cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota gorontalo,
Gorontalo
INDONESIA
Jurnal Technopreneur (JTech)
Published by Politeknik Gorontalo
ISSN : 22524002     EISSN : 2548558x     DOI : -
Jurnal Technopreneur (Technology & Entrepreneur) adalah jurnal ilmiah tentang hasil-hasil penelitian dan pengetahuan sistematis tentang rekayasa dan teknologi, dalam bidang teknologi pertanian dan teknik mesin, Teknik Informatika dan Teknologi Hasil Pertanian. Terbit pertama kali tahun 2012 dengan terbitan 2 kali setahun pada bulan Mei dan bulan November.
Arjuna Subject : -
Articles 139 Documents
VARIAN IKAN NIKE (Awaous melanocephalus) DAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) TERHADAP MUTU KERUPUK Desi Arisanti
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 5 No 2 (2017): JURNAL TECHNOPRENEUR (November)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.981 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v5i2.115

Abstract

the current utilization of nike fish and tuna is still limited to fresh condition. Crackers are a very popular food by all levels of society. Utilization of nike fish and tuna in processed form with longer shelf life has not been done. Nutritional content of both types of fish is a reason in the selection as a basic ingredient in making crackers. The purpose of this research is to know the formulation of nike fish and tuna to the quality of crackers. The observation parameters in this study are the level of favorite or hedonic method, water content, ash content, bloom and texture analizer. The results showed that the average water content of nike fish crackers and skipjack fish from treatment A1 3.3%, treatment A2 3.29%, A3 3.77%. Mean of ash content at treatment of A1 1,97%, treatment of A2 1,55%, treatment of A3 1,58%. The average of A1 is 283,54%, A2 242,75%, A3 182,23%. and the mean of analyzer analyzer test at A1 1185,6%, A2 708,9%, and A3 783,83%. Based on the results and the discussion that has been done on the quality of crackers, it can be concluded that the best formula and liked by the panelists is formula A1
OPTIMASI PROSES DAN FORMULA PADA KARAKTERISTIK KELENGKETAN MI SAGU Adnan Engelen
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 3 No 1 (2015): JURNAL TECHNOPRENEUR (Mei)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.693 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v3i1.29

Abstract

Untuk menghasilkan mi sagu dengan karakteristik kelengketan yang mempunyai nilai minimum. Mi sagu dihasilkan melalui optimasi proses menggunakan twin screw extruder dan penambahan glycerol monostearate (GMS) serta isolated soybean protein (ISP). Optimasi proses dilakukan menggunakan response surface methodology (RSM) dengan tiga variabel proses yaitu suhu ekstruder (65-80oC), konsentrasi GMS (0-5%), dan ISP (0-10%). Penelitian ini terdiri atas tiga tahapan yaitu 1) penetapan kisaran variabel proses dan formula, 2) optimasi proses dan formula, 3) verifikasi hasil optimasi, Kondisi proses optimum diperoleh pada suhu 80oC, GMS (4.5%), dan ISP (3,7%). Kondisi optimum menghasilkan mi yang memiliki kelengketan 235.10 gf.
PENCOKLATAN PADA BUAH PEAR Rosdiani Azis
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 4 No 2 (2016): JURNAL TECHNOPRENEUR (November)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.142 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v4i2.66

Abstract

Pencoklatan enzimatis merupakan reaksi pencoklatan utama yang dapat mempengaruhi mutu dari buah, sayur, jika buah ataupun sayur kontak dengan udara menghasilkan warna cokelat, ini tejadi karena adanya enzim dapat kontak dengan substratnya . Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui cara-cara mencegah reaksi pencoklatan enzimatis sehingga dapat mempertahankan mutu buah. Sampel yang dipilih untuk percobaan adalah pir, sampel ini merupakan sampel yang mudah mengalami reaksi pencoklatan enzimatis dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.prinsip dari percobaan ini adalah dengan membandingkan metode penghambatan pengcoklatan. Metode yang digunakan dapat diterapkan secara komersial untuk menghindari pencoklatan enzimatis dengan blansir ,pencelupan dengan bahan kimia Nacl dan Natrium metabisulfit. Berdasarkanhasil percobaan yang dilakukan pada pir, dapat disimpulkan bahwa larutan anti pencoklatan yang tebaik adalah natrimu meta bisulfit
DAYA DUKUNG JERAMI JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI POTONG Syaiful Umela; Nurfitriyanti Bulontio
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 4 No 1 (2016): JURNAL TECHNOPRENEUR (Mei)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.425 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v4i1.55

