cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Psikologi
Published by Universitas Esa Unggul
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Social,
Arjuna Subject : -
Articles 163 Documents
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA UNIVERSITAS ESA UNGGUL Suciani, Darabila; Rozali, Yuli Azmi
Jurnal Psikologi Vol 12, No 02 (2014): Jurnal Psikologi
Publisher : Jurnal Psikologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mahasiswa memiliki peran sebagai seorang pembelajar dan berinteraksi dengan mahasiswa lainnya. Dukungan sosial yang positif yang dimiliki oleh mahasiswa dapat membantu mahasiswa di dalam menghadapi tuntutan belajarnya dan dapat menjadi pembangkit motivasi belajar mahasiswa. Tujuan penelitian ini akan melihat hubungan dukungan sosial dengan motivasi belajar, gambaran motivasi belajar dengan sumber dukungan sosial yang mempengaruhi. Penelitian ini bersifat kuantitatif noneksperimental.Sampel penelitian berjumlah 130 mahasiswa Universitas Esa Unggul. Menggunakan Teknik sample random sampling, dengan alat ukur dukungan sosial (36 valid) dan motivasi belajar (45 valid) dalam bentuk skala likert. Koefisien reliabilitas (α) 0,924 untuk variabel dukungan sosial dan 0,936 untuk motivasi belajar. Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,694 dengan sig 0,000 (p<0,05), artinya ada hubungan positif dan signifikan dukungan sosial dengan motivasi belajar pada mahasiswa Universitas Esa Unggul. Mahasiswa yang memiliki motivasi belajar rendah lebih banyak dibanding mahasiswa dengan motivasi belajar tinggi.Dari crosstab gambaran motivasi belajar bedasarkan sumber dukungan sosial yang memiliki pengaruh signifikan adalah dosen. Kata kunci : mahasiswa, dukungan sosial, motivasi belajar
PELATIHAN PENGELOLAAN EMOSI DENGAN TEKNIK MINDFULNESS UNTUK MENURUNKAN DISTRES PADA PENYANDANG DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS KEBON JERUK JAKARTA Wijaya, Yenny Duriana
Jurnal Psikologi Vol 12, No 02 (2014): Jurnal Psikologi
Publisher : Jurnal Psikologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractHandling in diabetics should be conducted in an integrative manner that is biopsychosocial. In primary health care is still widely practiced medical treatment and less attention to the psychological. Therefore there needs to be handled in an integrative manner, including psychological. This is done because of diabetes mellitus is a chronic disease that causes complications and even death, so that people with diabetes often experience stress severe enough. This stress will tend to cause blood sugar to increase. The purpose of the study is to determine the effectiveness of management training to reduce emotional distress in people with diabetes mellitus type 2. The training is emotional management training, which consisted of psychoeducation, giving mindfulness techniques to keep participants aware of thoughts and feelings  also Group Cognitive Behavioral Therapy. Participants in this study there were 6 participants with DM type 2. Measurement with DDS (Diabetic Distress Scale). Quantitative data analysis using the nonparametric Wilcoxon Signed Ranks Test. Analysis of qualitative data from observations and interviews. The results of data analysis showed that the probability of 0.014, this value indicates that the probability is below 0.05. It can be concluded that the Mindfulness technique can reduce distress in  type 2 diabetes mellitus. Keyword : diabetes, distress, mindfulness AbstrakPenanganan  pada penderita diabetes harus dilakukan secara integratif yaitu secara biopsikososial. Di dalam pelayanan kesehatan primer masih banyak dilakukan penanganan  secara medis dan kurang memperhatikan secara psikologis. Oleh karena itu perlu adanya segera penanganan secara integratif termasuk psikologis. Hal ini dilakukan mengingat penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang menyebabkan komplikasi dan bahkan kematian, sehingga seringkali penyandang diabetes mengalami stres yang cukup berat. Stres ini akan cenderung menyebabkan gula dalam darah  semakin meningkat. Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui efektivitas pelatihan pengelolaan emosi untuk menurunkan distres pada penyandang diabetes mellitus tipe 2. Pelatihan yang diberikan adalah pelatihan pengelolaan emosi, yang terdiri dari psikoedukasi, pemberian teknik mindfulness agar peserta menyadari pikiran dan perasaannya serta Cognitive Behavioral Therapy kelompok. Partisipan dalam penelitian ini ada 6 peserta dengan penyandang DM tipe 2. Pengukuran dengan DDS (Diabetic Distress Scale).  Analisis data kuantitatif menggunakan nonparametrik Wilcoxon Signed Ranks Test . Analisis data kualitatif dari hasil observasi dan wawancara. Hasil analisis data menunjukkan bahwa probabilitas sebesar 0,014, nilai ini menunjukkan bahwa probabilitas di bawah 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa Teknik Mindfulness dapat menurunkan distres pada penyandangan diabetes mellitus tipe 2. Kata kunci : diabetes, distress, mindfulness
TIPE KEPRIBADIAN DAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA ”X” TANGERANG Utaminingsih, Sartika; Setyabudi, Iman
Jurnal Psikologi Vol 10, No 01 (2012): Jurnal Psikologi
Publisher : Jurnal Psikologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tipe kepribadian dengan prokrastinasi akademik pada siswa SMA ”X”, dengan pendekatan  kuantitatif – korelasional. Sampel penelitian adalah siswa SMA “X”, diperoleh dengan teknik sampling kuota. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat ukur berupa kuesioner berdasarkan teori McCrae & Costa untuk tipe kepribadian dan teori Ferrari untuk prokrastinasi akademik.Uji reliabilitas dengan menggunakan alpha cronbach diperoleh hasil dengan nilai koefisien 0,942 untuk skala tipe kepribadian dan 0,903 untuk skala prokrastinasi akademik. Berdasarkan hasil analisis kontingensi, diperoleh hasil  r = 0,235 dan nilai signifikan yang diperoleh adalah 0,043. Hasil ini menunjukan bahwa  ada hubungan yang lemah  dan tidak signifikan untuk populasi. Artinya tipe kepribadian seseorang tidak selalu berhubungan dengan tinggi rendahnya prokrastinasi akademik atau sebaliknya tinggi rendahnya prokrastinasi akademik seseorang tidak selalu  berhubungan dengan tipe kepribadian. Kata kunci: kepribadian, prokastinasi akademik, the five factor model
PROFIL PSYCHOLOGICAL WELL BEING MAHASISWA REGULER PROGRAM STUDI PSIKOLOGI SEMESTER 1 DI UNIVERSITAS ESA UNGGUL Mariyanti, Sulis
Jurnal Psikologi Vol 15, No 2 (2017): Jurnal Psikologi
Publisher : Jurnal Psikologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractThe Universitys policy of imposing mandatory counseling to students of EsaUnggul University starting from 2nd semester students who have a GPA <2.00 is one of the preventive ways to identify stressfull problems by students, both academic and non academic and find solutions from the beginning, so that students are able to complete their studies on time. The amount of psychological stress experienced by students as a result of the demand to adjust to the new situation is one indicator of the psychological well-being level and is usually greater experienced by students at the beginning of the lecture. First semester students will be able to undergo a transition period well needed a very important thing that is psychological well being. The purpose of this study is the availability of psychological profile profilewell being a new student in the psychology department and the factors that influence it. This research is descriptive quantitative research, with saturated sampling method which involves all students of psychology semester one study program is 51 regular students, using psychological well-being scale scale reliability value of coefficient (α) = 0,86. From the results of the categorization of students visible semester 1 (one) tend to have more psychological well being low (51%). Other findings suggest that sex, family status, family economic conditions, shelter, and dating status do not affect the psychological well being of the student. Keywords: psychological well being, semester 1, psychology student AbstrakKebijakan Universitas yang memberlakukan konseling wajib kepada para mahasiswa Universitas Esa Unggul yang dimulai dari mahasiswa semester 2 (dua) yang memiliki IPK <2,00 merupakan salah satu cara preventif untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang dirasakan stressfull oleh mahasiswa, baik akademik maupun non akademik serta menemukan solusi sejak awal, agar mahasiswa mampu menyelesaikan studinya dengan tepat waktu.  