cover
Contact Name
jurnal petra
Contact Email
petra.polsky@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal@polsky.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. banyuasin,
Sumatera selatan
INDONESIA
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara
Published by Politeknik Sekayu
ISSN : 24608408     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
PETRA Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Politeknik Sekayu adalah jurnal penelitian yang khusus mempublikasikan naskah hasil penelitian yang telah dipublikasikan. Diterbitkan oleh Program Studi Teknik Pendingin dan Tata Udara Politeknik Sekayu. Terbit dua kali setahun yaitu periode Januari-Juni dan periode Juli-Desember. PETRA merupakan terbitan berkala yang memuat artikel-artikel dengan berbagai pendekatan yang diterbitkan dalam bentuk cetak dengan ISSN-P : 2460 - 8408.
Arjuna Subject : -
Articles 63 Documents
PERENCANAAN UNIT MESIN PENDINGIN UNTUK KEBUTUHAN PENGKONDISIAN UDARA PADA GEDUNG REKTORAT POLITEKNIK SEKAYU Hendradinata Hendradinata
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 1 No 1 (2015): Jurnal PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (844.47 KB)

Abstract

Mesin pendingin merupakan salah satu elemen untuk kenyamanan dalam menunjang kegiatan di dalam gedung (terutama di gedung rektorat politeknik sekayu). Pemilihan unit Pengkondisian udara disesuaikan dengan ukuran ruangan, semakin besar ruangan yang harus didinginkan maka semakin besar pula kapasistas sistem pengkondisian udara yang digunakan. Pada gedung rektorat politeknik sekayu jenis sistem refrigerasi dan yang digunakan adalah unit chiller dengan sistem all-water system. Dari perhitungan beban pendingin maka didapat kapasitas pendinginan di gedung rektorat politeknik sekayu sebesar 137.4 kW atau 39 TR, Temperatur ruangan yang di kondisikan 24 berdasarkan rekomendasi ASHRAE Handbook of Fundamentals antara 75°F atau sekitar 23°C pada kelembaban 50% sampai 78°F atau sekitar 26°C pada kelembaban 70%. Sedangkan temperatur udara luar 35 berdasarkan temperatur puncak di indonesia. Dengan jenis refrigeran yang digunakan refrigran campuran ( mixtures) Zeotropic yaitu R-10A dengan komposisi R 32 (50%) dan R 125 (50%). Temperatur pada set point evaporator chiller 7 sehingga di rencanakan temperatur refrigrant secondary yang memasuki FCU atau AHU 15 . Pada analisa siklus refrigerasi kompresi uap plotting P-h diagram menggunakan software coolpack dan untuk pemilihan unit chiller berdasarkan airwell wesper catalog chiller 2014
ANALISA PERBANDINGAN KINERJA MESIN PENDINGIN AIR CONDITIONER KAPASITAS 2 HP MENGGUNAKAN REFRIGERAN R22, R290 DAN R407C Mahendra Mahendra; Muhammad Adrian; Ozkar Firdaus Homzah
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 1 No 1 (2015): Jurnal PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (753.236 KB)

