cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota gorontalo,
Gorontalo
INDONESIA
Jurnal Technopreneur (JTech)
Published by Politeknik Gorontalo
ISSN : 22524002     EISSN : 2548558x     DOI : -
Jurnal Technopreneur (Technology & Entrepreneur) adalah jurnal ilmiah tentang hasil-hasil penelitian dan pengetahuan sistematis tentang rekayasa dan teknologi, dalam bidang teknologi pertanian dan teknik mesin, Teknik Informatika dan Teknologi Hasil Pertanian. Terbit pertama kali tahun 2012 dengan terbitan 2 kali setahun pada bulan Mei dan bulan November.
Arjuna Subject : -
Articles 139 Documents
FERMENTASI KULIT BUAH KAKAO (Theobroma cacao) SEBAGAI BAHAN PAKAN TERNAK Syaiful Umela
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 4 No 2 (2016): JURNAL TECHNOPRENEUR (November)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (869.942 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v4i2.64

Abstract

Waste pod husks potential to be used as fodder, particularly for the provision of ruminant feed. In the dry season grass growth is inhibited, so that the availability of forage less and the quality is low. That places forage shortage, given the availability of forage is limited, the strategic steps that can be taken is to utilize waste pod husks as animal feed. Animal feed is made by combining the rind cocoa fermented with corn bran and rice bran.This study aims to find ways of processing the cocoa fruit skin through fermentation and to determine the nutritional composition of animal feed produced pod husks. The method used in this study is a completely randomized design (CRD). Data obtained through organoleptic and proximate analysis.The results of organoleptic tests showed the best quality feed pod husks are treated P2 (fermented cocoa skin of 3000 g, 1000 g of corn bran and rice bran 2000 g) color with an average value of 3.80, the texture with an average value of 3.73 and proximate analysis results concentrate fermented cocoa skin is treated P2, the nutritional composition of the water content of 12.97%, ash content of 19.55%, 5.49% protein and 49.57% crude fiber.
TEKNOLOGI PEMROSESAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) 220 ML MEREK “GC” (STUDI KASUS DI PT. BUANA LEMBAH NUSANTARA, GORONTALO) Farid Darise
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 4 No 1 (2016): JURNAL TECHNOPRENEUR (Mei)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.739 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v4i1.52

Abstract

Air minum dalam kemasan (AMDK) menurut Standar Nasional Indonesia 01-3553-2006 adalah air baku yang telah diproses, dikemas, dan aman diminum mencakup air mineral dan air demineral. Air minum dalam kemasan harus memenuhi syarat-syarat standar kualitas air. Syarat tersebut berupa standar fisik, kimia dan mikrobiologi.PT. Buana Lembah Nusantara adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merek “Gc” didirikan pada tahun 2012 dan mulai beroperasi tahun 2013. Lokasi pabriknya berada di Desa Tunggulo Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo. Lokasi pabrik berada disana karena air minum yang akan diolah bersumber dari mata air pegunungan Tilongkabila. Perusahaan hingga saat ini baru memproduksi air minum dalam kemasan cup ukuran 220 ml dengan kapasitas produksi 10.000 per bulan. Untuk produk ukuran galon direncanakan produksi tahun ini. Tujuan yang ingin dicapai oleh penelitian ini adalah untuk mengetahui teknologi proses pengolahan air minum PT. Buana Lembah Nusantara yang dimulai dari bahan baku berupa air dari sumber alami pegunungan hingga menjadi air minum dalam kemasan (AMDK) merek Gc dan apakah produk air minum dalam kemasan (AMDK) sudah memenuhi persyaratan mutu air minum dalam kemasan sesuai SNI 01-3553-2006.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dan penelitian kepustakaan (library research).Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa proses produksi PT. Buana Lembah Nusantara sudah memenuhi syarat urutan proses produksi air minum dalam kemasan (AMDK) sebagaimana Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 705/MPP/Kep/11/2003 Tanggal 21 November 2003. Nilai mutu produk Gc sudah sesuai dengan persyaratan mutu air minum dalam kemasan menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-3553-2006 sehingga aman untuk dikonsumsi.
PERABIAKAN ALGORITMA SUHU PERMUKAAN LAUT LANDSAT 8 UNTUK PERAIRAN PONELO Romansah Wumu; Iqrimha staddal; Evi Sunarti Antu; Burhan Liputo; Farid Darise
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 5 No 2 (2017): JURNAL TECHNOPRENEUR (November)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.631 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v5i2.119

