cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Jurnal Agrotek UMMat
ISSN : 23562234     EISSN : 26146541     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal AGROTEK UMMat merupakan salah satu jurnal yang dikelola oleh Fakultas Pertanian UM Mataram yang membawahi dua program studi yakni prodi Teknologi Hasil Pertanian(THP) dan Teknologi Pertanian , Jurnal ini sudah memiliki ISSN 2356-2234 (print) , ISSN 2614-6541 (online) , untuk jurnal online terbit pertama kali di bulan Februari 2018. Jurnal AGROTEK terbit dua kali setahun yakni bulan Februari dan Agustus. Redaksi menerima artikel baik dari kalangan praktisi maupun akademisi terkait bidang pertanian berupa hasil penelitian, studi kepustakaan maupun tulisan ilmiah terkait rekayasa pertanian,mesin-mesin pertanian,dll.
Arjuna Subject : -
Articles 147 Documents
RANCANG BANGUN DAN UJI KINERJA SISTEM KONTROL FERTIGASI DENGAN IRIGASI TETES Alfin Fajar; Sirajudin H Abdullah; Asih Priyati Priyati
Jurnal Agrotek Ummat Vol 5, No 1 (2018): February
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.216 KB) | DOI: 10.31764/agrotek.v5i1.236

Abstract

Kebutuhan nutrisi pada tanaman dalam bentuk unsur hara baik yang berasal dari tanah itu sendiri dan dari luar dalam bentuk pupuk mempengaruhi produktifitas tanaman.Komposisi dan kualitas tanah yang bervariasi berperan pada kesuburan tanaman sehingga diperlukan pengaturan dan pengontrolandalam memformulasikan pupuk yang optimal serta penjadwalan pemberian nutrisi bagi tanaman.Penerapan mikrokontroler pada sistem fertigasi dapat memungkinkan dalam mengontrol pemberian unsur hara secara otomatis berdasarkan perintah.Penerapan sistem fertigasi berbasis mikrokontroler dalam budidaya sayuran diharapkan dapat meningkatkan produktivitasnya dan dapat mengurangi penggunaan unsur hara yang berlebihan sehingga biaya dalam budidaya tanaman dapat ditekan serta untuk efisiensi tenaga kerja dan menghemat biaya.Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem fertigasi otomatis dengan acuan kendali On/Off pada kran otomatis solenoid valve, melakukan pengujian volume dan waktu pemberian fertigasi dengan irigasi tetes, danmenentukan formulasi larutan unsur hara sesuai dengan kebutuhan tanaman.Selama simulasi diasumsikan pada tanaman bayam yang harus diketahui terlebih dahulu jumlah kebutuhan air tanamannya dan kebutuhan nutrisi selama satu periode umur tanam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan penelitian langsung di laboratorium. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Teknik dan Konservasi Lingkungan Pertanian dengan parameter yang diamati adalah debit emitter,koefisien keseragaman tetesan, Larutan AB mix dan penggunaan air, dan kinerja sistem kendali On/Off fertigasi sesuai dengan umur tanam dan kebutuhan tanaman.Dari hasil pengamatan, uji kinerja sistem kontrol bekerja dengan baik dengan melakukan setting point waktu sesuai yang diinginkan. Didapat sistem yang sangat baik untuk digunakan dengan rata-rata koefisien keseragaman irigasi CU sebesar 96,50% dan debit aliran penetes yang cukup stabil pada setiap perlakuan waktu dan volume; didapat kisaran debit 0,000140 l/detik – 0,000150 l/detik.The form of nutrients both derived from the soil itself and from outside, in the form of fertilizer, affect the productivity of plant. The various composition and quality of soil has role on plant fertily, therefore regulation and control in formulating optimal fertilizer and scheduling of nutrition for the plant were necessary. The aplication of microcontroller to the fertigation system might be possible in controlling nutrient delivery automatically usingdesigned command language. The aplication of microcontroller based fertilization system in plant cultivationis exected to increase the yieldand decrease the excessive use of nutrients, so that the cost could be supressed as well as labor efficiency and cost saving. The aim of this research was to design automatic fertigation system with on/off system referenceof automatic solenoid valve, testing the fertigation volume and time with drip irrigation and determine nutrient solution formulation according to plant requirement. During the simulation, it was assumed that the amount of crop water requirement and nutritional needs for spinach planting period must be determined in advance.The metode used in this study was experimental method with direct research in the laboratory. This research was conducted in Laboratory of Agricultural EnviromentEngineering and Conservation with parameters observed were emitter discharge, drip uniformitycoefficient,AB mixed solution and water used, and performance of the On/Off fertigation control system correspond with plant age and requirement. The observation showed that the control sytem worked well by applying the desired setting point. The coefficient of uniformity CU was 96.50% and the drip flow rate were relatively stable on each time and volume treatment; the discharge range was 0.000140 l/s – 0.000150 l/s.
ANALISIS PERSENTASE PENAMBAHAN PUPUK KANDANG (Kotoran Sapi) DAN LIMBAH TAHU DALAM PEMBUATAN BIOGAS Muhammad Fitrah Fitrah; Budy Wiryono; Guyup Mahardian DP; Asmawati Asmawati
Jurnal Agrotek Ummat Vol 5, No 1 (2018): February
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.396 KB) | DOI: 10.31764/agrotek.v5i1.247

