cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Buletin Anatomi dan Fisiologi (Bulletin of Anatomy and Physiology)
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 25276751     EISSN : 25410083     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 201 Documents
Hubungan Antara Tinggi Tegakan, Biomasa Akar dan Jumlah Daun Semai Mangrove Avicennia marina Rini Budihastuti
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 2, Nomor 1, Tahun 2017
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.2.1.2017.31-36

Abstract

Hubungan antar bagian tanaman pada tegakan semai mangrove dapat dimanfaatkan dalam upaya pendugaan pola pertumbuhan dan perubahan produktivitas tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan bibit Avicennia marina yang disemaikan di wilayah pesisir semarang dan menganalisis hubungan antara tinggi tegakan, biomassa akar dan jumlah daun pada tegakan semai A. marina. Persemaian dilaksanakan selama 6 bulan terhadap bibit A. marina dengan polybag sebanyak 80 ulangan, sedangkan analisis data dilakukan dengan regresi.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan semai A. marina sangat beragam dengan tinggi berkisar antara 17 – 68 cm, jumlah daun 1 – 32 helai dan biomasa akar 2,1 – 26,2 gr. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan namun dengan koefisien determinasi yang rendah dari tinggi tegakan terhadap biomasa akar (R2 = 0,615), biomasa akar terhadap jumlah daun (R2 = 0,330) dan tinggi tegakan terhadap jumlah daun (R2 = 0,305). Hal ini dapat disimpulkan bahwa hubungan antar bagian semai mangrove A. marina pada usia 6 bulan masih relatif lemah. Kata kunci: Avicennia marina; pertumbuhan; semai; hubungan antar bagian
Pengaruh Naungan terhadap Pertumbuhan dan Aktivitas Antioksidan pada Bayam Merah (Alternanthera amoena Voss.) Lutfiyatul Khusni; Rini Budi Hastuti; Erma Prihastanti
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 3, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.3.1.2018.62-70

Abstract

Produksi hasil budidaya bayam merah masih belum memenuhi kebutuhan masyarakat. Budidaya bayam merah ini bertujuan untuk memperoleh senyawa antioksidan  tinggi,yang dipengaruhi oleh faktor naungan. Naungan berkaitan dengan cahaya yang diterima oleh tanaman dan mempengaruhi proses fotosintesis serta pertumbuhan untuk menghasilkan aktivitas antioksidan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh naungan terhadap pertumbuhan dan menganalisis pengaruh naungan terhadap aktivitas antioksidan yang terdapat pada bayam merah pada tingkat naungan yang berbeda. Rancangan penelitian ini menggunakan RAL satu faktor yaitu naungan. Analisis data menggunakan ANOVA pada taraf signifikansi 95% dan jika beda nyata dilanjutkan uji DMRT. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan naungan tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tetapi cenderung menurunkan pertumbuhan bayam merah, namun perlakuan naungan menunjukkan adanya pengaruh nyata terhadap aktivitas antioksidan bayam merah. Pertumbuhan bayam merah optimal intensitas cahaya kisaran 1965 lux. Perlakuan naungan 70% merupakan naungan yang paling baik menghasilkan aktivitas antioksidan paling tinggi dibanding perlakuan lain. Kata Kunci : naungan; pertumbuhan; aktivitas antioksidan; bayam merah
Pengaruh Kumulatif Cekaman Biotik dan Abiotik Terhadap Penurunan Pertumbuhan Tajuk Tanaman Kedelai [Glycine max (L.) Merr.] cv. Grobogan Sri Darmanti
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 1, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.1.1.2016.48-53

