cover
Contact Name
Maria Tuntun Siregar
Contact Email
Maria Tuntun Siregar
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal_ak@poltekkes.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. lampung selatan,
Lampung
INDONESIA
Jurnal Analis Kesehatan
ISSN : 22523553     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Analis Kesehatan particularly focuses on the main problems in the development of the sciences of medical areas. It covers the parasitology, bacteriology, virology, haematology, clinical chemistry, toxicology, food and drink chemistry.
Arjuna Subject : -
Articles 145 Documents
Analisis Kandungan Bahan Tambahan Dilarang Pada Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) di Sekolah Dasar Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung SRI NURAINI
Jurnal Analis Kesehatan Vol 5, No 1 (2016): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v5i1.451

Abstract

Bahan tambahan yang tidak diizinkan menurut Permenkes RI  No. 1168/MenKes/Per/X/1999 adalah asam borat atau boraks, asam salisilat, diethylpyrocarbonate, dulcin, potasium chlorate, chlorampenicol, nitrofurazon, formaldehid. Meskipun bahan tambahan kimia terlarang telah  dilarang untuk digunakan, tetapi kenyataannya sampai saat ini masih beredar dan dijual bebas, diantaranya adalah senyawa borat/boraks, formaldehide, Rhodamin B dan Methanil Yellow. Tujuan Penelitian untuk mengetahui  persentase Pangan Jajanan Sekolah (PJAS)  di SD Rajabasa Kota Bandar Lampung yang memenuhi persyaratan  Permenkes RI No.1168/MenKes/Per/X/1999. Penelitian  bersifat deskriptif yaitu mendeskripsikan Bahan Tambahan dilarang yang digunakan pada Pangan Jajanan Anak Sekoloh (PJAS) di Sekolah Dasar Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung, dengan variabel penelitian PJAS, Pemeriksaan Borak, Formalin dan Rhodamin B. Hasil penelitian didapatkan 3 sampel  (8,3%) PJAS mengandung borak, dan yang memenuhi  persyaratan  Permenkes RI No.1168/MenKes/Per/X/1999, sebanyak 33 sampel (91,67%), sedangkan untuk Formalin dan Rhodamin B tidak ditemukan. Saran dilakukan  sosialisasi  tentang PJAS sehat kepada pengelola kantin sekolah melalui pihak sekolah yang ada di Kecamatan Rajabasa Kota Bandar lampung. Kepada pihak sekolah agar memberikan penjelasan kepada murid-murid tentang PJAS sehat. Kepada orang tua agar  anak-anak sekolah dibiasakan membawa bekal makanan sehat dari rumah.
Restorasi Onlay Porcelain Fusi Metal Pada Gigi 26 Pasca Perawatan Endodontic Suryani Catur S; Dewi Novita N; Yan Farijz
Jurnal Analis Kesehatan Vol 7, No 1 (2018): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v7i1.920

Abstract

Perawatan endodontik  dapat menyebabkan berkurangnya kekerasan gigi sebesar 5% dan kelenturan sebesar 60%. Kita bisa mengatasai masalah ini dengan melakukan restorasi crown atau onlay. Onlay  Porcelain Fused To Metal (PFM) ini dapat mempertahankan sebagian besar jaringan gigi yang berhubungan dengan gingival, dan hal ini merupakan suatu pertimbangan periodontal yang sangat membantu. Artikel ini bertujuan memaparkan  keberhasilan pembuatan onlay PFM pada gigi 26 pasca perawatan endodontik. Metode atau tata laksanan kasus terdiri dari penanganan klinik dan laboratorium. Tata laksana laboratorium dilakukan dua tahapan; yakni tahap pembuatan coping metal dan tahap pembentukan lapisan porselen. Coping metal dibuat dengan teknik waxing lapis demi lapis dengan membentuk full metal. Setelah coping terbentuk, pengurangan metal pada bagian bucal, mesio bukal cusp dan distobukal cusp dilakukan hingga mencapai ketebalan 3 mm. Kemudian, bagian tersebut dilapisi dengan bahan porselen. Tahap pelapisan porselen dimulai dari pengulasan opaque, dentin, enamel, dan glazing dengan warna  yang sesuai. Hasil dari pembuatan onlay ini; fitting margin cukup baik, warna sesuai dengan yang diintruksikan dokter, perlu dilakukan penyesuaian oklusi karena terdapat prematur kontak dibagian mesio dan disto bukal cusp.
Pengaruh Khemoterapi Terhadap Jumlah Trombosit Pasien Penderita Kanker di RS Abdul Moeloek Provinsi Lampung Mimi Sugiarti
Jurnal Analis Kesehatan Vol 4, No 2 (2015): Jurnal Analis Kesehatan
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v4i2.290