Abstract

Perkembangan kebijakan global dibidang lingkungan mendorong teknologi di bidang refrigeran untuk menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan hemat energi. Implementasinya dari sisi refrigeran dilakukan dengan pergantian jenis refrigeran dari jenis R-22 (HCFC) ke jenis yang lebih ramah lingkungan diantaranya R290 (Propana) dan R407C (HFC).Sedangkan dari sisi perangkat kerasnya untuk mendapatkan penghematan pemakaian listrik berkembang jenis inverteryang sebagian besar menggunakan refrigeran R410A Pada Penelitian ini penulis akan mengambil topik pembahasan mengenai Analisa Perbandingan Kinerja Pada Mesin Pendingin (Air Conditioner)Kapasitas 2 HP Menggunakan Refrigeran R22, R290 dan R407C. Metode Penelitian ini menggunakan metode litelatur yaitu dengan mempelajari literatur dari jurnal Ilmiah baik nasional maupun internasional sebagai bahan informasi untuk menyelesaikan penelitian dan metode observasi Langsung yaitu dengan cara meneliti langsung alat yang digunakan untuk mendapatkan data data yang diperlukan. Perubahan refrigeran berpengaruh terhadap kapasitas pendinginan, kerja kompresor dan kinerja alat. R22 memiliki COP dan kapasitas pendinginan lebih baik yaitu sebesar 4,408 dan 7,3807 kW dibanding MC22 dan R407C. Pada penelitian ini MC22 memiliki kerja kompresor yang terkecil dibanding 2 refrigeran lainya yaitu sebesar 1,386 kW. Hal ini seakan menutupi kelemahannya yang mudah terbakar. R407C yang digunakan pada pengujian cukup layak untuk menggantikan R22 karena kinerjanya cukup mendekati kinerja R22 dengan kelebihan pada ramah lingkungan dan tidak mudah terbakarnya.
STUDI PERBANDINGAN ENERGI BAHAN BAKAR GASOLINE DENGAN BAHAN BAKAR GAS (CNG) PADA KENDARAAN BERMOTOR Septian Saputrah; Ozkar Firdausi Homzah; Ambo Intang
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 1 No 1 (2015): Jurnal PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (639.964 KB)

Abstract

Populasi kendaraan di Indonesia yang berbahan bakar minyak (BBM) setiap tahunnya semakin meningkat sedangkan cadangan minyak sendiri semakin menipis. Kenaikan pemakaian BBM untuk kendaraan tersebut menyebabkan subsidi BBM dan polusi udara juga akan meningkat. Tingginya Harga minyak mentah, menyebabkan pemerintah harus memberikan subsidi BBM. Untuk mengatasi hal tersebut di perlukan bahan bakar alternative yang ramah lingkungan dan lebih efesiensi sebagai pengganti BBM untuk kendaraan. Salah satu bahan bakar alternative tersebut adalah bahan bakar gas (BBG). Dari pemakaian BBG sudah banyak dilakukan kajian yang memberikan kesimpulan bahwa banyak memberikan keuntungan, yaitu pengurangan pemakaian BBM yang juga memberikan pengurangan subsidi BBM dan pengurangan emisi bahan bakar. Bagi pengguna akan memberikan keuntungan Karena harga BBG lebih murah di banding harga BBM. Hasil perhitungan perbandingan antara Gasoline dan Gas dengan menggunakan tipe kendaraan bermotor (mobil) diketahui performa mesin yaitu daya indikator pada mesin berbahan bakar gas lebih kecil 2% sampai 5% di banding dengan mesin berbahan bakar gasoline akan tetapi pemakaian bahan bakar gas lebih efesien sampai dengan 10 % dibanding dengan bahan bakar gasoline.
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA MENGGUNAKAN REFRIGERAN R134A DAN REFRIGERAN R404A PADA MESIN BAR ICE CREAM MANUAL MAKER Sutrisno Sutrisno; Azharudin Azharudin; Ferry Irawan
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 1 No 1 (2015): Jurnal PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (676.856 KB)

Abstract

Dari berkembangnya teknologi yang ada saat ini,banyak terciptanya mesin pendingindalam segala bidang dan bentuk. Dari sekian banyak mesin pendingin tersebut tentunya membutuhkan fluida pendingin yang sering disebut refrigranyang mana memiliki nilai guna dan keuntungan yang tinggi.penulis laporan ini bertujuan untuk membandingkan refrigeran dan mengetahui performa pada mesin bar ice cream dengan menggunakan refrigeran R134a dan R404a . Metode penelitian menggunakan metode eksperimental dan metode literatur. Tahap pertama adalah persiapan,, dilanjutkan pengambilan data. Tahap berikutnya adalah analisis data dan pembahasan, yang terakhir adalah kesimpulan. Proses Pengambilan data temperatur, tekanan, arus listrik, dan tegangan dalam waktu 60 menit dan dilakukan 4 kali data yang diambil menggunakan refrigeran R134a dan refrigeran R404a. Kesimpulan dari penulisan ini yaitu berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan dari refrigeran R134a COP yang di dapat yaitu: 2,93 pada menit ke 15 dan waktu yang seterusnya cendrung konstan dan pada R404a dengan waktu yang sama COP yang di dapat adalah2,03 pada menit ke 15, kemudian performanya mengalami kecendrungan konstan.
COEFFICIENT OF PERFORMANCE (COP) MINI FREEZER DAGING AYAM KAPASITAS 4 KG Arief Ranu Saputra; Widiyatmoko Widiyatmoko; Azharudin Azharudin
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 1 No 1 (2015): Jurnal PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (694.935 KB)

