cover
Contact Name
Dr. Asep Supianudin, M.Ag.
Contact Email
asepsupianudin@uinsgd.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
altsaqafa@uinsgd.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
ISSN : 02165937     EISSN : 26544598     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 182 Documents
Ideologi Perlawanan dalam Puisi Acep Zamzam Noor: Kritik Poskolonial - Marxis Deni Sapta Nugraha; Zuriyati Zuriyati; Siti Gomo Attas
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 17, No 2 (2020): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v17i2.10074

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengungkap ideologi perlawanan dalam puisi “Penyataan Cinta” karya Asep Zamzam Noor yang ditulis pada tahun 1998. Puisi ini menyiratkan respon yang begitu khas bernuansa protes, kritik, dan menunjukan aspek perlawanan yang dibungkus dengan satu frasa “pernyataan cinta”. Pengungkapan ideologi perlawanan dalam puisi tersebut dianalisis dengan pendekatan kritik sastra marxis dan poskolonial dengan metode baca-catat. Pembacaan dilakukan berulang-ulang untuk menemukan maksud dan gagasan ideologi perlawanan. Dari sudut pandang marxis, puisi tersebut menyiratkan hubungan realistik antara struktur teks dengan struktur konteks. Penyair juga terlibat dalam proses sejarah yang tidak hanya melibatkan individu namun juga secara sosial.  Pada larik-larik puisi Penyataan Cinta terpotret nuansa poskolonial yang memunculkan keberpihakan terhadap kaum marjinal. Marjinalitas akhirnya menjadi realitas dan cinta menjadi ideologi perlawanan yang ironis, pedih, dan menyedihkan.
Hak-hak Anak dan Ideologi Orang Dewasa: Kajian Mitos Roland Barthes dalam Novel Grafis Salma Ta’rifu Huquuqaha Reza Sukma Nugraha; Afnan Arummi; Tri Yanti Nurul Hidayati
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 17, No 2 (2020): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v17i2.10095

Abstract

Sebagai bacaan anak, novel grafis Salma Ta’rifu Huquuqahaa (STH) karangan Fathimah al-Ma’dul menunjukkan karakteristik yang relevan dengan sastra anak. Selain ditampilkan dengan ilustrasi yang dapat menarik perhatian pembaca anak, narasinya pun menunjukkan unsur didaktik yang jelas, yaitu kesadaran akan hak-hak anak dan kepedulian terhadap lingkungan sosial. Moral tersebut ditampilkan melalui karakter anak bernama Salma. Akan tetapi, permasalahan muncul dalam karakterisasi Salma yang menjadi tokoh utama sekaligus penyampai moral. Selain itu, representasi moral di dalamnya perlu dibaca secara kritis agar maknanya dapat ditangkap oleh pembaca, baik pembaca anak-anak maupun pembaca umum. Oleh karena itu, dilakukan penelitian kualitatif dengan menggunakan teori Semiotika Roland Barthes sebagai pendekatan. Dengan melakukan pembacaan bertahap (signifikansi) terhadap tanda-tanda yang ada di dalam teks, diperoleh hasil bahwa teks STH menampilkan moral terkait kesadaran akan hak-hak anak dalam rangka melakukan sosialisasi Konvensi Hak-hak Anak PBB sebagai pedoman hak-hak anak secara global. Selain itu, mitos yang diungkapkan melalui sosialisasi itu adalah kampanye terhadap hak-hak anak di Mesir yang digagas oleh Suzanne Mubarak pada saat teks diterbitkan (2016).
Changes and Existence of Rivers in Cirebon City 1900-1942 Faisal Arif; Anwar Sanusi; Didin Nurul Rosidin; Aditia Muara Padiatra
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 17, No 2 (2020): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v17i2.10136

