cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Ilmu Lingkungan
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 18298907     DOI : -
Core Subject : Social,
Arjuna Subject : -
Articles 496 Documents
RESOLUSI KONFLIK ANTARA MASYARAKAT LOKAL DENGAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN (STUDI KASUS: KECAMATAN NAGA JUANG, KABUPATEN MANDAILING NATAL, PROVINSI SUMATERA UTARA) Ramadhan, Dian Taufik; Budimanta, Arif; Soelarno, Soemarno Witoro
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 12, No 2 (2014): Oktober 2014
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.441 KB) | DOI: 10.14710/jil.12.2.92-104

Abstract

Konflik antara PT. SMM, masyarakat Kecamatan Naga Juang, dan Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal, berakar pada hubungan ekonomi yang menyangkut pengelolaan dan pemanfaatan komoditi emas. Penelitian ini berupaya melihat relasi di antara ketiga stakeholder tersebut. Melihat hal-hal yang menjadi sebab konflik, mengurai struktur dan dinamika konfik serta merumuskan strategi resolusi konflik. Hasil penelitian menunjukkan, dimensi sebab konflik disebabkan oleh dimensi ekonomi atas pengelolaan dan pemanfaatan komoditi emas, dimensi struktur dan dinamika sangat dipengaruhi oleh peran aktor yang mendorong peningkatan ketegangan dan eskalasi konfik. Resolusi konflik yang dirumuskan yaitu strategi akomodatif. Strategi akomodatif adalah strategi yang mengakomodir kepentingan dan espektasi dari dua stakeholder kunci yaitu, Pemkab Madina dan masyarakat Kecamatan Naga Juang. Conflict between PT. SMM, Naga Juang district community, and the government of Mandailing Natal Regency, rooted in economic relations that concern to the management and utilization of gold’s commodity.  This research attempt to see the relationship between the three stakeholders, see the causes of conflict, analyze the structure and dynamics of conflict, and also formulate strategies of conflict resolution. The results showed, the economic dimension of the conflict caused by the management and utilization of gold commodity, structural and dynamics dimensions are strongly influenced by the role of actors which encouraged tension escalation and conflicts. The formulation of conflict resolution is an accommodative strategic which is a strategy that accommodates the interests and expectations of two key stakeholders, namely Mandailing Natal regencial government, and Naga Juang district community.
Dominasi Paradigma Pengelolaan Atur dan Awasi dalam SVLK: Evaluasi Laporan Implementasi Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Hidup pada Industri Furnitur di Jepara Helmi Ferdian; Purwanto Purwanto; Haryo Santoso
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 14, No 2 (2016): Oktober 2016
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (786.806 KB) | DOI: 10.14710/jil.14.2.108-114