Abstract

Mini freezer adalah suatu salah satu domestic freezer yang digunakan sebagai penyimpanan makanan seperti daging ayam. Mini freezer Enzim atau mikroba yang berada didalamnya akan berkurang sehingga daging ayam tidak mengalami pembusukan atau kerusakan dan penurunan kualitas daging dapat dihambat. Tujuan dari pengujian performansi pada mini frezzer ini adalah untuk mengetahui performansi dan efisiensi dari alat mini frezzer yang telah dirancang. Metodologi penelitian yang dilakukan pada mini freezer ini yaitu dengan cara pengumpulan data meliputi data temperatur dan tekanan, kemudian dari data tersebut diolah dengan menggunakan diagram p-h dan didapatlah nilai h1, h2, h3 dan h4, yang selanjutnya dapat dilakukan perhitungan efek refrigerasi dan kerja kompresor sehingga didapatlah nilai COP dan nilai efisiensi mini freezer. Dari pengujian pertama yang dilakukan pada pukul 14.00 WIB – 15.00 WIB , didapatkan nilai COP aktual sebesar 3,65, COP Carnot sebesar 5,8 dengan nilai efisiensi sebesar 61%. Pengujian kedua pada pukul 15.00 WIB – 16.00 WIB didapatkan nilai COP aktual sebesar 3,16 COP Carnot sebesar 5,5 dengan nilai efisiensi sebesar 57%, dan pada pengujian ketiga yang dilakukan pada pukul 16.00 WIB – 17.00 WIB didapatkan nilai COP aktual sebesar 2,9, COP Carnot 5,3 dan efisiensinya sebesar 54%.
PERANCANGAN, PERAKITAN, DAN PENGUJIAN PERFORMA MESIN PEMBUAT ES KRIM MANUAL KAPASITAS 5 LITER Widiyatmoko Widiyatmoko
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 1 No 1 (2015): Jurnal PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1443.815 KB)

Abstract

Es krim merupakan salah satu es sajian berbentuk beku yang dibuat dengan cara membekukan campuran produk susu, gula, penstabil, pengemulsi dan bahan-bahan lainnya. Es krim dapat dibuat secara manual, menggunakan freezer refrigerator ataupun mesin ice cream maker. Mesin pembuat es krim memiliki harga yang cukup mahal untuk dimiliki oleh individu. Sehingga untuk mengatasi hal ini dapat dirancang, dirakit, dan diuji sebuah mesin pembuat es krim dengan biaya rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui total beban pendingin, untuk mengetahui biaya perakitan mesin dan pembuat es krim, untuk mengetahui COP perancangan dan hasil interpolasi pengujian. Metode yang digunakan meliputi 3 tahap yaitu perancangan, perakitan, dan pengujian mesin pembuat es krim. Metode tersebut dapat dijabarkan menjadi studi literatur, observasi, dan eksperimental dengan variasi beban pendingin. Tahap yang dilakukan meliputi perancangan mesin es krim, perencanaan biaya, perakitan, dan pengujian COP. Pengujian COP dilakukan dengan pengambilan data temperatur, tekanan, tegangan listrik, dan arus listrik dengan perbedaan waktu 10 menit. Beban yang digunakan adalah es krim dengan variasi volume. Berdasar seluruh proses penelitian, dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa beban total pendingin perencanaan adalah 517,6 watt, total biaya perakitan adalah Rp 1.898.000, proses perakitan tidak sempurna menyebabkan adanya perbedaan COP perencanaan dan interpolasi linier hasil pengujian, COP perencanaan pada kapasitas 5 liter adalah 2, sedangkan COP hasil interpolasi pengujian adalah 3,365
ANALISA VARIASI DEBIT AIR SEBAGAI REFRIGERAN SEKUNDER PADA BAGIAN INDOOR UNIT AIR CONDITIONER (AC) TERHADAP PERFORMA SISTEM REFRIGERASI Baiti Hidayati; Ferry Irawan; Apriyansyah Apriyansyah
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 2 No 1 (2016): Jurnal PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1107.698 KB)