Besarnya stress psikologis yang dialami mahasiswa sebagai akibat tuntutan untuk menyesuaikan diri dengan situasi baru merupakan salah satu indikator dari level psychological well-being dan biasanya lebih besar dialami mahasiswa pada awal perkuliahan. Mahasiswa semester satu akan mampu menjalani masa transisi dengan baik dibutuhkan suatu hal yang sangat penting yaitu psychological well being. Tujuan penelitian ini adalah tersedianya profil kondisi psychological well being mahasiswa baru di prodi psikologi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif, dengan metode sampling jenuh yang melibatkan seluruh mahasiswa prodi psikologi semester satu berjumlah 51 mahasiswa reguler, menggunakan alat ukur  psychological well-being scale nilai koefisien reliabilitas  (α)= 0,86. Dari hasil kategorisasi terlihat mahasiswa semester 1 (satu) cenderung lebih banyak yang memiliki psychological well being rendah (51%). Temuan yang lain menunjukkan bahwa jenis kelamin, status keluarga, kondisi ekonomi keluarga, tempat tinggal, dan status berpacaran tidak mempengaruhi psychological well being mahasiswa. Kata kunci : psychological well being, semester 1, mahasiswa psikologi
HUBUNGAN KETERTARIKAN INTERPERSONAL DENGAN WORK ENGAGEMENT PEGAWAI PT. SALINDO BERLIAN MOTOR JAKARTA Yuningsih, Ayu; Mariyanti, Sulis
Jurnal Psikologi Vol 13, No 01 (2015): Jurnal Psikologi
Publisher : Jurnal Psikologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractEmployees who have a work engagement is employees who are willing to fight and diligently do the work, and feel one with the company. One of the factors that affect the employees tied to his work is the existence of interpersonal attraction, namely the existence of a positive assessment against a co-worker, that raises the closeness and togetherness. The purpose of this research was to know relationship interpersonal attraction and work engagement. The design of this study is a quantitative non experimental with saturated sampling technique , totaling 60 employees of PT . Salindo Berlian Motors . The coefficient of reliability of the measuring instrument interpersonal attraction ( α ) = 0.924 with 36 items is valid , and measuring work engagemet ( α ) = 0,959 with 58 items is valid . The result of Pearson product moment correlation between interpersonal attraction and work engagement is obtained sig ( p ) = . 000 ( p<0.05) with the value of the correlation ( r ) = . 779. Categorization test results obtained by the level of interpersonal attraction and work engagement of employees tends to be low , and the dominant dimensions of work engagement is owned vigor . Keywords:  interpersonal attraction, work engagement, employee AbstrakPegawai yang memiliki work engagement adalah pegawai yang mau berjuang dan tekun melakukan pekerjaan, serta merasa menyatu dengan perusahaan. Salah satu faktor yang memengaruhi pegawai terikat dengan pekerjaannya adalah adanya ketertarikan interpersonal, yaitu adanya penilaian positif terhadap rekan kerja, yang menimbulkan kedekatan dan kebersamaan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan ketertarikan interpersonal dan work engagement. Rancangan penelitian ini adalah kuantitatif non eksperimen dengan  teknik sampling jenuh, berjumlah 60 pegawai PT. Salindo Berlian Motor. Koefisien reliabilitas dari alat ukur interpersonal attraction (α)= 0,924 dengan 36 item valid, dan alat ukur work engagemet (α)= 0,959 dengan 58 item valid. Hasil uji korelasi pearson product moment antara ketertarikan interpersonal dan work engagement diperoleh nilai sig (p)=.000 (p<0.05) dengan nilai korelasi (r)=.779. Hasil uji kategorisasi diperoleh tingkat ketertarikan interpersonal dan work engagement pegawai cenderung rendah, dan dimensi dominan dari work engagement yang dimiliki adalah vigor.Kata kunci:  interpersonal attraction, work engagement, pegawai 