Abstract

ABSTRAKParadigma pengelolaan hidup Atur dan Awasi (ADA) merupakan sistem pengelolaan hidup yang banyak diberlakukan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Implementasi sistem  ADA tersebut sangat dominan dalam pelaksanaan SVLK. Sebagai salah satu pusat industri furnitur, Kabupaten Jepara menjadi daerah yang merasakan dampak langsung dari penerapan kebijakan SVLK. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi peranan SVLK dalam “menuntun” industri furniture di Jepara untuk melakukan pengelolaan lingkungan seperti dalam UKL UPL/DPLH yang telah dimilikinya. Penelitian dilakukan dengan metode survei melalui pendekatan analisis deskriptif. Sampel penelitian sebanyak 37 perusahaan yang diperoleh dengan menggunakan teknik convenience sampling atau sering juga disebut teknik Insidental. Tahapan penelitian meliputi wawancara dan penyebaran kuisioner serta review laporan pengelolaan dan pemantauan lingkungan untuk dikaji dan dievaluasi. Hasil penelitian diketahui bahwa paradigma ADA yang mengendalikan SVLK belum mampu berperan maksimal dalam mempengaruhi industri furnitur untuk mengeimplementasikan UKL UPL-nyaKata kunci: ADA, SVLK,UKL UPL, industri furnitur.  ABSTRACTParadigm life management Organize and Supervise (ADA) is a management system that is a lot of life imposed on developing countries including Indonesia. Implementation of the ADA system is very dominant in the implementation of the SVLK. As a center for the furniture industry, Jepara district into areas that feel the direct impact of policy implementation SVLK. This study aimed to evaluate the role of SVLK in the "lead" in Jepara furniture industry for management of environment as the UKL UPL / DPLH he had. Research conducted by survey method through descriptive analysis approach. Samples are 37 companies that obtained by using a convenience sampling technique sometimes called Incidental techniques. Stages of research includes interviews and questionnaires and review management reports and environmental monitoring to be studied and evaluated. The survey results revealed that the controlling paradigm ADA SVLK has not been able to contribute the maximum in affecting the furniture industry for its mengeimplementasikan UKL-UPLKeywords:  ADA, SVLK, UKL UPL, the furniture industry.Cara sitasi: Ferdian, H., Purwanto, dan Santoso,H. (2016). Dominasi Paradigma Pengelolaan Atur dan Awasi dalam SLVK: Evaluasi Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup pada Industri Furnitur di Jepara. Jurnal Ilmu Lingkungan,14(2),108-114, doi:10.14710/jil.14.2.108-114 
Pengaruh Aerasi Dalam Constructed Wetland Pada Pengolahan Air Limbah Domestik Euis Nurul Hidayah; Andrysah Djalalembah; Gina Aprilliana Asmar; Okik Hendriyanto Cahyonugroho
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 16, No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.299 KB) | DOI: 10.14710/jil.16.2.155-161

Abstract

ABSTRAKPenanganan air limbah domestik Kota Surabaya selama ini dilakukan dengan 2 cara, yakni untuk blackwater dialirkan ke tangki septik dan greywater dialirkan ke drainase tanpa pengolahan. Hal ini menyebabkan peningkatan pencemar pada sungai sebagai air baku. Salah satu teknologi alternatif yang dapat diaplikasikan dengan mudah dan rendah biaya operasional dibanding pengolahan air limbah lainnya adalah constructed wetland dengan menggunakan tanaman Iris pseudoacorus sebagai kombinasi pengolahan biofilter dan proses fitoteknologi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efisiensi dari constructed wetland dengan tanaman Iris pseudoacorus untuk mengolah limbah domestik, serta menentukan bagaimana pengaruh dari adanya aerasi dan pengaruh waktu tinggal pada sistem constructed wetland dalam menurunkan bahan organik dan nitrogen pada air limbah. Penelitian ini dilakukan dalam skala uji laboratorium menggunakan reaktor berkapasitas 30 liter. Air limbah dialirkan pada reaktor dengan waktu tinggal 2 hari dan 3 hari, dengan variasi aerasi dan efisiensi pencemar diukur dengan parameter BOD, dan ammonia. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kemampuan penyisihan BOD, dan ammonia dari limbah air domestik oleh reaktor constructed wetland dengan tambahan aerasi dan waktu tinggal selama 4 hari sangat efektif. Reaktor ini mampu menurunkan nilai BOD hingga 96% dan nilai ammonia sebesar 97%.ABSTRACTWastewater domestic in Surabaya City has been treated in two methods, including septic tank for blackwater and directly discharged into drainage system for greywater. This caused an increasing pollutant loading in source water. Constructed wetland with Iris pseudoacorus, one of the alternative natural treatment technology through biofilter and phytotechnology process, could be applied easily and less costly to other treatment. This research was conducted to know the efficiency of constructed wetland with Iris pseudoacorus in domestic wastewater treatment, and to reveal the effect of aeration and detention time in reducing organic and nitrogen content in domestic wastewater. Experiment has been conducted on a laboratory scale of continue aerated reactor and without aeration as control reactor. Detention time (days) 2 and 3 was setup, then sample was taken for BOD and ammonia measurement. The results indicated that constructed wetland with aeration and detention time 4 days had a higher performance to remove BOD up to 96% and ammonia up to 97% than without aeration and less than 4 days process.Keywords: Domestic Wastewater, Constructed Wetland, Phytotechnology, Iris pseudoacorus, Aeration.Sitasi: Hidayah, E. N., Djalalembah, A., Asmar, G.A. dan Cahyonugroho, G.A. (2018). Pengaruh aerasi dalam constructed wetland pada pengolahan air limbah domestik. Jurnal Ilmu Lingkungan, 16(2),155-161, doi:10.14710/jil.16.2.155-161
DAMPAK PELAKSANAAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MELALUI SERTIFIKASI FAIR TRADE (Studi Kasus: Petani Kopi Anggota Koperasi Permata Gayo, Kabupaten Bener Meriah, Nanggroe Aceh Darussalam) Chairawaty, Fahnia
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 10, No 2 (2012): Oktober 2012
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (732.078 KB) | DOI: 10.14710/jil.10.2.76-84