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui presentase penambahan Kotoran Sapi (kotoran sapi) dan limbah tahu yang tepat dalam pembuatan biogas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan percobaan laboratorium. data hasil penelitian diolah dengan analisis keragaman (analisys of variance) pada taraf 5 % dan jika ada perlakuan yang berpengaruh secara nyata, dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5 %. Perlakuan yang terbaik diperoleh pada perlakuan K1 dengan persentase campuran (Air 1,5 L + Limbah Tahu 1,5 kg + Kotoran Sapi 1 kg), yaitu, jumlah waktu pembentukan gas pada hari ke 3, jumlah gas yang dihasilkan 52,15 mm3, nilai pH 6,28, nilai suhu 30.97 oC dan nilai tekanan 100,32 Pa.This study aims to to know the percentage the addition of cow dung ( dirt cattle ) and waste know proper in the manufacture of biogas . The data the results of the study that it is processed from the analysis the diversity of ( analisys of variance ) the first 5 % and if there is a of being treated with influence significantly , when top flight sides enter by test bnt the first 5 %. Of being treated with best obtained the fire victims in k1 treatment being handed out with the percentage of a mixture of ( water 1,5 l + any type of waste you know 1,5 kg + you have cow manure 1 kg ) , pt pgn promised to supply , the amount of time the formation of gas on the th day of 3 , the amount of a gas that is produced 52,15 mm3 , ph values 6,28 , the value of the temperature of 30.97 oc network and value of pressure 100,32 pa.
PENGARUH PENCAMPURAN TEPUNG PISANG KEPOK, TEPUNG KACANG TUNGGAK dan TEPUNG DAUN KELOR TERHADAP KANDUNGAN MINERAL MP-ASI BISKUIT BAYI Suburi Rahman; Afe Dwiani Dwiani
Jurnal Agrotek Ummat Vol 5, No 1 (2018): February
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.637 KB) | DOI: 10.31764/agrotek.v5i1.237

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung pisang, tepung kacang tunggak dan tepung daun kelor terhadap kandungan mineral kalsium (Ca) dan natrium (Na) pada MP-ASI biskuit bayi. MP-ASI biskuit bayi dibuat dengan 6 perlakuan yaitu PTK1-PTK6. Hasil analisa akan dibandingkan dengan SNI MP-ASI biskuit bayi (01-7111.2-2005). Dari hasil penelitian diketahui bahwa adanya perbedaan yang signifikan pada MP-ASI biskuit bayi (kandungan mineral kalsium dan natrium). Dari hasil analisa mineral diketahui bahwa untuk natrium dihasilkan biskuit yang memenuhi standar mutu SNI. Perlakuan PTK1 (100% tepung pisang) menghasilkan  kandungan natrium tertinggi yaitu 151,3 mg/100 g dan diikuti dengan PTK5 (Tepung pisang kepok 60%, tepung daun kelor 15%, tepung kacang tunggak 25%). Untuk mineral kalsium tidak memenuhi standar SNI.This study aims to determine the effect of adding banana flour, cowpea flour and flour of moringa to calcium (Ca) and sodium (Na) mineral contents on MP-ASI baby biscuit. MP-ASI baby biscuits made with 6 treatments namely PTK1-PTK6. The results of the analysis will be compared with Indonesian National Standard (SNI) MP-ASI baby biscuit (01-7111.2-2005). From the results of the research note that there are significant differences in the baby's biscuit ASI-biscuits (calcium and sodium mineral content). From the results of mineral analysis, it is known that for sodium biscuits are produced that meet SNI quality standards. The PTK1 (100% banana flour) treatment resulted in the highest sodium content of 151.3 mg / 100 g and followed by PTK5 (60% pure banana flour, 15% moringa flour, 25% cow flour). For calcium minerals do not meet SNI standards.
SUBSITUSI TEPUNG TERIGU DENGAN TEPUNG MOCAF DALAM PEMBUATAN KUE KERING Syirril Ihromi; Marianah Marianah; Yodi Adi Susandi
Jurnal Agrotek Ummat Vol 5, No 1 (2018): February
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.69 KB) | DOI: 10.31764/agrotek.v5i1.271

