cover
Contact Name
Siti Juariah
Contact Email
sitijuariah@univrab.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
sitijuariah@univrab.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota pekanbaru,
Riau
INDONESIA
Klinikal Sains (Jurnal Analis Kesehatan)
Published by Universitas Abdurrab
ISSN : 23384921     EISSN : 26141515     DOI : -
Jurnal klinikal sains program studi analis kesehatan adalah jurnal ilmiah yang membahas tentang kompetensi analis kesehatan yang meliputi kompetensi Mikrobiologi, Hematologi, Parasitologi, Imunoserologi, Toxikologi, dan Kimia Klinik. Jurnal klinikal sains akan terbit setiap enam bulan, dalam satu periode setiap tahun ajaran akan terbit dua kali yakni pada bulan Juni dan Desember.
Arjuna Subject : -
Articles 104 Documents
UJI DAYA HAMBAT Klebsiella pneumonia MENGGUNAKAN EKSTRAK KULIT NANAS (Ananas comosus L. Merr) Juariah, Siti; Adillah, M. Rizqi
Klinikal Sains (Jurnal Analis Kesehatan) Vol 6 No 2 (2018): Desember
Publisher : Analis Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.166 KB)

Abstract

Bakteri Klebsiella pneumoniae merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang yang merupakan salah satu bakteri pathogen yang penting dirumah sakit karena dapat menyebabkan infeksi nosokomial. Nanas (Ananas comosus L. Merr) merupakan tanaman buah yang mengandung seyawa tannin, flavonoid, steroid dan triterpenoid yang diduga memiliki efek anti bakteri untuk menghambat pertumbuhan bakteri Klebsiella pneumoniae. Tujuan dari penilitian ini adalah untuk menentukan diameter zona hambat ekstrak kulit nanas terhadap bakteri Klebsiella pneumoniae. Jenis penilitian yang digunakan dalam penilitian ini adalah Eksperimental Laboratory secara invitro. Hasil penilitian ini menunjukkan bahwa ekstrak kulit nanas dapat menghambat pertumbuhan Klebsiella pneumoniae ditunjukan dengan terbentuknya zona hambat pada konsentrasi 7,5% terbentuk zona hambat 7,3 mm dan pada konsentrasi 10% menghasilkan zona 1,9 mm. Hal ini menunjukan ekstrak kulit nanas dapat digunakan untuk menghambat bakteri Klebsiella pneumonia.
UJI EFEKTIVITAS GETAH TANDAN PISANG AMBON (Musa paradisiaca var.sapientum) TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus Juariah, Siti
Klinikal Sains (Jurnal Analis Kesehatan) Vol 5 No 1 (2017): Juni
Publisher : Analis Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.564 KB)

Abstract

Pisang (Musa paradisiaca) merupakan buah yang umum dan banyak digemari dan dikomsumsi oleh masyarakat luas. Pisang (Musa paradisiaca) memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, bukan hanya sebagai sumber energi yang kaya akan karbohidrat, vitamin C, vitamin A dan vitamin D.  Pisang ambon (Musa paradisiaca var.sapientum) memiliki khasiat sebagai pencernaan dan bagian dari tumbuhan pisang ambon memiliki banyak manfaat salah satunya getah tandan pisang ambon mampu untuk menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri. Tujuan penelitian ini untuk menentukan zona hambat getah tandan pisang ambon dalam menghambat Staphylococcus aureus. Metode penelitian yang dilakukan adalah experimental laboratory secara in vitro. Dari hasil penelitian uji efektivitas getah tandan pisang ambon (Musa paradisiaca var.sapientum) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus didapatkan zona terbesar pada konsentrasi 100 %. Peneliti menyarankan bagi masyarakat untuk memanfaatkan tumbuhan alam untuk pengobatan, terutama untuk masalah pengetahuan dan pengobatan. Getah tandan pisang ambon (Musa paradisiaca var.sapientum) dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus sebesar 36.94% pada konsentrasi 25%, 37% pada konsentrasi 50%, 48.68% pada konsentrasi 75% serta 55.72% pada konsentrasi 100% jika dibandingkan dengan control positif clorampenicol.
UJI MORTALITAS LALAT RUMAH (Musca domestica) SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK KULIT DUKU (Lansium domesticum Corr.) Adi, Darmadi; Anita, Desi
Klinikal Sains (Jurnal Analis Kesehatan) Vol 6 No 1 (2018): Juni
Publisher : Analis Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.188 KB)

