cover
Contact Name
Taopik Rahman
Contact Email
opik@upi.edu
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalagapedia@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
JURNAL PAUD AGAPEDIA
ISSN : 25812823     EISSN : 25809679     DOI : https://doi.org/10.17509/jpa
Core Subject : Education,
Jurnal PAUD Agapedia adalah jurnal yang mempublikasikan hasil-hasil kajian dan penelitian terkait pendidikan anak usia dini dari perspektif mutidisipliner. Jurnal ini bertujuan untuk memperluas dan menciptakan inovasi konsep, teori, paradigma, perspektif dan metodologi dalam mengembangkan pendidikan anak usia dini.
Arjuna Subject : -
Articles 164 Documents
PENGEMBANGAN FILM PENDEK BERBASIS KARAKTER PADA ANAK USIA DINI DI TK. MAARIF NU. HASANUDIN, SURABAYA Kristanto, Wisnu
JURNAL PAUD AGAPEDIA Vol 2, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.127 KB) | DOI: 10.17509/jpa.v2i1.24383

Abstract

AbstractThe development of this short film was held at Maarif NU Foundation School. HASANUDIN, SURABAYA. Short film media is expected to make early childhood more interested in following the play activities and motivation triggered doing good karakter in him. The research objectives are: 1. Develop a character-based short film that is played by early childhood, 2. Discusses the constraints that occur during the development of this character-based short film. Conclusions that can be taken during the process of developing a character-based short film: 1. There is difficulty in preparing the child in the direction of style and dialogue in front of the camera. 2. It takes a long time, and the production cost is great. Conclusions can be drawn after the process of developing a karaker-based short film: 1 Early-age children who use Audio-Visual Media (FILM) are more interested and more motivated to follow lessons, especially in moral and religious values (based on the basis of film, character). 3. There are some obstacles encountered when the media is displayed during the course of learning: a. The use of film media is required to use a closed room because it requires a slightly dark space for the film looks clear. b. Using audio requires a long preparation, starting from preparing the media, c. Requires many supporting media, including Film (mainstream media), Projector, laptop, sound. d. The teacher must be an expert in operating this medium. Pengembangan film pendek ini dilaksanakan di Lembaga PAUD Maarif NU. HASANUDIN, SURABAYA. Media film pendek ini diharapkan membuat anak usia dini semakin tertarik dalam mengikuti kegiatan bermain dan terpicu motivasinya melakukan karaker-karekter baik dalam dirinya. Adapun tujuan penelitian yang ingin diperoleh adalah: 1.Mengembangkan sebuah film pendek berbasis karakter yang dimainkan oleh anak usia dini, 2. Membahas kendala-kendala yang terjadi selama pengembangan film pendek berbasis karakter ini. Kesimpulan yang dapat diambil selama proses pengembangan film pendek berbasis karakter : 1. Terdapat kesulitan dalam mempersiapkan anak dalam pengarahan gaya dan dialog di depan kamera. 2. Memakan waktu yang cukup lama, dan biaya produksi yang besar. Kesimpulan yang dapat diambil setelah proses pengembangan film pendek berbasis karaker: 1 Anak usia dini yang menggunakan Media Audio Visual (FILM) lebih tertarik dan lebih termotivasi untuk mengikuti pelajaran, terutama dalam aspek nilai moral dan agama (sesuai dengan basis dari film,karakter). 3. Ada beberapa kendala yang dihadapi ketika media di ditayangkan sewaktu pembelajaran antara lain: a. Penggunaan media film diharuskan menggunakan ruangan yang tertutup rapat karena memerlukan ruang yang sedikit gelap agar film tampak jelas. b. Mengunakan  audio membutuhkan persiapan yang lama, mulai dari mempersiapkan media, c. Memerlukan banyak media pendukung, antara lain Film (media utama), Proyektor, laptop, sound. d.  Guru harus ahli dalam mengoperasikan media ini.
PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) MAZE UNTUK MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK NEGERI PEMBINA KOTA TASIKMALAYA Soleha, Anisa Mar’atu; Yasbiati, Yasbiati; Muslihin, Heri Yusuf
JURNAL PAUD AGAPEDIA Vol 2, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (726.008 KB) | DOI: 10.17509/jpa.v2i2.24543