Abstract

ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengidentifikasi dampak dari pelaksanaan perlindungan lingkungan yang dilakukan oleh para petani kopi anggota Koperasi Permata Gayo (KPG), setelah mereka mendapatkan sertifikasi fair trade (FT). Perlindungan lingkungan sendiri adalah salah satu kewajiban utama yang harus dilakukan oleh para petani kopi yang telah bergabung dalam FT. Penelitian ini menggunakan teori pembangunan berkelanjutan yang juga merupakan prinsip dasar dari FT. Untuk itu dampak dari perlindungan lingkungan dalam penelitian ini akan dikaji berdasarkan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan, yang juga merupakan aspek-aspek pendukung dalam pembangunan berkelanjutan. Pembahasan dalam penelitian ini akan ditekankan pada pelaksanaan perlindungan yang telah dilakukan oleh para petani KPG, isu-isu terkait lingkungan yang dihadapi oleh petani, serta dampak dari perlindungan sendiri yang dirasakan oleh para petani kopi KPG. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode survei berupa wawancara mendalam, snowball dan observasi, serta dengan metode studi literatur. Hasil dari penelitian ini berkesimpulan bahwa dampak dari perlindungan lingkungan yang dirasakan oleh petani kopi KPG cenderung lebih besar dirasakan pada dampak ekonomi, yaitu berkurangnya biaya pembelian input kimia Kata kunci : Petani kopi, Perlindungan Lingkungan, Sertifikasi Dagang, Pengaruh, Pembangunan berkelanjutan. ABSTRACT The aims of this research was to analized and identified about the impacts of environmental protection that implemented by coffee farmers, members of Koperasi Permata Gayo (KPG), after they get Fair Trade (FT) certification. Protection of the environment itself is one of the primary obligation that must be carried out by the coffee farmers who have joined the FT. This study uses the theory of sustainable development which is also the basic principles of the FT. For the impact of environmental protection in this study will be assessed based on the economic, social and environmental aspect, both aspects become the supporting aspects in sustainable development. This research will focussing on the implementation of environmental protection that have been carried out by the KPG farmers, environment related issues faced by the farmers, and the impact of  environmental protection that perceived by coffee farmers, members of KPG. The approach in this research is a qualitative approach, with a survey method using in-depth interviews, snowball techniques, observation techniques, and also used literature study method. The results of this study concluded that the impact of perceived environmental protection by KPG coffee growers tend to be larger on economic impact, which reduce the cost of purchasing chemical inputs. Keywords: Coffee Farmers, Environmental Protection, Fair Trade Sertification, Impact, Sustainable Development
Analisis Kandungan Logam Berat Pada Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer Bloch) di Perairan Mimika Papua Rosye H.R. Tanjung; Suwito Suwito; Vita Purnamasari; Suharno Suharno
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 17, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.654 KB) | DOI: 10.14710/jil.17.2.256-263

