cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Kandai
ISSN : 1907204X     EISSN : 25275968     DOI : -
Kandai was first published in 2005. The name of Kandai had undergone the following changes: Kandai Majalah Illmiah Bahasa dan Sastra (2005) and Kandai Jurnal Bahasa dan Sastra (2010). Since the name of journal should refer to the name that was registered on official document SK ISSN, in 2016 Kandai started publish issues with the name of Kandai (refer to SK ISSN No. 0004.091/JI.3.02/SK.ISSN/2006 dated February 7th, 2006, stating that ISSN 1907-204X printed version uses the (only) name of KANDAI). In 2017, Kandai has started to publish in electronic version under the name of Kandai, e-ISSN 2527-5968.
Arjuna Subject : -
Articles 236 Documents
MENGUNGKAP PERSPEKTIF GENDER DALAM KEHIDUPAN MASA KINI MELALUI NOVEL AKU SUPIYAH ISTRI HARDIAN KARYA TITIS BASINO Ninawati Syahrul
Kandai Vol 14, No 1 (2018): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.973 KB) | DOI: 10.26499/jk.v14i1.476

Abstract

Dalam budaya tradisional, misalnya Minangkabau, laki-laki acap memperlakukan kaum perempuan sebagai “pelengkap penderita” dan umumnya menganggap dirinya manusia teratas. Perempuan berada pada pihak yang lemah, baik dalam kehidupan masyarakat maupun menentukan arah kehidupan keluarganya. Kondisi semacam itu tidak jarang merisaukan hati para penggiat karya sastra, termasuk Titis Basino. Masalah yang  diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana perspektif gender di dalam novel Aku Supiyah Istri Hardian karya Titis Basino? Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan perspektif gender di dalam karya pengarang perempuan ini. Penelitian ini bertumpu pada tinjauan feminisme sastra dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perspektif gender tergambar dalam pokok pikiran feminisme dalam novel tersebut, meliputi: masalah cinta membuat perempuan kehilangan kepribadian; peranan agama dalam subordinasi perempuan; posisi perempuan sebagai perempuan dalam perkawinan; usulan perempuan tentang pendidikan. Bagi kaum laki-laki, perempuan semestinya pasangan sejajar, baik dalam kehidupan keluarga maupun karier atau pilihan profesi.   
ACENG’S UNFORGIVEN APOLOGY: AN INTERDISCIPLINARY CRITICAL DISCOURSE ANALYSIS (Permohonan Maaf Aceng yang Tidak Termaafkan: Analisis Wacana dengan Pendekatan Interdisipliner) Muhamad Ahsanu
Kandai Vol 9, No 1 (2013): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.572 KB) | DOI: 10.26499/jk.v9i1.280

Abstract

Artikel ini membahas tentang permohonan maaf Aceng (Bupati Garut) atas sikap dan tindakannya yang berkaitan dengan kasus pernikahan kilatnya yang  ditinjau dari Analisis Wacana/Critical Discourse Analysis” (CDA) dengan pendekatan  interdisipliner. Bidang-bidang ini mencakup Speech Acts, Analisis Narasi, Sosiolinguistik, Ideologi dan Hegemoni. Kesemuanya dipaparkan secara berurutan dengan tujuan menghasilkan perspektif yang menyeluruh tentang kasus Aceng yang fenomenal tersebut.  Dari hasil analisis ditemukan bahwa permintaan maaf Aceng terbukti tidak efektif alias kontra produktif. Dari segi sosiolinguistik,  permohonan maaf Aceng dianggap bertentangan dengan normanorma yang dipegang masyarakat Garut dikarenakan permintaan maaf tersebut tidak berasal dari hati nuraninya (tidak ihlas). Secara ideologis, pernikahan merupkan suatu pekerjaan yang mulia dan oleh karena itu harus dijaga dan dihormati (dan ini diabaikan oleh Aceng), sementara itu perceraian merupkan suatu tindakan yang sulit sekali bisa diterima dengan dalih apapun. Secara hegemonis, kita menyaksikan bahwa  yang berkuasa menguasai yang lemah. Denagn kata lain, kekuasaan Aceng sebagai Bupati telah disalahgunakan sehingga yang lemah menjadi tetap teraniaya.
KESAMAAN KOSAKATA BAHASA BUGIS DAN BAHASA MUNA NFN Sukmawati
Kandai Vol 10, No 2 (2014): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1094.315 KB) | DOI: 10.26499/jk.v10i2.320

