cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Jl Prof Soedarto, SH Kampus Tembalang, Semarang 50275
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 26210525     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Arjuna Subject : -
Articles 159 Documents
STUDI KASUS KEBERADAAN PENYAKIT IMNV (INFECTIOUS MYONECROSIS VIRUS) PADA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DI PERTAMBAKAN PEKALONGAN, JAWA TENGAH Humidah Sarah; Slamet Budi Prayitno; Alfabetian Herjuno Condro Haditomo
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 2, No 1 (2018): SAT edisi Maret
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v2i1.2479

Abstract

Udang vaname (Litopenaeus vannamei) menjadi salah satu spesies andalan bagi pertambakan di indonesia. Salah satu kendala pada pembudidaya udang vaname saat ini adanya penyakit IMNV (Infectious Myonecrosis Virus). Pekalongan merupakan salah satu produksi udang vaname yang cukup penting di Jawa Tengah. Pemantauan penyakit penting seperti IMNV sangat perlu dilakukan untuk mengetahui potensi resiko tertular dan tersebarnya penyakit IMNV di Pekalongan. Peneltian ini bertujuan untuk mengkaji status kesehatan udang khususnya dari infeksi IMNV pada tambak intensif di Kota Pekalongan. Metode penelitian yang dilakukan adalah menggunakan metode studi kasus, dengan melakukan pengambilan sampel udang melalui purposive random sampling dan wawancara kepada pemilik tambak. Jumlah udang 144 ekor dari 8 tambak terpilih. Hasil real time PCR dan analisa histopatologi terhadap organ daging bagian ekor menunjukkan bahwa 25% tambak contoh terinfeksi IMNV yaitu di desa Krapyak dan desa Kandang Panjang, sedangkan hasil histopatologi menunjukkan bahwa jaringan daging udang mengalami nekrosis. Berdarsarkan hasil diatas, tambak intensif di Kota Pekalongan memiliki potensi terinfeksi IMNV pada tahap sedang.
PERFORMA PERTUMBUHAN, KELULUSHIDUPAN, DAN PRODUKSI BIOMASSA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN DEBIT AIR YANG BERBEDA PADA SISTEM BUDIDAYA MINAPADI DI DUSUN KANDHANGAN, SLEMAN, YOGYAKARTA Muhammad Khoirul Anam; Fajar Basuki; Lestari Lhaksmi Widowati
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 1, No 1 (2017): SAT edisi September
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v1i1.2456

Abstract

Sistem budidaya minapadi mendapatkan hasil panen ganda berupa padi dan ikan dalam waktu yang relatif sama. Ikan nila (O. niloticus) menjadi salah satu pilihan kultivan untuk dibudidayakan di sistem budidayaminapadi karena pertumbuhannya relatif cepat. Budidaya ikan nila dengan sistem minapadi pada siklus sebelumnya banyak mengalami kematian dikarenakan suhu yang terlalu tinggi, salah satu cara yang dapatdilakukan yaitu dengan penambahan debit air untuk meningkatkan oksigen terlarut. Debit air yang bertambah mengakibatkan jumlah oksigen terlarut meningkat dengan meningkatnya oksigen nafsu makan ikan akanmeningkat dan berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan.Ikan uji yang digunakan adalah benih nila (O. niloticus) dengan bobot rata-rata 27.56±1,69 g/ekor, panjang rata rata 13,45±0,44 cm/ekor dan ditebar sebanyak 1000 ekor pada luasan 800m2. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap 2 perlakuan dan 5 kali ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini: perlakuan A (debit air 1,5 L/detik), B (debit air 0,5 L/detik). Data yang didapatkan diuji dengan uji t dengan menggunakan SPSS versi 24. Data yang diamati meliputi laju pertumbuhan spesifik, rasio konversi pakan, kelulushidupan, produksi biomassa ikan, produksi biomassa padi dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan A (Debit air 1,5 L/detik) memberikan nilai laju pertumbuhan spesifik, rasio konversi pakan, kelulushidupan dan produksi biomassa ikan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan perlakuan B (Debit air 0,5 L/detik) yaitu SGR: 3,50±0,05%/hari, FCR: 1,11 ±0,10, SR: 92,60±2,41%, dan Produksi ikan: 0,26±0,01 kg tiap m2. Pada hasil produksi padi perlakuan B lebih besar daripada perlakuan A yaitu 6,57 ± 0,61 kwintal. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah debit air 1,5 L/detik memberikan nilai SGR, SR, dan biomassa ikan yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan debit air 0,5 L/detik, namun kedua perlakuan yang diberikan memberikan hasil yang sama terhadap nilai FCR. Debit air0,5 L/detik memberikan nilai biomassa padi yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan debit air 1,5 L/detik. Kualitas air pada media pemeliharaan berada pada kisaran yang sesuai untuk budidaya ikan nila (O. niloticus) pada sistem budidaya minapadi.
PENGARUH PERBEDAAN FREKUENSI GRADING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN LARVA IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypophthalmus) Mohammad Aris Ni'matulloh; Sri Rejeki; Restiana Wisnu Aryati
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 2, No 1 (2018): SAT edisi Maret
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v2i1.2464

