cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Gedung Kuliah Bersama (GKB) Lt 3 Fakultas Teknik Universitas Diponegoro- Departemen Teknik Geodesi Jl Prof Soedarto SH, Tembalang. Semarang
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 26219883     DOI : -
Core Subject : Education,
ELIPSOIDA merupakan Jurnal yang memuat hasil studi dan penelitian bidang geodesi dan geomatika. Jurnal ini diterbitkan dua kali dalam setahun pada bulan Juni dan November oleh Departemen Teknik Geodesi Universitas Diponegoro. Jurnal ini bersifat terbuak ke semua ilmuwan, peneliti, mahasiswa dan cendekiawan lainnya yang ingin mempublikasihan hasil studi atau penelitiannya. Tujuan dari Jurnal ini adalah untuk menyediakan paltform bagi para ilmuwan dan akademisi untuk berbagi, bertukar dan mendiskusikan berbagai isu dan perkembangan ilmu Geodesi dan Geomatika. Jurnal ini menerima makalah dari universitas terkemuka di seluruh Indonesia, universitas luar negeri, lembaga pemerintah dan swasta lainnya. Semua naskah harus disiapakan dalam bahasa inggris atau bahasa indonesia dan harus melalui proses peer-review.Topik yang dapat disajikan pada jurnal ini meliputi : Pengembangan dan aplikasi ilmu geodesi dan geomatika, survey pemetaan dan GNSS, pertanahan, sistem informasi geografis (SIG), Penginderaan Jauh, Fotogrametri, Hidrografi, dan Kebencanaan.
Arjuna Subject : -
Articles 111 Documents
KAJIAN KETELITIAN PENGUKURAN KERANGKA KONTROL VERTIKAL MENGGUNAKAN TOTAL STATION AKURASI SUDUT 1” DAN 5” Anindya Sricandra Prasidya; Gondang Riyadi
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 1, No 02 (2018): Volume 01 Issue 02 Year 2018
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (778.137 KB) | DOI: 10.14710/elipsoida.2018.3449

Abstract

Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (KKV) dalam pemetaan topografi pada dasarnya bisa dilaksanakan secara geometrik dengan sipat datar maupun secara trigonometrik memanfaatkan data sudut vertikal dan jarak menggunakan Total Station (TS). Pada pengukuran KKV dengan TS, khususnya pada rentang jarak-dekat, ukuran sudut menjadi hal yang sangat berpengaruh pada nilai beda tinggi yang dihasilkan. Oleh karena itu ketelitian pengukuran KKV dengan menggunakan TS berbagai spektrum akurasi sudut potensial untuk dikaji. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan ketelitian hasil pengukuran KKV dengan TS akurasi sudut 1” dan 5” serta membandingkan ketelitian tersebut dengan nilai yang dianggap benar dari Digital Level. Penelitian ini memakai metode trigonometrik teknik resiprokal dalam pengukuran 12 pilar titik kontrol berbentuk loop. Data diolah dengan metode Bowditch dan Hitung Kuadrat Terkecil metode parameter, serta dengan uji-t dan uji-F. Hasil menunjukkan bahwa ketelitian KKV hasil dari TS 1” lebih teliti daripada hasil dari TS 5” dari sisi fΔh, simpangan baku, dan kelas JKV. Nilai H dan simpangan baku H hasil TS 1”  memiliki kedekatan yang tinggi dengan nilai hasil dari Digital Level dibanding hasil dari TS 5” jika ditinjau dari uji statistik pada tingkat kepercayaan 95%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin rendah akurasi sudut TS, maka semakin berkurang ketelitiannya dalam pengukuran KKV.
IDENTIFIKASI TUTUPAN LAHAN KOTA SAMARINDA DENGAN MEMANFAATKAN CITRA SATELIT LANDSAT-8 DAN ALGORITMA NDVI Dawamul Arifin
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 1, No 02 (2018): Volume 01 Issue 02 Year 2018
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.083 KB) | DOI: 10.14710/elipsoida.2018.3470