Abstract

ABSTRACTThis research is motivated by difficulties to improve fine motor, which happened to group A in Kindergarten Negeri Pembina Tasikmalaya City, many children less in fine motor development especially create vertical line, horizontal, curve left/right, tilt and circle so become less irregular. This is because learning is still rarely used APE, Especially on fine motor learning. This reaserch is aimed at improving fine motor of children through the use of APE Maze in group A aged 4-5 years old in Kindergarten Negeri Pembina Tasikmalaya City. Class Action Research (PTK) Conducted in  collaboration with a teachers and implemented as many as 3 cycles by using models Kemmis and Mc. Taggart. The subject research is group A Kindergarten Negeri Pembina Tasikmalaya City consisting of 15 people that is 9 male and 6 female and a teacher class A. The object of research is the fine motor ability of children using APE Maze. Data collection techniques using observation and documentation, while data analysis technique use descriptive quantitative and qualitative. Each cycle consists of four stages, namely the planning stage, the implementation stage, the observation stage, and the reflection stage. The result of the research have shown that used APE Maze can improve the fine motoric ability of the children. This is evidenced by the improvement of teacher’s planning daily lessons, teacher’s ability in the learning process and the teacher’s ability to use APE Maze and fine motor sklills of early chilhood of each cycle. Contraints obtained during the study are conditioned children, but researchers have managed to overcome them. The result showed that the use of APE Maze can improved the fine motorskill of children aged 4-5 years old in Kindergarten Negeri Pembina Tasikmalaya City. Penelitian ini dilatarbelakangi adanya kesulitan dalam meningkatkan motorik halus, permasalahan yang terjadi pada kelompok A di TK Negeri Pembina Kota Tasikmalaya, masih banyak anak yang kurang dalam perkembangan motorik halus khususnya dalam membuat garis vertikal, horizontal, lengkung kiri/kanan, miring dan lingkaran sehingga menjadi kurang beraturan. Hal ini disebabkan karena pembelajaran masih jarang menggunakan APE, khususnya pada pembelajaran motorik halus. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motorik halus anak melalui penggunaan APE Maze pada kelompok A usia 4-5 tahun di TK Negeri Pembina Kota Tasikmalaya. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan bekerja sama dengan guru, dilaksanakan sebanyak 3 siklus menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart. Subjek penelitian adalah anak kelompok A TK Negeri Pembina Kota Tasikmalaya yang terdiri dari 15 orang, yaitu 9 orang laki-laki dan 6 orang perempuan dan guru kelas A. Objek penelitian adalah kemampuan motorik halus anak menggunakan APE Maze. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi, sedangkan teknik analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa penggunaan APE Maze dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran harian, kemampuan guru dalam proses pembelajaran dan kemampuan guru dalam penggunaan APE Maze serta kemampuan motorik halus anak usia dini dari setiap siklusnya. Kendala yang diperoleh selama penelitian adalah mengkondisikan anak, namun peneliti telah berhasil mengatasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan APE Maze dapat meningkatkan motorik halus anak usia 4-5 tahun di TK Negeri Pembina Kota Tasikmalaya.
KEGIATAN TARI KREASI MANUK DADALI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK KELOMPOK B DI TK ARTANITA AL- KHAIRIYAH KOTA TASIKMALAYA Darwati, Aan; Muslihin, Heri Yusuf; Giyartini, Rosarina
JURNAL PAUD AGAPEDIA Vol 3, No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (664.649 KB) | DOI: 10.17509/jpa.v3i2.26679