PERBEDAAN KONSEP DIRI REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN ASRAMA DAN PANTI ASUHAN COTTAGE Safitri, Fiqih; Sitasari, Novendawati Wahyu
Jurnal Psikologi Vol 14, No 2 (2016): Jurnal Psikologi
Publisher : Jurnal Psikologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakDi Indonesia terdapat dua macam sistem pengasuhan panti asuhan, yaitu asrama dan cottage. Perbedaan sistem pengasuhan yang diterapkan panti asuhan secara tidak langsung mempengaruhi konsep diri remaja. Kedekatan antara remaja dan orangtua asuh serta teman sebaya akan mempermudah remaja dalam melakukan identifikasi dan membentuk konsep diri positif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan konsep diri remaja yang tinggal di panti asuhan asrama dan panti asuhan cottage. Penelitian ini merupakan studi komparatif non-eksperimental. Sampel penelitian berjumlah 81 remaja panti asuhan asrama dan 41 remaja panti asuhan cottage, dengan teknik non-probability sampling dan jenis sampling jenuh. Skala konsep diri yang  digunakan merupakan modifikasi dari Tennesse Self Concept Scale (TSCS) yang berjumlah 31 item valid dengan koefisien reliabilitas 0,900. Hasil uji beda menunjukkan nilai sig.(2-tailed) 0,019 atau  (p<0,05), artinya terdapat perbedaan konsep diri remaja yang tinggal di panti asuhan asrama dan panti asuhan cottage. Dan didapatkan hasil bahwa remaja yang tinggal di panti asuhan asrama maupun cottage memiliki konsep diri yang cenderung negatif.Kata kunci : Konsep diri, remaja, panti asuhan, asrama, cottage AbstractIn Indonesia there are two kinds of orphanage care system, namely, dormitories and cottages. This applied system indirectly affected adolescent self-concept. The closeness among teens with foster parents and peers will facilitate them to identify and form a positive self-concept. The purpose of this study was to determine difference in self-concept of teenagers who lived in the dormitory orphanage and cottage orphanage. This research is a non-experimental comparative study. The samples included 81 teenagers of dormitory and 41 teenagers of cottage, and used non-probability sampling techniques and entire types of sampling. Self concept modified from the Tennessee Self Concept Scale (TSCS) which consists of 31 valid items with reliability coefficient of 0.900. T-test results showed sig. (2-tailed) 0.019 or (p <0.05). It means that there is difference in self-concept of teenagers who lived in the dormitory orphanage and cottage orphanages. This research yielded teens who lived in dormitories and cottage have negative self-conceptKeywords : self-concept, teenager, orphanage, dormitory, cottage
GAMBARAN MAKNA HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA Nurani, Vika Maris; Mariyanti, Sulis
Jurnal Psikologi Vol 11, No 01 (2013): Jurnal Psikologi
Publisher : Jurnal Psikologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPasien yang menderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa akan menghadapi penderitaan psikologis, finansial, fisik dan sosial. Dengan adanya penderitaan tersebut pasien akan mengalami keadaan meaningless. Keadaan ini akan membawa pasien pada proses pencarian makna dalam penderitaan atau tetap berada pada keadaan keputusasaan. Proses pencarian makna hidup menurut Frankl didapati melalui pemenuhan salah satu atau ketiga nilai kehidupan yaitu nilai daya cipta, nilai pengalaman dan nilai sikap. Bila hasrat untuk hidup bermakna ini dapat dipenuhi, maka kehidupan akan dirasakan berguna, berharga, dan berarti (meaningful). Kata kunci: makna hidup, pasien gagal ginjal kronis, hemodialisa
GAMBARAN KENAKALAN SISWA DI SMA MUHAMMADIYAH 4 KENDAL Fuadah, Nur
Jurnal Psikologi Vol 9, No 01 (2011): Jurnal Psikologi