Abstract

Lalat rumah (Musca domestica) merupakan serangga yang membawa bibit penyakit yang bersumber dari sampah, limbah buangan rumah tangga dan sumber kotoran lainnya. Salah satu penyakit yang sering ditularkan oleh lalat rumah (Musca domestica) adalah diare. Upaya pengendalian dan pemberantasan lalat yaitu dengan penggunaan insektisida alami. Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai insektisida alami adalah ekstrak kulit duku (Lansium domesticum Corr.). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mortalitas lalat rumah (Musca domestica) serta mengetahui senyawa yang terkandung dalam ekstrak kulit duku. Penelitian menggunakan metode eksperimental laboratory dengan design penelitian posttest  only control group design. Ekstrak kulit duku dibuat dengan beberapa konsentrasi yaitu 5%, 10% dan 15% kemudian disemprotkan pada lalat rumah dan diamati selama 1 jam. Berdasarkan hasil penelitian esktrak kulit duku mengandung senyawa flavonoid, saponin dan triterpenoid. Rerata kematian lalat rumah (Musca domestica) pada konsentrasi 5% mampu membunuh 5 ekor dalam waktu 27 menit, 10% mampu membunuh 5 ekor dalam waktu 18 menit, sedangkan 15% mampu membunuh 5 ekor lalat rumah dalam waktu 12 menit. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit duku (Lansium domesticum Corr.) berfungsi sebagai insektisida alami disebabkan adanya senyawa metabolit sekunder yang aktif dalam membunuh lalat rumah (Musca domestica).   Kata Kunci          : Insektisida, Musca domestica, Lansium domesticum   Corr.
uji mortalitas Larva nyamuk Aedes aegypti setelah pemberian ekstrak daun pare (momordica charantia L) kurniati, ilham
Klinikal Sains (Jurnal Analis Kesehatan) Vol 5 No 2 (2017): Desember
Publisher : Analis Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.248 KB)

Abstract

Penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD) merupakan penyakit demam akut terutama menyerang anak-anak tetapi juga menyerang orang dewasa yang dapat menyebabkan kematian. Penyebab penyakit DBD ini adalah virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk biasanya digunakan insektisida kimia antara lain, organoklorin, kabamat dan DEET. Dampak negatif yang dapat mengganggu manusia dari penggunaan insektisida kimia yaitu sakit kepala, kejang otot, dan kelumpuhan. Dampak negatif yang dapat menggangu hewan dari penggunaan insektisida kimia yaitu punahnya spesies serta peledakan hama. Dampak negatif yang dapat menggangu lingkungan dari penggunaan insektisida kimia yaitu gangguan keseimbangan lingkungan dan kesuburan tanah berkurang Salah satu tanamanyang diduga bisa digunakan sebagai insektisida nabati adalahdaun  pare (Momordica charantia L).Daun Pare (Momordica charantia L.) mengandung  senyawa alkaloid, flavonoid, triterponoid dan saponin yang dapat digunakan sebagai larvasida.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun Pare (Momordica charantia L.) terhadap kematianlarva Aedesaegypti. Desain penelitian ini adalah eksperimen Laboratorium secara invitro dengan cara pengujian ekstrak daun pare terhadap kematian larva Aedes aegypti Percobaan dilakukan dengan ekstrak daun pare dengan 6 perlakuan dan 4 kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan Persentasi kematian larva Aedes aegypti pada konsentrasi 5% adalah 50% . Persentasi kematian larva Aedes aegypti pada konsentrasi 10%, 15% dan 20% adalah 100%.Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesimpulan konsentrasi paling efektif yaitu konsentrasi 10%.
TOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN KETAPANG (Terminalia catappa) TERHADAP LARVAArtemia salina LeachMENGGUNAKAN METODE Brine Shirmp Lethality Test (BSLT) surya, alfin
Klinikal Sains (Jurnal Analis Kesehatan) Vol 6 No 2 (2018): Desember
Publisher : Analis Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (25.637 KB)