Abstract

 Tata guna lahan merupakan pemanfaatan suatu lahan guna mencapai kemajuan dan kesejahteraan baik masyarakat ataupun lingkungan itu sendiri. Tata guna lahan menjadi faktor utama dalam pengaplikasian rencana tata ruang yang dimiliki oleh suatu daerah untuk mengembangkan dan mengatur potensi yang ada di daerah tersebut. Tata guna lahan suatu daerah selalu berubah mengikuti berkembangnya jumlah penduduk dan juga kebijakan yang dimiliki oleh pemerintah daerah dalam mengembangkan daerahnya.Kota Samarinda  merupakan kota dimana terjadi perubahan tutupan lahan yang berjalan cepat dikarenakan perubahan jumlah penduduk yang juga cepat. Informasi terkait kondisi tutupan lahan ini sangat diperlukan untuk kegiatan perencanaan dan evaluasi terhadap pembangunan dan pengelolaan daerah yang dilakukan. Metode yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh melalui citra satelit landsat 8 yang kemudian diolah dengan menggunakan algoritma untuk mengekstraksi nilai NDVI (Normalized Difference Vegetation Index). Nilai NDVI yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk kemudian digunakan sebagai acuan dalam menganalisis tata guna lahan di Kota Samarinda.Data citra landsat 8 yang telah diperoleh diolah melalui proses koreksi radiometrik, pemotongan citra atau subsetter dan kemudian dilakukan ekstraksi nilai indeks vegetasi dengan menggunakan algoritma NDVI. Hasil pengolahan menunjukkan bahwa tutupan lahan yang ada di Kota Samarinda didominasi dengan tutupan lahan sawah/ semak belukar yang mencakup 78,05% dari keseluruhan wilayah Kota Samarinda. Dominasi kedua dari tutupan lahan yang ada di Samarinda adalah pemukiman atau lahan kosong sebesar 118 Km2 atau 16,39% dari total keseluruhan luas Kota Samarinda. Tutupan lahan yang berupa hutan juga terdapat di Kota Samarinda, akan tetapi jumlahnya sangat minim yakni hanya sebesar 4 km2 atau sebesar 0,12% dari total keseluruhan luas Kota Samarinda. Pola tutupan lahan di Kota Samarinda yang terjadi adalah pemusatan perkembangan dimana perkembangan infrastruktur mengikuti peruntukan fungsi yang ada di daerah tersebut. Ketika infrastruktur terbangun dengan baik, maka tingkat pembangunan pada khususnya akan berkembang dengan baik juga.
Visualisasi Pola Kepadatan Penduduk di Daerah Istimewa Yogyakarta menggunakan Volunteer Geospatial Data Ni Putu Praja Chintya
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 1, No 02 (2018): Volume 01 Issue 02 Year 2018
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (635.427 KB) | DOI: 10.14710/elipsoida.2018.3446

Abstract

Open Street Map (OSM) dan GeoNames adalah sumber gasetir global yang diperoleh secara partisipatif. Makna partisipatif disini adalah pengguna dapat memperoleh, menambahkan dan melakukan perbaikan terhadap data secara sukarela. Pengguna tidak dikenakan biaya serta tidak dibatasi oleh tempat dan waktu. Data yang diperoleh dari partisipasi pengguna tersebut dikenal dengan istilah Volunteer Geospatial Information (VGI). Kemudahan dalam memperoleh data spasial tersebut memudahkan pengguna dalam mengaplikasikan berbagai analisis, salah satunya adalah analisis pola. Berdasarkan hal tersebut, makalah ini bertujuan untuk mengilustrasikan pola kepadatan penduduk di Daerah Istimewa Yogyakarta menggunakan data OSM dan GeoNames. Gasetir pada GeoNames dengan tipe ‘Populated Places’ dan tipe data ‘Building’ pada OSM diplot sebagai  data dengan tipe titik. Berdasarkan hasil plotting, setiap area memiliki jumlah titik gasetir yang berbeda sehingga menghasilkan perbedaan densitas titik. Selanjutnya, pola densitas berdasarkan data GeoNames dan OSM dibandingkan dengan data kepadatan penduduk yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik.
Penggunaan Generic Atmospheric Correction Online Service For InSAR (GACOS) Pada Pemantauan Penurunan Muka Tanah di Kota Semarang Metode Persistent Scatterer Interferometric Synthetic Aperture Radar Reyhan Azeriansyah; Harintaka Harintaka
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 2, No 01 (2019): Volume 02 Issue 01 Year 2019
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (685.397 KB) | DOI: 10.14710/elipsoida.2019.4651

