cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Gedung Kuliah Bersama (GKB) Lt 3 Fakultas Teknik Universitas Diponegoro- Departemen Teknik Geodesi Jl Prof Soedarto SH, Tembalang. Semarang
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 26219883     DOI : -
Core Subject : Education,
ELIPSOIDA merupakan Jurnal yang memuat hasil studi dan penelitian bidang geodesi dan geomatika. Jurnal ini diterbitkan dua kali dalam setahun pada bulan Juni dan November oleh Departemen Teknik Geodesi Universitas Diponegoro. Jurnal ini bersifat terbuak ke semua ilmuwan, peneliti, mahasiswa dan cendekiawan lainnya yang ingin mempublikasihan hasil studi atau penelitiannya. Tujuan dari Jurnal ini adalah untuk menyediakan paltform bagi para ilmuwan dan akademisi untuk berbagi, bertukar dan mendiskusikan berbagai isu dan perkembangan ilmu Geodesi dan Geomatika. Jurnal ini menerima makalah dari universitas terkemuka di seluruh Indonesia, universitas luar negeri, lembaga pemerintah dan swasta lainnya. Semua naskah harus disiapakan dalam bahasa inggris atau bahasa indonesia dan harus melalui proses peer-review.Topik yang dapat disajikan pada jurnal ini meliputi : Pengembangan dan aplikasi ilmu geodesi dan geomatika, survey pemetaan dan GNSS, pertanahan, sistem informasi geografis (SIG), Penginderaan Jauh, Fotogrametri, Hidrografi, dan Kebencanaan.
Arjuna Subject : -
Articles 111 Documents
PEMANTAUAN KUALITAS PERAIRAN WADUK KEDUNG OMBO PERIODE 2013-2018 DENGAN CITRA LANDSAT-8 MULTITEMPORAL Abdi Sukmono; Nurhadi Bashit; Trevi Austin Rajagukguk; Ertha Silalahi
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 2, No 01 (2019): Volume 02 Issue 01 Year 2019
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.096 KB) | DOI: 10.14710/elipsoida.2019.5020

Abstract

Waduk Kedung Ombo adalah waduk yang terletak di perbatasan tiga kabupaten yaitu Kabupaten Grobongan, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Sragen tepatnya di Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, Jawa tengah. Waduk Kedung Ombo mempunyai peran penting sebagai sumber perairan untuk berbagai keperluan. Namun seiring berjalannya waktu, Waduk Kedung Ombo mengalami penurunan kualitas dikarenakan permasalahan kondisi waduk serta permasalahan kawasan di sekitarnya. Permasalahan utama yang dialami Waduk Kedung Ombo adalah sedimentasi TSS yang tinggi dan berakibat juga adanya pencemaran kesuburan air pada peningkatan klorofil-a. Data Kementerian Lingkungan Hidup (2010) menyatakan bahwa Waduk Kedung Ombo mengalami penyusutan air hingga 42,67% dari volume air normal (723,16 juta m3). Data ini mempertegas Data Kementerian Pekerjaan Umum per Februari 2008 yang menyatakan volume ketersediaan air di Waduk Kedung Ombo hanya setengah dari yang direncanakan. Pemantauan tingkat kualitas perairan Waduk Kedung Ombo saat ini masih dilakukan dengan pengamatan sampel kualitas air secara uji laboratorium pada beberapa stasiun pengamatan. Teknik ini untuk bentangan wilayah yang cukup luas memerlukan waktu dan biaya yang cukup besar. Teknologi penginderaan jauh dapat memberikan solusi untuk pengamatan kualitas air pada bentangan daerah yang luas karena menggunakan citra satelit memiliki cara pemrosesan yang tidak rumit dan biaya yang cukup murah. Teknologi penginderaan jauh dapat mengindentifikasi dan menganalisis hasil perekaman karakteristik spektral air dengan parameter-parameter kualitas air. Dimana dengan menggunakan metode-metode yang tepat nantinya mampu menampilkan kualitas air Waduk Kedung Ombo sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu data citra satelit yang mampu dimanfaatkan adalah citra satelit Landsat-8. Pengamatan citra satelit Landsat-8 dengan algoritma TSS dan klorofil-a mampu memberikan informasi tentang perubahan kualitas air. Hasil dari penelitian ini menunjukkan kualitas perairan Waduk Kedung Ombo periode 2013-2018 masih memenuhi baku mutu pencemaran. Ini ditunjukkan dari nilai parameter TSS masih di dominasi kelas memenuhi baku mutu selalu diatas 95%  dari total perairan pada semua tahun dan dari parameter klorofil/kesuburan air masih didominasi kelas oligotrof selalu diatas 90 % dari total perairan pada semua tahun.
HUBUNGAN KONSTANTA ATENUASI DENGAN KONSTITUEN AIR PADA PERAIRAN PELABUHAN KARIMUNJAWA MUHAMMAD ULIN NUHA; ABDUL BASITH; WIKANTI ASRININGRUM; GATHOT WINARSO; KUNCORO TEGUH KURNIAWAN
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 2, No 01 (2019): Volume 02 Issue 01 Year 2019
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.317 KB) | DOI: 10.14710/elipsoida.2019.4858