Abstract

Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Secara umum pengobatan kanker dilakukan dengan cara pembedahan (operasi), penyinaran (radioterapi), dan khemoterapi. Khemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker. Khemoterapi merupakan terapi sistemik, yang berarti obat menyebar ke seluruh tubuh dan dapat mencapai sel kanker yang telah menyebar jauh atau metastase ke tempat lain. Trombositopenia merupakan komplikasi yang mungkin terjadi pada khemoterapi untuk tumor- tumor padat. Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh khemoterapi terhadap jumlah trombosit pasien penderita kanker di RS Abdul Moeloek Provinsi Lampung.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh khemoterapi terhadap jumlah Trombosit.  Metode yang digunakan deskriptip, analisa data secara univariat dilanjutkan dengan bivariat menggunakan uji t berpasangan. Sebagai populasi  seluruh pasien kanker yang menjalani khemoterapi di RSAM pada bulan Januari sampai  Desember 2014 berjumlah 384 pasien, sampel yang memenuhi kriteria berjumlah 94 pasien. Hasil penelitian  dari 94 sampel yang diteliti diperoleh jumlah rata rata trombosit sebelum khemoterapi adalah 409.957 sel, rata rata setelah khemoterapi adalah 341.936 sel, jumlah tertinggi sebelum khemoterapi adalah 774.000 sel jumlah tertinggi setelah khemoterapi adalah 589.000 sel, jumlah terendah sebelum khemoterapi adalah 165.000 sel, jumlah terendah setelah khemoterapi adalah 123.000 sel. Hasil uji t menunjukkan  nilai mean perbedaan antara pengukuran sebelum khemoterapi dan setelah khemoterapi adalah sebesar 68.021,277 dengan standar deviasi 96.415,987  hasil uji statistik didapat nilai p 0,000 maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara jumlah trombosit sebelum khemoterapi dengan setelah khemoterapi.
Nilai OHI-S Mahasiswa Merokok dengan mahasiswa Tidak Merokok di Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang Wilayah Bandar Lampung Tahun 2013 RATNASARI DYAH P
Jurnal Analis Kesehatan Vol 3, No 1 (2014): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v3i1.440

Abstract

Hasil riset Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa perilaku merokok penduduk usia 15 tahun ke atas dari tahun 2007   ke tahun 2013 cenderung meningkat dari 34,2% menjadi 36,3% terdiri atas 64,9% laki-laki dan 2,1% perempuan. Kebiasaan merokok dapat menyebabkan terganggunya kesehatan gigi dan mulut seperti: bau mulut, diskolorasi gigi, inflamasi kelenjar saliva, meningkatkan terjadinya penumpukan plak dan tartar pada gigi yang lama kelamaan akan menjadi penyakit periodontal, bahkan   meningkatkan resiko terjadinya kanker di rongga mulut.   Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kebiasaan merokok terhadap OHIS, yang dilakukan   pada mahasiswa Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang.   Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif,  lokasi  penelitian  dilakukan  di  Poltekkes  Kemenkes  Tanjungkarang  wilayah  Bandar  Lampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa laki-laki Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang wilayah Bandar Lampung tahun 2013 yang berjumlah 403 orang, dan sampel yang dibutuhkan sebanyak   200 orang. Hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi nilai OHI-S pada mahasiswa laki-laki yang merokok dengan kriteria OHI-S sedang sebanyak  87 responden (87%), OHI-S buruk 7 responden (7%), OHI-S baik 6 responden (6%). Sedangkan distribusi frekuensi nilai OHI-S pada mahasiswa laki-laki yang tidak merokok dengan kriteria OHI-S sedang 71 responden (71%), OHI-S baik 28 responden (28%), OHI-S buruk 1 responden (1%). Setelah diketahui  bahwa  terdapat  perbedaan nilai  OHI-S  antara  yang  merokok  dengan  yang  tidak  merokok pada mahasiswa laki-laki Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang wilayah Bandar Lampung tahun 2013. Maka disimpulkan tidak merokok nilai OHI-S cenderung lebih baik dibandingkan yang merokok.
Perbandingan Pertumbuhan Jamur Aspergillus flavus Pada Media PDA (Potato Dextrose Agar ) dan Media Alternatif dari Singkong (Manihot esculenta Crantz) Sri Wantini; Artha Octavia
Jurnal Analis Kesehatan Vol 6, No 2 (2017): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v6i2.788