Abstract

Air Conditioner (AC) Split 1/2 PK menggunakan media air sebagai secondary refrigeran merupakan salah satu sistem baru pengkondisian dari AC split biasa yang direnofasi pendistribusiannya. AC split 1/2 PK dimodifikasi menjadi AC yang memiliki dua jenis refrigeran, yaitu refrigeran primer (R-22) dan sekunder (air). Dari permasalahan ini, perlu diketahui hubungan antara performansi AC Split dan variasi debit air yang masuk ke evaporator. Sehingga dapat mengetahui pengaruh debit air keluaran dari liquid coolerl menuju evaporator terhadap performansi AC split 1/2 PK menggunakan media air sebagai secondary refrigerant. Penelitian tentang refrigerasi dan tata udara telah banyak di lakukan untuk mendapatkan performansi terbaik, dengan meninjau dari pengaruh komponen utama mesin itu sendiri atau dari luar komponen utama mesin pendingin. Seperti penambahan refrigerant sekunder sebagai fluida tambahan untuk membantu efektifitas dari sistem pendinginan untuk sekala besar dan jumlah debit air yang akan mengalir pada indoor unit AC. Oleh karena itu, Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan performa dan efisiensi yang baik dengan mengatur jumlah debit air yang yang mengalir. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah memvariasi debit air keluaran dari liquid cooler menuju indoor unit. Debit air yang divariasikan adalah debit air pada sudut valve dengan bukaan 300, 600, dan 900. Pada tiap bukaan keran diperoleh data berupa suhu kompresor, suhu kondensor, suhu ekspansi, suhu evaporator, tekanan tinggi dan tekanan rendah. Sehingga diperoleh nilai Coefficient of Performance (COP) dan efisiensi. Dari pengolahan data didapatkan COP sebesar 4,8 pada sudut bukaan 900, 4,9 pada sudut bukaan 600 dan 5 pada bukaan sudut 300. Dari hasil perhitungan dan analisis dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan COP pada sistem refrigerasi apabila debit air pada keluaran cooling coil semakin kecil.
ANALISA PENGARUH RESIRKULASI UDARA PADA KABIN EVAPORATOR TERHADAP PERFORMANSI MESIN REFRIGERASI KOMPRESI UAP AIR CONDITIONER DENGAN REFRIGERAN R134A Hendradinata Hendradinata; Mahendra Mahendra
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 2 No 1 (2016): Jurnal PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1234.423 KB)

Abstract

Penelitian tentang Refrigerasi dan Tata Udara telah banyak di lakukan untuk mendapatkan Performansi Terbaik, dengan meninjau dari pengaruh Komponen Utama Mesin itu sendiri ataupun dari luar komponen Utama Mesin pendingin. Seperti Beban pendingin ataupun Resirkulasi udara dari kabin yang udaranya ingin dikondisikan. Oleh karena itu, Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pengaruh dari Resirkulasi udara pada kabin terhadap kinerja mesin refrigerasi kompresi uap. Metode penelitian ini adalah metode eksperimental dengan membandingkan secara langsung Resirkulasi udara dari 0 % sampai 100 % pada kabin pendingin dengan menghitung COP Ideal dari masing masing Eksperimen, kecepatan fan Evaporaotor dan Fan kondensor dikondisikan tetap. Hasil penelitian didapatkan bahwa COP tertinggi dengan nilai 4.05 terdapat pada Resirkulasi udara 20 % pada temperatur evaporator 2,5 oC. COP terendah dengan nilai 3.43 terdapat pada Resirkulasi udara 100 % pada temperatur Evaporator -2.8 oC. Arus listrik dikompresor terbesar pada resirkulasi 0 % dengan nilai 2.4 Ampere dan terkecil pada resirkulasi 100 % dengan nilai 2 Ampere.
INVESTIGASI EKSPERIMEN TATA UDARA PADA SISTEM GEOTERMAL Haryanto Haryanto; Widiyatmoko Widiyatmoko; Yulius Oktarianto
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 2 No 1 (2016): Jurnal PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1464.159 KB)