Abstract

In the Hindu-Buddhist period until the VOC, the role of the river was very important, because the river was the main highway that was easy and needed by the people of Cirebon as a means of transportation to connect the coastal area (Port) with the interior (hinterland). But during the Dutch East Indies, the existence of rivers in the city of Cirebon has been changed. As the underlying factors, the change in the existence of a river is: firstly, Along with the time and technology development also the increasing of goods and services needs that continue to the needs of exploitation of colony, as well as for make efficient the distribution of goods and services, which then continues to the Government of the Indies-Netherland make the change from river transportation modes to many modes of land transportation development like highways and trains, secondly, unhealthy river ecological conditions also influence, so many people are often affected by disease outbreaks due to unhealthy river conditions and when the rainy season comes, the river overflows and floods people's homes (flooding). These factors are the background of the Indies-Netherland government to make a change to the existence of rivers in the city of Cirebon, such as dredging the Old River "Kali Bacin", normalizing Sukalila River, normalizing Sipadu River and making drainage (culverts).
Islam dan Politik Kesehatan Pemerintah Hindia Belanda di Batavia Akhir Abad ke-19 abdul baits Yusef
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 18, No 1 (2021): Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v18i1.10173

Abstract

AbstractThis research seeks to explain how about health politics in Batavia and its relation with the Islamic doctrine in Netherlands-Indie at the end of the th-19 century. The historical approach taken in this study aims to reconstruct historical events through the Heuristic (Finding and collecting sources), Criticism (Testing of the content and physical sub-sources), Interpretation (Analyzing and synthesizing sources) and Historiography (interpretation and compilation of facts). so that it becomes a historical writing). The results of the research are; (1) The end of the th-19 century was of historical importance for the development of medical science and medical facilities in the Dutch East Indies, (2) Batavia became an important place for the early development of medical and medical schools, (3) Islamic teachings had a major influence on the views of the doctors, they admit that the teachings of Islam are useful to strengthen their arguments in campaigning for hygiene in colonies. Keywords: Islam, Health Politics, Batavia AbestrakPenelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana relasi politik kesehatan di Batavia dan kaitannya dengan doktrin Islam di Hindia Belanda pada akhir abad ke-19. Pendekatan historis yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk merekontruksi peristiwa sejarah melalui metode Heuristik (Mencari dan mengumpulkan sumber), Kritik (Pengujian terhadap isi dan fisik suber-sumber), Interpretasi (Menganalisis dan mengsintesis sumber) dan Historiografi (penafsiran dan penyusunan fakta-fakta sehingga menjadi sebuah tulisan sejarah). Hasil dari penelitian adalah; (1) Akhir abad ke-19 adalah sejarah penting bagi perkembangan ilmu kedokteran dan pasilitas medis di Hindia Belanda, (2) Batavia menjadi tempat penting bagi perkembangan awal medis dan sekolah-sekolah kedokteran, (3) Ajaran Islam memberikan pengaruh besar terhadap pandangan para dokter, mereka mengakui bahwa ajaran Islam berguna untuk memperkuat argumen mereka dalam mengampanyekan higiene di tanah jajahan. Kata Kunci: Islam, Politik Kesehatan, Batavia
Gagasan Dewi Sartika pada Tahun 1904-1947 dalam Perspektif Islam Elis Faujiah; Samsudin -
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 17, No 2 (2020): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v17i2.10402

Abstract

Raden Dewi Sartika sosok perempuan pembawa perubahan, perempuan yang melanjutkan perjuangan dan gagasan Kartini dan menjadikan gagasan tersebut dalam bentuk nyata yaitu dengan mendirikan Sekolah Kautamaan Istri di Bandung. Tak hanya di bidang pendidikan, pengaruh perjuangan Dewi Sartika juga berdampak pada isu emansipasi wanita, atau sering kita dengar dewasa ini dengan sebutan konsep feminism . Dalam tulisan ini penulis mencoba untuk mengutarakan pemikiran atau pandangan Raden Dewi Sartika dalam menjalankan agama islam, yang mana seperti kita tahu bahwa agama Islam adalah agama yang selalu menjunjung tinggi kehormatan wanita dan memberikan ruang bebas kepada wanita untuk berpendidikan, berpolitik, berbisnis, memiliki status sosial dan lain  sebagainya. Untuk mendapat data yang valid, metode yag digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian  yaitu pemilihan topik, pengumpulan sumber ( heuristik), kritik intern dan ekstern (verifikasi), analisis dan interpretasi (penafsiran), dan penyajian dalam bentuk tulisan (Historiografi). Pandangan dan pemikiran Dewi sartika tak lepas dari pengaruh dari kondisi sosial dan budaya pada masa kolonial yang banyak merenggut hak-hak perempuan.
PERUBAHAN DARI KABUPATEN LIMBANGAN KE KABUPATEN GARUT (1813-1942) farizal hami; Samsudin farizal hami
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 18, No 1 (2021): Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v18i1.10418