Abstract

Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan salah satu media yang digunakan untuk pertumbuhan jamur Aspergillus flavus. Media PDA dibuat pabrik dalam bentuk sediaan siap pakai, harganya mahal, higroskopis, dan hanya diperoleh pada tempat tertentu. Melimpahnya sumber alam seperti singkong (Manihot esculenta Crantz), dapat digunakan sebagai media alternatif pertumbuhan mikroorganisme. Dilakukan modifikasi media pertumbuhan jamur Aspergillus flavus  menggunakan air rebusan  singkong sebagai komposisi utama pengganti karbohidrat dari kentang. Tujuan penelitian  untuk mengetahui perbandingan pertumbuhan jamur Aspergillus flavus pada media PDA dan media alternatif dari singkong. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan cara menginokulasikan Aspergillus flavus dengan metode single dot. Pengamatan dilakukan selama tujuh hari  secara makroskopis dengan mengukur diameter koloni jamur menggunakan jangka sorong dalam satuan mm serta dilakukan uji penegasan secara mikroskopis. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata pertumbuhan diameter koloni pada media PDA adalah 30,911 mm dengan standar deviasi 15,335 mm, sedangkan untuk media singkong rata-rata diameter koloninya adalah 34,592 mm dengan standar deviasi  15,219 mm. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,690 > 0,05, artinya bahwa tidak ada perbedaan antara rata-rata diamater koloni pertumbuhan Aspergillus flavus pada media PDA dan media singkong. Dapat disimpulkan bahwa media singkong merupakan media alternatif yang cukup optimal sebagai pengganti media PDA instan
Pengaruh Waktu Simpan Darah K2EDTA dan Na2EDTA Pada Suhu Kamar Terhadap Kadar Hemoglobin Azhari Muslim
Jurnal Analis Kesehatan Vol 4, No 2 (2015): Jurnal Analis Kesehatan
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v4i2.259

Abstract

Pemeriksaan yang menggunakan darah EDTA, sebaiknya harus dilakukan dengan segera, bila terpaksa ditunda sebaiknya harus diperhatikan batas waktu penyimpanan untuk masing - masing pemeriksaan. Penyimpanan darah EDTA pada suhu kamar yang terlalu lama dapat menyebabkan terjadinya serangkaian perubahan pada eritrosit seperti pecahnya membran eritrosit (hemolisis) sehingga hemoglobin bebas ke dalam medium sekelilingnya (plasma). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan darah K2EDTA dan Na2EDTA  pada suhu kamar pada kadar hemoglobin setelah  1 jam, 2 jam, 3 jam. Jenis Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental di laboratorium. Perlakuan berupa waktu simpan darah K2EDTA dan Na2EDTA selama 1 jam, 2 jam dan 3 jam terhadap kadar hemoglobin. Variabel terikat pada penelitian ini adalah kadar hemoglobin, sedangkan variabel bebas adalah waktu simpan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh bermakna penundaan waktu 1 jam, 2 jam dan 3 jam darah K2EDTA terhadap kadar hemoglobin metode sianmethemoglobin serta terdapat pengaruh bermakna penundaan waktu 1 jam, 2 jam dan 3 jam darah Na2EDTA terhadap kadar hemoglobi 
Analisis Efektivitas Biaya Kloramfenikol Dan Seftriakson Pada Pengobatan Pasien Demam Tifoid di Instalasi Rawat Inap RSUD.Abdul Moeloek Tahun 2011 YUSRIZAL CHANIAGO
Jurnal Analis Kesehatan Vol 2, No 1 (2013): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v2i1.429

Abstract

Pengobatan terhadap penyakit demam tifoid terus berkembang. Dari dulu, kloramfenikol merupakan obat pilihan utama untuk pengobatan demam tifoid. Namun seiring dengan kemajuan bidang kedokteran, dikembangkan lagi obat-obat seperti golongan sulfonamida, sepalosporin dan florokuinolon. Seftriakson dianggap sebagai obat yang efektif untuk pengobatan tifoid dalam jangka pendek. Tetapi harga obat tersebut masih cukup mahal. Telah dilakukan  penelitian  penelitian  non  eksperimental  menggunakan  metode  cross-sectional,  untuk  melihat efektifitas biaya terhadap pasien demam tifoid yang menggunakan kloramfenikol dan pasien yang menggunakan seftriakson di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2011. Hasil penelitian menggunakan analisis statistik Uji t menunjukkan bahwa Seftriakson mempunyai efektivitas pengobatan yang lebih baik dibandingkan dengan kloramfenikol pada pengobatan pasien demam tifoid dan Seftriakson mempunyai efektivitas biaya yang tidak berbeda dengan kloramfenikol pada pengobatan pasien demam tifoid
HUBUNGAN TINGKAT PENATALAKSANAAN PENGENDALIAN DIABETIK DENGAN KADAR HbA1c PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD dr.H.ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG MIMI SUGIARTI; Fitri Apiati
Jurnal Analis Kesehatan Vol 5, No 2 (2016): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v5i2.465