Abstract

Trend increased consumption of meat in Indonesia showed a significant increase, in line with population growth, increasing income and economic status of the people of Indonesia. This trend is reinforced by the quality of Indonesian human resource education that is directly proportional to the awareness of the importance of consuming protein in meeting nutritional needs, especially protein. Beef as one of the best sources of animal protein, requires the support of fodder availability continuously. A potential source of feed material in the region of Gorontalo is corn straw. Potential forage crop waste is not used optimally. In the corn harvest season, the amount of this waste is abundant and mostly just dumped and burned. Waste forage maize, can be given directly to livestock and can also be in processed form, such as hay and silage. The processed waste can be stored forage longer to be used / consumed in the dry season / dry season when grass field difficult to obtain. Beef as ruminant livestock forage in a day can consume as much as 10 percent of their body weight. The number of large forage needs must always be available every day continuously.To support the development of beef cattle in Pohuwato, particularly in the provision of feed ingredients, necessary to identify the potential availability of green fodder from waste food crops derived from corn. This identification can predict how the carrying capacity of the feed derived from corn straw, so that local governments can calculate how the number of animals that can be accommodated and assured continuously feed needs.This study aimed to analyze the carrying capacity of corn straw as animal feed for beef cattle breeding business in Pohuwato. The Targets of this research is knowing the carrying capacity of corn straw as feed for cattle in Pohuwato.
Analisis Pengaruh Natrium Metabisulfit (Na2S2O5) dan Lama Penyimpanan terhadap Proses Browning Buah Pir menggunakan Rancangan Faktorial Ingka Rizkyani Akolo; Rosdiani Azis
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 5 No 2 (2017): JURNAL TECHNOPRENEUR (November)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.514 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v5i2.137

Abstract

Browning adalah perubahan kecoklatan pada buah atau sayur yang terjadi akibat proses enzimatik oleh polifenol oksidasi. Browning dapat terjadi pada buah atau sayur yang sudah dipotong ketika berinteraksi langsung dengan udara. Proses browning pada dasarnya dapat merugikan karena dapat mempengaruhi mutu dari buah atau sayur tersebut. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya browning adalah dengan penambahan zat tertentu misalnya Natrium Metabisulfit. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh natrium metasulfit dan lama penyimpana terhadap proses browning buah pir. Sampel yang digunakan adalah buah pir karena mudah mengalami browning sedangkan rancangan percobaan menggunakan rancangan faktorial 2 faktor. Faktor A adalah Natrium Metabisulfit dengan 3 level yakni 500ppm (A1), 600ppm (A2), dan 700ppm (A3), sedangkan faktor B adalah lama penyimpanan yang terdiri atas 5 level yakni hari ke-2 (B1), hari ke-4 (B2), hari ke-6 (B3), hari ke-8 (B4), dan hari ke-10 (B5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi Natrium Metabisulfit dan lama penyimpanan berpengaruh signifikan terhadap proses browning enzimatis buah pir. Hal ini mengindikasikan bahwa zat Natrium Metabisulfit (Na 2 S 2 O 5 ) ini mampu menghambat proses browning pada buah pir hingga hari ke-8 dengan konsentrasi Natrium metabisulfit yang optimal adalah 500 ppm.
PENINGKATAN KUALITAS IKAN ASIN DENGAN PROSES PENGERINGAN EFEK RUMAH KACA VARIASI HYBRID YUNITA DJAMALU
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 4 No 1 (2016): JURNAL TECHNOPRENEUR (Mei)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (871.223 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v4i1.40

