cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota singkawang,
Kalimantan barat
INDONESIA
JPMI (Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia)
Published by STKIP Singkawang
ISSN : 24775967     EISSN : 24778443     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia (JPMI), e-ISSN: 2477-8443, p-ISSN: 2477-5959 is an information container has scientific articles in the form of research, the study of literature, ideas, application of the theory, the study of critical analysis, and studies in the field of science Mathematics Education. JPMI published two times a year, March and September, published by Institute for Research and Scientific Publications STKIP Singkawang.
Arjuna Subject : -
Articles 117 Documents
EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS KELAS VIII SMP NEGERI 12 SINGKAWANG Chandra Ela Novia; Rika Wahyuni; Nurul Husna
JPMI (Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia) Vol 2, No 2 (2017): Volume 2 Number 2 September 2017
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.449 KB) | DOI: 10.26737/jpmi.v2i2.227

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas model Problem Posing untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 12 Singkawang pada materi Teorema Pythagoras. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimental Desaign dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Desaign. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 12 Singkawang dan ditentukan dengan teknik Simple Random Sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B sebagai kelas kontrol. Sebelum soal diberikan kepada siswa, soal terlebih dahulu di uji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukarannya. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh yaitu 1) kemampuan penalaran matematis siswa mencapai KKM yaitu 70 secara individual maupun klasikal pada materi Teorema Pythagoras yang diajarkan dengan menggunakan model Problem Posing. 2) terdapat perbedaan kemampuan penalaran matematis siswa yaitu  t hitung > t tabel11, 8 > 2,00 yang diajarkan menggunakan model Problem Posing dengan kemampuan penalaran matematis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran langsung pada materi teorema Pythagoras. 3) aktivitas belajar siswa tinggi sebesar 86,71% pada materi teorema Pythagoras dengan menggunakan model pembelajaran Problem Posing. 4) motivasi belajar siswa tinggi sebesar 74,17 pada materi teorema Pythagoras dengan menggunkaan model pembelajaran Problem Posing.
Pengaruh Model Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) Terhadap Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Pada Materi Lingkaran Kelas VIII Desi Gusnarsi; Citra Utami; Rika Wahyuni
JPMI (Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia) Vol 2, No 1 (2017): Volume 2 Number 1 March 2017
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.922 KB) | DOI: 10.26737/jpmi.v2i1.207

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) terhadap kemampuan penalaran matematis siswa pada materi lingkaran kelas VIII. Penelitian yang digunakan true experiment design dengan desain pretest-posttest control group design. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII di SMP Negeri 04 Singkawang. Tehnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan terpilih kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan VIII D sebagai kelas kontrol. Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus N-gain dan uji-t (independen) untuk mengetahui perbedaan peningkatan, Effect Size untuk mengetahui pengaruh, persentase aktivitas siswa dan nilai motivasi belajar siswa untuk mengetahui aktivitas siswa dan motivasi belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan (1) terdapat perbedaan peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa setelah diberikan model pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) yang dibuktikan dengan nilai N-gain 0,51 kategori sedang pada kelas eksprimen dan 0,25 kategori rendah pada kelas kontrol serta uji-t (independen) diperoleh nilai thitung = 5,67 > ttabel = 2,00, (2) terdapat pengaruh model pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) terhadap kemampuan penalaran matematis siswa yang dibuktikan perolehan nilai Effect Size sebesar 1,76 dengan kategori tinggi, (3) terdapat pengaruh model pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) terhadap aktivitas siswa yang  dibuktikan dengan perolehan persentase aktivitas 67,4% dengan kategori aktif, (4) terdapat pengaruh model pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) terhadap motivasi siswa yang dibuktikan dengan nilai rata-rata motivasi belajar siswa keseluruhan sebesar 44,76 dengan kategori tinggi.
Penerapan Engaged Learning Strategy Dalam Menumbuhkembangkan Tanggung Jawab Belajar dan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas Libri Kartika S
JPMI (Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia) Vol 1, No 2 (2016): Volume 1 Number 2 September 2016
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.272 KB) | DOI: 10.26737/jpmi.v1i2.84