Abstract

Ikan Patin siam (Pangasionodon hypophthalmus) merupakan ikan yang berasal dari Thailand yang telah berhasil dibudidayakan di Indonesia. Menurut data kementrian perdagangan tahun 2013 bahwa produksi ikan patin siam dalam negeri mencapai 31.490 ton pada tahun 2006, pada tahun 2012 produksi ikan patin siam meningkat hingga mencapai 651.000 ton. Peningkatan tersebut harus diimbangi dengan stok benih yang melimpah. Grading merupakan salah satu proses untuk meningkatkan produksi dimana ikan dikelompokkan sesuai dengan ukurannya. Ikan uji yang digunakan adalah larva ikan patin siam (P. hypophthalmus) yang baru menetas dengan bobot 0,73±0,01 (mg) dan panjang 0,66 ± 0,0012 (cm) dipelihara selama 35 hari dengan kepadatan 100 ekor/liter dengan metode pemberian pakan dan cara pemeliharaan larva ikan patin siam sesuai dengan SOP di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan Sukamandi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan 3 kali ulangan. Perlakuan menggunakan frekuensi grading yang berbeda pada tiap perlakuan. Perlakuan A (tanpa grading), perlakuan B (1 x grading), perlakuan C (2 x grading) dan perlakuan D (3 x grading). Data yang didapatkan meliputi laju pertumbuhan spesifik (SGR), kelangsungan hidup (SR) dan kualitas air. Hasil menunjukan bahwa SR dan SGR bersifat normal, homogen dan addiktif. Hasil analisis sidik ragam (ANOVA) berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan serta SR. Perlakuan C (2x grading) merupakan perlakuan terbaik dari perlakuan lainnya baik pertumbuhan maupun SR dengan nilaiSGR 20,75± 0,2%, kelangsungan hidup 90,27±2,88%, data kualitas air masih sesuai untuk budidaya ikan patin siam (P. hypophthalmus).
PENGARUH PEMBERIAN RECOMBINANT GROWTH HORMONE (rGH) DENGAN DOSIS BERBEDA PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN, PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN BENIH IKAN PATIN (P. pangasius) Fika Ainallaudia Fissabela; Suminto Suminto; Ristiawan Agung Nugroho
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 1, No 1 (2017): SAT edisi September
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v1i1.2449

