cover
Contact Name
Nurul Marfu'ah
Contact Email
nurulmarfuah@unida.gontor.ac.id
Phone
+6285336431175
Journal Mail Official
nurulmarfuah@unida.gontor.ac.id
Editorial Address
University Of Darussalam Gontor Gontor For Girls Campus 1, Sambirejo, Mantingan, Ngawi, East Java, Indonesia, 63257
Location
Kab. ponorogo,
Jawa timur
INDONESIA
Pharmasipha
Core Subject : Health, Science,
Clinical Pharmacy; Biology Pharmacy; Natural Product Pharmacy; Drug, food and cosmetics analysis; Chemistry Pharmacy; and Islamization of Pharmacy
Articles 151 Documents
HUBUNGAN POLA PERILAKU TERHADAP CEMARAN BAKTERI Staphylococcus aureus PADA SANTAN ES DAWET DI KECAMATAN KLATEN TENGAH Sholikhah Deti Andasari; Sutaryono Sutaryono; Tri Harjono Adi Wartanto
Pharmasipha: Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 4, No 1 (2020): Maret
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.183 KB) | DOI: 10.21111/pharmasipha.v4i1.3891

Abstract

Es dawet adalah jajanan tradisional yang masih banyak diminati masyarakat. Salah satu bahan es dawet adalah santan. Dalam pengolahannya santan dapat terkontaminasi bakteri Staphylococcus aureus. Kontaminasi dapat berasal dari perilaku personal hygiene dan sanitasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola perilaku pedagang dan hubungannya dengan cemaran bakteri Staphylococcus aureus. Jenis penelitian ini adalah observasional yang dianalisis secara dekriptif dan analitik. Pola perilaku pedagang diidentifikasi melalui pengamatan dan wawancara terbuka. Sedangkan Nilai cemaran bakteri Staphylococcus aureus dilakukan pengujian dengan cawan sebar dan menggunakan media MSA. Hasilnya akan dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji Fisher menggunakan signifikansi 95%. Sebanyak 16,67% pedagang berperilaku baik, 50% berperilaku cukup baik dan 33,33% berperilaku buruk. Pedagang dengan perilaku buruk kesemuanya memiliki cemaran bakteri Staphylococcus aureus >100 koloni/g dengan jumlah koloni 19,667 x 103 koloni/g santan dan 23,333 x 103 koloni/g santan sedangkan yang berperilaku baik dan cukup baik memiliki nilai cemaran bakteri Staphylococcus aureus <100 koloni/g. Hasil bivariat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pola perilaku pedagang terhadap cemaran bakteri Staphylococcus aureus. Hal ini ditunjukkan dengan nilai P hasil 0,044<0,05. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan yang signifikan antara pola perilaku pedagang terhadap nilai cemaran bakteri Staphylococcus aureus.
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) DENGAN METODE DPPH Dwi Bagus Pambudi; Slamet Slamet; Siti Mardiana
Pharmasipha: Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 4, No 1 (2020): Maret
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v4i1.3918

Abstract

Tanaman adas  telah dibudidayakan di Indonesia sebagai tanaman bumbu dan tanaman obat. Senyawa bioaktif yang terkandung dalam daun adas adalah flavonoid, fenol, tanin, dan  saponin. Senyawa bioaktif yang berperan sebagai antioksidan adalah flavonoid. Proses ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode maserasi menggunakan pelarut etanol. Analisis kualitiatif menggunakan kromatografi lapis tipis menunjukan adanya senyawa flavonoid dan fenol yang diukur dari nilai Rf yang membandingan dengan Rf pembanding. Pengukuran aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode DPPH (1,1-Diphenil-2-picryl Hidrazil)serapan diukur pada panjang gelombang maksimum 513nm. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak etanol daun adas memiliki aktivitas antioksidan sangat lemah dengan nilai IC50 sebesar 1749,493 μg/mL.
POLA PENGOBATAN PENYAKIT DIARE PADA PASIEN PEDIATRIK DI RSU ANUTAPURA PALU TAHUN 2019 Niluh Puspita Dewi; Syafika Alaydrus; Putri Pratiwi
Pharmasipha: Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 4, No 1 (2020): Maret
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v4i1.3927