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap tanggungjawab belajar dan kemampuan koneksi matematis siswa pada materi Fungsi Logaritma di kelas X IPA SMA Negeri 3 Singkawang yang menerapkan Engaged Learning Strategy.  Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan tanggung jawab belajar adalah sikap dan perilaku siswa yang menunjukkan kepatuhan umum dengan standar perilaku yang diharapkan serta komitmen sehubungan dengan belajar akademik siswa, yang bisa dilihat dari aspek-aspek seperti: (1) Memiliki Inisiatif, Otonomi dan Kendali Belajar (2) Berpartisipasi Aktif dalam Pembelajaran, (3) Orientasi Positif terhadap Sekolah, (4) Mampu Memanajemen Sumber Belajar. Sedangkan kemampuan koneksi matematis adalah kemampuan siswa menemukan dan menggunakan keterkaitan antar konsep dalam matematika dan kemampuan siswa menemukan dan menggunakan keterkaitan konsep matematika dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment (Eksperimen Semu) dengan rancangan one-group pre-test post-test design, dimana kemampuan koneksi matematis 37 siswa dalam pembelajaran diukur sebelum dan setelah pembelajaran yang menerapkan Engaged Learning Strategy. Dalam penelitian ini, tanggung jawab belajar diukur dengan menggunakan kuesioner penilaian diri sedangkan kemampuan koneksi matematis siswa diukur dengan menggunakan tes uraian. Hasil penilaian diri kemudian diolah dengan skala Likert yang dikonversi menjadi data kuantitatif sementara hasil tes uraian diolah dengan mengacu pada pedoman penskoran. Hasil analisis data menunjukkan secara umum tanggung jawab belajar siswa meningkat sebesar 6 % dimana peningkatan terbesar adalah indikator Berpartisipasi Aktif dalam pembelajaran. Hal ini terjadi karena masalah nyata yang digunakan dalam pembelajaran sehingga dapat memotivasi siswa untuk menginvestasikan minatnya dalam belajar. Sedangkan untuk kemampuan koneksi matematis dibatasi dalam penelitian ini hanya untuk koneksi dengan kehidupan sehari-hari dan antar konsep matematika. Secara keseluruhan kemampuan koneksi matematis mengalami peningkatan skor rata-rata sebesar 1,5%.
PENGARUH KARAKTER KERJA KERAS TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING Buyung Buyung; Resy Nirawati
JPMI (Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia) Vol 3, No 1 (2018): Volume 3 Number 1 March 2018
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26737/jpmi.v3i1.519

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh karakter kerja keras terhadap kemampuan literasi matematis siswa melaui pembelajaran model discovery learning. Jenis penelitian kuantitatif yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan True experimental design dengan bentuk posttest-only control design. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sanggau Ledo, Kalimantan Barat. Pengambilan data dengan melakukan tes kemampuan literasi matematis serta angket dan observasi untuk karakter kerja keras pada tiap sampel. Hasil penelitian menunjukan bahwa persamaan regresi mengambarkan persamaan regresi y ̂ = a + bx dimana a = 15.045 dan b = 0.830 sehingga dimasukan ke persamaan y ̂ = 15.045 + 0.830 x. nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.05. Sedangkan ketuntasan klasikal diperoleh nilai Zhitung = 1,89. dibandingkan ztabel = 1,645 dengan taraf kesalahan 5% atau 1,89 > 1,645, maka H0 ditolak. Artinya, proporsi siswa yang mendapat nilai TKLM lebih dari atau sama dengan KKM = 70 telah melampaui 75%.  
Integrasi Etnomatematika Dalam Kurikulum Matematika Sekolah Alfonsa M Abi
JPMI (Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia) Vol 1, No 1 (2016): Volume 1 Number 1 March 2016
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26737/jpmi.v1i1.75