Abstract

Kebutuhan bahan pangan sangat tergantung pada ketersediaanya di lingungan. Bahan pangan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari harus sehat dan bebas dari bahan pencemar, termasuk logam berat. Ikan kakap putih (Lates calcarifer) sering dijumpai pada kawasan muara sungai di hampir seluruh wilayah Indonesia, bahkan di Papua. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji kandungan logam berat Pb, Cd, Cu, Fe, As, dan Hg pada ikan kakap putih (L. calcarifer) yang hidup di perairan estuari Mimika Papua. Perairan estuari di Mimika diketahui sebagai salah satu daerah pengendapan pasir sisa tambang (tailing). Metode yang digunakan adalah survei dan analisis laboratorium kandungan logam berat pada tubuh ikan. Analisis Pb, Cd, Cu, Fe, As, dan Hg ditentukan dengan spektroskopi serapan atom (AAS, Atomic Absorpsion Spectroscopy). Penentuan tingkat pencemaran logam berat dilakukan dengan Metode Standar APHA 3113 Cetac Technologies SPR IDA. Analisis data dilakukan dengan membandingkan kandungan logam berat dalam air dengan baku mutu air laut menurut SK MNLH No. 51 tahun 2004. Untuk kandungan logam berat pada organ tubuh ikan dibandingkan dengan kandungan maksimum logam berat berdasarkan SNI 7387: 2009 tentang batas maksimum cemaran logam berat bahan pangan. Kandungan logam berat pada ikan kakap putih masih tergolong aman dikonsumsi karena mengandung logam berat di bawah ambang batas baku mutu. Kondisi ini didukung oleh hasil analisis logam berat pada air yang menunjukkan masih dalam kondisi baik.   Kata kunci: L. calcarifer, logam berat, Sungai Kamora, Sungai Ajkwa, Mimika.   The need for food depends on the availability in the environment. Foods needed to meet daily needs should be healthy and free of pollutants, including heavy metals. White snapper (Lates calcarifer) is often found in the estuary of the river in almost all parts of Indonesia, even in Papua. The purpose of this research is to study the heavy metal content of Pb, Cd, Cu, Fe, As, and Hg on white snapper (L. calcarifer) which live in Mimika Papua estuary waters. The estuary waters of Mimika are known as one of the deposition areas of tailings sand. The method used is survey and laboratory analysis of heavy metal content in fish body. Analysis of Pb, Cd, Cu, Fe, and Hg was determined by Atomic Absorption Spectroscopy (AAS). Determination of the level of heavy metal contamination was done by Standard Method of APHA 3113 Cetac Technologies SPR IDA. Data analysis was done by comparing the heavy metal content in water with sea water quality standard according to SK MNLH No. 51 year 2004. For heavy metal content in fish body organs compared with maximum content of heavy metals based on SNI 7387: 2009 on the maximum limit of heavy metal food contamination. The content of heavy metals in white snapper is still considered safe for consumption because its below the quality standard threshold. This condition is supported by the results of heavy metal analysis on the water which shows still in good condition. Key words: L. calcarifer, heavy metal, Kamora River, Ajkwa River, Mimika.
PERILAKU WARGA MASYARAKAT DAN PERSEPSI MASYARAKAT PADA KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH TERHADAP PERUBAHAN LINGKUNGAN PERUMAHAN WIJAYA KUSUMA II DEMAK Prayitno, Heru; Hardiman, Gagoek; Taruna, Tukiman
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 12, No 1 (2014): April 2014
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (597.382 KB) | DOI: 10.14710/jil.12.1.12-20

Abstract

ABSTRAK Kawasan perumahan Wijaya Kusuma II Demak selama proses penghunian mengalami perubahan lingkungan dengan dampak positif dan dampak negatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan perilaku warga masyarakat, pengelolaan lingkungan dan persepsi masyarakat terhadap kinerja SKPD yang menangani bidang perumahan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan pada setting alamiah dengan teknik pengumpulan data yang meliputi observasi/pengamatan, daftar pertanyaan dan wawancara mendalam. Analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian lebih menekankan pada makna daripada generalisasi. Proses analisa data dilakukan pada waktu bersamaan dengan proses pengumpulan data berlangsung. Analisa data dilakukan melalui tiga alur, yakni: (1) reduksi data, (2) sajian data, dan (3) penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas warga masyarakat kawasan perumahan Wijaya Kusuma II Demak berperilaku menerima perubahan lingkungan dan tetap bertempat tinggal di kawasan perumahan tersebut. Aspek-aspek dominan yang mendorong perilaku warga masyarakat adalah pengaruh orang lain yang dianggap penting, media massa dan kebudayaan. Perilaku warga masyarakat sampai saat ini belum menunjukkan perilaku yang berwawasan lingkungan seperti pemanfaatan pencahayaan dan penghawaan alami, kran pelampung, penghijauan serta  pengelolaan air limbah dan sampah.  Aspek dominan yang mendorong perilaku warga masyarakat adalah pengaruh orang lain, media massa dan kebudayaan. Pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh Rukun Tetangga/Rukun Warga (RT/RW) belum optimal dan persepsi masyarakat terhadap kinerja SKPD kurang/buruk. Disarankan agar kebijakan, program dan kegiatan dapat menyentuh warga masyarakat sehingga persepsi masyarakat terhadap kinerja SKPD meningkat. Agar perilaku warga masyarakat berwawasan lingkungan adalah melibatkan RT/RW. Kata Kunci : Kawasan perumahan, Perilaku, Warga masyarakat, Pengelolaan lingkungan, Kinerja SKPD.
Contingent Valuation of Lake Rawapening as a Source of Drinking Water Evi Irawan
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 17, No 3 (2019): November 2019
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.242 KB) | DOI: 10.14710/jil.17.3.492-499