Abstract

Pengeringan konvensional memiliki kelemahan dalam proses pengeringan seperti waktu lama pengeringan dancuaca buruk. Hal ini diperlukan untuk merancang pengering untuk daerah Gorontalo untuk meningkatkan kualitas ikan asin. Pengering dari efek rumah kaca memiliki tiga bagian utama seperti Ruang pengeringan, model variasi Prisma persegi panjang dan variasi berbeda. Dimensi dari pengering adalah tinggi 2 meter, lebar rak pertama 0.45 meter, lebar rak kedua 0,6 meter, lebar rak ketiga 0.75 meter dan tebal kaca 5 mm. Hasil uji coba menunjukkan pengeringan di efek rumah kaca lebih efisien dan higienis daripada pengeringan tradisional, yaitu Pengeringan melalui Efek Rumah Kaca 40. 3% dan pengeringan tradisional 53,6% dari awal kadar 73% dan standar SNI sejumlah 01-2721-1992 kadar ikan asin adalah 40%. Konveksi terbaik di rak ketiga dengan waktu pengeringan 9 jam dan berat ikan asin yang diuji adalah 8 kg ikan cepat. Yang tertinggi pada suhu kamar adalah 61 ° C. RH dari Ruang pengeringan adalah lebih kecil daripada RH lingkungan, Q dari penguapan 2360.4 J/m².s, Mev dari 2818,3 gram.
METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY DAN DRILL DALAM PEMBELAJARAN KONSEP OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN PECAHAN DEVITTA PURNAMASARY MOHIDDIN
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 5 No 1 (2017): JURNAL TECHNOPRENEUR (Mei)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.892 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v5i1.71

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1)Menganalisis dan menguji peningkatan pemahaman konsep siswa melalui metode pembelajaran discovery dan drill, (2)Menganalisis dan menguji peningkatan pemahaman konsep siswa dalam meningkatkan hasil belajar melalui metode pembelajaran discovery dan drill
RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH SPONS Yunita Djamalu
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 3 No 1 (2015): JURNAL TECHNOPRENEUR (Mei)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.941 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v3i1.17

Abstract

Perencanaan mesin pencacah spons ini merupakan salah satu upaya penerapan teknologi tepat guna, untuk membantu masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya yaitu dengan jalan menggunakan bahan-bahan yang sudah tidak dimanfaatkan lagi (di buang) seperti halnya spons dari sisa mebeler yang telah tidak terpakai. Selain itu juga secara tidak langsung kita juga turut serta dalam menjaga kelestarian alam dengan mengurangi sampah dari jenis spons.Konstruksi mesin pencacah spons ini terbagi dari, hoper sebagai tempat masukan spons, sistem pisau pencacah yang terdiri dari poros, pisau gerak, serta pisau penahan. Sedangkan untuk sistem penggeraknya terdiri dari motor penggerak, pulley, belt, pasak, bantalan.Dari hasil perancangan mesin pencacah spons didapatkan kapasitas pencacah 2,25 kg/jam , dengan putaran pisau pencacah 1050 rpm, daya motor penggerak 1 HP menggunakan motor listrik. Dengan mesin ini, proses pencacahan spons bisa dilakukan dengan sederhana dan mudah, serta waktu proses, yaitu waktu pencacahan menjadi lebih singkat. Dengan waktu proses yang lebih singkat, maka laju produksi per satuan waktu menjadi lebih besar.
Ekstraksi Ciri Spora Patogen Citra Penyakit Pada Tanaman Jagung Berbasis Tekstur Derajat Keabuan Menggunakan Gray Level Co-occurence Matrix frangky tupamahu; Mohamad Lihawa; Zulzain Ilahude
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 6 No 2 (2018): JURNAL TECHNOPRENEUR (November)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (971.173 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v6i2.212