Abstract

ABSTRACTKinestetik Intelligence especially in gross motor development is one that need to be considered by all parties, especially the elderly because of its urgency in the growth of early child development. Problems found in Group B in TK Artanita Al-Khairiyah Tasikmalaya still low motoric crude child skills caused by learning that is still cause by learning that is still conventional. The purpose of this study to improve gross motor of early childhood dance creation manuk dadali. The method used that is research action class Kemmis dan Mc Taggart. The first indicator is flexibility which has significant raising. The final ability is 15,4% in the criteria of development as the expectation and 84,6 % in the criteria of great development. The second indicator is balance which increases with the final ability is 38% in the criteria of development  as the expectation and 61,5% in the criteria of great development. The third indicator is agility which increases with the final ability is 30,8% in the criteria of development as the expectation and 69,2% in the criteria of great development. The fourth indicator is coordination of eyes and foot movement which increases with the final ability is 7,7% in the criteria of beginning development, 38,5% in the criteria of development as the expectation, and 53,8% in the criteria of great development. Moreover, for the fifth indicator; coordination of hands and head movement increases with the final ability is 23,1% in the criteria of development as the expectation and 76,9% in the criteria of great development.ABSTRAKKecerdasan kinestetik khususnya dalam perkembangan motorik kasar merupakan salahsatu yang perlu diperhatikan oleh semua pihak khususnya orangtua karena urgensinya dalam tumbuh kembang anak usia dini. Masalah yang ditemukan pada kelompok B di TK Artanita Al-Khairiyah Kota Tasikmalaya masih rendahnya keterampilan motorik kasar anak yang salah satunya disebabkan pembelajaran masih konvensional. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik khususnya pada motorik kasar yaitu dengan tari kreasi baru manuk dadali. Metode yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc Taggart. Kecerdasan kinestetik anak pada aspek motorik kasar anak mengalami peningkatan pada setiap indikatornya. Indikator yang pertama yaitu kelenturan mengalami peningkatan yang signifikan dengan kemampuan akhir 15,4% pada kriteria berkembang sesuai harapan dan sebesar 84,6% pada kriteria berkembang sangat baik. Indikator yang kedua yaitu Keseimbangan mengalami peningkatan  dengan kemampuan akhir sebesar 38,5% pada kriteria berkembang sesuai harapan, dan 61,5% pada kriteri berkembang sangat baik. Indikator yang ketiga kelincahan mengalami peningkatan dengan kemampuan akhir sebesar 30,8% pada kriteria berkembang sesuai harapan, dan sebesar 69,2% pada kriteria berkembang sangat baik. Indikator yang ke empat yaitu koordinasi gerakan mata-kaki mengalami peningkatan dengan kemampuan akhir sebesar 7,7% pada kriteria mulai berkembang, 38,5% pada kriteria berkembang sesuai harapan, dan 53,8% pada kriteri berkembang sangat baik.  Begitupun dengan indikator yang ke lima koordinasi gerakan tangan-kepala mangalami peningkatan dengan kemampuan akhir anak sebesar 23,1% pada kriteria berkembang sesuai harapan, dan 76,9% pada kritetia berkembang sangat baik.
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN EMOSIONAL ANAK USIA DINI Sari, Popy Puspita; Sumardi, Sumardi; Mulyadi, Sima
JURNAL PAUD AGAPEDIA Vol 4, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.675 KB) | DOI: 10.17509/jpa.v4i1.27206