Abstract

Diare merupakan penyebab utama kedua kematian pada anak-anak dibawah lima tahun dengan jumlah 760.000 kematian setiap tahunnya. Walaupun penyakit diare pada anak tidak menyebabkan kematian secara langsung, tetapi dapat berakibat fatal bila penanganannya tidak tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan golongan obat yang paling banyak digunakan dan menentukan ketepatan penggunaan antidiare pada pasien pediatrik di Ruang Rawat Inap di RSU Anutapura Palu Tahun 2019 dengan parameter tepat obat, tepat idikasi, tepat pasien, tepat dosis dan tepat frekuensi. Jenis penelitian menggunakan metode deskriptif  dengan pengumpulan data  secara prospektif dari bulan September-November Tahun 2019 terhadap pasien diare pada pediatrik di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu yang memenuhi kriteria inklusi. Teknik pengambilan sampe secara accidental sampling. Hasil penelitian terhadap 55 pasien menunjukan penggunaan obat berdasarkan golongan obat yang paling banyak digunakan yaitu Antidiare (45,70%) dan penggunaan obat berdasarkan jenis obat yaitu Zink (20,60%). Berdasarkan ketepatan penggunaan obat Antidiare pada pasien diare pediatrik dengan parameter tepat indikasi (100%), tepat obat (100%), tepat dosis (100%), tepat frekuensi (100%), dan tepat pasien (100%).
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAN EKSTRAK AIR BIJI HABBATUSSAUDA’ (Nigella sativa) Yulian Catur Rini; Fitria Susilowati; Andi Sri Suriati Amal
Pharmasipha: Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 4, No 1 (2020): Maret
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v4i1.3945

Abstract

Biji Habbatussauda’ (Nigella sativa) diketahui mengandung antioksidan yang dapat mengurangi aktivitas radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan senyawa polar dari ekstrak etanol dan air. Penelitian ini dilakukan dengan membuat ekstrak pelarut etanol 96% dengan metode maserasi dan pelarut air dengan pengeringan ekstrak yang diuapkan dengan freeze dry. Uji fitokimia yang dilakukan meliputi 5 golongan senyawa yaitu terpenoid, saponin, tanin, alkaloid dan flavonoid. Pengujian antioksidan pada keduanya menggunakan kontrol positif berupa asam askorbat (vitamin C) dengan konsentrasi 0,1; 0,2; 0,3; 0,4 dan 0,5 ppm. Blanko yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPPH 0,1 mM. Pengujian dilakukan dengan mereaksikan 1 ml sampel dan 1 ml DPPH dengan menggunakan operating time selama 30 menit untuk diukur absorbansinya dengan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 517 nm. Data yang diperoleh dihitung untuk mengetahui nilai IC50 dari masing-masing sampel sehingga diketahui hasil perbandingan dari keduanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian fitokimia ekstraksi dengan maserasi menggunakan pelarut etanol 96 % dari pengujian fitokimia adalah positif pada terpenoid, saponin, tanin, alkaloid, flavonoid sedang ekstraksi dengan freeze dry menggunakan pelarut air negatif pada terpenoid dan positif pada saponin tanin alkaloid serta flavonoid. Dari penelitian memiliki hasil dimana ekstrak dengan metode maserasi dengan pelarut etanol memiliki nilai IC50 4,402 sedang ekstrak yang diuapkan dengan freeze dry memiliki nilai IC50 4,277. Hingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak air memiliki aktivitas antioksidan yang lebih besar dibanding ekstrak etanol yang mana keduanya termasuk ke dalam kategori antioksidan bersifat sangat kuat karena kurang dari 50 ppm.
FORMULASI SEDIAAN MASKER GEL PEEL OFF DENGAN PATI PRAGELATINISASI BERAS MERAH SEBAGAI GELLING AGENT Mafazatien Nailiyah Isna; Andi Sri Suriati Amal; Nurul Marfu’ah
Pharmasipha: Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 4, No 1 (2020): Maret
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v4i1.4025

Abstract

Pati merupakan salah satu bahan yang berpotensi untuk dijadikan sebagai gelling agent. Hal ini disebabkan karena didalam pati terdapat kandungan amilosa dan amilopektin. Namun, pati mempunyai sifat alami yang dapat menyebabkan beberapa kendala jika dipakai sebagai bahan baku dalam industri pangan maupun non pangan. Salah satunya pasta yang dibentuk membutuhkan waktu yang lama, bentuknya keras dan tidak bening. Oleh karena itu perlu dilakukan modifikasi salah satunya dengan cara gelatinisasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana karakteristik masker yang dihasilkan dari formulasi dengan gelling agent yang berasal dari pati pragelatinisasi beras merah. Formulasi masker dibuat dengan 3 formula dengan konsentrasi pati 5%, 10% dan 15%. Evaluasi sediaan masker gel peel off meliputi pengujian organoleptis, homogenitas, viskositas, daya sebar, waktu mengering, dan elastisitas. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa karakteristik masker yang dihasilkan antara lain berwarna coklat muda, beraroma khas pati, berbentuk kental, memiliki nilai pH 5,7-5,9, viskositas 1077-5082 cPs, daya sebar 7,3-5,5 cm, waktu mengering 31-14 menit dan elastisitas 9,5-11 cm.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KITIN DAN KITOSAN DARI CANGKANG SUSUH KURA (Sulcospira testudinaria) Alam Maya Silalahi; Amal Fadholah; Lija Oktya Artanti
Pharmasipha: Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 4, No 1 (2020): Maret
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (896.488 KB) | DOI: 10.21111/pharmasipha.v4i1.4963