Abstract

Satellite-derived bathymetry (SDB) is one of the techniques in remote sensing for extraction of ocean depth by utilizing optical imagery. Spectral data from the water column is needed for SDB process. One of SDB method is an analytical method requiring field spectral data, water attenuation, and water constituents for depth estimation processes. Spectral data and attenuation were acquired by TriOS Ramses spectrometer. Water constituents are taken from filtered water samples to be tested at the laboratory. The water constituents tested were chlorophyll, CDOM, TSS, and TOM. The depth value of bathymetry extraction is strongly influenced by light penetration behavior. This is influenced by the condition of water constituents. Water constituents affect the attenuation of water. The study gives results from 4 stations of attenuation measurement having a positive correlation with chlorophyll constituents. Chlorophyll has a positive correlation with other constituents (TOM, CDOM, and TSS). From the value of water attenuation, the water classification around Karimunjawa Port are clear water of type III and 1 which have a value of (PAR) is 0.111 m-1.
ANALISIS SEBARAN ALIRAN LAVA UNTUK PEMBUATAN PETA MITIGASI BENCANA GUNUNG SLAMET Bambang Sudarsono; Bambang Darmo Yuwono
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 2, No 01 (2019): Volume 02 Issue 01 Year 2019
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (660.466 KB) | DOI: 10.14710/elipsoida.2019.5015

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki wilayah rawan bencana alam  yang disebabkan oleh beberapa hal antara lain  banjir, tanah longsor, tsunami, gempa bumi, dan  erupsi gunung api. Diantara bencana alam yang terjadi sering membawa korban manusia antara lain adalah bencana alam karena erupsi gunung api. Erupsi gunung api yang terjadi dapat menghasilkan sejumlah bencana, seperti lava pijar, lahar, jatuhnya piroklastik dan awan panas. Apabila terjadi erupsi gunung api , maka akan menimbulkan bencana bagi warga masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu diperlukan mitigasi bencana sebagai salah satu upaya untuk mengurangi dampak bencana erupsi gunung api. Berdasarkan uraian tersebut perlu dilakukan penelitian sebaran aliran lava untuk pembuatan peta mitigasi bencana berbasis penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG). Pada penelitian ini akan dilakukan kajian terhadap prediksi sebaran aliran lava dan kajian pembuatan peta mitigasi aliran lava di wilayah Gunung Slamet. Analisis sebaran aliran lava dibuat dengan menggunakan data DEM TerraSAR dan  citra satelit Sentinel 2-A yang akan digunakan untuk mengetahui klasifikasi tutupan lahan di lokasi penelitian. Selanjutnya data model permukaan digital dan data klasifikasi lahan diproses overlay untuk mendapatkan prediksi area lahan yang terkena dampat aliran lava. Dari analisis sebaran aliran lava dapat diketahui prediksi aliran lava dan dampak aliran lava di lokasi penelitian. Kemudian dapat ditentukan tingkat kerentanan dan luas area yang terdampak. Berdasarkan data dan analisis yang dilakukan, kemudian dapat dilakukan pembuatan peta mitigasi bencana aliran lava Gunung Slamet.
Ekstraksi Fitur Bangunan Secara Cepat pada Foto UAV Menggunakan Metode Deep Residual Neural Network Berbasis FCN Danang Setiaji; Harintaka Harintaka
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 2, No 01 (2019): Volume 02 Issue 01 Year 2019
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1157.996 KB) | DOI: 10.14710/elipsoida.2019.4883