Abstract

Bahasa Bugis dan bahasa Muna merupakan bahasa daerah yang masih tumbuh dan berkembang di wilayah Indonesia.Kedua bahasa daerah tersebut masih banyakpenuturnya dan kedua bahasa itu digunakan dalam berbagai aktivitas kehidupan.Penutur asli dari kedua bahasa itu hidup dan berada di wilayah yang berbeda. Akan tetapi, pada kenyataannya, dalam kedua bahasa daerah tersebut terdapat beberapa kosakata yang sama. Berkaitan dengan itu, dalam kajian ini  yang akan dibahas adalah apakah bentuk kosakata yang sama pada kedua bahasa daerah tersebut juga mempunyai makna yang sama dan mengapa kedua bahasa daerah tersebut mempunyai kesamaan kosakata. Oleh karena itu, tujuan yang akan dicapai dalam kajian ini, yaitu untuk mendeskripsikan makna dari kosakata yang sama dan penyebab terjadinya kesamaan kosakata yang terdapat dalam bahasa Bugis dan bahasa Muna. Berdasarkan kajian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kosa kata yang sama dari kedua bahasa daerah itu  ada yang  maknanya sama dan ada pula yang maknanya berbeda. Penyebab kesamaankosakata dalam bahasa Bugis dan bahasa Muna adalah adanya hubungan kekerabatan melalui perkawinan antara orang Muna dan orang Bugis serta pengaruh pelayaran dagang.
PENERJEMAHAN BENTUK METAFORA GRAMATIKAL SEBAGAI INDIKATOR KESULITAN PENERJEMAHAN TEKS SAINS DAN HUMANIORA Hero Patrianto
Kandai Vol 12, No 2 (2016): Kandai
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1126.613 KB) | DOI: 10.26499/jk.v12i2.79

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk memerikan perbandingan antara penerjemahan teks sains dan humaniora dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia melalui dimensi perbedaan leksikal. Perbandingan tersebut difokuskan pada penerjemahan bentuk metafora gramatikal yang ada pada teks sumber. Bentuk metafora gramatikal pada teks sumber diidentifikasi dengan menggunakan analisis fungsional sistemik. Terjemahan bentuk metafora gramatikal dalam teks sasaran kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis jejaring pilihan untuk mengidentifikasivariasi leksikal teks sasaran terhadap teks sumber. Data berupa klausa dari teks sumber dan teks sasaran. Sumber data adalah empat teks berbahasa Inggris (dua teks sains dan dua teks humaniora) dan terjemahan keempat teks sumber tersebut yang dilakukan oleh lima penerjemah. Berdasarkan analisis ditemukan bahwa jumlah bentuk metafora gramatikal pada teks sumber humaniora lebih besar daripada teks sumber sains. Ditemukan pula bahwa variasi perbedaan leksikal teks sasaran humaniora lebih tinggi daripada teks sasaran sains. Dua temuan tersebut bersama-sama menjadi indikasi bahwa teks humaniora lebih sulit diterjemahkan daripada teks sains.
PROFIL KEBAHASAAN NELAYAN BUGIS DI TINOBU, SULAWESI TENGGARA: POLA-POLA PENGGUNAAN BAHASA NFN Darmawati M.R.
Kandai Vol 11, No 2 (2015): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.628 KB) | DOI: 10.26499/jk.v11i2.225

