cover
Contact Name
Mugi Mulyono
Contact Email
mulyonomugi@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
mulyonomugi@gmail.com
Editorial Address
Sekolah Tinggi Perikanan, Jalan AUP Pasar Minggu, Jakarta Selatan
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT)
ISSN : 14107694     EISSN : 26549581     DOI : 10.15578
Core Subject : Agriculture,
JURNAL KELAUTAN DAN PERIKANAN TERAPAN (JKPT) ISSN Print: 1410-7694,ISSN Online: 2654-9581 adalah Jurnal yang diasuh oleh Sekolah Tinggi Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP), Kementerian Kelautan dan Perikanan – KKP, dengan tujuan menyebarluaskan informasi tentang perkembangan ilmiah bidang kelautan dan perikanan di Indonesia.
Arjuna Subject : -
Articles 101 Documents
PENGEMBANGAN DESAIN PERANGKAT AIS UNTUK NELAYAN TRADISIONAL Ari Kuncoro; Ma'muri Ma'muri; Muhammad Agus
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 3, No 1 (2020): JKPT Juni 2020
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.633 KB) | DOI: 10.15578/jkpt.v3i1.8227

Abstract

Nelayan tradisional beroperasi menggunakan perahu berpenggerak mesin dan dayung dengan kapasitas dibawah 5 GT, tanpa dilengkapi peralatan pelayaran untuk komunikasi dan navigasi. Permasalahan timbul ketika terjadi kecelakaan laut yang menimpa nelayan, akan kesulitan untuk dilakukan pencarian atau pertolongan. KKP bersama Labs247 pada tahun 2017 membuat perangkat navigasi yaitu alat Pemantauan Kapal Berbasis AIS, alat ini seperti perangkat mobile yang digunakan diperahu nelayan tradisional untuk diawasi oleh pihak pengawas lalu lintas laut. Namun alat Pemantauan Kapal Berbasis AIS dirasa kurang kecil dan kompak serta tidak adanya socket untuk me-recharge baterai. Tujuan penelitian untuk mendesain ulang alat Pemantauan Kapal Berbasis AIS dengan membuat desain casing baru dan desain bracket untuk meletakkan perangkat Pemantauan Nelayan Berbasis AIS yang disingkat PELAYAR’S. Metode menggunakan analisis deskriptif melalui pengambilan data dilapangan dan internet yang dilanjutkan dengan membuat desain perangkat PELAYAR’S dengan menggunakan AutoCAD 2014  dan Sketch-up 2014. Dari penelitian dihasilkan desain casing dengan volume 3000 cm3 disertai socket untuk me-recharge baterai, serta desain bracket. Setelah desain perangkat PELAYAR’S ini jadi, tahap selanjutnya akan dibuat prototipe agar dapat dipakai nelayan tradisional saat melaut. Pemakaian perangkat PELAYAR’S akan mempermudah pengawasan nelayan tradisional dilaut, sehingga saat terjadi kondisi darurat nelayan tradisional dapat menggunakan perangkat PELAYAR’S untuk meminta pertolongan.
KAJIAN BIOEKOLOGI IKAN KARANG CHAETODONTIDAE SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR UNTUK MENDETEKSI KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI PERAIRAN TAMAN NASIONAL KEPULAUAN TOGEAN, SULAWESI TENGAH Ratna Suharti; Kresna Yugha Saktiawan; Basuki Rachmad; Heri Triyono; Dadan Zulkifli
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 1, No 1 (2018): JKPT Juni 2018
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (934.365 KB) | DOI: 10.15578/jkpt.v1i1.7248