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan recombinant Growth Hormone (rGH) pada pakan komersial dengan dosis berbeda terhadap efisiensi pemanfaatan pakan, pertumbuhan dan kelulushidupan dan mengetahui perlakuan pemberian recombinant Growth Hormone (rGH) pada pakan komersial yang memberikan efisiensi pemanfaatan pakan, pertumbuhan dan kelulushidupan ikan patin (P. pangasius) yang terbaik. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah Tengah pada 14 November – 15 Januari 2016. Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan patin (P. Pangasius), dengan benih 0,9 - 1,4 g. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini yakni, perlakuan A (pakan + 0 mg/kg), B (pakan + 1 mg/kg), C (pakan + 2 mg/kg), dan D (pakan + 3 mg/kg). Pembuatan larutan rGH untuk 1 kg pakan adalah pencampuran rGH sesuai dosis ditambah kuning telur 20 ml + larutan Phosphate Buffered Saline (PBS) 100 ml, dicampur & disemprotkan secara merata ke pakan dan diberikan secara at satiation sehari 2 kali. Data yang diamati meliputi TKP, EPP, PER, SGR, SR dan kualitas air. Data dianalisa menggunakan ANOVA untuk melihat perbedaannya, kemudian jika terdapat perbedaan maka dilakukan uji wilayah Duncan untuk melihat perlakuan terbaik. Pendederan benih berlangsung selama 63 hari. Kesimpulan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi rGH dan pakan komersial, menunjukkan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap TKP, EPP, PER, SGR, panjang mutlak dan SR. Perlakun terbaik terhadap TKP, EPP, PER, SGR, dan SR adalah perlakuan C dengan nilai TKP sebesar 670,36±26,11 gram, EPP sebesar 58,49±0,92%, PER sebesar 1,13±0,02%, SGR sebesar 4,60±0,02%, dan kelulushidupan sebesar 73,33±2,89%. Sehingga perlakuan penambahan rGH dengan dosis 2 mg/kg menghasilkan efisiensi pemanfaatan pakan, pertumbuhan dan kelulushidupan terbaik untuk ikan patin (P. pangasius).
PENGARUH PEMBERIAN RECOMBINANT GROWTH HORMONE (rGH) DENGAN DOSIS BERBEDA PADA PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN BENIH IKAN TAWES (Puntius sp.) Riri Apriliani; Fajar Basuki; Ristiawan Agung Nugroho
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 2, No 1 (2018): SAT edisi Maret
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v2i1.2561

Abstract

Peningkatan produksi benih ikan tawes (Puntius sp.) dapat dilakukan dengan mempersingkat waktu produksi. Waktu produksi yang lama dapat meningkatkan kebutuhan pakan, sehingga biaya yang harus dikeluarkan juga semakin tinggi. Upaya yang dapat dilakukan untuk mempersingkat waktu produksi adalah dengan aplikasi recombiant growth hormone (rGH). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian rGH dengan dosis berbeda terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan benih ikan tawes (Puntius sp.) serta mengetahui dosis rGH terbaik. Penelitian dilaksanakan di APPHIS, Semarang, Jawa Tengah pada Bulan Juni 2017 –Juli 2017. Ikan uji yang digunakan adalah benih ikan tawes (Puntius sp.)  berumur 60 hari dengan panjang rata-rata 4,22±0,07 cm dan bobot 1,13±0,01 gram. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri atas 4 perlakuan dengan 3 kali ulangan yakni, A (dosis rGH 0 mg/kg pakan), B (dosis rGH 1 mg/kg pakan), C (dosis rGH 2 mg/kg pakan), D (dosis rGH 3 mg/kg pakan). Variabel yang diukur meliputi: Tingkat Konsumsi Pakan (TKP), Rasio Konversi Pakan (RKP), Pertumbuhan Panjang Mutlak, Pertumbuhan Bobot Mutlak, Laju Pertumbuhan Spesifik, Kelulushidupan, dan Kualitas Air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian rGH berpengaruh nyata (F hitung > F tabel) terhadap semua parameter uji. Hasil pertumbuhan terbaik diperoleh perlakuan C (dosis rGH 2 mg/kg pakan) dengan nilai Tingkat Konsumsi Pakan yaitu sebesar 90,47±1,37g, RKP 2,75±0,47, Pertumbuhan Panjang Mutlak 3,08±0,14 cm, Pertumbuhan Bobot Mutlak 2,85±0,11 g, SGR 5,94±0,20% bobot/minggu, dan SR 92±2,31%. Disarankan penggunaan dosis recombinant growth hormone (rGH) sebesr 2 mg/kg pakan untuk pertumbuhan dan kelulushidupan terbaik untuk benih ikan tawes (Puntius sp.)
ANALISA KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR UDANG WINDU (Penaeus monodon) DAN IKAN KOI (Cyprinus carpio) DI DESA BANGSRI, KABUPATEN BREBES Mohammad Zaenuddin Luthfi; Sri Rejeki; Tita Elfitasari
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 1, No 1 (2017): SAT edisi September
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v1i1.2457