Abstract

The aim of this study is to estimate willingness to pay (WTP) of water consumers, by applying the contingent valuation method as a surcharge on their water bill, for a given improvement of the ecosystem of Lake Rawapening for ensuring the sustainability of freshwater supply in term quantity and quality as demanded by public water utility. The survey was conducted in Semarang regency involving 116 respondents in three villages that received clean water services from Lake Rawapening. The mean of WTP was estimated to be 6,055.54 rupiahs (0.433 US$) per month for each household, approximately equivalent to 9.26% of the average monthly water bill of households. The results revealed that younger educated respondents, households with higher income and with fewer members were, on average, were willing to pay more. This study also demonstrated that households’ ownership of shallow water wells was a hindering factor for contributing to improving lake’s ecosystem. The results of this study can assist decision‐makers to understand the public demand for improved the ecosystem of Lake Rawapening and to formulate better environmental policies.
Biaya Pengurangan (Marginal Abatement Cost) Emisi Gas Rumah Kaca(GRK) Sektor PErtanian di Kabupaten Grobogan dan Tanjung Jabung Timur Miranti Ariani; P. Setyanto; M. Ardiansyah
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 14, No 1 (2016): April 2016
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1068.444 KB) | DOI: 10.14710/jil.14.1.39-49

Abstract

ABSTRAK Komitmen Pemerintah Indonesia untuk penurunan emisi GRK sebesar 26% sampai 2020, melibatkan keikutsertaan daerah secara aktif. Penelitian ini bertujuan menganalisis opsi-opsi mitigasi pada pengelolaan lahan sawah yang mungkin dilakukan dengan menggunakan pendekatan Marginal Abatement Cost atau biaya pengurangan emisi yang berprinsip pada pemilihan aksi mitigasi dengan biaya rendah dan potensi penurunan yang besar. Lokasi penelitian dipilih secara purposive yaitu di Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur Propinsi Jambi pada tahun 2013 untuk analisis tahun 2011. Hasil penelitian menunjukkan teknologi mitigasi yang berpotensi besar menurunkan emisi GRK dengan biaya rendah di Kabupaten Grobogan adalah penerapan teknik budidaya padi dengan penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dan penggantian varietas padi dengan varietas padi yang rendah emisi GRK. Sementara di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, teknologi ameliorasi dengan kompos, pupuk kandang dan penerapan teknologi tanpa olah tanah+tanam benih langsung merupakan teknologi mitigasi yang memiliki potensi besar menurunkan emisi dengan biaya yang rendah. Kata kunci: pertanian, gas rumah kaca, biaya pengurangan emisi, mitigasi ABSTRACT The Indonesian government's commitment to decrease GHG emissions by 26 % until 2020, actively involve local government’s participation. This study aims to analyze mitigation options inpaddy fields management that may be performed by using the approach of Marginal Abatement Cost with the principle of selecting mitigation actions with low cost and high potential emission decrease. Locations were selected purposively in Grobogan Central Java Province and East Tanjung Jabung Jambi in 2013 for 2011 data analysis. The results show mitigation activity such as low methane rice varieties and Integrated Crop Management could be applied at Grobogan with low cost, while using amelioration such as compost or manure and non tillage+direct seeded could be applied at East Tanjung Jabung with low cost as well. Keywords: agriculture, greenhouse gas, marginal abatement cost, mitigation Cara sitasi: Arianti, M., Setyanto, P., Ardiansyah, M. (2016). Biaya Pengurangan (Marginal Abatement Cost) Emisi Gas Rumah Kaca(GRK) Sektor PErtanian di Kabupaten Grobogan dan Tanjung Jabung Timur. Jurnal Ilmu Lingkungan. 14(1),39-49, doi:10.14710/jil.14.1.39-49
Zonasi, Keanekaragaman, dan Pola Migrasi Ikan di Sungai Keyang, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur Vivin Alfyana Yulia Pratami; Prabang Setyono; Sunarto Sunarto
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 16, No 1 (2018): April 2018
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4166.941 KB) | DOI: 10.14710/jil.16.1.78-85