Abstract

Geothermal merupakan teknologi yang memanfaatkan suhu bumi. Terdapat dua jenis geothermal, yaitu high grade geothermal dan low grade geothermal. sistem geotermal dikembangkan dalam refrigerasi dan tata udara guna untuk efesiensi energi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh antara reservoir yang berada di permukaan tanah dan reservoir yang berada di dalam tanah terhadap COP serta kapasitas pendinginan pada pada sistem geotermal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode experimental. Pengujian koefesien performa (COP) dilakukan dengan pengambilan data temperatur, tegangan listrik, debit alairan, dan arus listrik dengan selang waktu 1 jam. Untuk mendapatkan koefesien performa (COP) dilakukan perhitungan kapasitas pendinginan (q_L ) dan daya total yang masuk pada sistem (W_(net.in)). Sehingga diketahui nilai koefesien performa (COP). Setelah didapatkan nilai kapasitas pendinginan dan COP, dibuat grafik hubungan COP terhadap waktu dan grafik hubungan kapasitas pendinginan terhadap waktu. Berdasar grafik untuk yang reserfoirnya berada di atas tanah, diketahui bahwa semakin lama, COP terus mengalami peningkatan dari 0,89 sampai 2,27 dan kapasitas pendinginannya juga terus mengalami peningkatan dari 111,3 Watt sampai 306,1 Watt. Berdasar grafik untuk yang reserfoirnya berada di atas tanah, diketahui bahwa semakin lama, COP terus mengalami peningkatan dari 1,03 sampai 2,69 dan kapasitas pendinginannya juga terus mengalami peningkatan dari 139,1 Watt sampai 361,8 Watt.COP sistem geotermal yang reserfoirnya beada di atas tanah dan di dalam tanah mendapatkan hasil yang berbeda. COP rata-ratanya dari sistem geotermal yang reserfoirnya berada di atas tanah 1,403 sedangkan COP pada sistem geotermal yang reserfoirnya berada di dalam tanah 1,529. Kapasitas pendinginan sistem geotermal yang reserfoirnya beada di atas tanah dan di dalam tanah mendapatkan hasil yang berbeda. Kapasitas pendinginannya rata-ratanya dari sistem geotermal yang reserfoirnya berada di atas tanah 211,48 Watt sedangkan kapasitas pendinginannya pada sistem geotermal yang reserfoirnya berada di dalam tanah 233,76.
RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG UNTUK CAMPURAN PAKAN TERNAK SAPI KAPASITAS PRODUKSI 30 Kg/Jam Ali Medi; Ahmad Junaidi
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 2 No 1 (2016): Jurnal PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1426.476 KB)

Abstract

Kebutuhan konsumsi daging sekarang ini semakin meningkat diikuti dengan meningkatnya populasi sapi potong di dalam negeri, hendaknya diikuti dengan peningkatan jumlah pakan demi tersedianya pakan yang cukup untuk ternak sapi.Jagung merupakan sumber pangan dan pakan di Indonesia, dalam pengolahan jagung pasti akan menghasilkan sisa berupa bonggol jagung, pengolahannya yang hanya sedikit dijadikan kerajinan tangan serta digunakan alternative pengganti kayu bakar. Melihat kandungan bonggol jagung yang kaya akan karbohidrat, memungkinkan untuk dijadikan sebagai campuran pakan ternak sapi, sehingga perlu cara yang tepat untuk mengolah bonggol jagung menggunakan mesin penghancur bonggol jagung untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak sapi.