Abstract

Taman Nasional Kepulauan Togean memiliki kekayaan hayati bawah laut sangat besar, salah satunya adalah ikan family Chaetodontidae yang memiliki keterkaitan erat dengan kondisi fisik terumbu karang sehingga ikan ini dapat dijadikan sebagai indikator kondisi ekosistem terumbu karang. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengamati komposisi jenis dan sebaran serta mengkaji bioekologi ikan famili Chaetodontidae di perairan Taman Nasional Kepulauan Togean, Provinsi Sulawesi Tengah yang dilaksanakan di 15 stasiun  pada bulan Februari - Mei 2017. Pengambilan data ikan menggunakan metode UVC. Analisis isi lambung dilakukan menggunakan metode index of preponderance (IP). Komposisi ikan Family Chaetodontidae di Taman Nasional Kepulauan Togean terdiri dari 12 spesies dari 3 genera. Indeks keanekaragaman (H’) berkisar antara 0,92 – 2,05, indeks keseragaman (E) berkisar antara 0,83 – 1,00  serta indeks dominansi (C) berkisar antara 0,14 – 0,44. Hasil analisis makanan pada Family Chaetodontidae ditemukan 8 jenis makanan, dan bersifat hard coral feeder. Berdasarkan penilaian ekologi mengindikasikan bahwa keadaan terumbu karang di perairan Taman Nasional Kepulauan Togean masih dalam keadaan baik, kecuali pada Pulau Waleakodi cenderung telah mengalami kerusakan. Pengelompokan kesamaan spesies membentuk kelompok yang mengerucut ke perairan Pulau Togean, menunjukkan bahwa hampir seluruh spesies ikan family Chaetodontidae ditemukan terdapat di Pulau Togean.Parameter perairan meliputi kecepatan arus, salinitas dan suhu tergolong layak.
GAMBARAN HEMATOKRIT DARAH IKAN LELE SANGKURIANG (CLARIAS GARIEPENUS) YANG DIBERI PAKAN SERBUK DAUN MAJAPAHIT(CRESENTIA CUJETE L.) DAN DIINFEKSI DENGAN BAKTERI AEROMONAS HYDROPHILA Sri Rahmaningsih; Muhammad Zenuddin; Achmad Sudianto
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 1, No 2 (2018): JKPT Desember 2018
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.317 KB) | DOI: 10.15578/jkpt.v1i2.7334

Abstract

Pengukuran hematologis darah ikan dapat dijadikan sebagai indikator kesehatan ikan. Salah satu penyakit yang sering menyerang pada budidaya ikan lele sangkuriang (Clarias Gariepenus) adalah penyakit bercak merah atau penyakit MAS (Motile Aeromonas Septicemia) yang dapat menyebakan tingkatmortalitas tinggi. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila, yang termasuk bakteri gram negatif. Salah satu alternatif yang digunakan untuk mengatasi permasalahan serangan penyakit adalah dengan menggunakan bahan alami yang aman dan ramah lingkungan. Tumbuhan   dapat dijadikan sebagai antibakteri dan imunostimulan, misalnya  tumbuhan majapahit (Crescentia cujete L.) yang mempunyai  kandungan kimia pada daun, batang dan daun.  Kandungan  bahan aktif tersebut  adalah flavonoid, tanin,  polifenol dan saponin. Penggunaan imunostimulan dalam budidaya perikanan dilaporkan dapat meningkatkan ketahanan tubuh terhadap resistensi patogen selama masa periode stress seperti saat griding, reproduksi, pengangkutan dan vaksinasi. Kadar  hematokrit  adalah salah satu parameter hematologis yang  digunakan untuk  mengetahui  dampak infeksi  dari  A.  Hydrophila. Penelitian ini bertujuan untuk  mengetahui pengaruh  serbuk daun majapahit (Crescentia cujete L.)  sebagai bahan imunostimulan  pada benih ikan lele sangkuriang  (Clarias gariepenus) yang terinfeksi  oleh bakteri Aeromonas hydrophyla terhadap gambaran hematokritnya. Metode yang dipakai adalah menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan  4 perlakuan dan 3 x ulangan serta analisa data menggunakan ANOVA. Kesimpulan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dosis terbaik yang menunjukkan nilai hematokrit tertinggi adalah pada perlakuan A dengan dosis 7.5%.
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS IKAN LELE (Clarias sp.) SISTEM BIOFLOK DI PESANTREN MODERN DARUL MA’ARIF LEGOK, INDRAMAYU Asy Syafa Yumna; Djumbuh Rukmono; Amyda Suryati Panjaitan; Mugi Mulyono
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 2, No 2 (2019): JKPT Desember 2019
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.856 KB) | DOI: 10.15578/jkpt.v2i2.8080