Abstract

ABSTRAKThe results of research on the Change from Limbangan Regency to Garut Regency, which in it discusses the History of the Name of the City of Garut, the History of the Entry of Islam to Garut Regency, the Cultural Heritage of Garut, and Tourism and Leading Potential in Garut Regency The purpose of this research is to improve knowledge about Garut. By conducting heuristic research methods, criticism, interpretation and historiography, it is hoped that we can see more closely the background about Garut. The sources used, namely from books, journals, and interviews, with the study of the closest library, namely the Garut library, and the Garut district culture and tourism service, and field work. The conclusion of this study shows that before becoming Garut district, it was Limbangan district which was replaced by GG Daedenles. Also the first time Islam came to Garut district was brought by Arif Muhammad or who is often called the Embah Dalem Arif Muhammad, he was a Mataram soldier who fled because of his failure to attack the VOC in Batavia, because he was afraid to be angry and cancel, finally he decided to run to Cangkuang Temple, Knampung Pulo and Islamic school there. There are also busaya heritages that are very famous and become a characteristic of Garut district, one of which is the Garutsquare there is a building whose name is Babwisata this place is used for ceremonial officials. And there is also tourism and the potential for excellence in the famous Garut district, one of which is beach tourism in Garut, the superiority of the sheep owned by Garut district.
Kampung Naga Tasikmalaya; Tinggalan Budaya Eksotik dan Edukatif Ismanto Ismanto
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 17, No 2 (2020): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v17i2.10454

Abstract

Tulisan ini ingin menjelaskan tentang keberadaan Kampung Naga yang menarik untuk diteliti dari berbagai aspeknya baik arsitektur, etnografi, mitologi, ritual, perilaku, filsafat hidup, nilai kearifan lokal, seni budaya dan pariwisata. Metode penelitian dilakukan dengan cara studi literatur dan sumber-sumber tulisan yang dapat dilacak melalui browsing di internet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa objek Kampung Naga memiliki daya magnetitude bagi para peneliti maupun masyarakat untuk mengetahui dan memahami seluk beluk Kampung Naga dalam berbagai aspeknya. Sehingga nilai eksotik, etik dan estetiknya menjadi modal eksistensi dan kebertahanan Kampung Naga sebagai objek wisata yang tetap dikunjungi banyak orang, dari mulai masyarakat umum sebagai wisatawan domestik, wisatawan mancanegara, akademisi dan para peneliti.
Kehidupan Keberagamaan Masyarakat Kampung Adat Dukuh Cikelet - Garut Jawa Barat Fahmi Mohamad Ansori; Dadan Rusmana; Ajid Hakim
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 17, No 2 (2020): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v17i2.10455