Abstract

Susuh kura (Sulcospira testudinaria) merupakan golongan hewan yang termasuk dalam filum moluska kelas gastropoda yang hidup baik di perairan tawar. Saat ini pemanfaatan hewan susuh kura dalam pemenuhan kebutuhan manusia masih sangat sedikit terutama di daerah komoditas utamanya, penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi kitin dan kitosan dari cangkang susuh kura (Sulcospira testudinaria) yang diharapkan mampu meningkatkan potensi hayati Indonesia. Kitosan merupakan polisakarida alami hasil modifikasi dari proses deasetilasi senyawa kitin yang banyak terkandung pada kelompok hewan crustacea, arthropoda, moluska, insekta dan fungi. Kitosan dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang kehidupan; bidang kedoteran/kesehatan, pangan, bioteknologi, pertanian dan lain sebagainya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kitin hasil isolasi cangkang susuh kura (Sulcospira testudinaria) dapat digunakan sebagai bahan dasar dalam pembentukan kitosan melalui tahap deproteinasi, demineralisasi dan deasetilasi. Karakterisasi fisika kitosan yang dihasilkan meliputi rendemen, kadar air, kadar abu dan kelarutan kitosan yang masing-masing diperoleh 20%; 0,247%; dan 0,0128% serta larut dalam asam asetat 2%. Karakterisasi kimia kitosan meliputi derajat deasetilasi kitosan yaitu sebesar 63%.
ANALISIS FAKTOR FAKTOR DALAM MENGGUNAKAN OBAT HERBAL DI LINGKUNGAN KAMPUS UNIDA GONTOR Amal Fadholah; Lija Oktya Artanti; Solikah Ana Estikomah
Pharmasipha: Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 5, No 1 (2021): Maret
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v5i1.5706

Abstract

Herbal asli Indonesia adalah tanaman obat yang tumbuh dan dibudidayakan di Indonesia dan digunakan secara turun temurun untuk tujuan kesehatan. Obat herbal yang beredar di Indonesia aman dikonsumsi dengan catatan bahwa produk tersebut sudah terdaftar di BPOM dan tidak mengandung bahan kimia obat (BKO) karena dapat membahayakan kesehatan dan berakibat fatal. Efektifitas obat herbal secara klinis masih belum didukung oleh bukti yang kuat dan konsisten. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor (feature, benefit dan function) yang mempengaruhi penggunaan produk herbal di lingkungan keluarga kampus UNIDA Gontor. Identifikasi obat herbal yang digunakan sesuai dengan keamanan produk dan manfaat yang diperoleh. Metode penelitian ini adalah mix method yaitu campuran kuantitatif dan kualitatif dengan pendekatan survey rapid assessment. Pengambilan sampel meggunakan metode purpossive sampling dan alat ukur berupa kuesioner dan panduan wawancara singkat dengan atribut features, benefit dan function. Hasil penelitian ditemukan penyebab pemilihan obat herbal alasan terbanyak yaitu alasan aman terhadap efek samping 25 orang, sunnah Rasul 20 orang, minim efek samping 20 orang, dan alasan lain 33 orang. Alasan berdasarkan persentase mengobati 18% dan mencegah penyakit 82%. Identifikasi terkait tingkat pemahaman responden tentang features antara lain: kemasan yang tidak layak digunakan berjumlah 64 orang dengan persentase 72%, dosis penggunaan 54%, kandungan bahan alam 67%, kemasan produk yang menarik 71%, label halal MUI 72%, serta label tanggal kadaluarsa 67%. Pemahaman benefit terkait obat yang efektif 62%, obat yang berkualitas 49%; rasa, bau dan warna obat herbal yang baik 48%, bentuk obat 70%, kemasan yang layak digunakan 71%, dan penyimpanan obat herbal 71%. Pemahaman function terkait komposisi obat herbal 11%, ketertarikan memahami cara kerja obat herbal 52%, kesesuaian indikasi obat herbal 31%, dan adanya efek samping 25%.
UJI AKTIVITAS ENZIM DIASTASE MADU HUTAN MENTAH GORONTALO SEBAGAI IMUNOMODULATOR Juliyanty Akuba; Mahdalena Sy Pakaya
Pharmasipha: Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 4, No 2 (2020): September
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.307 KB) | DOI: 10.21111/pharmasipha.v4i2.4852