Abstract

Tepung mocaf merupakan salah satu bahan pangan sumber karbohidrat. Selain memiliki nilai gizi yang cukup baik seperti kandungan karbohidrat yang dapat memungkinkan menjadi tepung pengganti untuk tepung terigu sehingga mengurangi ketergantungan terhadap gandum dalam pembuatan kue kering. Tujuan penelitian yaitu mengetahui persentase subsitusi tepung terigu dengan tepung mocaf yang tepat dan pengaruhnya terhadap sifat kimia dan organoleptik kue kering. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan satu factor dengan 6 aras yaitu substitusi tepung mocaf 0 % (100% tepung terigu sebagai kontrol), 15%, 30%, 45%, 60% dan 75%. Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi persentase subsitusi tepung terigu dengan tepung mocaf  maka kadar air semakin menurun, sedangkan kadar pati dan kadar  abu  cenderung  semakin  tinggi, skor nilai seperti aroma, rasa, dan warna semakin menurun, sedangkan pada skor nilai tekstur semakin meningkat.. Subsitusi tepung terigu menggunakan tepung mocaf sampai batas T5 (75%) menghasilkan kue kering dengan criteria baik jika dilihat dari sifat kimia maupun organoleptik.
WATER BALANCE ANALYSIS IN PIJENAN BANTUL IRRIGATION AREA Guyup Mahardhian Dwi Putra; Diah Ajeng Setiawati; Sumarjan Sumarjan
Jurnal Agrotek Ummat Vol 5, No 1 (2018): February
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.618 KB) | DOI: 10.31764/agrotek.v5i1.238

Abstract

Untuk melihat ketersediaan air irigasi di suatu daerah digunakan analisa neraca air. Neraca air adalah gambaran potensi penyediaan air dan potensi kebutuhan air. Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung debit masukan dan keluaran dari air irigasi Pijenan Bantul yang akan disesuaikan dengan pola tata tanam di daerah tersebut. Metodologi dalam penelitian ini adalah eksperimental dengan pengambilan data di daerah irigasi Pijenan Bantul. Alat dan bahan yang digunakan adalah current meter, pita ukur, blangko kebutuhan air irigasi. Hasil penelitian menunjukkan debit selama 10 tahun (2003-2013) sebesar 683,730 hingga 10.237,338 l/dt dan debit kebutuhan rata-rata 1823 l/dt. Hubungan antara debit ketersediaan dan debit kebutuhan di pintu tersier dapat ditunjukkan dari analisis neraca air dimana pada daerah hulu kebutuhan irigasi selalu lebih kecil dari debit yang tersedia, di daerah tengah debit kebutuhan seimbang dengan debit ketersediaan, sedangkan di daerah hilir debit kebutuhan lebih besar daripada debit ketersediaan. Hasil perhitungan faktor K didapatkan lebih kecil dari 0,7 yang artinya terjadi defisit air sehingga perlu system irigasi giliran.To see the availability of irrigation water in an area water balance analysisis used. Water balance is a description of potential water supply and potential water requirement. The purpose of this research was to calculate the input and output irrigation waterdischarge from PijenanBantul that will be adjusted with the pattern of planting system in the area.The methodology in this research was experimental with data retrieval in PijenanBantul irrigation area. Tools and materials used were current meters, measuring tape, form of irrigationwater requirement. The results showed that thedischarge for 10 years (2003-2013) was 683.730 to 10,237.338 l/dt and the average requirement was 1823 l/dt. The relationship between the availability and the requireddischarge of the tertiary gate could be shown from the water balance analysis where upstream irrigation water requirements were always smaller than the available discharge; in the middle area the required discharge was equal with the available discharge; whereas in the downstream area, the requireddischarge was greater than the available discharge. The calculation result of K factor was smaller than 0,7 which means water deficit was existed, therefore the rotation irrigation system was necessary.
KAJIAN INDEKS ERODIBILITAS TANAH PADA BEBERAPA SISTEM POLA TANAM Muliatiningsih Muliatiningsih; Zulaeha Zulaeha
Jurnal Agrotek Ummat Vol 5, No 1 (2018): February
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.162 KB) | DOI: 10.31764/agrotek.v5i1.272