Abstract

Wilayah pesisir merupakan tempat yang potensial dalam bermukim dan memanfaatkan sumber daya alam. Kemudahan akses dan daerah yang berpotensi untuk dikelola sehingga sebagian besar permukiman padat penduduk berada di wilayah tersebut. Salah satu akibat dari aktivitas dapat dilihat pada wilayah pesisir seperti Kota Semarang yang mengalami penurunan muka tanah yang disebabkan berbagai faktor alam dan buatan manusia. Metode pengamatan yang sering dilakukan untuk fenomena ini adalah pengamatan GNSS. Interval jarak yang terlalu jauh antar stasiun menyebabkan beberapa area tidak tercakup dalam pengamatan penurunan muka tanah dengan pengamatan GNSS receiver. Salah satu solusi yang dapat digunakan adalah dengan memanfaatkan teknologi Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR) secara multi-temporal yang disebut Persistent Scatterer Interferometric Synthetic Aperture Radar (PS-InSAR). Pada aplikasinya, PS-InSAR memiliki permasalahan berupa kesalahan troposfer yang menyebabkan percepatan atau pelambatan sinyal pada sensor SAR saat melakukan akuisisi yang terkandung pada tiap citra Synthetic Aperture Radar (SAR). Metode koreksi troposfer Generic Atmospheric Correction Online Service for InSAR (GACOS) yang digunakan pada metode PS-InSAR akan dapat mengeliminasi efek troposfer pada masing-masing citra sehingga kesalahan dapat diminimalkan dan mengoptimalkan kerja metode PS-InSAR. Berdasarkan hasil PS-InSAR sebelum dan sesudah terkoreksi menunjukkan bahwa wilayah di Kota Semarang yang mengalami penurunan muka tanah terbesar adalah Kecamatan Genuk, Kecamatan Pedurungan dan Semarang Timur. Secara statistik menunjukkan GACOS mampu mempengaruhi hasil PS-InSAR.
PEMANFAATAN INTERPRETASI HIBRIDA CITRA LANDSAT DALAM IDENTIFIKASI KERAPATAN BANGUNAN UNTUK PEMANTAUAN PERKEMBANGAN WILAYAH KOTA UNGARAN Abdi Sukmono
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 2, No 01 (2019): Volume 02 Issue 01 Year 2019
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (913.249 KB) | DOI: 10.14710/elipsoida.2019.5009