Abstract

Suhu permukaan laut (SPL) merupakan salah satu parameter yang mempengaruhi kehidupan biota laut. Landsat menyediakan data suhu permukaan bumi sejak tahun 1978. Penelitian ini memfokuskan pada pebraikan algoritma Brightness Temperature (BT) pada band 10 dan 11 data Landsat 8 (L8) menjadi Suhu Permukaan Laut (SPL) untuk perairan Ponelo dengan metode regresi. Regresi yang diperoleh diuji menggunakan metode R-squared (R 2 ) dan Root Mean Square Error (RMSE). Berdasarkan hasil pengambilan data dan analisis data L8 pada tanggal 21 Mei 2017 diperoleh algoritma polinomial 2 merupakan algoritma terbaik dengan dengan koefisien a 0 , a 1 , dan a 2 secara berturut turut 3568.14, 329.64, dan -7.55 (R 2 = 0.86 dan RMSE = 0.73).
ANALISIS MUTU KECAP AIR KELAPA DENGAN PENAMBAHAN KEDELAI DAN JAGUNG Syaiful Umela
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 3 No 1 (2015): JURNAL TECHNOPRENEUR (Mei)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.531 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v3i1.34

Abstract

Air kelapa merupakan hasil sampingan dari pengolahan buah kelapa untuk memproduksi kopra, minyak, santan, dan kelapa parut kering (desicated coconut). Kandungan volume air kelapa matang umur 11 – 12 bulan mencapai 300 – 400 ml per butir, Sampai saat ini produk pangan dari pengolahan air kelapa yang sudah dibuat dan berkembang di masyarakat adalah nata de coco (sari kelapa). Air kelapa ini dapat dimanfaatkan untuk membuat kecap dengan penambahan kedelai dan jagung. Penelitian ini untuk menguji kualitas kecap air kelapa dengan beberapa parameter pengamatan yaitu kadar protein, kadar gula dan tingkat kesukaan mencakup warna, aroma, rasa, dan tekstur. Metode yang digunakan adalah penelitian eksperimen rancangan acak lengkap dengan tiga perlakuan dan tiga kali ulangan untuk setiap parameter. Perlakuan penelitian yaitu Perlakuan P1 = 5 lt air kelapa + 500 g kedelai, Perlakuan P2 = 5 lt air kelapa + 500 g jagung, dan Perlakuan P3 = 5 lt air kelapa + 500 g kedelai + 500 g jagung. Hasil penelitian kualitas kecap air kelapa menunjukkan bahwa kecap dengan perlakuan P1 dengan kadar protein 10,05 % dan kadar gula 47,80 % sudah memenuhi rekomendasi SNI (01-2543-1999). Sedangkan hasil uji organoleptik menunjukkan tingkat kesukaan kecap dengan perlakuan P1 (air kelapa + kedelai) adalah lebih disukai.
PENGARUH PENAMBAHAN SUSU SAPI SEGAR TERHADAP KUALITAS ES KRIM KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L) Syaiful Umela
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 5 No 1 (2017): JURNAL TECHNOPRENEUR (Mei)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (691.531 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v5i1.69

Abstract

Milk is one very important farm products as compared with other beverage ingredients, milk is a drink that is close to perfection. Milk contains nutritionally complete, ie; lactose, vitamins and minerals that our bodies need. In addition it contains glycerol fatty acid is more easily digested by the body. As a source of animal protein is very good for making milk is not easy to be replaced by other foods, especially for vulnerable groups such as infant nutrition, the elderly and pregnant or lactating women.This study aims to determine the level of preference, the melting power, protein content, total sugars and to determine the nutritional composition of the ice cream produced. The method used in this study is completely randomized design (CRD). The data were obtained and analyzed through organoleptic and proximate analysis.The results showed that the level of preference panelists for the best formulation is E2 with a value that is a sense of (4.0), aroma (3.7), texture (3.2) and colors (3.2). Results of the quality of the ice cream is melting power in all 3 treatment is in the range from 3.35 to 5.77 (m), protein content and high sugar content is E3. Based on the results of this study concluded that the overall A level of 3 treatments of ice cream are on a scale from 2.8 to 4.0 or in the standard up to the level of love. The best treatment resulting from the treatment of E2.
PENGARUH PENDIDIKAN, PENGALAMAN, DAN KETERBUKAAN PADA INFORMASI TERHADAP PRODUKTIVITAS USAHA TERNAK AYAM PEDAGING Syaiful Umela
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 3 No 1 (2015): JURNAL TECHNOPRENEUR (Mei)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.29 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v3i1.15