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepekaan tanah atau tingkat erodibilitas tanah pada beberapa sistem pola tanam. Penelitian dilakukan di lapangan dengan pengambilan sampel tanah di desa Malaka kecamatan Pemenang Lombok Utara pada lahan dengan kemiringan ≥ 6° dan analisis sifat fisika dan kimia tanah dilakukan di laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pola tanam yang berbeda yaitu lahan yang ditanami tanaman semusim (P1), lahan yang ditanami tanaman tahunan (P2) dan lahan yang ditanami secara tumpang sari (P3) pada lokasi penelitian menunjukkan nilai erodibilitas yang berbeda. Nilai erodibilitas tanah tertinggi terdapat pada P3 yaitu sebesar 0,70 sedangkan P2 dan P1 masing-masing sebesar 0,62 dan 0,69. Nilai permeabilitas pada P2 yang relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan P1 dan P3
PENGARUH LAMA PENGERINGAN TERHADAP SIFAT FISIKO KIMIA TEH DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) Eka Hely; Mohammad Abbas Zaini; Ahmad Alamsyah
Jurnal Agrotek Ummat Vol 5, No 1 (2018): February
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.355 KB) | DOI: 10.31764/agrotek.v5i1.225

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama pengeringan terhadap sifat fisiko kimia terhadap aktivitas antioksidan, kadar air, kadar abu, kadar ekstrak dalam air dan organoleptik (warna, rasa dan aroma) teh daun kersen (Muntingia calabura L.).Penelitian ini dirancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) untuk parameterfisik, kimia maupun organoleptik dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis keragaman ANOVA (Analysis of Variance) menggunakan Software Co-stat serta menggunakan uji lanjut Polynomial Ortogonal dan Duncan Multiple Range Test (p < 0,05). Perlakuan terdiri dari satu faktor yaitu lama pengeringan 120, 130, 140, 150, 160 dan 170 menit dengan suhu yang sama yaitu 50 oC. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa lama pengeringan dalam pembuatan teh daun kersen memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadapkadar air, parameter organoleptik rasa, aroma (hedonik), rasa, aroma, warna (scoring) dan memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap aktivitas antioksidan, kadar abu, ekstrak dalam air dan organoleptik warna (hedonik). Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengeringan selama 170 menit menghasilkan teh daun kersen dengan mutu terbaik untuk kadar air 3,05%, aktivitas antioksidan 88,60%, kadar abu 7,58% dan kadar ekstrak dalam air 7,58%, sedangkan untuk parameter organoleptik pada pengeringan 120 menit dengan warna (Kuning kehijauan),aroma (kersen agak khas) yang disukai serta  rasa (kersen pahit) yang tidak disukai oleh panelis.dengan warna,aroma yang disukai serta  rasa yang tidak disukai oleh panelis.This study aimed to determine the effect of drying time on the physico chemical properties of antioxidant activity, moisture content, ash content, extract content on water content and organoleptic (color, taste and aroma) of cherry leaf (Muntingia calabura L.) tea. This study was designed using Randomized Block Design (RBD) for physical, chemical and organoleptic parameters with 6 treatments and 3 replications.Results were analyzed by analysis of variance (ANOVA) using Co-stat software and analyzed further by Polynomial Orthogonal and Duncan Multiple Range Test (p <0.05).Treatment consisted of single factor: drying time (120, 130, 140, 150, 160 and 170 minutes with same temperature (50°C). Results showed that the drying time in the production of cherry leaf tea gave a significantly different effect on moisturecontent, taste and aroma (hedonic),as well as taste, aroma and color (scoring), but gave unsignificant effect on antioxidant activity, ash content, extract content in water andcolor (hedonic).The results of this study also showed that drying time up to 170 minutes produced cherry leaf tea with the best chemical qualities(water content 3,05%, antioxidant 88,60%, ash content 7,58% and extract content in water 7.58%),whilebest organolepticqualities produced atdrying up to 120 minutes with preferred color (greenish yellow) and aroma (rather typical cherry), but with unpreferredflavor (bitter cherry) by the panelists.
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU METE (Anacardium occidentale L.) Dina Soes Putri; Muti’ah Muti’ah; Yunita Arian Sani Anwar
Jurnal Agrotek Ummat Vol 5, No 1 (2018): February
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.337 KB) | DOI: 10.31764/agrotek.v5i1.239