Abstract

Zonasi, Keanekaragaman dan Pola Migrasi Ikan di Sungai Keyang, Kabupaten Ponorogo, Jawa TimurVivin Alfyana Yulia Pratami1, Prabang Setyono2, Sunarto31Program Studi Biosain, Fakultas Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta, email: vivin.alfyana19@gmail.com2Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta (email: prabangsetyono@gmail.com)3Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta (email: rm.sunarto@yahoo.co.id)  ABSTRAKIkan adalah salah satu biota air yang rentan terhadap perubahan kondisi lingkungan, sehingga dapat digunakan sebagai indikator lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui zonasi, keanekaragaman, serta pola migrasi ikan di Sungai Keyang, Kabupaten Ponorogo. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober-November 2017 dengan metode purposive sampling pada 3 stasiun pengamatan. Pengukuran faktor fisika kimia air meliputi suhu, pH, DO, BOD, CO2, kekeruhan, kecerahan, serta padatan terlarut (TDS). Hasil penelitian yang diperoleh yaitu di Sungai Keyang terdapat 6 famili dan 11 spesies ikan. Famili tersebut adalah Poecilidae, Cyprinidae, Balitoridae, Sisoridae, Anantidae, serta Channidae. Spesies yang ditemukan yaitu Poecilia reticulata, Rasbora argyrotaenia, Rasbora dusonensis, Rasbora paviana, Rasbora tornieri, Puntius amphibious, Poropontius tawarensis, Nemacheilus fasciatus, Glyptothorax platypogon, Anabas testudineus, dan Channa striata. Spesies yang memiliki nilai kepadatan tertinggi yaitu P. reticulata sebanyak 39 individu dan R. dusonensis sebanyak 27 individu pada stasiun 2 dan 17 individu pada stasiun 3. Indeks keanekaragaman ikan pada semua stasiun termasuk dalam kategori sedang yaitu secara berturut-turut 1,57; 1,80; dan 1,45. Indeks kemerataan ikan di semua stasiun termasuk dalam kategori tinggi yaitu 1,64; 1,73; dan 1,87, sedangkan indeks dominansi ikan termasuk dalam kategori rendah yaitu secara bertutut-turut 0,28; 0,23; dan 0,28. Simpulan dari penelitian ini adalah zonasi persebaran ikan di Sungai Keyang didominasi oleh genus Poecillia dan Rasbora, keanekaragaman ikan termasuk dalam kategori sedang, serta pola migrasi masing-masing spesies ikan berbeda yaitu ada yang selalu di tepi dan ada yang menyebar baik untuk tujuan reproduksi atau mencari makan.Kata kunci: keanekaragaman ikan, pola migrasi ikan, Sungai Keyang, zonasiABSTRACTFish is one of the water organism that susceptible to change of environmental condition, so it is can be used as bioindicator of environmental pollution. This research is purposed to determine the spread zonation, diversity, and migration structure of fish in Keyang River, Ponorogo Regency. Sample was conducted in October-November 2017with purposive sampling method in 3 observation stations. The results of this research were 6 families and 11 species. The families are Poecilidae, Cyprinidae, Balitoridae, Sisoridae, Anantidae, and Channidae. The species were found Poecilia reticulata, Rasbora argyrotaenia, Rasbora dusonensis, Rasbora paviana, Rasbora tornieri, Puntius amphibious, Poropontius tawarensis, Nemacheilus fasciatus, Glyptothorax platypogon, Anabas testudineus, and Channa striata. The highest density species are P. reticulata with 39 individual and R.dusonensis with 27 individual at station 2 and 17 individual at station 3. The diversity index of fish in all observation stations was included in medium category (1,57; 1,80; and 1,45). The similarity index (Evennes index) in all stations was included in high category (1,64; 1,73; and 1,87). The Simpson’s index in all stations was included in low category (0,28; 0,23; and 0,28). The conclusions of this research are Poecillia and Rasbora was dominated the fish spread zonation, diversity of gastropods in Keyang River included in medium category, and each spesies had different migration structure, that are at the side or spead of the river with the purpose for reproduction or looking for food.Keywords:  fish biodiversity, fish migration structure, Keyang River, zoningCitation: Pratami, V. A. Yulia., Setyono, P dan Sunarto. (2018). Zonasi, Keanekaragaman Dan Pola Migrasi Ikan Di Sungai Keyang, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Jurnal Ilmu Lingkungan. 16(1), 78-85, doi:10.14710/jil.16.1.78-85
PEMANFAATAN JENIS POHON LOKAL CEPAT TUMBUH UNTUK PEMULIHAN LAHAN PASCATAMBANG BATUBARA (STUDI KASUS DI PT. SINGLURUS PRATAMA, KALIMANTAN TIMUR) Adman, Burhanudin; Hendrarto, Budi; Sasongko, Dwi P
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 10, No 1 (2012): April 2012
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.418 KB) | DOI: 10.14710/jil.10.1.19-25

