cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota singkawang,
Kalimantan barat
INDONESIA
JPMI (Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia)
Published by STKIP Singkawang
ISSN : 24775967     EISSN : 24778443     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia (JPMI), e-ISSN: 2477-8443, p-ISSN: 2477-5959 is an information container has scientific articles in the form of research, the study of literature, ideas, application of the theory, the study of critical analysis, and studies in the field of science Mathematics Education. JPMI published two times a year, March and September, published by Institute for Research and Scientific Publications STKIP Singkawang.
Arjuna Subject : -
Articles 111 Documents
Integrasi Etnomatematika Dalam Kurikulum Matematika Sekolah Alfonsa M Abi
JPMI (Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia) Vol 1, No 1 (2016): Volume 1 Number 1 March 2016
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26737/jpmi.v1i1.75

Abstract

Etnomatematika merupakan matematika yang diterapkan oleh kelompok budaya tertentu.  Itu berarti etnomatematika bukan sekedar bicara tentang etnis atau suku. Karena pengajaran matematika di sekolah dan matematika yang ditemukan anak dalam kehidupan sehari-hari sangat berbeda, maka pembelajaran matematika sangat perlu memberikan muatan/menjembatani antara matematika dalam dunia sehari-hari yang berbasis pada budaya lokal dengan matematika sekolah. Melihat kurikulum 2013 yang menanamkan pemikiran ilmiah dan pendidikan karakter, menjadi rasional untuk mengintegrasikan  etnomatematika dan pembelajaran matematika. Tulisan ini membahas kemungkinan pengintegrasian etnomatematika  ke dalam kurikulum matematika dan model pembelajaran yang mendukung pembelajarannya.
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Implementasi Project Based Learning (PJBL) Berpendekatan Saintifik Farida Daniel
JPMI (Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia) Vol 1, No 1 (2016): Volume 1 Number 1 March 2016
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.272 KB) | DOI: 10.26737/jpmi.v1i1.76

Abstract

Kemampuan berpikirkritismatematika siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Soe rendah. Upaya peningkatannya diterapkan model PjBL berpendekatan saintifik. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis pada kedua kelas sampelberdasarkan kategori kemampuan awal yaitu kategori atas, menengahdan bawah.Penelitian ini menggunakan metode kuantitatifmodelquasi eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas yang diajarkan model PjBL berpendekatan saintifik lebih baik dari siswa yang diajarkan tanpa model tersebut pada ketiga kategori yaitu kategori atas, menengah dan bawah. Perbedaan yang paling tinggi terdapat pada kategori bawah sehingga model PjBL berpendekatan saintifik paling efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis untuk siswa pada kategori kemampuan awal yang rendah. 
Pembelajaran Model SAVI Berpendekatan Kontekstual Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Prida N.L. Taneo
JPMI (Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia) Vol 1, No 1 (2016): Volume 1 Number 1 March 2016
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.272 KB) | DOI: 10.26737/jpmi.v1i1.77

Abstract

Kemampun Pemecahan masalah siswa menjadi tuntutan tertinggi dalam dunia pendidikan termasuk pembelajaran matematika pada semua jenjang pendidikan, siswa yang yang mempunyai kemampuan pemecahan masalah dengan baik akan mampu  berhadapan dengan masalah-masalah nonrutin dan mampu menyusun langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah tersebut. Usaha peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dibentuk dari berbagai macam cara termasuk kreatifitas guru dalam merancang kegiatan pembelajaran dikelas dengan baik melalui penggunaan model dan pendekatan pada kegiatan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketuntasan kemampuan pemecahan masalah siswa menggunakan pembelajaran model SAVI berpendekatan kontekstual; kelas dengan pembelajaran model SAVI dan kelas dengan pembelajaran konvensional. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen  semu (quasi-experimental) yang didesain dalam bentuk non-equivalent (pre-test and post-test) control-group design. Penelitian tahap pertama menunjukkan bahwa siswa yang diajarkan menggunakan model SAVI berpendekatan kontekstual tuntas baik individual maupun klasikal, kemampuan pemecahan masalah siswa pada kelas yang diajarkan model SAVI berpendekatan kontekstual lebih baik dari siswa yang diajarkan SAVI lebih baik  dari siswa dengan pembelajaran konvensional.
Penerapan Pendekatan Open-Ended untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Aljabar Kelas VIII SMP Negeri 10 Pemangkat Ayu Novia Sari; Rika Wahyuni; Rosmaiyadi Rosmaiyadi
JPMI (Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia) Vol 1, No 1 (2016): Volume 1 Number 1 March 2016
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.272 KB) | DOI: 10.26737/jpmi.v1i1.78