Abstract

In the family of parents has a big role in influencing the social development of children. Every parent certainly has a different parenting, including: authoritative parenting, democratic parenting, and permissive parenting. Parenting style for children, will affect the social development and personality of children. A good parenting style will reduce the social development of good children. Parental parenting means the habits of parents, fathers and mothers in leading, caring for and guiding children. Nurturing in the sense of looking after by caring for and educating him.  The quality and intensity of parenting parents vary in influencing attitudes and directing children's behavior. Therefore, this article will discuss issues related to parenting and emotional development of children, such as the definition of parenting, various parenting patterns, characteristics of parenting, factors that influence parenting parenting , understanding emotional development. Characteristics of children's emotional development, factors that influence children's emotional development, emotional social development strategies, and the impact of parenting on children's emotional development. The purpose of this article is to increase understanding of parenting parents on the emotional development of early childhood, so that it raises the desire to seek or improve the implementation of parenting parents for early emotional development of children for parents. Dalam menyesuaikan diri dengan baik sesuai usia dan kematangannya,  keluarga merupakan lingkungan pertama yang menuntut. Didalam keluarga orang tua memiliki peran besar dalam memberikan pengaruh pada perkembangan sosial anak. Setiap orang tua tentu mempunyai pola asuh yang berbeda, diantanyanya yaitu: Pola asuh otorite, pola asuh demokratis, dan pola asuh permisif.  Pola asuh orang tua pada anak usia dini mencakup pemberian rangsangan fisik, mental, emosional, moral, maupun sosial yang akan mendorong tumbuh kembang anak secara optimal. Gaya pengasuhan terhadap anaknya, akan mempengaruhi pada perkembangan sosial dan kepribadian anak. Gaya pengasuhan yang tidak baik akan menurunkan perkembangan sosial anak yang baik. Pola asuh orang tua berarti kebiasaan orang tua, ayah dan ibu dalam memimpin, mengasuh dan membimbing anak. Mengasuh dalam arti menjaga dengan cara merawat dan mendidiknya. Membimbing dengan cara membentu, melatih, dan sebagainya. Kualitas dan intensitas pola asuh orang tua bervariasi dalam mempengaruhi sikap dan mengarahkan perilaku anak. Karena itu, artikel ini akan membahas masalah yang berkaitan dengan pola asuh orang tua dan perkembangan emosional anak, seperti definisi pola asuh orang tua, macam-macam pola asuh orang tua, ciri-ciri pola asuh orang tua, faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua, pengertian perkembangan emosional. Karakteristik perkembangan emosional anak, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosional anak, strategi pengembangan sosial emosional, dan dampak pola asuh terhadap perkembangan emosional anak. Tujuan artikel ini adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang pola asuh orang tua terhadap perkembangan emosional anak usia dini, Sehingga menimbulkan keinginan untuk mencari atau meningkatkan implementasi pola asuh orang tua terhadap perkembanngan emosioal anak udia dini bagi orang tua.
Permainan Bola Kecil Untuk Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Usia Dini pada Kelompok B di TK Pertiwi DWP Kota Tasikmalaya Nur, Lutfi; Mulyana, Edi Hendri; Perdana, Muhammad Azhar
JURNAL PAUD AGAPEDIA Vol 1, No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (891.162 KB) | DOI: 10.17509/jpa.v1i1.7161