Abstract

Kegiatan budidaya udang windu menjadi kegiatan budidaya yang banyak digemari masyarakat di daerah pesisir. Salah satunya penerapan budidaya polikultur dengan kultivan udang windu dan ikan koi. Produksi udangwindu mengalami peningkatan sejak tahun 2010 hingga 2015. Ikan koi merupakan salah satu ikan hias yang cukup potensial dibudidayakan di Indonesia. Habitat ikan koi yaitu di daerah beriklim sedang dan hidup padadaerah perairan tawar, akan tetapi ikan koi masih dapat hidup pada air dengan salinitas 10 ppt. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode studi kasus. Sampel penelitian dipilih secara sengaja (purposive)karena alasan-alasan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Analisis data yang digunakan diantaranya analisis aspek teknis budidaya yang meliputi pemilihan lokasi, luas lahan, persiapan lahan, penebaran benih, pakan dan pemberian pakan, pengelolaan air, pemanenan dan pemasaran. Analisis aspek ekonomi yang meliputi, biaya, penerimaan, dan pendapatan. Analisis kelayakan usaha yang meliputi, Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (B/C Ratio).  Hasil penelitian menunjukan bahwa aspek teknis yang diterapkan pada usaha budidaya polikultur udang windu dan ikan koi diantaranya menggunakan metode budidaya semi intensif. Kegiatan teknis budidaya yang dilakukan diantaranya pemilihan lokasi, persiapan lahan, penebaran benih, pemberian pakan, dan pemanenan.  Pemasaran yang digunakan untuk udang windu adalah melalui tengkulak dan pedagang lalu ke konsumen sedangkan pemasaran ikan koi adalah melalui PT. CP Prima selaku mitra kerjasama. Aspek ekonomi yang dianalisa diantaranya modal usaha sebesar Rp. 436.536.000,00/tahun biaya tetap sebesar Rp. 5.627.200,00/tahun, biaya operasional sebesar Rp. 105.080.000,00/tahun, pendapatan sebesar Rp. 271.725.000/tahun dan keuntungan dari usaha budidaya sebesar Rp. 182.621.000/tahun Hasil perhitungan analisa kelayakan usaha diantaranya nilai PP sebesar 2,61 tahun, nilai NPV Rp. 1.193.499.681, nilai B/C Ratio sebesar 1,90 dan nilai IRR sebesar 68%.
ANALISIS LAJU PERTUMBUHAN RELATIF, EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN DAN KELULUSHIDUPAN BENIH IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) MELALUI SUBTITUSI SILASE TEPUNG BULU AYAM DALAM PAKAN BUATAN Wahyu Prasetyo Wibowo; Istiyanto Samidjan; Diana Rachmawati
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 2, No 1 (2018): SAT edisi Maret
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v2i1.2465

Abstract

Bahan pakan utama seperti tepung ikan yang digunakan sebagian besar berasal dari impor, kondisi ini mengakibatkan harga pakan ikan menjadi mahal. Salah satu cara untuk menanggulangi masalah ketergantungan bahan baku protein hewani yang mahal yaitu dengan memanfaatan limbah bulu ayam. Limbah bulu ayam dapat dijadikan silase tepung bulu ayam sebagai pengganti tepung ikan yang dapat menekan biaya produksi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh substitusi tepung ikan dengan silase tepung bulu ayam pada pakan terhadap pertumbuhan relatif dan kelulushidupan ikan gurami (O. gouramy) dan mengetahui komposisi terbaik subtitusi tepung ikan dengan silase tepung bulu ayam pada pakan yang memberikan pertumbuhan relatif dan kelulushidupan terbaik ikan gurami (O. gouramy). Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih ikan gurami (O. gouramy) dengan bobot rata-rata 4,51±0,06 g/ekor dan padat tebar 25 ekor/m3. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap 5 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan A (Substitusi 0% silase tepung bulu ayam), perlakuan B (Substitusi 25% silase tepung bulu ayam), perlakuan C (Substitusi 50% silase tepung bulu ayam), perlakuan D (Substitusi 75% silase tepung bulu ayam), perlakuan E (Substitusi 100% silase tepung bulu ayam). Variabel yang diamati meliputi bobot mutlak, laju pertumbuhan relatif (RGR) dan efisiensi pemanfaatan pakan (EPP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa silase tepung bulu ayam dalam pakan buatan memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap pertumbuhan bobot mutlak, RGR, dan EPP. Dosis terbaik perlakuan B 25% silase tepung bulu ayam silase dan 75% tepung ikan dalam pakan mampu menghasilkan bobot mutlak, RGR dan EPP masing-masing sebesar 74,31 g, 1,56%/hari dan 43,44% .
PENGARUH ENZIM PAPAIN DAN PROBIOTIK DALAM PAKAN TERHADAP TINGKAT EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN DAN PERTUMBUHAN IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) Rimadani Eka Mareta; Subandiyono Subandiyono; Sri Hastuti
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 1, No 1 (2017): SAT edisi September
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v1i1.2452