Abstract

Etnomatematika merupakan matematika yang diterapkan oleh kelompok budaya tertentu.  Itu berarti etnomatematika bukan sekedar bicara tentang etnis atau suku. Karena pengajaran matematika di sekolah dan matematika yang ditemukan anak dalam kehidupan sehari-hari sangat berbeda, maka pembelajaran matematika sangat perlu memberikan muatan/menjembatani antara matematika dalam dunia sehari-hari yang berbasis pada budaya lokal dengan matematika sekolah. Melihat kurikulum 2013 yang menanamkan pemikiran ilmiah dan pendidikan karakter, menjadi rasional untuk mengintegrasikan  etnomatematika dan pembelajaran matematika. Tulisan ini membahas kemungkinan pengintegrasian etnomatematika  ke dalam kurikulum matematika dan model pembelajaran yang mendukung pembelajarannya.
PROBLEM SOLVING ABILITY IN PROBABILITY THEORY THROUGH PROBLEM SOLVING BASED LEARNING Jamilah Jamilah
JPMI (Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia) Vol 2, No 2 (2017): Volume 2 Number 2 September 2017
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26737/jpmi.v2i2.221

Abstract

The aims of this study are to determine level of problem solving ability after being given problem solving basedlearning and to determine the effect of problem solving based learning to problem solving ability in probability theory. Themethod used is quasi experimental, with pre-experimental design and one shot case study design. The population are the studentsof fifth semester in IKIP PGRI Pontianak and it consists of 3 classes. Sample just consists of a class, which obtained throughcluster random sampling technique. Instrument used is problem solving ability test. Data is analyzed using descriptive statisticsand inferential statistics. The study show that the problem solving based learning doesn’t give good effect to problem solvingability, but it has average score is 67 or good level. Beside of that, the study also show that students have ability of understandingthe problem with the average score is 75 or high level, ability of devising the plan with the average score is 66 or high level,ability of carrying out the plan with the average score is 50 or middle level, and the average score is 19 or very low level forability of looking back.
MATHEMATICAL DIFFICULTIES LEARNERS IN SOLVING CREATIVE THINKING IN THE GEOMETRY ABILITY Depi Setialesmana
JPMI (Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia) Vol 2, No 1 (2017): Volume 2 Number 1 March 2017
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.272 KB) | DOI: 10.26737/jpmi.v2i1.202

Abstract

The purpose of this study to identify the Difficulties and disadvantages experience by learners in terms of the process of settlement problems of mathematical creative thinking abilities part of indicators. The research instrument used was a matter of mathematics creative thinking ability test and interview guidelines Subject in this study in class VIII-D Junior High School. Based on the research results, Difficulties and disadvantages experienced by learners when solving test creative thinking abilities mathematics include, most learners do not express a variety of ideas, ideas or plans of settlement diverse, does not solve the problem in various ways, does not try to solve problems in ways own or use a non-standard way, and most learners do not develop and elaborate the answer in solving problems.
Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Dengan Pendekatan Open-Ended Weni Gurita Aedi
JPMI (Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia) Vol 3, No 2 (2018): Volume 3 Number 2 September 2018
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.272 KB) | DOI: 10.26737/jpmi.v3i2.691