Abstract

Keberadaan Nelayan Bugis di Tinobu, Sulawesi Tenggara, di domain bahasa berbeda (bahasa Tolaki) memicu timbulnya fenomena kebahasaan yang menarik untuk dikaji lebih jauh. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi profil kebahasaan Nelayan Bugis di Tinobu, Sulawesi Tenggara, khususnya pola-pola penggunaan bahasa yang mereka gunakan pada ranah keluarga, ketetanggaan, jual-beli, pendidikan, dan kantor. Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan sosiolinguistik. Populasi dalam penelitian ini adalah semua nelayan Bugis yang berdomisili di Desa Tinobu. Sampel dalam penelitian dipilih melalui block sampling. Dari desa Tinobu ditarik 120 orang responden, masing-masing mewakili orientasi penggunaan bahasa dari kriteria umur. Untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan, data dikumpulkan melalui teknik perekaman, observasi, wawancara, dan angket. Data dalam penelitian ini akan dianalisis secara deskriptif kualitatif yang ditunjang oleh perhitungan persentase sederhana. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa ada dari tiga bahasa yang terdapat di Tinobu (BB-Bahasa Bugis, BIBahasa Indonesia, dan BT-Bahasa Tolaki), tiga pola penggunaan bahasa Nelayan Bugis di Tinobu, Sulawesi Tenggara, yaitu 1) bahasa Bugis, bahasa Indonesia dan bahasa Bugis campur dengan bahasa Indonesia atau BB-BI-BC, 2) bahasa Bugis, bahasa Indonesia, bahasa Tolaki, dan bahasa Bugis campur dengan bahasa Indonesia dan bahasa Tolaki atau BB-BIBT-BC, dan 3) bahasa Indonesia dan bahasa Tolaki, dan bahasa Indonesia campur dengan bahasa Tolaki, atau BI-BT-BC. BB masih digunakan secara dominan di ranah keluarga, ranah ketetanggaan, dan ranah pekerjaan.Sementara itu bahasa Indonesia dominan digunakan pada ranah jual beli, ranah pendidikan, dan kantor.
TINDAK TUTUR DALAMKEMBANG GEAN: ANTOLOGI CERPEN REMAJA SUMBAR Kartika Sari
Kandai Vol 10, No 1 (2014): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (976.509 KB) | DOI: 10.26499/jk.v10i1.311

Abstract

Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis tindak tutur dalam kumpulan cerpen “Kembang  Gean”:  Antologi  Cerpen Remaja Sumbar. Perumusan masalah berangkat dari identifikasi jenis dan fungsi tindak tutur yang digunakan pada kumpulan cerpen “Kembang  Gean”:  Antologi  Cerpen Remaja Sumbar. Ada tiga cerita  pendek  yang  akan  dianalisis, yaitu “Di Penghujung Pengabdian”,  “Kembang  Jean”,  dan  “Isyarat  Vella”. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian  hanya   ditemukan  empat jenis tindak  tutur,  yaitu   asertif,  direktif, ekspresif,  dan  komisif. Sementara itu, tindak tutur yang berfungsi deklarasi tidak ditemukan dalam tulisan ini.
LEKSIKON ALAT DAN AKTIVITAS BERTANAM PADI DALAM BAHASA JAWA R Hery Budhiono
Kandai Vol 13, No 2 (2017): Kandai
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (878.366 KB) | DOI: 10.26499/jk.v13i2.210

Abstract

There are a great number of researches and writings deal with the Javanese language. Its scopes and domains have been such an attractive topics to be discussed globally. The Javanese language spoken in Pemalang is not an exception. However, some aspects of the language have not been disscussed yet, such as lexicon of tools and rice-farming activities. This research focuses on the lexicon of tools and rice-farming activities in Pemalang subdialect. The aim of the research is to inventory lexemes in such domain, describes their meanings, and identifies lexemes in common semantic fields. The writer uses recording and note-taking technique in collecting data. Based on the data, the writer identifies some lexemes of tools, such asblak, luku, garu, korokan, peret, pacul, andpancong; and lexemes of activities, such asnyebar, ngluku, nggaru, tandur, ngorok, derep, matun, gampung, nggejok, lajo, mbaron, pelanggaran, meret, and nggaleng. Based on the analysis, the writer finds that (1) the lexemes nggaru-ngluku,pacul-pancong as well as nggejog and meret share common semantic field and (2) some lexemes have officiallybeing part of the Indonesian lexicon, such as matun, derep, luku, and garu. 
PERAN SEMANTIS VERBA BAHASA ABUN Antonius Maturbongs
Kandai Vol 12, No 1 (2016): Kandai
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1088.116 KB) | DOI: 10.26499/jk.v12i1.69