Abstract

Diabetes Mellitus ( DM ) merupakan penyakit kronis berjangka panjang yang bila diabaikan dapat menyebabkan komplikasi diabetik. Komplikasi tersering yang dialami Diabetes Mellitus ( DM ) tipe 2 adalah neuropati, retinopati, nefropati dan penyakit jantung koroner. Penatalaksanaan pengendalian diabetik berperan penting dalam mencegah komplikasi diabetik yang disertai dengan pemeriksaan kadar HbA1c secara berkala yang digunakan untuk menilai status glikemik jangka panjang. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat penatalaksaan pengendalian diabetik dan hubungannya dengan kadar HbA1c pada Penderita Diabetes Mellitus ( DM ) tipe 2 di Rumah Sakit Umum dr.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung. Rancanganpenelitian yang digunakan merupakan penelitian yang bersifat analitik dengan pendekatan disain Cross Sectional dengan jumlah responden sebanyak 45 orang. Variabel penatalaksanaan pengendalian diabetik meliputi edukasi, terapi nutrisi medis, latihan jasmani dan terapi farmakologis. Analisa univariat dilakukan dengan menghitung persentase distribusi frekuensi setiap variabel dan kadar HbA1c serta analisa bivariat menggunakan ujiKorelasi Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan 95 % dapat diyakini bahwa terdapat hubungan yang yang berkorelasi negatif antara tingkat penatalaksanaan pengendalian diabetik dengan kadar HbA1c pada penderita Diabetes mellitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum dr.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung dengan nilai koefisien korelasi ( r ) hitung > koefisien korelasi ( r ) tabel.
Kejadian Anemia Pada Penderita Leukemia Limfoblastik Akut di RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung MARIA TUNTUN SIREGAR; SRI ARI ISNAINI
Jurnal Analis Kesehatan Vol 5, No 1 (2016): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v5i1.456

Abstract

Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada anak-anak, laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15 tahun LLA jarang terjadi. Leukemia tergolong akut bila proliferasi blast (sel darah yang masih muda) dari sumsum tulang. Leukemia akut merupakan keganasan primer sumsum tulang yang berakibat terdesaknya komponen darah normal oleh komponen darah abnormal (blastosit). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kejadian anemia pada penderita leukemia limfoblastik akut dan profil leukemia limfoblastik akut. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data penderita yang melakukan pemeriksaan sediaan apus darah tepi dari bulan Januari 2012 sampai Juni 2013 di RSUD Dr. Hi. Abdoel Moeloek Provinsi Lampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh data penderita dengan pemeriksaan sediaan apus darah tepi, dan didapatkan 34 sampel penderita leukemia limfoblastik akut. Uji statistik yang digunakan uji chi square, dengan nilai kemaknaan 95%. Analisis univariat menunjukkan jumlah penderita leukemia limfoblastik akut dewasa sebanyak 58,8 % dan anak – anak sebanyak 41,2 %. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kejadian anemia pada penderita leukemia limfoblastik akut (nilai p value = 0,03).
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Jumlah Mikroba Pada Kecap Manis Isi Ulang Yang Digunakan Penjual Bakso Di Kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung MISBAHUL HUDA; MARIA TUNTUN SIREGAR
Jurnal Analis Kesehatan Vol 4, No 1 (2015): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.718 KB) | DOI: 10.26630/jak.v4i1.420

Abstract

Salah satu bahan penyedap makanan yang diperdagangkan adalah kecap. Selain nilai gizi, makanan harus terhindar dari pencemaran mikroorganisme terutama bakteri yang merupakan sumber penyakit yang berbahaya bagi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah mikroba dan faktor-faktor yang berhubungan dengan jumlah mikroba pada kecap manis isi ulang dan berapa persentase kecap manis isi ulang  yang digunakan penjual bakso di Kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung yang tidak memenuhi syarat SNI No. 01-3543-1999 yaitu maksimal 105 koloni bakteri/gram dan angka kapang 50 koloni/gram. Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional, dengan variabel jumlah bakteri dan angka kapang. Penelitian ini dilakukandengan metode ALT (Angka Lempeng Total). Setelah dilakukan perhitungan jumlah ALT pada kecap manis isi ulang yang digunakan penjual bakso di Kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung didapatkan ALT bakteri antara 1,8 x 103 koloni/gram sampel sampai 27,2 x 106 koloni/gram sampel dan angka kapang berjumlah antara4 koloni/gram sampai 346 koloni/gram. Sebanyak 20 (80%) sampel tidak memenuhi syarat jumlah bakteri sesuai SNI No. 01-3543-1999 yaitu maksimal 105 koloni/gram, dan sebanyak 17 (68%) sampel tidak memenuhi syarat angka kapang sesuai SNI No 01-3543-1999 yaitu maksimal 50 koloni/gram sampel, dan tidak terdapat hubungan antara faktor-faktor dengan jumlah mikroba pada kecap manis isi ulang yang digunakan penjual bakso di Kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung.

Page 1 of 15 | Total Record : 145