Abstract

Gross motor development is one that needs to be considered by all parties, especially the elderly because of its urgency in the growth of early child development. Gross motor development when inhibited will affect the achievement of child maturity. Gross motor development is divided into 3 aspects namely Lokomotor basic motion, basic motion Non Lokomotor, and Manipulative basic motion. Problems found in Group B in TK Pertiwi DWP Tasikmalaya City still low Motorik Crude Child skills caused by learning that is still conventional that less touched the motor directly. This is shown from the observation of the achievement of gross motor skills as much as 0-2 children (0% - 14.28%). One way to improve Gross motor skills of early childhood Gross small ball games. The result of Gross Motor Skill Study in Group B in TK Pertiwi DWP Tasikmalaya showed that in cycle I, there was an increase of 3 - 5 children (21.42% - 35.71%). Cycle II action after reflection increased the achievement of the number of children for each indicator as much as 6 - 8 children (42.85% -57.14%). In the third cycle action there was an increase showing that as many as 10-12 children (71.42% - 85.71%) for each indicator. So with the results of small ball game research is considered successful able to improve the Gross motor skills of children in group B TK Pertiwi DWP Kota Tasikmalaya. Perkembangan motorik kasar merupakan salah satu yang perlu diperhatikan oleh semua pihak khususnya orang tua karena urgensinya dalam tumbuh kembang anak usia dini.Perkembangan motorik kasar ketika terhambat akan mempengaruhi terhadap pencapaian kematangan anak. Perkembangan motorik kasar terbagi menjadi 3 aspek yaitu gerak dasar Lokomotor, gerak dasar Non Lokomotor, dan gerak dasar Manipulatif. Masalah yang ditemukan pada Kelompok B di TK Pertiwi  DWP Kota Tasikmalaya masih rendahnya keterampilan Motorik Kasar Anak yang disebabkan pembelajaran yang masih konvensional yang kurang menyentuh motorik secara langsung . Hal tersebut ditunjukan dari hasil observasi pencapaian keterampilan motorik kasar sebanyak 0 – 2 anak (0 % – 14,28 %).   Salah satu cara untuk meningkatkan keterampilan motorik kasar anak usia dini melalui permainan bola kecil. Hasil penelitian Keterampilan Motorik Kasar pada kelompok B di TK Pertiwi DWP Kota Tasikmalaya  menunjukan pada tindakan siklus I terjadi peningkatan sebanyak 3 – 5 anak (21,42% - 35,71%). Tindakan Siklus II setelah melakukan refleksi terjadi peningkatan pencapaian jumlah anak untuk setiap indikatornya sebanyak 6 – 8 anak (42,85% -57,14%). Pada tindakan siklus III terjadi peningkatan yang menunjukan bahwa sebanyak 10 – 12 anak (71,42% - 85,71%) untuk setiap indikatornya. Sehingga dengan hasil tersebut penelitian permainan bola kecil dianggap berhasil mampu meningkatkan keterampilan motorik kasar anak pada kelompok B TK Pertiwi DWP Kota Tasikmalaya.
KEMAMPUAN PENGENALAN GEOMETRI MELALUI KEGIATAN BERMAIN BALOK ANAK USIA 5-6 TAHUN Hasanah, Lathipah; Agung, Shinta
JURNAL PAUD AGAPEDIA Vol 2, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (609.549 KB) | DOI: 10.17509/jpa.v2i2.24538

Abstract

ABSTRACTThe purpose of this research is improve the ability to introduction geometry in the child age 5-6 years through playing block activities. The subject of this research is children in grade B, RA Al-Watoniyah 16 Rawa Terate Cakung, East Jakarta. The method used classroom action research. This research used qualitative and quantitative approach according to Kemmis model which consists of four components: planning, action, observation and reflection. The mean value obtained in pre intervention was 35.90%. Based on these results, interventions must be taken through playing blocks activities. After doing intervention in cycle I, The results obtained an average score of 61.52%. Then intervention in cycle II and obtained an average value of 80.97%. Based on these results, the child ability to introduction geometry has increased according to determined criteria, so that intervention action is stopped. Based on the results of research that has been implemented, playing blocks activities very effective can improve the ability children to introduction geometry. Furthermore, this activity can also improve the moral, cognitive, social emotional, language and motor development. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengenal geometri pada anak usia 5-6 tahun melalui kegiatan bermain balok. Subjek penelitian ini adalah anak-anak kelompok B di RA Al-Wathoniyah 16 Rawa Terate Cakung, Jakarta Timur. Metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah metode penelitian tindakan kelas. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif menurut model Kemmis yang terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Nilai rata-rata yang didapat pada praintervensi adalah 35.90%. Berdasarkan hasil ini maka harus dilakukan tindakan intervensi melalui kegiatan bermain balok. Setelah melakukan intervensi tindakan siklus I maka diperoleh hasil nilai rata-rata sebesar 61.52%. Kemudian dilakukan intervensi tindakan siklus II dan diperoleh nilai rata-rata 80.97%. Berdasarkan hasil ini maka kemampuan anak mengenal geometri telah meningkat sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sehingga tindakan intervensi dihentikan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, kegiatan bermain balok sangat efektif dapat meningkatkan kemampuan mengenal geometri pada anak. Selain itu, kegiatan ini juga dapat meningkatkan aspek moral, kognitif, social emosional, bahasa dan motorik.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE DARI BAN BEKAS KENDARAAN KELOMPOK B1 TK IP ASSALAM TASIKMALAYA Widiati, Widiati; Muslihin, Heri Yusuf; Rahman, Taopik
JURNAL PAUD AGAPEDIA Vol 3, No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (731.313 KB) | DOI: 10.17509/jpa.v3i2.26674