Abstract

Pada kondisi alami, tumbuhan sering terpapar pada kondisi beberapa cekaman biotik dan abiotik secara bersamaan. Tumbuhan merespon cekaman ganda dengan cara yang berbeda dibanding responya terhadap cekaman tunggal.  Pengaruh cekaman ganda dapat ditunjukkan sebagai persen (%) pengaruh kumulatif, yaitu perbandingan antara persen pengaruh cekaman ganda dengan persen pengaruh cekaman tunggal yang menyebabkan perubahan paling besar terhadap parameter yang diukur. Penelitian bertujuan mengkaji pengaruh kumulatif cekaman ganda biotik berupa interferensi gulma teki (Cyperus rotundus L.) dan abiotik berupa kekeringan terhadap penurunan pertumbuhan tajuk kedelai [Glycine max (L.) Merr. ] cv. Grobogan. Penelitian menggunakan metode ekperimental rancangan acak lengkap dua faktor (3 x 3), yaitu tingkat interferensi teki (kontrol, tiga teki, enam teki) dan tingkat cekaman kekeringan (kontrol, ringan, berat). Hasil  penelitian menunjukkan pengaruh kumulatif cekaman ganda biotik dan abiotik dalam menurunkan pertumbuhan tajuk tanaman kedelai cv. Grobogan bersifat cross synergism yaitu salah satu dari kedua cekaman menyebabkan meningkatnya kepekaan tanaman kedelai cv. Grobogan terhadap cekaman yang lainnya.     Kata kunci : cross synergism; pengaruh; kumulatif; teki; kedelai
Introduksi Gen Sitrat Sintase Pseudomonas aeruginosa ke Nicotiana tabacum dan Jatropha curcas untuk Meningkatkan Toleransi terhadap Cekaman Aluminium Radite Tistama; Utut Widyastuti; Sony Suharsono
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 2, Nomor 2, Tahun 2017
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.2.2.2017.226-235

Abstract

Cekaman aluminium merupakan faktor penghalang utama untuk pengembangan komoditas tanaman unggulan di lahan-lahan masam. Sintesis dan sekresi asam organik oleh akar merupakan salah satu mekanisme mengurangi cekaman aluminium. Penelitian ini bertujuan mengintroduksikan gen sitrat sintase bakteri P. aeruginosa (PaCS) ke dalam tanaman tembakau (N. tabacum) dan Jatropha curcas. PaCS berhasil diintroduksi dengan batuan Agrobacterium tumefaciens baik ke dalam jaringan tembakau maupun J. curcas.. Toleransi tembakau transgenik ditandai dengan pertambahan panjang akar yang lebih tinggi dibanding tipe liarnya pada cekaman 0,3 mM AlCl3. Toleransi tembakau transgenik dapat mengurangi masuknya Al ke dalam jaringan akar. Sifat toleran gen PaCS diturunkan mengikuti Hukum Mendel. Persentase introduksi gen PaCS ke dalam J. curcas hanya 1% dari jumlah eksplan yang ditranformasi. Kata kunci : introduksi gen; sitrat sintase; cekaman aluminium; N. tabacum; J. curcas
Kadar Low Density Lipoprotein (Ldl) Kuning Telur Puyuh Jepang (Coturnix coturnix japonica L.) setelah Pemberian Tepung Kunyit (Curcuma longa L.) pada Pakan Marco Sentosa; Tyas Rini Saraswati; Silvana Tana
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 2, Nomor 1, Tahun 2017
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.2.1.2017.94-98

Abstract

Puyuh merupakan komoditas peternakan dengan berbagai keunggulan, salah satunya adalah produksi telur untuk konsumsi. Telur puyuh memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, namun juga memiliki kadar Low Density Lipoprotein (LDL) yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar LDL kuning telur pada puyuh Jepang (Coturnix coturnix japonica L.) setelah pemberian suplemen serbuk kunyit pada pakan sebelum masak kelamin. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). menggunakan 15 ekor puyuh betina yang dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan dengan 5 kali ulangan. P0: kelompok kontrol yang tidak diberi serbuk kunyit pada pakan. P1: kelompok perlakuan yang diberi suplemen serbuk kunyit dengan dosis 54 mg/ekor/hari. P2: kelompok perlakuan yang diberi suplemen serbuk kunyit dengan dosis 108 mg/ekor/hari. Perlakuan ini dimulai saat puyuh berusia 14 hari dan berlangsung selama 30 hari. Parameter yang diamati adalah LDL kuning telur, bobot kuning telur, bobot telur, dan konsumsi pakan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian suplemen serbuk kunyit berbeda nyata terhadap kadar LDL kuning telur, namun berbeda tidak nyata terhadap konsumsi pakan, bobot telur, dan bobot kuning telur. Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian suplemen serbuk kunyit dapat menurunkan kadar LDL kuning telur. Kata kunci : LDL; kuning telur; puyuh jepang (Coturnix coturnix japonica L.); serbuk kunyit (Curcuma longa L.)
Kadar Hemoglobin Dan Jumlah Eritrosit Mencit (Mus musculus) Jantan setelah Perlakuan dengan Ekstrak Etanol Daun Nimba (Azadirachta indica) Agung Janika Sitasiwi; Sri Isdadiyanto
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 2, Nomor 2, Tahun 2017
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.2.2.2017.161-167