Abstract

Dalam beberapa dekade terakhir, teknologi penginderaan jauh menjadi salah satu teknik yang paling bagus untuk akuisisi data pada area luas tanpa perlu melakukan survey langsung di lapangan dengan tingkat kedetailan yang tinggi. Dengan perubahan tutupan lahan yang semakin cepat dan dinamis diperlukan teknologi yang dapat menghasilkan data dengan tingkat kedetailan tinggi,murah dan dapat menghasilkan data dalam waktu yang cepat. Salah satu produk penginderaan jauh tersebut adalah Foto Udara dengan teknologi pesawat tanpa awak (UAV). Teknologi ini mampu menghasilkan output data spasial detail dengan biaya relatif murah, cepat dan terkini. Salah 1 unsur yang cepat berubah di wilayah perkotaan adalah pada pertambahan objek bangunan. Dalam pembuatan bangunan tersebut harus dilengkapi dengan syarat keterangan ijin mendirikan bangunan (IMB) dari instansi terkait. Ketentuan ijin ini tidak terlepas dari aturan RDTR dan PZ yang berlaku serta hanya boleh didirikan pada zonasi yang diijinkan. Dengan kebutuhan data informasi fitur bangunan yang cukup banyak dan mendesak, diperlukan metode ekstraksi yang cepat juga. Metode yang saat ini berkembang pesat adalah ekstraksi otomatis menggunakan teknologi deep learning. Metode yang digunakan adalah Fully Convolutional Network (FCN) dengan arsitektur Residual Neural network (ResNet). Dalam penelitian ini akurasi ekstraksi pada fitur bangunan dapat mencapai 95% dan dapat melakukan ekstraksi pada satu NLP skala 1 : 5.000 dengan cepat. Metode ini dapat menghasilkan ekstraksi pada image seperti foto udara dengan cepat dan akurat. 
PEMANFAATAN GEOPORTAL DALAM PEMBUATAN PETA ANCAMAN BENCANA TANAH LONGSOR DI KABUPATEN KARANGANYAR, JAWA TENGAH Ajeng Kartika Nugraheni Syafitri; Reyhan Azeriansyah
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 2, No 01 (2019): Volume 02 Issue 01 Year 2019
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.702 KB) | DOI: 10.14710/elipsoida.2019.3438

Abstract

Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Negara Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis, dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana. Salah satu bencana yang intensitasnya tinggi di Indonesia adalah tanah longsor. Tanah longsor merupakan fenomena alam yang dikontrol oleh kondisi geologi, curah hujan dan pemanfaatan lahan pada lereng. Wilayah yang berada di lereng gunung memiliki tingkat ancaman tanah longsor lebih tinggi, salah satunya adalah Kabupaten Karanganyar yang terletak di lereng Gunung Lawu. Pemetaan ancaman bencana menjadi hal wajib karena menjadi dasar yang memadai bagi daerah untuk menyusun kebijakan penanggulangan bencana. Data yang digunakan dalam melakukan pemetaan bisa diperoleh secara berbayar, maupun tidak berbayar, seperti data yang tersedia pada geoportal Indonesia. Geoportal adalah portal khusus yang berhubungan dengan layanan pencarian dan penggunaan data spasial melalui media internet dengan tujuan agar dapat diakses dengan mudah oleh berbagai pihak terutama dalam pembuatan peta kebencanaan. Pada penelitian ini dilakukan pemanfaatan geoportal di Indonesia untuk menilai ketersediaan data dalam pembuatan peta ancaman bencana tanah longsor di Kabupaten Karanganyar. Hasil akhir menunjukkan bahwa secara keseluruhan data yang tersedia pada geoportal mencukupi untuk melakukan pembuatan peta ancaman bencana tanah longsor di Kabupaten Karanganyar. Namun, masih ada beberapa data yang tidak didapatkan dari geoportal, seperti data curah hujan, sehingga perlu dikaji ulang terkait kelengkapan dan akses data. Berdasarkan hasil pembuatan peta ancaman tanah longsor didapatkan tiga kecamatan di Kabupaten Karanganyar yang memiliki potensi tinggi terhadap bencana tanah longsor, baik pada curah hujan rendah, sedang, maupun tinggi adalah Kecamatan Tawangmangu, Jatiyoso, dan Ngargoyoso.
EVALUASI MODEL DATA SATELIT GRACE UNTUK ESTIMASI TOTAL SIMPANAN AIR DI WILAYAH LAHAN GAMBUT PULAU KALIMANTAN Rendra Fauzi; Leni Sophia Heliani
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 2, No 01 (2019): Volume 02 Issue 01 Year 2019
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.772 KB) | DOI: 10.14710/elipsoida.2019.4859