Abstract

Daun ketapang merupakan salah satu bahan obat tradisional yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti insomnia, liver, kardiovaskular dan pernafasan.Penelitian ilmiah sebelumnya menyatakan daun ketapang mengandung senyawa flavonoid, fenolik dan saponin.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui toksisitas dari ekstrak metanol daun ketapang menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Ekstrak dibuat dengan cara maserasi menggunakan pelarut metanol. Uji toksisitas dilakukan dengan menggunakan larva udang Artemia salina Leach yang berumur 48 jam. Efek toksik ekstrak diidentifikasi dengan presentase kematian larva udang menggunakan analisis probit (LC50).Daun ketapang memiliki kandungan fitokimia meliputi flavonoid dan saponin.Penelitian ini menunjukkan ekstrak daun ketapang bersifat sangat toksik (LC50 sebesar 56 ppm) sehingga bisa dijadikan bahan obat.
UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium Sativum) TERHADAP LARVA Anopheles Sp
Klinikal Sains (Jurnal Analis Kesehatan) Vol 5 No 1 (2017): Juni
Publisher : Analis Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.633 KB)

Abstract

Penyakit malaria merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Anopheles sp. Diperkirakan 35% penduduk Indonesia tinggal di daerah beresiko tertular malaria. Di Indonesia terdapat 15 juta kasus malaria setiap tahun dan 30.000 diantaranya meninggal dunia. Untuk menanggulangi masalah tersebut dilakukan upaya pengendalian penyakit malaria dengan cara memutus mata rantainya yaitu membunuh larva Anopheles dengan menggunakan ekstrak bawang putih (Allium sativum). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ekstrak bawang putih (Allium sativum) dapat menghambat larva Anopheles sp. Jenis penelitian yang digunakan adalah Eksperimen Laboratorium secara invitro, dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa berdasarkan deret konsentrasi ekstrak bawang putih 0,3% larva yang mati 27,5%, konsentrasi 0,5% larva yang mati 47,5%, konsentrasi 0,7% larva yang mati 65% dan konsentrasi 0,9% larva yang mati 77,5%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat efek larvasida dari ekstrak bawang putih terhadap pertumbuhan larva Anopheles sp.
TOKSISITAS EKSTRAK DAUN MATOA (Pometia pinnata) TERHADAP LARVA (Artemia salina L) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST Surya, Alfin
Klinikal Sains (Jurnal Analis Kesehatan) Vol 6 No 1 (2018): Juni
Publisher : Analis Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.634 KB)

Abstract

Matoa (Pometia pinnata) adalah salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai tanaman obat. Orang menggunakan matoa pada buah saja sementara bagian lain seperti daun masih sedikit dimanfaatkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun etil asetat mengandung senyawa fenolik dan flavonoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi toksisitas ekstrak etil asetat daun matoa terhadap larva Artemia salina menggunakan metode BSLT. Hasil yang diperoleh dianalisis oleh tabel probit untuk menemukan nilai LC50 (Lethal Concentration 50). Nilai LC50 diperoleh berdasarkan uji toksisitas ekstrak etil asetat daun matoa pada 183 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak tersebut sangat toksik terhadap uji mortalitas larva Artemia.
IDENTIFIKASI ZAT PEWARNA MAKANAN RHODAMIN B DAN METHANIL YELLOW PADA JAJANAN ANAK SD DI SDN RAWA BUAYA 05 PT DAN 08 PG JAKARTA BARAT apriani, apriani -
Klinikal Sains (Jurnal Analis Kesehatan) Vol 5 No 2 (2017): Desember
Publisher : Analis Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.998 KB)