Publisher : Jurnal Psikologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakKenakalan yang dilakukan oleh remaja yang berstatus sebagai siswa ada dalam keseharian, mulai dari pelanggaran ringan seperti membolos sampai pada kenakalan yang menyebabkan korban seperti perkelahian atau tawuran. Kenakalan tersebut hampir setiap hari kita temukan pada pemberitaan di ibu kota dan kota besar lainnya di Indonesia seperti Surabaya, Bandung, dan Palembang. Pada kenyataanya kenakalan tidak hanya terjadi di kota besar,  tetapi kota kecil seperti Kendal juga terjadi kenakalan yang sama. Kenakalan siswa di SMA Muhammadiyah 4 Kendal menjadi perhatian dan keprihatinan pihak sekolah. Berbagai pertanyaan berkaitan dengan kenakalan yang dilakukan siswa dan faktor-faktor penyebabnya belum dapat diketahui, hal tersebut yang menjadi alasan untuk dilakukan penelitian ini. Maka  tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran tingkat kenakalan siswa, faktor-faktor penyebab kenakalan siswa, dan bentuk-bentuk kenakalan yang dominan di SMA Muhammadiyah 4 Kendal. Kata Kunci : kenakalan siswa, pelanggaran, penyebab kenakalan
PENGARUH GAYA HIDUP HEDONIS TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF PADA PRAMUGARI MASKAPAI PENERBANGAN “X” Patricia, Nesa Lydia; Handayani, Sri
Jurnal Psikologi Vol 12, No 01 (2014): Jurnal Psikologi
Publisher : Jurnal Psikologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractAs a front liner ofan Airlines, the Flight Attendants are required to maintain their performance. Demands of the profession coupled with the desire to be an elegant appearance are driving the Flight Attendants to aconsumptivebehavior. One of the factors that purchase influence tothe flight attandant’s consumptive behavior is the hedonic lifestyle. This research was conducted to determine whether there is a positive influenceof the hedonic lifestyle to the consumptive behavior on the "X" airlines Flight Attandants. This research is a quantitative study involved 39 of The “X” Airlines Flight Attandants. Sample was taken by census method and processed with linear regression. The instrument used are the hedonic lifestyle and consumtive behavior scale with reliability coefficient (α)0.884 for the hedonic lifestyle with 41 valid items and reliability coeficient (α) 0.928 for the consumptive behavior with 27 valid items.Analyse outcome of linear regression shows the (p) value = 0,00 (P<0,05) which means there is a positive significant influence of the hedonic lifestyle tothe consumptive behavioron The “X”  airlines Flight Attendants. Keywords : flight attendant, hedonic lifestyle, consumtive behavior AbstrakPramugari adalah  front linner dari perusahaan penerbangan yang dituntut untuk senantiasa menjaga penampilan. Tuntutan profesi tersebut ditambah dengan  keinginan untuk tampil menarik mengarahkan pramugari berperilaku konsumtif. Penelitian ini melihat pengaruh positif gaya hidup terhadap gaya hidup hedonis pada Pramugari Maskapai Penerbangan “X”. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif  korelasional, dengan melibatkan 39 orang pramugari Maskapai Penerbangan “X. Teknik sampling yang digunakan adalah sampel jenuh. Instrumen penelitian berupa kuesioner gaya hidup hedonis dan  perilaku konsumtif. Masing-Masing kuesioner memiliki tingkat reliabilitas (α) 0,884 untuk gaya hidup hedonis dengan 41 item valid dan (α) 0,928 untuk perilaku konsumtif dengan 27 item valid. Berdasarkan hasil analisis regresi linier didapatkan nilai signifikansi (p)=0,00  (p<0,05), artinya ada pengaruh positif signifikan gaya hidup hedonis terhadap perilaku konsumtif pada Pramugari Maskapai Penerbangan “X”. Semakin tinggi gaya hidup hedonis pada Pramugari Maskapai Penerbangan “X”, maka semakin tinggi perilaku konsumtifnya. Kata kunci : pramugari, perilaku konsumtif, gaya hidup hedonis
GAMBARAN KEMANDIRIAN ANAK PENYANDANG AUTISME YANG MENGIKUTI PROGRAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI (AKS) Nixon, Nixon; Mariyanti, Sulis
Jurnal Psikologi Vol 10, No 02 (2012): Jurnal Psikologi
Publisher : Jurnal Psikologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakAutisme adalah gangguan perkembangan pada anak yang ditandai dengan gangguan perilaku, gangguan komunikasi, dan gangguan interaksi. Autisme dapat terlihat pada anak, sebelum usia 2 tahun. Dalam menangani anak-anak penyandang autisme terdapat beberapa program, salah satunya program aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS). Hal yang menjadi masalah adalah bagaimana kemandirian anak penyandang autisme setelah mengikuti program AKS.  Kata kunci : kemandirian, autisme, aktivitas kehidupan sehari-hari

Page 3 of 17 | Total Record : 163