Abstract

Kota Ungaran merupakan salah satu kota yang berkembang cukup pesat di wilayah Provinsi Jawa Tengah. Wilayah ini sangat berkembang sebagai perifer penyangga Kota Semarang. Perkembangan kota ungaran ini dapat dilihat dengan memantau perkembangan fisik Kota Ungaran, elemen fisik kota yang dapat dipantau salah satunya adalah kerapatan bangunan.  Identifikasi kerapatan bangunan secara multitemporal dapat menunjukkan perkembangan wilayah suatu kota. Identifikasi kerapatan bangunan ini dapat menggunakan data citra satelit Landsat melalui metode interpretasi hibrida. Interpretasi hibrida merupakan kombinasi antara teknik interpretasi visual dan digital (tranformasi urban index). Interpretasi visual dilakukan dengan pemetaan lahan terbangun secara delianiasi blok. Sedangkan interpretasi digital dilakukan dengan teknik tranformasi urban index. Hasil interpretasi menunjukkan terjadinya peningkatan kerapatan bangunan periode 2009-2018. Kecepatan rata-rata perubahan luasan bangunan dari tahun 2009-2018 sebesar 43,83 Ha/pertahun. Arah perubahan kepadatan bangunan pada tahun 2009-2018 di Kecamatan Ungaran Timur dan Ungaran Barat mengarah dari timur ke barat, perubahan kepadatan bangunan banyak terjadi di daerah pusat kota sepanjang jalan utama dan daerah pinggiran perkotaan. Hasil identifikasi kerapatan bangunan dengan metode interpretasi hibrida ini dilakukan validasi dengan data pengukuran kerapatan bangunan lapangan. Hasil validasi menunjukkan ketelitian metode ini sebesar 89,78 %.
Pengembangan Sistem Pelaporan dan Pemetaan Kerusakan Infrastruktur Berbasis Android Menggunakan Metode Volunteered Geographic Information (VGI) Gusmira Gusmira; Heri Sutanta
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 2, No 01 (2019): Volume 02 Issue 01 Year 2019
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (841.946 KB) | DOI: 10.14710/elipsoida.2019.4868

Abstract

Kondisi infrastruktur di Indonesia cukup memprihatinkan, terutama berkaitan dengan infrastruktur jalan dan pendidikan. Di beberapa wilayah khususnya pedalaman atau desa terpencil, sering ditemukan jalan yang rusak sehingga akses kendaraan menjadi terganggu. Selain jalan rusak juga ditemukan beberapa jembatan dengan kondisi membahayakan, padahal jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses jalan yang harus dilalui. Tidak hanya kerusakan jalan, namun juga banyak ditemukan kerusakan infrastruktur pendidikan. Seperti halnya kondisi bangunan sekolah yang kurang layak dan fasilitas yang belum memadai. Kerusakan infrastruktur di Indonesia tidak sepenuhnya diketahui oleh pemerintah. Hal ini disebabkan karena minimnya informasi yang beredar. Masyarakat juga mengalami kesulitan terutama dalam menyampaikan keluhan-keluhan kerusakan yang ada di sekitar. Dengan adanya laporan dari masyarakat, akan membantu pemerintah dalam mengawasi kerusakan infrastruktur yang ada di setiap wilayah. Sistem pelaporan dan pemetaan kerusakan infrastruktur menawarkan mekanisme pelaporan dan pemetaan menggunakan metode Volunteered Geographic Information, di mana pengguna dapat berpartisipasi dengan mengirim laporan kerusakan infrastruktur yang ada di mana saja sesuai lokasi keberadaan terkini. Laporan yang telah terkirim akan tersimpan di dalam basis data dan koordinat lokasi akan muncul di halaman peta secara otomatis, sehingga semua pengguna dapat mengetahui titik-titik kerusakan yang ada di sekitar. Sistem dibangun menggunakan platform Android sebagai antarmuka pengguna untuk mengirim laporan dan melihat informasi kerusakan infrastruktur.
ANALISIS LAHAN KRITIS BERDASARKAN KERAPATAN TAJUK POHON MENGGUNAKAN CITRA SENTINEL 2 Nurhadi Bashit
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 2, No 01 (2019): Volume 02 Issue 01 Year 2019
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.689 KB) | DOI: 10.14710/elipsoida.2019.5019