Abstract

Minat belajar merupakan modal awal siswa untuk belajar. Minat belajar merupakan dorongan dari dalam diri siswa secara psikis untuk mempelajari sesuatu dengan kesadaran, ketenangan dan kedisiplinan, sehingga siswa dapat secara aktif dan senang untuk melakukannya. Namun faktanya minat belajar matematika siswa masih perlu ditingkatkan. Sehingga perlu dilakukankan upaya untuk menciptakan suatu pembelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif yang dapat meningkatkan minat belajar matematika siswa. Salah satu yang dilakukan yaitu dengan  menerapkan pendekatan open-ended. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menerapkan pendekatan open-ended untuk meningkatkan minat belajar matematika. PTK dilakukan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, tindakan, pegamatan, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan open-ended dapat meningkatkan minat belajar matematika matematika siswa. Setelah dilakukan upaya-upaya perbaikan, pada penerapan pendekatan open-ended dalam pembelajaran matematika dari siklus I ke siklus II dapat meningkatkan minat belajar matematika siswa.
Implementasi Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Berbantuan Alat Peraga Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Ella Pranata
JPMI (Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia) Vol 1, No 1 (2016): Volume 1 Number 1 March 2016
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26737/jpmi.v1i1.80

Abstract

Beberapa aspek yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran matematika, diantaranya adalah pemahaman konsep, pemecahan masalah serta penalaran dan komunikasi.Pemahaman konsep adalah kemampuan untuk memahami, memaknai, mengidentifikasi, serta mampu menjelaskan kembali konsep tersebut secara terperinci. Indikator pemahaman konsep yang akan dikaji dalam penelitian ini untuk menyatakan peserta didik yang telah memahami suatu konsep adalah (1) menyatakan ulang sebuah konsep, (2) mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu, (3) memberikan contoh dan non contoh suatu konsep, (4) menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematis, (5) mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep, (6) menggunakan, memamfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu dan (7) mengklasifikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah. Untuk mengembangkan kemampuan pemahaman konsep diperlukan model pembelajaran yang tepat.Salah satu model pembelajaran yang tepat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep adalah model pembelajaran Group Investigation(GI).  Model pembelajaran Group Investigation (GI)adalah model pembelajaran berkelompok yang melibatkan peserta didik  secara aktif melakukan penyelidikan. Dalam model pembelajaran ini, peserta didik diharapkan dapat memahami kajian materi yang bersifat abstrak, sehingga dapat membantu peserta didik memahami suatu konsep. Selain itu alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Alat peraga dalam pembelajaran adalah segala benda yang dirancang sedemikian rupa dan sengaja dipersiapkan untuk digunakan untuk memahami sebuah konsep. Dengan mengimplementasikan model pembelajaran Group Investigation berbantuan alat peraga, kemampuan pemahaman peserta didik akan meningkat.
KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS PESERTA DIDIK MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIR CHECKS VS PROBLEM BASED LEARNING Rypan Supriatna; Ekasatya Aldila Afriansyah
JPMI (Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia) Vol 3, No 1 (2018): Volume 3 Number 1 March 2018
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26737/jpmi.v3i1.450

Abstract

Penggunaan model pembelajaran bisa digunakan sebagai perangsang minat dan motivasi belajar peserta didik agar bisa terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Adapun tujuan penelitian ini untuk menganalisis perbedaan dan kualitas peningkatan kemampuan pemahaman matematis serta respon peserta didik antara yang menggunakan model pembelajaan kooperatif tipe Pair Checks dan model Problem Based Learning. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen dengan menggunakan dua kelas sebagai sampel. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Cilawu tahun ajaran 2016/2017, kelas eksperimen I adalah kelas VII-G yang mendapatkan model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks dengan jumlah peserta didik sebanyak 32 orang dan kelas eksperimen II adalah kelas VII-H yang mendapatkan model Problem Based Learning dengan jumlah peserta didik sebanyak 32 orang.  Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Segiempat. Berdasarkan hasil analisis statistik yang dilakukan diperoleh kesimpulan: "Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan akhir yang signifikan antara peserta didik yang mendapatkan model pembelajaran kooperatif tipe Pair Check dan model Problem Based Learning”. sedangkan peningkatan kemampuan pemahaman matematis peserta didik dari kedua kelas dikategorikan tinggi. Respon peserta didik terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Pair Check menghasilkan respon baik dan respon peserta didik terhadap model Problem Based Learning menghasilkan respon sangat baik

Page 1 of 12 | Total Record : 117