Abstract

ABSTRACTThis research is motivated by the motor skills of children who have not developed optimally, the lack of development and the fine motor exercises of children become the cause. The child's fine motor skills do not just flourish, but should be given stimulus and should always be trained. This study aims to improve the fine motor skills of B1 TKIP Assalam group through collage activity from vehicle tires. This study is a collaborative classroom action research. Subjects in this study were children of B1 TKIP Assalam group of 15 children consisting of five boys and 10 girls, another subject in this study was B1 TKIP Assalam class teacher. Data analysis techniques used are the techniques of observation and documentation. While the technique of data analysis using qualitative quantitative descriptive. Each cycle consists of four stages: planning, execution, observation, and reflection. The results showed that the fine motor skills of children have increased. The increase can be seen from the initial condition of the fine motor ability of the child that is equal to 46.66% including the criteria start to develop, then in the first cycle increased by 55.55% including the criteria evolved as expected, the second cycle increased by 68.33% as per expectation and on the third cycle increased by 81.11% including the criteria developed very well. The results showed that collage activity of vehicle tires can improve the fine motor ability of B1 TKIP Assalam Tasikmalaya academic year 2017/2018. ABSTRAKPenelitian ini dilatarbelakangi oleh kemampuan motorik halus anak yang belum berkembang secara optimal, kurangnya pengembangan serta latihan motorik halus anak menjadi penyebabnya. Kemampuan motorik halus anak tidak berkembang begitu saja, tetapi harus diberikan stimulus dan harus selalu dilatih. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok B1 TKIP Assalam melalui kegiatan kolase dari ban bekas kendaraan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas kolaboratif. Subjek pada penelitian ini adalah anak kelompok B1 TKIP Assalam yang berjumlah 15 orang anak yang terdiri dari lima orang anak laki-laki dan 10 orang anak perempuan, subjek lain pada penelitian ini adalah guru kelas B1 TKIP Assalam. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik observasi dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif kualitatif. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan motorik halus anak mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari kondisi awal kemampuan motorik halus anak yaitu sebesar 46,66% termasuk kriteria mulai berkembang , kemudian pada siklus I meningkat sebesar 55,55% termasuk kriteria berkembang sesuai harapan, pada siklus II meningkat sebesar 68,33% termasuk kriteria berkembang sesuai harapan dan pada siklus III meningkat sebesar 81,11% termasuk kriteria berkembang sangat baik. Hasil penelitian menunjukan bahwa kegiatan kolase dari ban bekas kendaraan dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok B1 TKIP Assalam Tasikmalaya tahun ajaran 2017/2018.
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PERMAINAN FUN OUTBOUND MENCARI HARTA KARUN Safitri, Winda; Sumardi, Sumardi; Muslihin, Heri Yusuf
JURNAL PAUD AGAPEDIA Vol 4, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.436 KB) | DOI: 10.17509/jpa.v4i1.27201