Abstract

Penggunaan Madu sebagai suatu bahan yang dapat menigkatkan daya tahan tubuh sudah banyak dipublikasikan, penjualan madu pada masyarakat luas pun sudah sangat banyak, bahkan ada beberapa orang yang sudah membuat sebuah brand untuk produk madu itu sendiri. Akan tetapi suatu madu bisa dikatakan sebagai imunomodulator harus memenuhi persyaratan, diantaranya nilai dari Aktivitas Enzim diastase minimal 3 DN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah madu hutan Gorontalo bisa digunakan sebagai imunomodulator. Penelitian ini menggunakan 3 madu dari 3 lokasi tempat yang berbeda, yaitu dari daerah Paguat, Lemito dan Bone Pantai, semua lokasi berada di Provinsi Gorontalo. Pada penelitian ini  dilakukan pemeriksaan organoleptis, setelah itu dilakukan pengujian aktivitas enzim diastase menggunakan spektrofotometer. Hasil penelitian menunjukkan rata – rata nilai dari aktivitas enzim diastase dari ke 3 sampel yang diperiksa menunjukkan hasil sebesar 2,8571 DN. Kesimpulan bahwa sampel madu dari ke 3 daerah tersebut belum bisa dikategorikan sebagai imunomodultor.
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS RAWAT JALAN DI RSUD CARUBAN PERIODE JANUARI-MARET 2018 Diah Masrifah; Yulia Dwi Andarini; Nadia Mira Kusumaningtyas
Pharmasipha: Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 4, No 1 (2020): Maret
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v4i1.4027

Abstract

Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerasionalan pengobatan tuberkulosis paru pada pasien tubekulosis rawat jalan di RSUD Caruban periode Januari-Maret 2018 yang mengacu pada Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2016. Penelitian ini termasuk jenis non eksperimental dengan rancangan deskriptif evaluatif yang pengambilan datanya bersifat retrospektif. Penelitian dilakukan dengan menggunakan catatan rekam medis pasien tuberkulosis diatas 18 tahun di RSUD Caruban periode Januari-Maret 2018. Hasil penelitian menjujukkan bahwa karakteristik pasien tuberkulosis terbanyak adalah pasien berjenis kelamin laki-laki (59%) dengan rentang usia 18-60 (55%), penyakit penyerta terbanyak adalah dyspepsia (42%), pengobatan sembuh (78%), pengobatan selama 6 bulan (58%). Pengobatan yang diberikan kepada pasien tuberkulosis paru rawat jalan dengan dua OAT yaitu dengan OAT kombipak dan OAT KDT, penggunaan OAT terbanyak adalah OAT Kombipak (94%) dan OAT KDT (4,5%). Penggunaan OAT berdasarkan kategori maka OAT terbanyak digunakan adalah OAT kategori 1 (97%).
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN IBU HAMIL DI INSTALASI RAWAT INAP RSIA MUSLIMAT JOMBANG TAHUN 2018 Siska Fatkhul Hidayati; Yulia Dwi Andarini; Nurul Marfu&#039;ah
Pharmasipha: Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 4, No 2 (2020): September
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v4i2.4959

Abstract

Penyakit hipertensi dalam kehamilan sampai saat ini masih merupakan masalah dalam pelayanan obstetri di negara Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami profil penggunaan obat antihipertensi pada pasien hipertensi dalam kehamilan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Muslimat Jombang. Tujuan khusus dalam penelitian ini yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui karakteristik pasien hipertensi dalam kehamilan, jenis dan golongan obat, jumlah obat antihipertensi yang digunakan, cara pemberian obat, tepat indikasi pasien, tepat obat pasien dan tepat dosis pasien. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif secara observasional non eksperimental. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data retrospektif dengan melakukan penelusuran data rekam medik pasien hipertensi pada ibu hamil di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Ibu dan Anak Muslimat Jombang tahun 2018. Data yang diambil meliputi data pasien dan data obat yang digunakan oleh pasien. Dari hasil penelitian diperoleh kasus hipertensi dalam kehamilan sebanyak 40 pasien, pasien yang mendapat terapi obat antihipertensi sebanyak 32,5 % dan pasien yang tidak mendapat terapi obat antihipertensi sebanyak 67,5% menunjukkan ketepatan indikasi berdasarkan standar Queensland Health (Hypertensive Disorders of Pregnancy). Pada penelitian ini pasien yang mendapat terapi obat antihipertensi jenis Furosemid sebanyak 23% dan yang mendapat terapi obat antihipertensi jenis Nifedipin sebanyak 77% menunjukkan ketepatan obat berdasarkan standar Queensland Health (Hypertensive Disorders of Pregnancy). Dari data yang dianalisis di dapatkan bahwa dosis terapi obat antihipertensi jenis Furosemid sebanyak 20-80 mg dan dosis terapi obat antihipertensi jenis Nifedipin sebanyak 5-20 mg juga menunjukkan tepat dosis sesuai standar Queensland Health (Hypertensive Disorders of Pregnancy).

Page 5 of 16 | Total Record : 151