Abstract

Simpanan Air Tanah (TWS) merupakan salah satu komponen utama siklus hidrologi di permukaan bumi. Pada penelitian ini, nilai TWS diestimasi berdasarkan data gayaberat dari satelit GRACE, dengan studi kasus di wilayah lahan gambut pulau Kalimantan. Model data satelit GRACE yang digunakan ada 3 yakni CSR, GFZ, dan JPL dengan data akuisisi dari 2002 hinga 2017. Proses perhitungan menggunakan toolbox GRAMAT yang dikembangkan oleh Wei Feng dengan proses meliputi hitungan nilai Tinggi Air Rerata (EWH), reduksi efek ocean-leakage, serta analisis harmonik meliputi amplitudo, fase, dan perubahan tahunan. Dari hasil diperoleh informasi bahwa perubahan nilai EWH yang dihasilkan oleh tiap model data bernilai positif, dengan nilai berkisar antara 0.474 – 0.676 mm tiap tahunnya. Matrik korelasi antar model menunjukkan nilai korelasi di atas 0.81, hal ini berarti semua model memberikan hasil yang relatif sama. Berdasarkan nilai ketelitian dari simpangan baku maka model data  yang paling cocok untuk perhitungan simpanan air lahan gambut adalah model data JPL.
MODEL SPASIAL MONITORING PERKEMBANGAN KAWASAN TERBANGUN DENGAN EBBI DI KOTA SEMARANG Bandi Sasmito
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 2, No 01 (2019): Volume 02 Issue 01 Year 2019
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (565.862 KB) | DOI: 10.14710/elipsoida.2019.5016

Abstract

Kawasan terbangun di Kota Semarang mengalami perkembangan pesat. Perencanaan dan pengawasan diperlukan agar tidak berdampak pada semakin sedikitnya tutupan lahan vegetasi. Pemetaan skala besar perlu dilakukan dengan cepat serta berdimensi waktu untuk seluruh kawasan. Pengindraan jauh adalah teknologi yang memungkinkan untuk membangun model spasial semacam ini. Pada penelitian ini digunakan algoritma Enhanced Built-Up and Bareness Index (EBBI) untuk melakukan monitoring perkembangan kawasan terbangun di Kota Semarang. Algoritma EBBI dipilih karena dapat membedakan antara lahan kosong dan kawasan terbangun dengan sangat baik. Analisis perubahan luas kawasan terbangun dan lahan kosong dilakukan multi temporal pada tahun 2013, 2015, dan 2018. Hasil dari analisis tersebut digunakan untuk monitoring perkembangan kawasan terbangun di Kota Semarang.
PEMETAAN SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) MENGGUNAKAN CITRA SATELIT TERRA MODIS DI PERAIRAN DELTA MAHAKAM (Studi Kasus : Tahun 2013, 2016 Dan 2018) radik khairil
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 2, No 01 (2019): Volume 02 Issue 01 Year 2019
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (938.749 KB) | DOI: 10.14710/elipsoida.2019.3471

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh atmosfer, cuaca dan musim serta perubahan posisi matahari yang dapat mempengaruhi perubahan suhu permukaan laut. Manfaat dari pemetaan distribusi suhu permukaan laut yaitu diantaranya untuk mengetahui tingkat kesuburan dari suatu perairan/laut. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan dan membandingkan perbedaan distribusi  parameter suhu permukaan laut  pada tahun 2013, 2016 dan 2018 di Perairan Delta Mahakam menggunakan citra satelit Terra MODIS.  Penelitian ini menggunakan citra satelit Terra MODIS tanggal 13 April 2018, 10 Maret 2016 dan 25 Juli 2018 dengan metode algoritma Brown And Minnet.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Suhu Permukaan Laut Tahun 2013, 2016 dan 2018 memiliki beda selisih yaitu pada tahun 2013 ke 2016 memiliki perbedaan tertinggi di kelas suhu 26⁰ - 38⁰ C yaitu mencapai 8186 piksel, dan perbedaan  suhu terendah  adalah  kelas suhu 19⁰ C yaitu 19 piksel. Pada tahun 2016 ke 2018 memiliki perbedaan tertinggi di kelas suhu 24⁰ - 26⁰ C yaitu mencapai 12469 piksel dan kelas suhu terendah terdapat pada kelas suhu 19⁰ C.  Penyebaran suhu pada tahun 2013 didominasi dengan klasifikasi warna merah dengan kisaran suhu 26⁰ - 38⁰ C.  Kemudian di tahun 2016 didominasi dengan klasifikasi warna orange dengan kisaran suhu 24⁰ - 26⁰ C.  Dan pada tahun 2018 didominasi dengan klasifikasi warna merah dengan kisaran suhu 26⁰ - 31⁰ C. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa suhu permukaan laut menurut hasil pengolahan citra satelit TERRA MODIS mengalami perubahan suhu dominan dari tahun ke tahun dan semakin naik suhu permukaan lautnya
DETEKSI TUMPAHAN MINYAK DI SELAT MAKASSAR DENGAN PENGINDERAAN JAUH SENSOR AKTIF DAN PASIF Ratna Prastyani; Abdul Basith
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 2, No 01 (2019): Volume 02 Issue 01 Year 2019
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (778.995 KB) | DOI: 10.14710/elipsoida.2019.4864