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui metabolit sekunder apa saja yang berpotensi sebagai antioksidan dari ekstrak etanol daun jambu mete dan mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol daun jambu mete. Pada penelitian ini telah dilakukan penapisan fitokimia dan uji aktivitas antioksidan pada ekstrak etanol dan fraksi-fraksi ekstrak etanol daun jambu mete muda yang berasal dari daerah Kayangan, Lombok Utara. Berdasarkan uji fitokimia diketahui bahwa ekstrak etanol dari daun jambu mete muda mengandung metabolit sekunder jenis polifenol, tanin, flavonoid, dan steroid. Dari hasil uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH disimpulkan bahwa ekstrak etanol dan fraksi-fraksinya bersifat aktif sebagai antioksidan terhadap radikal bebas DPPH. Dimana, fraksi etanol-air merupakan fraksi yang paling aktif dengan nilai IC­50 sebesar 0,26 ppm, sedangkan fraksi yang paling kurang aktif adalah fraksi n-heksan dengan IC50 sebesar 10,72 ppm. The aims of this research were to find out which secondary metabolite that potential as antioxidant from ethanol extract of cashew leaf and to find out the radical scavenging activity from ethanol extract of cashew leaf. The sample of this research was the young leaf of cashew taken from Kayangan, North Lombok. Phytochemical screening and antioxidant assay have been conducted to ethanol extract and its fractions. The result of phytochemical screening shown that etanol extract of young cashew leaf contain of polyphenol, tannin, flavonoid, and steroid. Based on antioxidant assay using DPPH method, it can be concluded that ethanol extract and its fractions were highly active as scaveging agent compared to synthetic antioxidant BHA. Where, ethanol-water fraction is the most active fraction with IC50 value of 0,26 ppm, while the least active fraction is n-hexane fraction with IC50 value of 10.72 ppm.
KAJIAN MUTU STIK KENTANG (Solanum tuberrasum L.) DENGAN LAMA PERENDAMAN DALAM NATRIUM BISULFIT Adi Saputrayadi; Marianah Marianah
Jurnal Agrotek Ummat Vol 5, No 1 (2018): February
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.21 KB) | DOI: 10.31764/agrotek.v5i1.226