Abstract

Pertumbuhan ikan gurami (Osphronemus gouramy) yang relatif lambat disebabkan oleh kecernaan pakan yang kurang maksimal, sehingga nutrisi dalam pakan tidak dapat dimanfaatkan dengan baik. Enzim papain dan probiotik dalam pakan mampu meningkatkan pemanfaatan pakan. Enzim papain berperan dalam memecah protein menjadi senyawa lebih sederhana, sehingga mudah diserap ke dalam tubuh. Sedangkan mikroba probiotik yang ada dalam saluran pencernaan menghasilkan enzim eksogenus yang dapat meningkatkan kecernaan pakan dan penyerapan nutrisi dari pakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh pemberian probiotik dan enzim dalam pakan terhadap efisiensi pemanfaatan pakan dan pertumbuhan ikan gurami. Ikan uji yang digunakan adalah benih ikan gurami dengan bobot tubuh rata-rata sebesar 7,7±0,26 g/ekor, dengan kepadatan sebanyak 1 ekor/2 liter air. Metode penelitian ini menggunakan experimental laboratoris dengan rancangan acak lengkap pola faktorial (2x2). Faktor yang digunakan adalah enzim papain dan probiotik. Masing-masing faktor diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama adalah pakan dengan pemberian enzim papain sebesar 0,25 g/kg pakan (E1) dan 0,5 g/kg pakan (E2). Faktor kedua adalah pemberian pakan dengan probiotik sebesar 10 ml/kg pakan (P1) dan 15 ml/kg pakan (P2). Variabel yang diamati meliputi laju pertumbuhan relatif (RGR), efisiensi pemanfaatan pakan (EPP), tingkat konsumsi pakan total (TKP), rasio efisiensi protein (PER), dan kelulushidupan (SR). Berdasar pada hasil yang telah diperoleh diketahui bahwa pakan dengan penambahan enzim papain sebesar 0,25 g/kg pakan dan probiotik sebesar 15 ml/kg pakan memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap nilai EPP dan PER ikan gurami. Namun, pakan tersebut memberikan pengaruh yang sama (P>0,05) terhadap nilai RGR, TKP, dan SR ikan gurami. Hasil tersebut tidak menunjukkan interaksi pada semua variabel. Selama penelitian berlangsung, kualitas air ikan gurami masuk dalam kisaran yang layak untuk pemeliharaan ikan gurami (O. gouramy).
PENENTUAN KESESUAIAN WILAYAH PESISIR MUARA GEMBONG, KABUPATEN BEKASI UNTUK LOKASI PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT DENGAN PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) Asep Rohman; Restiana Wisnu Aryati; Sri Rejeki
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 2, No 1 (2018): SAT edisi Maret
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v2i1.2562