Abstract

Ayam broiler, adalah ayam pedaging cepat tumbuh yang mampu mencapai bobot badan 1100 – 1.160 gram pada umur 30 hari. Untuk dapat mencapai tingkat produksi seperti ini diperlukan pengelolaan / pemeliharaan yang baik dengan menerapkan teknik beternak ayam pedaging yang benar. Masalah utama yang dihadapi oleh peternak ialah kelemahan peternak dalam pengetahuan (knowledge) dan pengalaman (experience) akan ketiga faktor pengelolaan usaha ternak, yaitu ; 1) Pemuliaan (breeding), 2) Makanan (feeding), dan 3) Tata laksana (management). Masalah bibit ternak untuk saat ini telah dapat di atasi dengan tersedianya berbagai jenis bibit ternak unggul dan pakan ternak di pasaran, namun masalah pengelolaan/tatalaksana belum dikuasai dengan baik. Hal ini terlihat dari besarnya keragaman penampilan usaha peternakan ayam pedaging dari satu peternakan ke peternakan lain dan dari satu daerah ke daerah lain. Selain pendidikan dan pengalaman peternak, faktor keterbukaan peternak pada berbagai informasi baru adalah faktor penting dan perlu ditambahkan pada penelitian ini. Tujuan yang ingin dicapai oleh penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan, pengalaman, dan keterbukaan pada informasi terhadap produktivitas usaha peternakan ayam pedaging di Kota Gorontalo. Metode analisis data yang digunakan untuk menduga fungsi produktivitas usaha ternak yaitu dengan model fungsi regresi linier berganda. Variabel terpilih diuji dengan uji sidik ragam (Anova) dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95 persen atau a = 5 persen (0,05). Untuk melihat variabel mana yang lebih besar pengaruhnya digunakan uji korelasi parsial. Sedangkan untuk melihat kemampuan model regresi dalam memprediksi/meramal variabel dependen (Y) dijelaskan dengan koefisien determinasi (R2) atau R-Square. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama pendidikan responden, pengalaman responden, dan keterbukaan responden pada informasi berpengaruh nyata terhadap produktivitas. Secara parsial, pendidikan memberikan pengaruh tidak nyata, sedangkan untuk pengalaman dan keterbukaan pada informasi memberikan pengaruh nyata terhadap produktivitas. Model fungsi regresi yang diperoleh memiliki daya ramal/prediksi yang tinggi terhadap produktivitas peternak.
KARAKTERISTIK BERAS ANALOG KOMBINASI UBI JALAR DAN TEPUNG BERAS Ika Okthora Angelia
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 4 No 2 (2016): JURNAL TECHNOPRENEUR (November)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.636 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v4i2.59

Abstract

Beras merupakan makanan pokok sebagian besar masyarakat di Indonesia. Akibat dari pembangunan perumahan dan industri menyebabkan lahan persawahan semakin hari semakin berkurang sehingga berpengaruh terhadap panen padi. Salah satu pendekatan dapat dilakukan melalui diversifikasi pangan yaitu pembuatan beras analog. Ubi jalar potensial untuk dijadikan alternatif sumber bahan pangan, karena mengandung karbohidrat yang tinggi. Beras analog merupakan produk diversifikasi yang diproses dari bahan mentah yang berbahan dasar karbohidrat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi terbaik antara tepung ubi jalar dengan tepung beras sebagai bahan pembuatan beras analog yang diterima konsumen. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa perlakuan terbaik adalah perlakuan A1. Hal tersebut terlihat dari hasil pengujian yang menunjukkan dari ke 3 parameter, A1 memiliki nilai terbaik yaitu pada kadar air dengan rata-rata (12.45%), kadar abu 3.06 % dan tingkat kesukaan panelis terhadap uji organoleptik tertinggi juga ada pada perlakuan A1.
MODEL KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG MENGGUNAKAN METODE ANALISIS SPASIAL DI KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM Ade Irma Suryani; Loli Setriani
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 6 No 1 (2018): JURNAL TECHNOPRENEUR (Mei)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.502 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v6i1.154