Abstract

The teaching generally refers to the curriculum that is applied to the school. Teachers are not yet able to develop their own teaching materials. Learning given to children at a young age is focuses on the direction of physical growth and development, language, intellectual, social, emotional, and all intelligence. The problem is that in the learning process it generally reveals only one - way materials by a teacher or teacher center, and the lecture study model. Where the child just sat listening while the teacher explained. Learning is more meaningful if the learning process is carried out experiental learning - that children do tightening in learning. In playing teachers need a manual on a game scenario to be given to learners. The purpose of this study to describe a design for material development a fun outbound game in search of treasure. The method used in this study is educational design research (edr). Data collection techniques interviews, documentation, and expert validation. Data subjects obtained from TK PGRI Lendrasari group b teacher, and validation by the expert validator. Expert validation becomes the product revision. Then the lesson would be a fun outbound book guide for a treasure in the early childhood. Bahan ajar pada umumnya mengacu pada kurikulum yang diterapkan di Sekolah. Guru belum mampu mengembangkan bahan ajar sendiri, guru masih berpacu pada satu bahan ajar yaitu kurikulum 2013. Pembelajaran yang diberikan kepada anak usia dini bukan berorientasi pada akademis saja, melainkan menitik beratkan kepada arah pertumbuhan dan perkembangan fisik, bahasa, intelektual, sosial, emosi serta seluruh kecerdasan. Permasalahan yang terjadi yaitu dalam proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas, pada umumnya hanya mengungkapkan materi- materi satu arah oleh guru atau teacher center, dan model pembelajaran ceramah. Dimana anak hanya duduk mendengarkan ketika guru menjelaskan. Pembelajaran akan lebih bermakna jika proses pembelajaran dilakukan secara experiental learning yaitu anak melakukan pengindraan dalam belajar. Hampir semua aktivitas yang dilakukan oleh anak adalah bermain. Dalam bermain guru memerlukan buku panduan mengenai skenario permainan yang akan diberikan kepada anak didik. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan rancangan desain pengembangan bahan ajar  permainan Fun Outbound mencari harta karun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Educational Design Research (EDR). Penelitian ini berbasis desain atau rancangan produk dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data wawancara, dokumentasi, dan validasi ahli. Subjek data diperoleh dari guru kelompok B TK PGRI Lendrasari, dan validasi oleh validator ahli. Hasil validasi ahli menjadi bahan revisi produk. Dengan demikian kesimpulannya Bahan ajar berupa buku panduan permainan Fun Outbound mencari harta karun di PAUD layak digunakan.
Pengembangan Rumah Sampah Berbasis Sekolah (RSBS) untuk Pembiasaan Karakter Peduli Lingkungan Anak Usia Dini di RA Al-Ikhlas Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya Mulyana, Edi Hendri; Hodidjah, Hodidjah; Ramadhan, Laila Sari
JURNAL PAUD AGAPEDIA Vol 1, No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.751 KB) | DOI: 10.17509/jpa.v1i1.7150

Abstract

This research is motivated by the existence of School Based Trash program (RSBS) in RA Al-Ikhlas for character habituation in early childhood. The purpose of this research is to develop the RSBS program consisting of the development of RSBS organization structure and program activities of RSBS, developer based on good organizational structure and Law no. 18 of 2008 on waste management. The method used is the method of Design Based Research (DBR) with the steps: 1) analysis of practical problems by researchers and practitioners. 2) development of solutions with a theoretical framework. 3) evaluation and testing of solutions in practice. 4) documentation and reflection to produce “design principle”, it can be taken some conclusions. The sample used in this study is a saturated sample of 21 people. Data collection tools include interview guides, checklists (checklists) and observation sheets. The results show that the development of RSBS program has resulted in the organization structure of RSBS and RSBS activities. The developed RSBS program has enhanced the habituation of environmentally-caring characters, before the 14.3% and 14.7% of the developed environmentally friendly MB (SBS) environmental developers and 85.7% BB (Not Developed) study develop. After revision twice as much as environmental care characters increased by 47.6% BSB (Very Good Developing), 47.6% BSH (Growing Up Expectations), and 4.8% MB (Beginning). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya program Rumah Sampah Berbasis Sekolah (RSBS) di RA Al-Ikhlas untuk pembiasaan karakter pada anak usia dini. Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan program RSBS yang terdiri dari pengembangan struktur organisasi RSBS dan kegiatan program RSBS, pengembangan didasarkan pada kaidah struktur organisasi yang baik dan UU No. 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah. Metode yang digunakan ialah metode Design Based Research (DBR) dengan tahapan: 1) melakukan identifikasi dan analisis masalah yang dilakukan peneliti dan praktisi secara kolaboratif. 2) mengembangkan solusi yang didasarkan pada patokan teori, design principle yang ada dan inovasi teknologi. 3) proses berulang untuk menguji dan memperbaiki solusi secara praktis 4) melakukan refleksi untuk menghasilkan design principle serta meningkatkan implementasi dari solusi secara paraktis, maka dapat diambil beberapa simpulan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ialah sampel jenuh yang berjumlah 21 orang.Alat pengumpuan data berupa pedoman wawancara, checklist (daftar cek) dan lembar observasi.Hasil penelitian menunjukkan pengembangan program RSBS telah menghasilkan struktur organisasi RSBS dan kegiatan RSBS.Program RSBS yang dikembangkan telah meningkatkan pembiasaan karakter peduli lingkungan, sebelum dikembangkan peneliti karakter peduli lingkungan MB (Mulai Berkembang) 14.3% dan BB (Belum Berkemabang) 85.7%. Setelah dilakukan revisi sebanyak dua kali karakter peduli lingkungan mengalami peningkatan dengan 47.6% BSB (Berkembang Sangat Baik), 47.6% BSH (Berkembang Sesuai Harapan), dan 4.8% MB (Mulai Berkembang).
PERMAINAN TRADISIONAL KAULINAN BARUDAK UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI DIRI SENDIRI ANAK USIA DINI Mulyadiprana, Ahmad; Ganda, Nana; WS, Rustono
JURNAL PAUD AGAPEDIA Vol 1, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.928 KB) | DOI: 10.17509/jpa.v1i2.9358