Abstract

Gracilaria sp. merupakan salah satu jenis rumput laut penghasil agar yang banyak terdapat di perairan Indonesia. Jenis rumput laut ini merupakan salah satu produk unggulan daerah Pantai Utara Jawa Barat, sehingga produksinya terus ditingkatkan. Gracilaria sp. hidup dengan cara menyerap nutrien dari perairan dan pertumbuhannya sangat bergantung pada kondisi lingkungan perairannya. Pemilihan lokasi budidaya dengan penerapan sistem informasi geografis dapat digunakan untuk menentukan lokasi mana saja yang sesuai untuk pengembangan kegiatan budidaya rumput laut sehingga hasilnya dapat maksimal dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis kesesuaian wilayah pesisir Muara Gembong, Kabupaten Bekasi sebagai lokasi pengembangan budidaya rumput laut Gracilaria sp. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan pengambilan data pada lokasi penelitian seperti parameter fisika dan kimia perairan. Data yang diperoleh dengan sampling di lapangan kemudian diolah pada citra satelit sehingga dihasilkan suatu model dasar peta tematik dengan bantuan software ArcGis 10 dan Microsoft Excel. Peta dasar tematik yang dihasilkan kemudian digunakan untuk penentuan lokasi yang sesuai untuk kegiatan budidaya rumput laut. Hasil penelitian menunjukan wilayah perairan Kecamatan Muara Gembong adalah area yang memilki tingkat kesesuaian lebih tinggi dibandingkan wilayah tambak berdasarkan kualitas perairannya. Salinitas yang terlalu rendah pada tambak menjadi faktor paling menentukan. Wilayah laut memiliki dua titik (6 dan 8) yang sesuai (S1) dengan total luasan sekitar ±445 hektare, sedangkan tambak terdapat satu titik yang sesuai (S1) yaitu titik 3 dengan total luasan sekitar ±42 hektare.
PENGARUH SALINITAS TERHADAP EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN API-API (Avicennia marina) DALAM MENGOBATI INFEKSI Vibrio harveyi PADA KEPITING BAKAU (Scylla sp.) Muhammad Falah; Sarjito Sarjito; Desrina Desrina
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 1, No 1 (2017): SAT edisi September
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v1i1.2458

Abstract

Kepiting bakau (Scylla sp.) salah satu komoditas yang memiliki ekonomis tinggi. Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan produksi kepiting adalah penyakit. Penyakit yang sering menyerang kepiting bakau adalah Vibriosis. Salah satu upaya dalam pengobatan dapat menggunakan bahan alami yaitu ekstrak daun api-api (A. marina) akan dilakukan pada salinitas yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh salinitas terhadap efektifitas perendaman ekstrak daun api-api (A. marina) dilihat dari kelulushidupan, salinitas terbaik didalam perendaman ekstrak daun api-api (A. marina) kepiting bakau yang diinfeksi bakteri V. harveyi, dan gejala klinis kepiting bakau (Scylla sp.). Kepiting bakau yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 48 ekor dengan bobot 46-56 g. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (4 perlakuan 3 kali ulangan). Kepiting seluruhnya disuntik bakteri V. harveyi dengan kepadatan 0,1 x 107 CFU/ml pada bagian pangkal kaki renang. Pasca munculnya gejala klinis, kepiting bakau direndam menggunakan ekstrak daun api-api (A. marina) dengan perlakuan A (perendaman dalam salinitas 15 ppt), B (perendaman dalam salinitas 20 ppt), C (perendaman dalam salinitas 25 ppt), dan D (perendaman dalam salinitas 30 ppt). Kepiting yang digunakan adalah kepiting bakau, dengan kepadatan adalah 4 ekor/akuarium selama 14 hari. Data yang dianalisis adalah gejala klinis, kelulushidupan, histopatologi hepatopankreas dan kualitas air. Data yang telah didapatkan kemudian dianalisis seluruhnya secara deskriptif.Hasil penelitian menunjukkan salinitas tidak berpengaruh terhadap kelulushidupan kepiting bakau (Scylla sp.) yang di infeksi V. harveyi yang direndam ekstrak daun api-api pada berbegai salinitas, namun diperoleh nilai tertinggi pada salinitas 30 ppt (58%) dan terendah pada salinitas 15 ppt (50%). Salinitas terbaik untuk pengobatan menggunakan ekstrak daun api-api (A. marina) pada kepiting bakau (Scylla sp.) yang di infeksi bakteri V. harveyi adalah 30 ppt. Gejala klinis yang diperoleh dari hasil penelitian adalah perubahan morfologis dan perubahan tingkah laku. Hasil pengamatan histologi hepatopankreas ditemukan adanya kerusakan jaringan pada seluruh perlakuan yaitu berupa nekrosis, vakuolisis, dan degradasi lumen. Kualitas air pada media pemeliharaan berada dalam kisaran yang layak untuk kehidupan kepiting bakau.

Page 1 of 16 | Total Record : 159