Abstract

Berada pada posisi yang strategis, perairan Indonesia dikenal dengan lalu lintas laut yang cukup padat dimana hal ini membawa keuntungan sekaligus ancaman. Tingginya lalu lintas laut di beberapa perairan Indonesia membuka peluang besar terhadap terjadinya pencemaran laut berupa tumpahan minyak. Tumpahan minyak tersebut bisa berupa tragedi tumpahan minyak yang bersumber dari oil platforms maupun tumpahan minyak dari sisa operasi rutin kapal. Tulisan ilmiah ini membahas penggunaan satelit penginderaan jauh (inderaja) sensor aktif dan data pendukung dari inderaja sensor pasif untuk melakukan deteksi tumpahan minyak khususnya di selatan Selat Makassar. Kondisi Selat Makassar yang sangat dinamis membawa tantangan tersendiri dalam proses pendeteksian tumpahan minyak. Pendeteksian minyak dilakukan pada citra radar Sentinel-1. Pada citra Sentinel-1, ditemukan banyak objek yang menyerupai tumpahan minyak (disebut sebagai look-alike) akibat dimanika laut di Selat Makassar. Variabel oceanografi dari satelit MODIS digunakan untuk mendukung analisis terkait keberadaan dan sumber look-alike. Hasil penelitian ini menunjukkan sinergitas data inderaja sensor aktif dan pasif dalam mendeteksi dan menganalisis tumpahan minyak. Citra radar sebagai data utama terbukti efektif mendeteksi tumpahan minyak terutama di wilayah tropis. Sementara itu juga terdapat urgensi data pendukung lain seperti kecepatan angin, suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil-A untuk membedakan objek tumpahan minyak dan look-alike pada citra radar.
PENENTUAN BATAS PENGELOLAAN WILAYAH LAUT KABUPATEN SUMENEP DENGAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT Fauzi Janu Amarrohman; Moehammad Awaluddin; Arief Laila Nugraha; Sawitri Subiyanto
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 2, No 01 (2019): Volume 02 Issue 01 Year 2019
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.19 KB) | DOI: 10.14710/elipsoida.2019.5018

Abstract

Ketentuan penetapan dan penegasan batas wilayah baik darat maupun laut telah diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 76 Tahun 2012. Peraturan tersebut juga mengatur mengenai jenis peta dasar yang bisa digunakan untuk menentukan batas pengelolaan wilayah laut. Sesuai Permendagri tersebut, peta dasar yang bisa digunakan untuk menentukan batas wilayah pengelolaan laut wilayah kabupaten adalah Peta Lingkungan Pantai Indonesia (LPI). Pada faktanya belum semua wilayah di Indonesia mempunyai Peta LPI, sehingga perlu dikaji agar diketahui peta dasar lain yang dapat digunakan untuk penentuan batas pengelolaan wilayah laut sebagai alternatif dari Peta LPI. Peta dasar yang digunakan dan dianalisis dalam penelitian ini adalah citra satelit Landsat 8. Pengolahan dan penetuan garis batas wilayah pengelolaan wilayah laut menggunakan metode kartometrik dengan penarikan batas antara Kabupaten Sumenep dan Pamekasan menggunakan garis ekuidistan. Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan software ENVI, AutoCAD, dan ArcGIS. Penentuan batas pengelolaan wilayah laut menggunakan citra satelit Landsat 8  ini menghasilkan luas pengelolaan wilayah laut. Luas pengelolaan wilayah laut Kabupaten Sumenep pada peta dasar citra satelit Landsat 8 diperoleh  luas 666.125,240 Ha. Luas tersebut memiliki perbedaan luas pengelolaan wilayah laut antara peta dasar citra satelit Landsat-8 terhadap peta dasar LPI sebagai acuan sebesar 9,49%.

Page 4 of 12 | Total Record : 111