Abstract

Tanaman yang terinfeksi hama dan penyakit berdasarkan hasil pengamatan dilapangan menunjukan perubahan-perubahan yang nampak terlihat terjadi. Akan tetapi agar proses pengenalan lebih tepat oleh ahli pertanian diambil bagian yang terinfeksi penyakit tersebut yang diletakan pada media posulat Koch untuk dilakukan uji materil di laboratorium untuk dilakukan identifikasi secara visual dibawah mikroskop dan kemudian dilakukan pencocokan berdasarkan referensi ciri-ciri jamur dari pustaka yang digunakan oleh tenaga laboran di laboratorium adapun prosedur identifikasi tersebut yang digunakan kurang efektif dikarenakan dalam proses uji laboratorium untuk menentukan jenis spora pathogen pada tanaman jagung dilakukan beberapa tahapan yang membutuhkan waktu yang lebih lama Penelitian ini bertujuan untuk melakukan ektraksi citra suatu spora pathogen penyakit pada tanaman jagung yaitu penyakit hawar,bercak dan karat pada daun tanaman jagung sehingga diperoleh ciri-ciri berdasarkan visual digital. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan ekstraksi fitur Grey Level Co-Occurance Matriks (GLCM) diperoleh hasil untuk spora pathogen penyakit pada tanaman jagung untuk hawar,bercak dan karat daun dari tabel 1 ditunjukan bahwa diperoleh nilai maksimal suatu intensitas maksimal yang sama untuk ketiga penyakit. Untuk nilai kromatis maksimal 0.9 pada penyakit hawar fitur entropi,bercak fitur IDM, dan terakhir pada fitur ASM penyakit hawar dan Karat. Sedangkan untuk nilai intensitas minimal terendah 0.1 adalah pada penyakit karat fitur entropi dan IDM.
KARAKTERISTIK MI SAGU (Metroxylon sagu) KERING DENGAN PENAMBAHAN SARI KUNYIT (Curcuma domestica) SEBAGAI PEWARNA ALAMI Adnan Engelen; Nurhafnita Nurhafnita
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 6 No 2 (2018): JURNAL TECHNOPRENEUR (November)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.09 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v6i2.194

Abstract

Sagu merupakan salah satu komoditi pangan Indonesia yang dapat diandalkan untuk mengurangi kebergantungan terhadap gandum sebagai bahan baku impor. Salah satu strategi yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan produksi sagu adalah dengan pemanfaatan sagu. Salah satu olahan sagu adalah mi sagu. Mi sagu dibuat dari bahan pati sagu. Mi sagu yang diproduksi di masyarakat masih memiliki warna yang gelap, sehingga perlu pengembangan mi sagu agar memiliki nilai mutu fisik yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak kunyit sebagai pewarna alami pada pembuatan mi sagu. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Gorontalo. Penelitian ini terdiri atas tiga tahapan; 1) penentuan konsentrasi perbandingan antara pati sagu tergelatinisasi (binder) dan pati sagu, 2) penentuan konsentrasi ekstrak kunyit, dan 3). Pengeringan mi sagu. Parameter yang akan diuji adalah analisis kadar air mi sagu, analisis cooking loss, analisis warna, analisis kekerasan dan kelengketan. Konsentrasi perbandingan binder dan pati sagu adalah 20% binder dari berat pati (200g) berbanding 150 mL air. Konsentrasi perbandingan terbaik antara kunyit dengan air yang digunakan adalah 1,5 g kunyit berbanding 15 mL air. Pengeringan mi sagu yang digunakan adalah suhu 100°C dengan lama pengeringan 120 menit. Adapun parameter yang didapatkana adalah nilai kadar air 13, 86%, cooking loss 29,83%, kekerasan 310,46 gf, kelengketan -27,56 gf dan nilai derajat hue 83,64.

Page 5 of 14 | Total Record : 139