Abstract

Bahasa Abun merupakan salah satu bahasa di Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat, yang jumlah penuturnya termasuk kategori sedang. Penelitian ini menjelaskan dan mendeskripsikan peran semantis verba bahasa Abun (BA), yakni peran semantis verba keadaan dalam BA, peran semantis verba tindakan dalam BA, dan peran semantis verba proses dalam BA. Data penelitian ini dianalisis secara kualitatif deskriptif. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa peran semantis verba keadaan dalam BA memiliki kecenderungan menonjolkan keadaan fisik, keadaan pikiran. Peran semantis verba tindakan dalam BA merupakan representasi makna alamiah perbuatan, terjadi, dan perpindahan/pergerakan. Peran semantis verba proses dalam BA memiliki keteraturan pergerakan maupun keteraturan peristiwa. Peran semantis verba keadaan, verba tindakan, dan verba proses memperlihatkan implikasi yang menarik yaitu adanya korelasi antara valensi verba keadaan, tindakan, dan proses yang inheren terutama pada eksponen pertama. 
PERBANDINGAN KARAKTERISTIK FONEM BAHASA INDONESIA DENGAN BAHASA LASALIMU Yohanis Sanjoko
Kandai Vol 11, No 1 (2015): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.254 KB) | DOI: 10.26499/jk.v11i1.216

Abstract

Tulisan ini membicarakan tentang perbandingan fonem bahasa Indonesia dengan bahasa Lasalimu. Bahasa Lasalimu  merupakan salah satu bahasa daerah yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara yang dituturkan oleh masyarakat di Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton. Hasil kajian menunjukkan bahwa bahasa Indonesia memiliki 22 buah fonem konsonan, yaitu /p/, /b/, /t/, /d/, /c/, /j/, /k/, /g/, /m/, /n/, /ŋ/, /ñ/, /l/, /f/, /s/, /z/, /ʃ/, /x/, /h/, /r/, /w/, /y/ dan enam buah fonem vokal, yaitu /a/, /i/, /u/, /e/, /ә/, /o/. Sementara itu, bahasa Lasalimu memiliki 20 buah fonem konsonan, yaitu /p/, /b/, /ɓ/, /t/, /d/, /ɗ/, /j/, /c/, /k/, /g/, /h/, /s/, /m/, /n/, /ŋ/, /l/, /r/, /ϕ/, /w/, /y/ dan lima buah fonem vokal, yaitu /i/, /e/, /a/, /o/, dan /u/. Bahasa Lasalimu adalah bahasa vokalis.
PILIHAN BAHASA OLEH KAUM REMAJA DI DAERAH TUJUAN WISATA KUTA, BALI I Nengah Budiasa
Kandai Vol 9, No 2 (2013): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.386 KB) | DOI: 10.26499/jk.v9i2.299

Abstract

Bahasa Bali adalah salah satu bahasa daerah besar di Indonesia yang sampai saat ini masih digunakan secara aktif oleh masyarakat penuturnya yang tinggal di Bali dan beberapa daerah lain di Indonesia. Sebagai alat komunikasi, bahasa Bali perlu dibina, dikembangkan, dan dilindungi oleh pemerintah karena bahasa-bahasa itu adalah bagian dari kebudayaan Indonesia. Salah satu usaha perlindungan terhadap bahasa Bali adalah mendokumentasikannya dalam bentuk penelitian. Permasalahan dengan objek bahasa Bali yang diteliti kali ini berkaitan dengan pilihaan bahasa di daerah tujuan wisata Kuta, Bali. Penelitian seperti ini penting dilakukan mengingat saat ini penggunaan bahasa Bali sudah mulai menurun di kalangan remaja. Hal itu tampak, misalnya, pada penggunaan bahasa Bali dalam komunikasi sehari-hari sudah disusupi pemakaian kosakata asing, seperti bahasa Indonesia dan Inggris. Hal itu sangat dimungkinkan mengingat masyarakat Bali adalah masyarakat dwibahasawan, bahkan multibahasawan. Di samping itu, sebagai daerah tujuan wisata, masyarakat penutur bahasa Bali juga tidak dapat menghindari pergesekan-pergesekan dari bahasa lain. Teori yang diterapkan dalam penelitian ini adalah teori eklektik.  Maksudnya, penelitian ini menggunakan beberapa teori yang relevan untuk mengalisis data penelitian. 

Page 5 of 24 | Total Record : 236