Abstract

Ikan lele merupakan sumber protein hewani yang bernilai ekonomis dan kebutuhannya  terus meningkat setiap tahun. Keunggulan teknologi bioflok yang mampu menggenjot produktivitas ikan menjadi lebih tinggi dengan penggunaan lahan yang tidak terlalu luas. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi teknis budidaya ikan lele sistem bioflok, implementasi intervensi untuk meningkatkan produktivitas budidaya ikan lele sistem bioflok, mengevaluasi performa kinerja budidaya ikan lele sistem bioflok setelah implementasi intervensi, menganalisis finansial budidaya ikan lele sistem bioflok. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata performansi kinerja budidaya dan produktivitas mengalami peningkatan, sedangkan, rasio konversi pakan mengalami kenaikan. Intervensi berdasarkan prioritas usulan pemecahan masalah yakni penambahan kuantitas blower dan titik aerasi, pembuatan water level, sampling mingguan dan membeli benih bersertifikat. Implementasi yang dilakukan mampu meningkatkan dari produktivitas sebesar Rp526.687 menjadi sebesar Rp1.242.187 dengan tingkat kelangsungan hidup sebesar 71%. Berdasarkan hasil analisis finansial layak untuk dilanjutkan dengan R/C Ratio sebesar 1,06.
DINAMIKA POPUL ASI IKAN TUNA ALBAKORA (Thunnus alalunga Bonnaterre, 1788) YANG DIDARATKAN DI PEL ABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) PRIGI KABUPATEN TRENGGALEK, JAWA TIMUR Tri Djoko Lelono; Gatut Bintoro; Didik Rudianto
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 1, No 2 (2018): JKPT Desember 2018
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.576 KB) | DOI: 10.15578/jkpt.v1i2.7387

Abstract

Tuna albakora (Thunnus alalunga) merupakan salah satu jenis tuna yang ditemukan di perairan Indonesia. Penelitian terhadap aspek dinamika popukasi tuna albakora masih jarang dan perlu dilakukan pengkajian dalam upaya pengendalian stok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan panjang berat dan aspek dinamika populasi yang meliputi pendugaan kelompok umur, parameter pertumbuhan (L”, K, dan to), laju mortalitas, laju eksploitasi, rekrutmen, analisa yield per recruit (Y/R) dan biomassa per recruit (B/R) pada ikan tuna albakora (T. alalunga). Penelitian dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur pada bulan Agustus-Desember 2016. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitik dengan 2.702 sampel ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan ikan bersifat allometri negatif dengan nilai b<3. Parameter pertumbuhan Von Bertalanffy didapatkan hasil L” = 118,3 cm FL dan K = 0,51/year. Nilai to diketahui dengan menggunakan persamaan Pauly (1984) dihasilkan to = -0,219 tahun. Nilai Lc dan Lm masing-masing sebesar 101,61 cm FL dan 90 cm FL. Nilai laju mortalitas total (Z) tuna albakora = 1,81, laju mortalitas alami (M) = 0,8 laju mortalitas penangkapan (F)= 1,01, laju eksploitasi (E) = 0,56 atau 56%, nilai yield per recruit (Y/R) = 0,029 per tahun dan biomassa per recruit (B/R) = 0,349 per tahun.
STUDI KARAKTER MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN NOMEI (HARPADON NEHEREUS) DI KALIMANTAN UTARA Rafi Setiawan; Ratna Suharti; Basuki Rachmad; Dadan Zulkifli; Hendra Irawan
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 3, No 1 (2020): JKPT Juni 2020
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.856 KB) | DOI: 10.15578/jkpt.v3i1.8267

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendreskripsikan karakteristik morfometrik dan meristik ikan nomei (Harpadon nehereus) di perairan Kalimantan Utara, dilakukan pada bulan Agustus hingga Oktober 2018. Metode pengambilan data yang digunakan adalah random sampling. Penentuan stasiun dilakukan berdasarkan lokasi penangkapan ikan nomei diperairan sebatik dan tarakan. Pengambilan sampel ikan pada lokasi pengamatan menggunakan alat tangkap pukat hela. Hasil pengamatan morfometrik berdasarkan 11 indikator karakteristik morfometrik dan 5 indikator karakteristik meristik  ikan nomei yang berasal dari perairan Sebatik dan Tarakan kecenderungan memiliki hasil yang sama. Dari pengamatan morfometrik dan meristik ikan nomei diketahui bahwa ikan nomei di perairan Kalimantan Utara termasuk kedalam spesies Harpadon nehereus.
PLANKTON SEBAGAI INDIKATOR PENCEMARAN PERAIRAN DI KAWASAN PELABUHAN YANG DIJADIKAN TEMPAT PENDARATAN IKAN DI BALI Albertus Guntur Arsetyanto Labupili; Ita Yunita Puspa Dewi; Firman Agus Heriansyah
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 1, No 1 (2018): JKPT Juni 2018
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (653.091 KB) | DOI: 10.15578/jkpt.v1i1.7249