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar hemoglobin (Hb) dan jumlah eritrosit mencit jantan setelah paparan ekstrak ethanol daun Nimba. Hewan uji dalam penelitian ini adalah dua puluh empat ekor mencit jantan dewasa berusia 2.5 bulan dengan bobot badan 25-30 gram, diaklimasi selama 2 minggu, serta dipelihara dalam kondisi kandang dengan kelembaban dan temperatur yang terkontrol. Hewan uji dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu P0 sebagai kontrol dengan bahan uji berupa akuades; P1, P2 dan P3 masing-masing diberi ekstrak daun Nimba dengan dosis 8.4; 11.2; 14 mg/ekor/hari. Perlakuan diberikan secara oral dengan volume 0.3 mL, selama 21 hari. Sampel darah diisolasi langsung dari jantung setelah hewan uji dikorbankan dengan cara pembiusan menggunakan chloroform. Plasma darah ditampung untuk pengukuran kadar Hb dan jumlah eristrosit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar Hb dan eristrosit kelompok perlakuan lebih rendah dan berbeda bermakna dari kelompok kontrol. Penurunan kadar Hb hewan uji kelompok perlakuan menunjukkan pola yang sejalan dengan penurunan jumlah eritrosit. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan esktrak etanol daun Nimba secara oral selama 21 hari berpotensi mengganggu kesehatan serta menurunkan kebugaran hewan.Kata kunci: hemoglobin; nimba; mencit
Analisis Hematologi Kelinci setelah Implantasi Ultra High Molecular Weight Poliethylene (UHMWPE) pada Sendi Lutut Alyda Aliyah Rahmah; Silvana Tana; Siti Muflichatun Mardiati
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 2, Nomor 2, Tahun 2017
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.2.2.2017.99-106

Abstract

 Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respon fisiologi tubuh kelinci terhadap implantasi Ultra High Molecular Weight Poliethylene (UHMWPE) dilihat dari aspek jumlah eritrosit, jumlah leukosit dan kadar hemoglobin sebagai salah satu data pendukung untuk dasar penelitian lebih lanjut dalam rangka pembuatan sendi buatan yang sesuai dengan anatomi tubuh orang Indonesia. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok menggunakan 6 ekor kelinci jenis Lop umur 2,5 bulan  yang dibagi dalam dua (2) perlakuan yaitu membandingkan kelinci yang tidak diberikan implantasi UHMWPE (kontrol) (P0) dengan kelinci yang diberikan perlakuan implantasi UHMWPE (P1). Parameter utama adalah jumlah eritrosit, jumlah leukosit dan kadar hemoglobin, serta parameter pendukung adalah konsumsi pakan dan bobot tubuh kemudian dianalisis dengan Uji T Sampel Independen dengan bantuan perangkat lunak SPSS pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah eritrosit, jumlah leukosit dan kadar hemoglobin berbeda tidak nyata (p>0,05) antara kontrol dengan perlakuan. Penggunaan implantasi UHMWPE selama 2,5 bulan tidak menyebabkan perubahan pada jumlah eritrosit, jumlah leukosit dan kadar hemoglobin dalam tubuh hewan model. Hal ini dapat disimpulkan bahwa material UHMWPE merupakan material implan yang dapat digunakan pada tubuh manusia. Kata Kunci : Ultra High Molecular Weight Poliethylene (UHMWPE); Kelinci; hematologi
Tebal Dinding dan Diameter Lumen Arteria Koronaria Tikus Putih Setelah Pemberian Teh Kombucha Kadar 100% Waktu Fermentasi 6, 9 dan 12 Hari Sri Isdadiyanto
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 3, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.3.1.2018.97-104

