas, indeks kematangan gonad, fertilisasi, daya tetas, mortalitas, pertumbuhan panjang relatif, pertumbuhan berat relatif, food coversion ratio (FCR), kesehatan ikan, persentasi jantan dan betina, menggambarkan hybridisasi induk ikan dari rawa monoton dengan pasang surut lebih unggul dibandingkan hybridisasi induk ikan dari rawa tadah hujan dengan monoton serta pasang surut dengan tadah hujan. Hasil pengkerakteran benih ikan hybridisasi rawa pasang surut dengan rawa monoton yang paling menonjol adalah persentasi kelahiran betina >80%, FCR dan pertubuhan lebih tinggi, yang terbukti dengan hasil statistik yang berbeda nyata. Dalam proses pengembangan budidaya ikan papuyu, faktor utama keberhasilannya adalah penggunaan benih berkelamin betina, dimana pertumbuhannya lebih cepat 270% dibandingkan benih jantan, sehingga sangat tepat untuk dijadikan bibit dalam proses pembesaran dalam kolam.

Page 1 of 11 | Total Record : 104