Abstract

Penggunaan pewarna sintetis telah diatur penggunaannya dalam makanan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1168/menkes/PER/X/1999, namun masih banyak penggunaan pewarna sintetis yang telah dilarang seperti rhodamin B dan methanil yellow. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah zat pewarna berbahaya (rhodamin B dan methanil yellow) masih terdapat pada jajanan anak SD, khususnya di SD 02,03,05 dan 07,08 Jakarta Barat. Sampel jajanan yang diuji berjumlah 20 sampel. identifikasi sampel dilakukan di BBLK (Balai Besar Laboratorium Kesehatan) pada bulan Juli-Agustus 2017. Identifikasi pewarna dilakukan dengan Kromatografi Lapis Tipis dengan pengulangan menggunakan Kromatografi Kertas dan penegasan menggunakan sinar lampu UV 254nm. identifikasi digunakan dua eluen yang berbeda eluen 1 yaitu etil metil keton, aseton, dan air dengan perbandingan 70:30:30 dan eluen 2 yaitu 2 gr NaCl dalam 100 ml etanol 50%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ditemukannya pewarna rhodamin B dan methanil yellow dalam 20 sampel jajanan tersebut.
OPTIMALISASI ASAM KLORIDA PADA PROSES HIDROLISIS LIMBAH AMPAS SAGU(Metroxylon,sp) TERHADAP KADAR GLUKOSA Devitria, Rosa
Klinikal Sains (Jurnal Analis Kesehatan) Vol 6 No 2 (2018): Desember
Publisher : Analis Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.268 KB)

Abstract

Ampas sagu belum banyak dimanfaatkan sampai saat ini, sehingga banyak yang dibuang limbahnya tanpa diolah terlebih dahulu. Ampas sagu ini mengandung pati yang cukup tinggi, dimana pati-pati tersebut terikat kuat dengan lignoselulosa (selulosa, hemiselulosa, dan lignin). Selulosa yang terdapat pada ampas sagu dapat diubah menjadi glukosa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi optimum Asam Klorida pada saat proses hidrolisis terhadap kadar glukosa yang diperoleh. Konsentrasi asam klorida yang digunakan adalah 1 N, 2 N, 3 N, 4 N, dan 5 N. Proses hidrolisis dilakukan dengan menggunakan Asam Klorida dengan perbandingan 1:10 (w/v) pada suhu 80ºC selama 60 menit, setelah itu dianalisa secara kuantitatif dengan metode Nelson-Somogyi untuk mengetahui kadar glukosa. Hasil penelitian menujukan bahwa konsentrasi optimum Asam Klorida pada penelitian adalah 3 N yang menghasilkan rata-rata glukosa sebesar 52,26 ppm    
MORTALITAS LARVA NYAMUK Aedes aegypti SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN MANGKOKAN (Nothopanax scutellarium) Kurniati, Ilham
Klinikal Sains (Jurnal Analis Kesehatan) Vol 5 No 1 (2017): Juni
Publisher : Analis Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (121.12 KB)

Abstract

Deman berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dengan vektor nyamuk Aedes aegypti. Biasanya pemberantasan Aedes sp menggunakan bahan kimia yang dapat merusak keseimbangan lingkungan. Maka perlu dilakukan pengendalian vektor yang lebih aman yaitu menggunakan insektisida alternatif dari tumbuhan dan ramah lingkungan. Salah satunya yaitu daun mangkokan (Nothopanax scutellarium). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti terhadap pemberian ekstrak daun mangkokan (Nothopanax scutellarium). Metode penelitian ini bersifat eksperimen laboratorium secara in vitro menggunakan larva Aedes aegypti dengan kosentrasi yang berbeda 1% , 3% , 5% , 7 % kontrol negatif (akuades) dan kontrol positif (abate). Penelitian ini dilakukan dengan empat kali pengulangan selama 1 x 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kosentrasi 1% mortalitas larva Aedes aegypti 10%, kosentrasi 3% mortalitas larva Aedes aegypti 80%, pada kosentrasi 5% dan 7% mortalitas larva Aedes aegypti mencapai 100%. Kontrol positif larva Aedes aegypti semua mati, sedangkan pada kontrol negatif tidak terdapat larva  Aedes aegypti  yang mati. Kesimpulannya bahwa ekstrak daun mangkokan (Nothopanax scutellarium) dapat menyebabkan kematian larva nyamuk Aedes aegypti. Kosentrasi yang paling efektif terhadap mortalitas larva Aedes aegypti  yaitu 5% yang mampu membunuh 10 ekor larva Aedes aegypti dalam kurun waktu 24 jam.

Page 1 of 11 | Total Record : 104