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Penerapan pendekatan pembelajaran Open-Ended dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi aljabar. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 01 Pemangkat. Jenis penelitian ini yang digunakan kuantitatif, bentuk penelitian yang digunakan desain Quasi eksperimental dengan bentuk Nonequivalent Control Group. Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII yang terdiri dari lima kelas. Sampel penelitian diambil menggunakan purposivesampling maka di dapat kelas VIIIC dengan jumlah 22 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIIE dengan jumlah 22 siswa sebagai kelas kontol. Pengambilan data menggunakan instrument berupa tes uraian yang disesuaikan dengan karakteristik soal kemampuan berpikir kritis matematis dan telah diuji mengunakan validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran. Hasil perhitungan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen ditunjukan dengan nilai rata rata Post test sebesar 76,5 sedangkan pada kelas control ditunjukan dengan rata rata post test  sebesar 69,8 hasil dari uji N-Gain sebesar 0,60 dengan kriteria sedang. Aktivitas yang dilakukan ada peningkatan dari pertemuan pertama yaitu 92,86% dan pertemuan kedua 93,81%. Dari beberapa hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa Penerapan pendekatan Open-Ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan dengan Penerapan Pendekatan Open-Ended lebih baik. Keterlaksanaan yang dilakukan ada peningkatan dari pertemuan pertama yaitu 80,27 %  dan pertemuan kedua 85,55 %. Dari beberapa hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa Penerapan Pendekatan Open-Ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan dengan Penerapan Pendekatan Open-Ended lebih baik.
Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Pada Materi Peluang Kelas X MIPA Alvia Hija; Resy Nirawati; Nindy Citroresmi Prihatiningtyas
JPMI (Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia) Vol 1, No 1 (2016): Volume 1 Number 1 March 2016
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.272 KB) | DOI: 10.26737/jpmi.v1i1.79

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran group investigation (GI) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi peluang kelas X MIPA SMA Negeri 1 Singkawang. Penelitian ini merupakan penelitian true experiment dengan desain penelitian posttest only control group design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X MIPA SMA Negeri 1 Singkawang, dan pengambilan dengan teknik simple random sampling. Kelas yang dijadikan sampel adalah kelas X MIPA 2 sebagai kelas eksperimen yang diberikan pembelajaran model group investigation (GI), dan X MIPA 3 sebagai kelas kontrol yang diberikan pembelajaran konvensional. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t dua sampel dan effect size. Hasil penelitian menunjukkan : (1) data penelitian dianalisis menggunakan uji-t dua sampel diperoleh t_hitung= 7,61, sedangkan t_tabel  pada taraf signifikan 5% dengan dk = 66 adalah 1,67 sehingga t_hitung> t_tabel. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas yang diberikan model pembelajaran yang diberikan pembelajaran model GI lebih baik dibanding kelas yang diberikan pembelajaran konvensional. Dengan menggunakan uji effect size  diperoleh nilai ES= 1,305 > 0,8 dengan kategori tinggi, sehingga menunjukkan bahwa model pembelajaran GI berpengaruh besar terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi peluang kelas X MIPA SMA Negeri 1 Singkawang; (2) hasil perhitungan aktivitas siswa  diperoleh rata-rata sebesar 84,31% dengan kategori sangat aktif; (3)respon siswa terhadap model pembelajaran GI pada materi peluang sebesar 77,94% maka dapat dikategorikan kuat.
Implementasi Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Berbantuan Alat Peraga Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Ella Pranata
JPMI (Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia) Vol 1, No 1 (2016): Volume 1 Number 1 March 2016
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26737/jpmi.v1i1.80