Abstract

Manusia memanfaatkan lahan untuk meningkatkan kualitas hidup dari segi ekonomi. Pemanfaatan lahan harus memperhatikan faktor fisik lahan seperti kemampuan lahan dan kesesuaian lahan agar tidak memberikan dampak negatif pada lahan tersebut. Salah satu dampak negatif dari kerusakan lahan yaitu terjadinya lahan kritis. Lahan kritis menyebabkan suatu wilayah rentan terkena dampak bencana seperi tanah longsor. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemantauan terhadap lahan kritis agar dapat melakukan pencegahan terjadinya lahan kritis. Pemantauan lahan kritis dapat dilakukan dengan menggunakan metode pengindraan jauh. Metode pengindraan jauh memiliki keunggulan dibandingkan dengan pemetaan secara konvensional karena metode tersebut dapat melihat kondisi permukaan tanpa mendatangi keseluruhan lokasi. Hasil pengolahan citra satelit tersebut dikombinasikan dengan Sistem Informasi Geografis untuk pemetaan lahan kritis berdasarkan pedoman pemerintah mengenai pemetaan lahan kritis. Peraturan pemerintah tersebut memanfaatkan 5 parameter yang dijadikan acuan dalam menentukan suatu lahan dikategorikan lahan kritis atau tidak. Parameter yang digunakan adalah penutupan lahan, kemiringan lereng, tingkat bahaya erosi, produktivitas, dan manajemen. Penelitian ini terfokus pada menganalisis lahan kritis berdasarkan pemantauan kerapatan tajuk. Penentuan lahan kritis dilakukan dengan menggunakan metode indeks vegetasi. Hasil lahan kritis didapatkan hasil bahwa kawasan hutan lindung didominasi oleh kelas potensial kritis dengan luas total 2.447,19 ha (45,13%) dari total luas 5.422,51 Ha. Lahan kritis di kawaasan budidaya pertanian didominasi kelas agak kritis dengan 6.766,25 ha (38,7%) dari total luas wilayah 17.483,69 Ha. Lahan kritis di kawaasan lindung diluar kawasan hutan didominasi kelas agak kritis dengan luas 13,9 ha (33,27%) dari luas total 41,78 Ha. 
PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PADA WILAYAH YANG DILALUI JALAN TOL Septian Andi Prasetyo
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 2, No 01 (2019): Volume 02 Issue 01 Year 2019
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.794 KB) | DOI: 10.14710/elipsoida.2019.4828

Abstract

Interaksi transportasi dan guna lahan telah banyak dikenal sebagai siklus transportasi dan guna lahan, di mana jalan dapat memicu perubahan guna lahan. Berbeda dengan jalan biasa, jalan tol menurut teori akan menumbuhkan kawasan baru dan mematikan kawasan lama. Setelah beroperasinya jalan tol Cipali hingga pintu tol Brebes Timur, aktivitas ekonomi jalur pantura Kabupaten Brebes dan Kabupaten Indramayu mengalami penurunan sedangkan di Kota Cirebon terus mengalami peningkatan. Penurunan dan peningkatan aktivitas ekonomi berpengaruh terhadap perubahan penggunaan lahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perubahan penggunaan lahan setelah beroperasinya jalan tol dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa setelah beroperasinya jalan tol, pada wilayah yang bukan merupakan tujuan pergerakan terdapat kawasan yang menurun aktivitas ekonominya sehingga terjadi perubahan penggunaan lahan dari fungsi perdagangan menjadi bangunan kosong dan terdapat kawasan tumbuh baru di mana di sekitar pintu tol menjadi fungsi perdagangan. Pada wilayah yang merupakan tujuan pergerakan aktivitas ekonomi terus meningkat sehingga terjadi perubahan penggunaan lahan dari lahan kosong dan permukiman menjadi fungsi perdagangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan perubahan penggunaan lahan setelah beroperasinya jalan tol diantaranya adalah: (1) Kelengkapan dan jangkauan fasilitas wilayah; (2) Lokasi wisata; (3) Lokasi Geografis.
KAJIAN PENENTUAN POSISI MENGGUNAKAN DGPS DAN RTK NTRIP Bambang Darmo Yuwono; Arief Laila Nugraha; Fauzi Janu Amarrohman; Moehammad Awaluddin
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 2, No 01 (2019): Volume 02 Issue 01 Year 2019
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.655 KB) | DOI: 10.14710/elipsoida.2019.5014