Abstract

This research is based on the facts in the field regarding the process of achieving early childhood education that is not optimal. Eeducational attainment is about to manage sel emotion of early childhood. The traditional games "kaulinan barudak" are one of the learning process approaches could be expected to provide positive stimulation toward developmental aspect of children’s potential. This study is conducted to determine the contribution of traditional games "kaulinan barudak" to the development of self emotion manage of children aged 5-6 years. This study uses quasi-experimental method with Pretest and Posttest control group design. Data is collected using structured observation, notes, and documentation. The results of this study are 1) the ability of self emotion manage of children aged 5-6 years in kindergarten Artanita Tasikmalaya entered into category”positive significant”; 2) the ability of self emotion manage of children aged 5-6 years of conventional game in kindergarten Artanita Tasikmalaya entered into category”no siginificant positive effect”; 3) the ability of self emotion manage of children aged 5-6 years in kindergarten Artanita Tasikmalaya entered into category”Different effect of traditional game “kaulinan barudak” from the conventional game”. The traditional game of “kaulinan barudak” gives a more significant positive effect than the conventional game. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fakta-fakta di lapangan mengenai kondisi proses pencapaian pendidikan anak usia dini yang belum optimal. Proses pencapaian pendidikan yang dimaksud adalah kemampuan mengelola emosi diri sendiri anak usia dini. Permainan tradisional “kaulinan barudak” merupakan salah satu pendekatan proses belajar yang diduga dapat memberikan stimulasi positif terhadap aspek perkembangan potensi anak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kontribusi permainan tradisional “kaulinan barudak” terhadap pengembangan kemampuan mengelola emosi diri sendiri anak usia 5-6 tahun. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan Pretest-Posttest control group design. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi terstruktur, catatan lapangan dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan penerapan permainan tradisional kaulinan barudak terhadap pengembangan kemampuan mengelola emosi diri sendiri anak usia 5-6 tahun di TK Artanita Kota Tasikmalaya; 2) Tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan penerapan permainan konvensional terhadap pengembangan kemampuan mengelola emosi diri sendiri anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina Kota Tasikmalaya; 3) Terdapat perbedaan pengaruh permainan tradisional kaulinan barudak dengan permainan konvensional terhadap pengembangan kemampuan mengelola emosi diri sendiri anak usia 5-6 tahun. Permainan tradisional kaulinan barudak memberikan pengaruh positif yang lebih signifikan dari pada permainan konvensional.

Page 1 of 17 | Total Record : 164