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian teh kombucha kadar 100% sebagai drinking water dengan variasi waktu fermentasi. Penelitian ini menggunakan Tikus putih (Rattus norvegicus) jantan  sebanyak 16 ekor umur 2 bulan, dengan perlakuan Teh kombucha yang difermentasi selama 6, 9 dan 12 hari pada suhu 25oC per oral. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan (selama 28 hari) dan 4 ulangan, yaitu : P0 = kontrol, tanpa tambahan teh kombucha, P1 = air minum + 1,8 ml teh kombucha pagi dan sore fermentasi 6 hari, P2 = air minum + 1,8 ml teh kombucha pagi dan sore fermentasi 9 hari, P3 = air minum + 1,8 ml teh kombucha pagi dan sore fermentasi 12 hari. Variabel yang diukur adalah kadar kolesterol, HDL dan LDL. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA yang dilanjutkan dengan Uji Duncan dengan taraf kepercayaan 95% dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 10,0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian teh kombucha tidak mempengaruhi tebal dinding dan diameter lumen arteria koronaria tikus putih (Rattus norvegicus). Kata kunci: Rattus norvegicus; teh kombucha kadar 100%; tebal dinding; diameter lumen; arteri koronaria
Bobot dan Keempukan Musculus Pectoralis Puyuh (Coturnix coturnix japonica L) setelah Pemberian Vitamin A, B12, C, dan Kombinasi Ketiganya sebagai Air Minum Rani Wahyuninghasti; Koen Praseno; Siti Muflichatun Mardiati
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 2, Nomor 1, Tahun 2017
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.2.1.2017.50-57

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian vitamin A, B12, C, dan kombinasi ketiganya terhadap produktivitas puyuh yang dianalisis dari bobot dan keempukan musculus pectoralis mayor. Hewan uji yang digunakan sebanyak 75 ekor puyuh (DOQ) dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu : P0 = kontrol (tanpa pemberian vitamin); P1= perlakuan dengan pemberian vitamin A; P2= perlakuan dengan pemberian vitamin B12; P3= perlakuan dengan pemberian vitamin C, dan P4= perlakuan dengan pemberian kombinasi dari ketiga vitamin. Vitamin diberikan melalui air minum. Perlakuan dimulai pada saat puyuh berusia 5 minggu sampai 10 minggu. Data yang diperoleh dari penelitian dianalisis dengan Analysis Of Varian (ANOVA), jika terdapat perbedaan nyata dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian suplemen A, B12,C dan ketiga kombinasinya tidak mempengaruhi bobot musculus pectoralis mayor, konsumsi pakan dan bobot tubuh; namun berpengaruh terhadap keempukan otot dan konsumsi minum, sehingga dapat disimpulkan bahwa vitamin C memiliki potensi sebagai suplemen untuk mengoptimalkan kualitas produk daging puyuh. Kata kunci: Vitamin A, B12, C; musculus pectoralis; puyuh
Kadar Protein, Indeks Putih Telur, dan Nilai Haugh Unit Telur Itik Setelah Perendaman Ekstrak Daun Salam (Syzygium polyanthum) dengan Waktu Penyimpanan yang Berbeda pada Suhu 4ºC Lia Lestari; Siti Muflichatun Mardiati; Muhammad Anwar Djaelani
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 3, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.3.1.2018.39-45

Abstract

Telur merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki nilai gizi tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perendaman ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum) terhadap kadar protein, Indeks Putih Telur (IPT), dan nilai Haugh Unit (HU) pada telur itik. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 9 perlakuan dan 5 kali ulangan. Telur yang digunakan sebanyak 45 butir dengan perlakuan pencucian air dan perendaman ekstrak daun salam serta penyimpanan setelah 14 hari dan 28 hari pada suhu 4oC. Perlakuan terdiri atas P0: kontrol (telur umur satu hari dan tanpa penyimpanan), P114 dan P228: pencucian air, perendaman ekstrak daun salam, P314 dan P428: pencucian air, tanpa perendaman ekstrak daun salam, P514 dan P628: tanpa pencucian air, dengan perendaman ekstrak daun salam, P714 dan P828: tanpa pencucian air, tanpa perendaman ekstrak air daun salam. Variabel yang diamati yaitu kadar protein telur, IPT, serta nilai HU. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji ANOVA pada taraf signifikansi 5% dan dilanjutkan uji Duncan dengan α=0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar protein tertinggi pada P314 (12,792%) serta terendah pada P428 (9,85%), kadar protein pada P714 lebih rendah dibandingkan perlakuan yang lain setelah penyimpanan 14 hari. Nilai IPT tertinggi pada P514 (0,079) dan terendah pada P828 (0,069). Nilai HU tertinggi pada P514 (75,116) dan terendah pada P828 (65,924). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak air daun salam tidak efektif digunakan untuk mengawetkan telur pada suhu penyimpanan 4oC. Kata kunci : Telur itik; Haugh unit (HU); Indeks Putih Telur (IPT); protein; daun salam

Page 5 of 21 | Total Record : 201