Abstract

Beberapa aspek yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran matematika, diantaranya adalah pemahaman konsep, pemecahan masalah serta penalaran dan komunikasi.Pemahaman konsep adalah kemampuan untuk memahami, memaknai, mengidentifikasi, serta mampu menjelaskan kembali konsep tersebut secara terperinci. Indikator pemahaman konsep yang akan dikaji dalam penelitian ini untuk menyatakan peserta didik yang telah memahami suatu konsep adalah (1) menyatakan ulang sebuah konsep, (2) mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu, (3) memberikan contoh dan non contoh suatu konsep, (4) menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematis, (5) mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep, (6) menggunakan, memamfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu dan (7) mengklasifikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah. Untuk mengembangkan kemampuan pemahaman konsep diperlukan model pembelajaran yang tepat.Salah satu model pembelajaran yang tepat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep adalah model pembelajaran Group Investigation(GI).  Model pembelajaran Group Investigation (GI)adalah model pembelajaran berkelompok yang melibatkan peserta didik  secara aktif melakukan penyelidikan. Dalam model pembelajaran ini, peserta didik diharapkan dapat memahami kajian materi yang bersifat abstrak, sehingga dapat membantu peserta didik memahami suatu konsep. Selain itu alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Alat peraga dalam pembelajaran adalah segala benda yang dirancang sedemikian rupa dan sengaja dipersiapkan untuk digunakan untuk memahami sebuah konsep. Dengan mengimplementasikan model pembelajaran Group Investigation berbantuan alat peraga, kemampuan pemahaman peserta didik akan meningkat.
Implementasi Model Project Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Nurul Husna; Mariyam Mariyam; Nadea Maudi
JPMI (Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia) Vol 1, No 1 (2016): Volume 1 Number 1 March 2016
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.272 KB) | DOI: 10.26737/jpmi.v1i1.81

Abstract

Kemampuan komunikasi matematis siswa merupakan kemampuan siswa dalam menyatakan ide atau gagasan mereka secara tertulis melalui soal yang berdasarkan pada indikator, yaitu: ekspresi matematis, menulis matematis, dan menggambar secara matematis. Ekpresi matematis adalah kemampuan siswa dalam mengubah informasi pada soal ke dalam model matematis secara benar. Menulis matematis adalah kemampuan siswa untuk menuliskan penjelasan dari soal secara matematis dan sistematis. Menggambar secara matematis adalah kemampuan siswa untuk melukiskan grafik, gambar, diagram dan tabel secara lengkap dan benar. Model Project Based Learning adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola  pembelajaran  di  kelas  dengan  melibatkan  kerja  proyek, dimana proyek tersebut memuat  tugas-tugas  yang  kompleks  berdasarkan  permasalahan  (project)  sebagai langkah   awal   dalam   mengumpulkan   dan   mengintegrasikan   pengetahuan   baru berdasarkan  pengalamannya  dalam  beraktivitas  secara  nyata. Dengan mengimplementasikan model Project Based Learning diharapkan kemampuan komunikasi matematis siswa meningkat.
Kemampuan Literasi Matematis Space And Shape Dan Kemandirian Siswa SMA Pada Discovery Learning Berpendekatan RME-PISA Urni Babys
JPMI (Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia) Vol 1, No 2 (2016): Volume 1 Number 2 September 2016
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.272 KB) | DOI: 10.26737/jpmi.v1i2.82

Abstract

Rendahnya kemampuan literasi matematis siswa di Indonesia mengakibatkan peringkat Indonesia pada tes PISA rendah. Hal ini juga diakibatkan karena kurangnya kemandirian siswa dalam belajar di kelas, pembelajaran yang berpusat pada guru sehingga siswa pasif dan hanya menerima informasi dari guru membuat siswa mudah lupa materi yang diajarkan terutama materi bangun ruang yang masih sangat abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi  apakah kemampuan literasi matematis dan kemandirian siswa yang diajar dengan model Discovery Learning berpendekatan RME –PISA tuntas secara klasikal dan lebih baik daripada kemampuan literasi matematis dan kemandirian siswa yang diajar menggunakan model RME dan lebih baik daripada siswa yang diajar secara ekspositori. Penelitian ini termasuk penelitian semu yang menggunakan desain pretest-posttest control group. Data kemampuan literasi matematis dikumpulkan melalui tes kemampuan literasi matematis pada materi jarak dalam ruang dimensi tiga dengan soal-soal setara tes PISA, sedang data kemandirian siswa dikumpulkan dari hasil observasi selama proses pembelajaran. Temuan penelitian menunjukkan bahwa kemampuan literasi matematis dan kemandirian siswa yang diajar dengan model Discovery Learning berpendekatan RME –PISA tuntas secara klasikal dan lebih baik daripada siswa yang diajar dengan model RME, lebih baik daripada siswa yang diajar secara ekspositori.
Penggunaan Model Kooperatif Tipe CIRC Berbasis Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Yusak I Bien
JPMI (Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia) Vol 1, No 2 (2016): Volume 1 Number 2 September 2016
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26737/jpmi.v1i2.83