Abstract

Lahan adalah bagian dari bentang alam (landscape) yang mencakup pengertian lingkungan fisik (iklim, topografi, hidrologi, bahkan keadaan vegetasi alami) yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan. Malingreau (Muryono (2005). Evaluasi lahan merupakan suatu pendekatan atau cara untuk menilai potensi sumberdaya lahan. Hasil evaluasi lahan akan memberikan informasi dan /atau model arahan penggunaan lahan yang diperlukan.Tujuan penelitian ini adalah : Analisis tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman jagung di Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam Untuk menjawab tujuan tersebut, hal-hal yang dilakukan adalah: 1) Menganalis kondisi kesesuaian lahan pada tanaman jagung di Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam. 2) Mengevaluasi tingkat kesesuian lahan pada tanaman jagung di Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam 3) Membuat Peta Model Kesesuaian lahan untuk tanaman jagung menggunakan metode analisis Spasial di Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam. Penelitian ini dilaksanakan di Lubuk Basung Kabupaten Agam dengan pertimbangan sebagai berikut: 1) Lubuk Basung memiliki lahan kering yang dimanfaatkan untuk tanaman jagung. 2) Lokasi terpilih mempunyai potensi untuk tanaman jagung, hasil penelitian didapatkan untuk kondisi fisika dan kimia tanah yang di ambil pada tiga satuan lahan yang berbeda mendapatkan hasil sesuai untuk ditamamkan jagung dan tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman jagung pada satuan lahan Nagari garagahan dengan kriteria baik, dan satuan lahan nagari Kampung tangah dengan kriteria Sedang dan pada satuan lahan Nagari lubuk Basung dengan Kriteria Baik. Dan untuk Peta Model kesesuaian lahan Untuk tanaman jagung pada tiga satuan lahan tersebut di sesuaikan pada tingkatan dan kriteria yang didapatkan yaitu Nagari garagahan dengan kriteria baik, dan satuan lahan nagari Kampung tangah dengan kriteria Sedang dan pada satuan lahan Nagari lubuk Basung dengan Kriteria Baik.
PEMANFAATAN POTENSI LIMBAH TONGKOL JAGUNG SEBAGAI BIOETHANOL MELALUI PROSES FERMENTASI DIWILAYAH PROVINSI GORONTALO SIRADJUDDIN HALUTI
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 4 No 1 (2016): JURNAL TECHNOPRENEUR (Mei)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.141 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v4i1.44

Abstract

Jagung merupakan komoditi unggulan Propinsi Gorontalo.Walaupun mengalami fluktuasi tidak mempengaruhi produksi jagung di Provinsi Gorontalo. Dalam beberapa tahun terakhir kebutuhan jagung makin meningkat,dengan meningkatnya kebutuhan jagung berdampak pada tingginya limbah tongkol jagung yang dihasilkan tentunya ini akan menimbulkan masalah bagi lingkungan. Salah satu sektor yang belum dimanfaatkan di Gorontalo secara maksimal adalah pemanfaatan limbah tongkol jagung yang hanya dibuang dan dibakar. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah(1) Bagaimana produksi limbah tongkol jagung diwilayah Provinsi Gorontalo sehingga dapat menginformasikan seberapa besar potensi produksi limbah tongkol jagung sebagai energi alternatif bahan bakar. (2) Bagaimana potensi energi alternatif dari bahan bakar Bioetanol sebagai pemanfaatan dari bahan baku limbah tongkol jagung. Metode pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data. Hasil potensi bahan bakar yang dapat dihasilkan dari pemanfaatan limbah tongkol jagung untuk wilayah Provinsi Gorontalo dapat mencapai total rata-rata sebesar 72.931 ton limbah tongkol jagung. Untuk pemanfaatan limbah tongkol jagung sebagai bahan bakar Bioetanol melalui proses fermentasi menghasilkan Etanol sebesar 18.174.011 liter.
KERUPUK IKAN LELE (Clarias sp) DENGAN SUBTITUSI TEPUNG TALAS (Colocasia esculental L. Schoott) Adnan Engelen; Ika Okhtora Angelia
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 5 No 2 (2017): JURNAL TECHNOPRENEUR (November)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (510.568 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v5i2.114

Abstract

Kerupuk merupakan salah satu jenis makanan kering yang terbuat dari bahan-bahan yang mengandungpati cukup tinggi dan merupakan jenis makanan kecil yang mengalami pengembangan volume dan mempunyai densitas rendah selama proses penggorengan. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan komposisi terbaik antara daging ikan lele dengan tepung talas dalam pembuatan kerupuk dan menentukan kandungan fisik dan kimia. Uji yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji kadar air, kadar abu, uji kemekaran, dan uji organoleptik.Pada perhitungan ini menggunakan perbandiangan daging ikan lele, tepung talas dan tapioka, dengan 3 perlakuan yaitu A1 (100 g ikan lele : 0 g tepung talas : 300 g tapioka), A2 (75 g ikan lele : 25 g tepung talas : 300 g tapioka), A3 (50 g ikan lele : 50 g tepung talas : 300 g tapioka). Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan yang paling disukai oleh panelis adalah perlakuan A1. Perlakuan pada pembuatan kerupuk ikan lele dengan subtitusi tepung talas memiliki nilai rata-rata kadar air dan kadar abu adalah 3.29% dan 1.72%. Uji kemekaran pada perlakuan A1 memiliki tingkat kemekaran paling tinggi (328,31) dibandingkan pada perlakuan A2 dan A3.

Page 3 of 14 | Total Record : 139