Abstract

Seiring perkembangan teknologi pengukuran dalam penentuan posisi, kegiatan pendaftaran tanah dilakukan tidak hanya menggunakan teknologi tersetrial, namun juga sekarang sudah memanfaatkan teknologi ekstraterestrial. Kegiatan pendaftaran tanah ini bertujuan untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan terhadap pemegang hak atas bidang tanah yang dikuasainya. Oleh karena itu faktor posisi dalam data fisik hak atas tanah haruslah teliti dan akurat. Pada penelitian ini menggunakan data pengukuran bidang tanah dengan memanfaatkan teknologi penentuan posisi secara ekstraterestrial atau memanfaatkan teknologi satelit dengan metode real time kinematic NTRIP dengan menggunakan receiver GPS geodetik dan metode DGPS Post Processing dengan menggunakan receiver GPS Mapping. Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data pengukuran bidang tanah yang dilakukan dengan alat ukur Total Station GTS 235, receiver GPS tipe geodetic Topcon Hiper II Dual Frekuensi dan receiver GPS tipe mapping Trimble GeoXT 3000 series. Hasil dari pengukuran luas bidang tanah dengan data yang dianggap benar adalah data hasil pengukuran menggunakan total station dibandingkan dengan metode GPS RKT-NTRIP dan dengan metode DGPS. Dari perbandingan yang dilakukan diperoleh selisih rata-rata luas bidang tanah antara pengukuran total station dan receiver GPS geodetic yaitu 0,01909 m2 dengan standar deviasi 0,113659. Sedangkan selisih rata-rata luas bidang tanah hasil pengukuran total station dan receiver GPS mapping yaitu 0,7152 m2 dengan standar deviasi 1,226289.
EKSTRAKSI CITRA SENTINEL 1A DENGAN METODE POLARIMETRIK UNTUK PEMETAAN HUTAN DI PROVINSI SUMATERA SELATAN Rahma Anisa; Catur Aries Rokhmana
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 2, No 01 (2019): Volume 02 Issue 01 Year 2019
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (830.148 KB) | DOI: 10.14710/elipsoida.2019.4869

Abstract

Hutan di Indonesia merupakan ekosistem yang luas, banyak didominasi di wilayah yang jauh dari perkotaan seperti di Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Riau, Provinsi Jambi dan juga Pulau Kalimantan. Pemetaan dan pemantauan hutan umumnya dilakukan menggunakan pendekatan penginderaan jauh satelit optik, akan tetapi penggunaan data satelit penginderaan jauh optik memiliki liputan awan yang cukup banyak hal itu yang menimbulkan kendala dalam pengolahannya.   Penggunaan data satelit penginderaan jauh Synthetic Aperture Radar (SAR) menjadi salah satu solusi untuk pemetaan dan pemantauan kawasan hutan karena memberikan persepektif baru yang dapat melengkapi kekurangan keterbatasan citra optik dalam melakukan pengolahan salah satunya dengan memanfaatkan teknologi polarisasi citra radar.Metode yang digunakan untuk mengindentifikasi seberapa besar teknologi polarisasi SAR dalam membantu pemetaan hutan yaitu metode polarimetrik dengan menggunakan metode dekomposisi H-Alpha berfungsi untuk mengeksploitasi secara optimal informasi yang terkandung dalam data polarimetrik-SAR berdasarkan analisis eigenvalue untuk mendapatkan parameter anistrophy,entropy dan alpha angle dan klasifikasi hutan menggunakan Unsupervised Wishart Classification.Hasil pengolahan polarimetrik diketahui bahwa luasan hutan pengolahan polarimetrik sebesar 493906.1567 ha dan non-hutan sebesar 4004558.097 ha akan tetapi secara umum metode polarimetrik dengan klasifikasi tak terbimbing Unsupervised Wishart Classification ini dapat mewakili keadaan sebenernya berdasarkan tingkat validitasnya dan dapat membedakan kelas penutup lahan, ketidaksesuain hasil klasifikasi hutan dikarenakan tipe scatternya hampir sama dengan objek lain sehingga dominan terjadi hamburan acak bukan tunggal.

Page 3 of 12 | Total Record : 111