Abstract

Sebagian besar siswa mempunyai kemampuan berhitung (komputasi) dalam menyelesaikan soal matematika tetapi bila diberikan soal cerita mereka mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal itu. Hal tersebut terindikasi bahwa kemampuan siswa dalam memahami dan merancang model matematika masih rendah, masalah tersebut terkait dengan masalah kemampuan komunikasi matematis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) ketuntasan kemampuan komunikasi matematis siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC berbasis konstruktivisme, (2) perbedaan kemampuan komunikasi matematis pada kedua kelas sampel yang dipilih berdasarkan kategori kelompok kemampuan komunikasi matematis awal siswa. Penelitian ini termasuk penelitian quasi experimental dengan pendekatan kuantitatif yang didesain dalam bentuk non-equivalent (pre-test and post-test control-group design). Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang diajarkan menggunakan model kooperatif tipe CIRC berbasis konstruktivisme mengalami ketuntasan baik individual maupun klasikal, kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas yang diajarkan menggunakan model kooperatif tipe CIRC berbasis konstruktivisme lebih baik dari siswa yang diajarkan tanpa menggunakan model tersebut berdasarkan kategori kemampuan komunikasi matematis awal siswa.
Penerapan Engaged Learning Strategy Dalam Menumbuhkembangkan Tanggung Jawab Belajar dan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas Libri Kartika S
JPMI (Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia) Vol 1, No 2 (2016): Volume 1 Number 2 September 2016
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.272 KB) | DOI: 10.26737/jpmi.v1i2.84

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap tanggungjawab belajar dan kemampuan koneksi matematis siswa pada materi Fungsi Logaritma di kelas X IPA SMA Negeri 3 Singkawang yang menerapkan Engaged Learning Strategy.  Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan tanggung jawab belajar adalah sikap dan perilaku siswa yang menunjukkan kepatuhan umum dengan standar perilaku yang diharapkan serta komitmen sehubungan dengan belajar akademik siswa, yang bisa dilihat dari aspek-aspek seperti: (1) Memiliki Inisiatif, Otonomi dan Kendali Belajar (2) Berpartisipasi Aktif dalam Pembelajaran, (3) Orientasi Positif terhadap Sekolah, (4) Mampu Memanajemen Sumber Belajar. Sedangkan kemampuan koneksi matematis adalah kemampuan siswa menemukan dan menggunakan keterkaitan antar konsep dalam matematika dan kemampuan siswa menemukan dan menggunakan keterkaitan konsep matematika dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment (Eksperimen Semu) dengan rancangan one-group pre-test post-test design, dimana kemampuan koneksi matematis 37 siswa dalam pembelajaran diukur sebelum dan setelah pembelajaran yang menerapkan Engaged Learning Strategy. Dalam penelitian ini, tanggung jawab belajar diukur dengan menggunakan kuesioner penilaian diri sedangkan kemampuan koneksi matematis siswa diukur dengan menggunakan tes uraian. Hasil penilaian diri kemudian diolah dengan skala Likert yang dikonversi menjadi data kuantitatif sementara hasil tes uraian diolah dengan mengacu pada pedoman penskoran. Hasil analisis data menunjukkan secara umum tanggung jawab belajar siswa meningkat sebesar 6 % dimana peningkatan terbesar adalah indikator Berpartisipasi Aktif dalam pembelajaran. Hal ini terjadi karena masalah nyata yang digunakan dalam pembelajaran sehingga dapat memotivasi siswa untuk menginvestasikan minatnya dalam belajar. Sedangkan untuk kemampuan koneksi matematis dibatasi dalam penelitian ini hanya untuk koneksi dengan kehidupan sehari-hari dan antar konsep matematika. Secara keseluruhan kemampuan koneksi matematis mengalami peningkatan skor rata-rata sebesar 1,5%.

Page 1 of 12 | Total Record : 111