Abstract

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkonstruksi keberlangsungan dan perubahan (continuity and change) kehidupan sosio-religius-kultural masyarakat Kampung Adat Dukuh Cikelet Garut, Jawa Barat.  Teori yang digunakan dalam artikel ini adalah teori[1] [2] [3] [4] [5]  Perilaku Sosial Robert Byrne, dia  membagi ke dalam lima faktor penyebab prilaku sosial pada diri individu masyarakat ataupun masyarakat secara komunal, yaitu (1) prilaku orang lain (2) proses kognitif (3) variable-variable lingkungan (4) konteks budaya, dan (5) faktor biologis. Tulisan ini dapat menyajikan kesimpulan sebagai berikut. Pertama, sebagai bagian dari kampung adat, masyarakat Kampung Dukuh tetap memegang teguh kepercayaan dan tradisi yang mengakulturasikan Islam dan tradisi setempat, yang mengandung nilai kearifan lokal yang bercirikan budaya Sunda. Mereka melaksanakan ritual keagamaan, meski dengan tingkat intensitas yang beragam sesuai dengan kapasitas masing-masing. Secara komunal, mode kelembagaannya lebih menjunjung norma adat. Kedua, tradisinya dilakukan secara turun temurun, meskipun terdapat beberapa pergeseran tradisi keagamaan, baik  disebabkan faktor internal maupun eksternal
PASANG SURUT TAREKAT QADIRIYAH WA NAQSYABANDIYAH DI PANGGUL TRENGGALEK (1968-1998) Anma Muniri
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 18, No 1 (2021): Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v18i1.11455

Abstract

ABSTRACT Tarekat is a Sufistic path taken by a follower through the murshid as someone who becomes a role model. One of the most massive tarekat in Panggul, Trenggalek is the Qadariyyah wa Naqsyabandiyah (TQN) order. The first TQN was brought by Kyai Makki Muharram from Kediri and then took Kyai Ngakasah to become a murshid in 1968. The Kyai's role was very large in spreading TQN in Panggul, Trenggalek. It is proven that there are three large Islamic boarding schools that are cared for by well-known kiai such as the Sabilul Hidayah Islamic Boarding School which is cared for by Kyai Zainal Abidin, the Al Huda Islamic Boarding School which is managed by Kyai Tohir and the Nglebeng Islamic Boarding School which is cared for by Kyai Ngakasah which is very influential in the spread of TQN. The purpose of this study was to reveal the history of TQN in Panggul 1968-1998. This study uses historical research methods using a qualitative approach. There are several findings in this study. First, the massive background of TQN in Panggul Trenggalek. Second, the influence of kyai and pondok pesantren in the spread of TQN. Third, the influence of Islamic boarding schools as the center of TQN development.Keywords: Islamic Boarding School, Kiai, Panggul Trenggalek, TQN
Tatanan Keyakinan Masyarakat Sunda (Sunda Wiwitan) di Era 4.0 Hisam Ahyani; Jagad Rayana; Ahmad Hapidin
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 18, No 1 (2021): Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v18i1.12331

Abstract

The belief system in a society today in an all-digital era can be formed by itself, meaning that the trust of a society is formed naturally. Where the belief system is a way of life that is believed by a community in carrying out its socio-religious life. The Sundanese people as an ethnic group that still exists in Indonesia today have an interesting and unique original belief system, namely Sunda Wiwitan. Sunda wiwitan as a good teaching and can be practiced for the Islamic community, especially in Indonesia in the digital era like today (the era of disruption 4.0) is First, the Sundanese people as one of the second largest tribes in Indonesia after the Javanese, have a pattern and model of Religiosity which is high, interesting and unique which is relevant in the Sunda Wiwitan religion which is still being preserved in the Baduy indigenous peoples in Banten Province and West Java Province. Second, the pattern of religiosity offered by the Sunda Wiwitan community in the 4.0 era included polite attitudes and behavior, and servitude with the term "Sang Hyang Kersa" in the form of prose. Third, the pattern that is preserved in the religiosity that exists in Sunda Wiwitan, today in the 4.0 era (digital/disruption) is able to influence various aspects of people's lives that exist in the Sundanese, namely as is often practiced in social, religious, political, and development life. As a result, the current pattern of religiosity rather than Sundanese diversity in the 4.0 era is relevant, as evidenced by the many Sundanese people who are involved in the world of politics and development. In addition, the form of embodiment of god consciousness (not atheist), and cultural awareness (maintaining the cultural mandate of the Sundanese ancestors) is a real proof of the values of Sundanese wiwitan religiosity.

Page 1 of 19 | Total Record : 182