Abstract

ABSTRAK Upaya reklamasi di pengusahaan pertambangan yang masuk dalam Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK) mengharuskan upaya reklamasi mengikuti aturan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kehutanan yang mensyaratkan penanaman jenis pohon lokal. Informasi jenis-jenis pohon lokal yang dapat digunakan untuk revegetasi lahan pascatambang batubara belum banyak tersedia sehingga perlu dilakukan penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis-jenis pohon lokal cepat tumbuh yang berpotensi untuk revegetasi lahan pascatambang batubara di PT. SGP. Metode yang digunakan adalah analisis vegetasi, analisis sifat fisik kimia tanah dan kajian habitat tempat tumbuh tiap jenis serta kemampuan regenerasi alami. Hasil penelitian menunjukkan dari 58 jenis pohon yang ditemukan, terdapat tujuh jenis pohon yang berpotensi untuk digunakan dalam revegetasi lahan pascatambang, yaitu Ficus sp., Fordia splendidissima, Homalanthus populneus, Leea indica, Macaranga hypoleuca, Melastoma malabathricum dan Vernonia arborea. Aspek teknis yang perlu diperhatikan dalam revegetasi dengan ketujuh jenis tersebut adalah sumber benih/bibit, serta teknik penanaman dan pemeliharaan. Kata Kunci: revegetasi, pascatambang batubara; Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara ABSTRACT Reclamation efforts in the mining business in the District Forestry Culture (CBC) lead reclamation efforts following the rules issued by the Ministry of Forestry, which requires the planting of local species. Information of local tree species that can be used for post-mining land revegetation of coal has not been widely available so that this research needs to be done. This study aims to analyze the species of fast-growing native trees that potential to plant on revegetation of post-mining coal area in PT. SGP. The method used is the analysis of vegetation, analysis of soil physical and chemical properties and study of the grow habitats of each species and the ability of natural regeneration. The results showed that from 58 species of trees that are found, there are seven species of trees that potential for revegetation post-mining, i.e. Ficus sp., Fordia splendidissima, Homalanthus populneus, Leea indica, Macaranga hypoleuca, Melastoma malabathricum and Vernonia arborea. Technical aspects that need to be considered in revegetation with seven types of sources are source of seeds/seedlings, also planting and maintenance techniques. Keywords: revegetation, post-mining coal; District Samboja Kutai Kartanegara Regency

Page 1 of 50 | Total Record : 496