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan mutu stik  terbaik dengan perlakuan lama perendaman dalam Natrium Bisulfit  yang disukai konsumen dan untuk mengetahui waktu lama perendaman terbaik dalam Natrium bisulfit untuk menghasilkan stik kentang yang baik dari sifat kimia dan organoleptiknya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksprimental. Tahapan penelitian ini terdiri dari: (1) proses pengolahan kentang menjadi stik dengan perlakuan lama perendaman dalam natrium bisulfit, (2) analisis kadar air dan kadar abu stik kentang, (3) analisis sifat organoleptik stik kentang. (4) Pengolahan dan Analisis data. Berdasarkan hasil analisis, semakin lama waktu perendaman dalam natrium bisulfit, maka kadar air stik kentang semakin turun. Hal tersebut disebabkan karena Semakin lama waktu perendaman dalam natrium bisulfit maka semakin banyak pula natrium bisulfit yang diserap stik kentang, sehingga akan semakin banyak dapat menyerap air. Hal tersebut disebabkan karena natrium bisulfit bersifat garam, dan garam itu sendiri bersifat higroskopis atau dapat menyerap air. Jadi semakin lama waktu perendaman stik kentang dalam natrium bisulfit maka akan semakin banyak pula air yang diserap, sehingga kadar air pada bahan akan semakin berkurang. Sebaliknya untuk analisis kadar abu menunjukkan bahwa semakin lama waktu perendaman dalam natrium bisulfit, maka kadar abu yang terdapat dalam stik kentang semakin tinggi. Hal ini ditunjang oleh pendapat Winarno, bahwa semakin lama waktu perendaman dalam natrium bisulfit maka semakin tinggi provitamin A ( Abu ) yang terkandung dalam bahan pangan. Senada dengan pendapat Puspitasari menyatakan bahwa abu merupakan residu organik dalam bahan pangan. Jumlah komposisi abu dalam minaral tergantung pada bahan pangan serta metode analisis yang digunakan, salah satunya waktu perendaman. Pada penilaian terhadap sifat organoleptik stik kentang terhadap parameter warna, aroma, rasa dan tekstur menunjukkan bahwa stik kentang dengan lama perendaman 60 menit  tingkat kesukaan tertinggi dibandingkan dengan keempat perlakuan yang lainnya. Hal  ini  disebabkan   karena  dengan waktu perendaman selama 60 menit   dalam natrium bisulfit menghasilkan warna kuning hinga putih kekuningan, tekstur yang renyah, serta rasa dan aroma yang paling disukai panelis.
UJI PERFORMANSI MESIN PEMANEN DAN PERONTOK TYPE MOBIL COMBINE HARVESTER TERHADAP KEHILANGAN HASIL PADI Erni Romansyah; Nanang Wahyuddin; Nazaruddin Nazaruddin
Jurnal Agrotek Ummat Vol 5, No 1 (2018): February
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.221 KB) | DOI: 10.31764/agrotek.v5i1.246

Abstract

Kehilangan hasil selama panen dan perontokan merupakan beberapa masalah yang biasa dialami oleh para petani. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya penerapan teknologi terhadap proses pemanenan dan perontokan Penelitian berjudul Uji Performansi Mesin Pemanen dan Perontok Type Mobil Combine Harvester Terhadap Kehilangan Hasil Padi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh cara pemanen dan perontok menggunakan alat Type Mobil Combine harvester terhadap kehilangan hasil padi dan mutu gabah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan pecobaan di Lapangan. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas 3 perlakuan yaitu P1 = Alat “Gebot”, P2 = Alat perontok Pedal Thresher, dan P3 = Alat perontok Combine Harvester. Parameter yang akan diamati dalam penelitian ini adalah meliputi susut perontokan (Spr), benda asing dan uji keratakan. Data hasil pengamatan dianalisis dengan  analisis keragaman(Analysis of variance) pada taraf nyata 5 %. Bila ada perlakuan yang berpengaruh secara nyata maka diuji lanjut menggunakan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf nyata yang sama.  Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan mesin perontok padi berpengaruh nyata terhadap semua parameter susut perontok, %, benda asing, dan % uji keretakan. Mesin combine harvester memiliki nilai susut bobot,  %,benda asing, dan % uji keretakan yang terendah dibandingkan dengan alat “gebot” dan pedal thresher.Loss of yield during harvest and threshing are some of the common problems experienced by farmers. This may occur due to the lack of application of technology to the harvesting and threshing process. Research titled is Performance Test of Harvesters and Thresher of Mobile Combine Harvester on Loss of Rice Yield. The purpose of research is to know the effect of harvesters and thresher using the Mobile Combine Harvester to the rice yield loss and grain quality. The research used experimental method, which designed using Completely Randomized Design (CRD) that consist of 3 treatments: P1 = "Gebot" Tool, P2 = Pedal Thresher, and P3 = Mobile Combine Harvester. Parameters to be observed in this research are covering thresher (SPr), dirt and crack test. The observed data were analyzed by ANOVA (Analysis of variance) at 5% level. If there is any treatment that has significant effect then tested continued using the test of (BNJ) on the same level. Based on the result of the research, it can be concluded that the use of rice thresher machine has significant effect on all shrinkage thresher, %, dirt parameter and crack test%. The harvester combine machine has a weight shrinkage value,%, dirt, and % crack test as compared with the "gebot" tool and the pedal thresher.

Page 1 of 15 | Total Record : 147