Abstract

Pelabuhan yang dijadikan tempat pendaratan ikan adalah tempat dimana semua kegiatan perikanan ada di dalamnya. Aktifitas di pelabuhan dapat menyebabkan kualitas perairan menjadi buruk. Oleh karena itu, dibutuhkan pengamatan yang ditinjau dari struktur komunitas plankton dan kualitas perairan. Pengamatan ini dilaksanakan pada tanggal Januari  sampai Juni 2017 di Pelabuhan Pengambengan, Benoa dan Amed.Hasil pengamatan menunjukkan bahwa komposisi fitoplankton yang ditemukan  adalah 16 genera dari 3 kelas. Untuk zooplankton ditemukan 6 genera dari 4 kelas. Indeks biologi plankton (fitoplankton dan zooplankton) yang didapat, untuk indeks keanekaragaman (H’) = 1.22, indeks keseragaman (E) = 0.91, indeks dominansi (C) = 0.36. Hasil indeks saprobik dan tropik saprobitas indeks berkisar pada 0.156-0.208 dan 0.101-0.123. Berdasarkan kriteria, kualitas perairan di pelabuhan yang dijadikan tempat pendaratan ikan di Bali untuk skala besar (>30 GT) tergolong dalam tercemar ringan, untuk skala menengah (10-30 GT) tergolong dalam tercemar sedang, dan untuk skala kecil (<10 GT) tergolong dalam memenuhi standar.
DISTRIBUSI UKURAN IKAN MADIDIHANG, CAKALANG DAN LAYANG YANG TERTANGKAP DENGAN PUKAT CINCIN DI PERAIRAN PACITAN JAWA TIMUR Helman Nur Yusuf; Ronny Irawan Wahju; Budhi HS Iskandar; Deni A. Soeboer
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 2, No 1 (2019): JKPT Juni 2019
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.856 KB) | DOI: 10.15578/jkpt.v2i1.7391

Abstract

Ikan pelagis yang tertangkap pukat cincin dengan ukuran mata jaring 3,81 cm dan 4,46 cm memperlihatkan sebaran dan ukuran jenis ikan yang berbeda. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui kedalaman renang dan sebaran ukuran ikan madidihang, cakalang dan layang yang tertangkap pukat cincin di perairan Pacitan. Penelitian dilakukan selama 2 trip pada bulan Oktober dan Desember 2013. Analisa data yang digunakan adalah selektivitas celah pelolosan pada pukat cincin mengunakan model Holt. Hasil penelitian diperoleh rata-rata ikan yang tertangkap pada ukuran mata jaring  3,81 cm sebesar 33,74 untuk ikan madidihang 33,74 cm, cakalang 49,5 cm dan layang 23,5 cm. Sedangkan pada ukuran mata jaring 4,46 cm untuk madidihang 37,34 cm, cakalang 52 cm dan layang 29,5 cm. persamaan regresi antara ikan madidihang Y =0,697x – 2,477 nilai ã2 = 0,933, ikan cakalang = 0,611x – 2,758 nilai ã2 = 0,922 dan ikan layang Y = 1,358x – 4,241 nilai ã2 = 0,954. Terdapat selektivitas optimum yang berbeda pada ukuran mata jaring 3,81 cm dan 4,36 cm yang tertangkap.
BIOLOGI REPRODUKSI MADIDIHANG (Thunnus albacares Bonnaterre, 1788) DI SAMUDRA HINDIA BAGIAN TIMUR Gussasta Levi Arnenda; Irwan Jatmiko; Afriana Kusdinar
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 1, No 2 (2018): JKPT Desember 2018
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.235 KB) | DOI: 10.15578/jkpt.v1i2.7261

Abstract

Madidihang (Thunnus albacares)adalah salah satu hasil tangkapan penting bagi nelayan di Samudra Hindia.Penelitian inibertujuan untuk mengetahui aspek biologi reproduksi madidihang yaitu: tingkat kematangan gonad, dugaan musim pemijahan dan panjang pertama kali matang gonad (Lm).Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari hingga November 2016 dengan dengan mengambil sampel gonad di beberapa tempat pendaratan ikan yaitu: Padang, Palabuhanratu, Cilacap, Kedonganan, Benoa, Tanjung Luar dan Kupang. Sebanyak191 ekor madidihang dikumpulkan dengan sebaran panjang cagak 54-162 cm dan rata-rata panjang cagak 131 cm.Tingkat kematangan gonad (TKG) madidihang yang tertangkap didominasi oleh TKG IV sebesar 50%, diikuti oleh TKG I (31%), TKG III (9%), TKG II (7%) dan TKG V (3%). Rata-rata Gonadosomatic index (GSI) madidihang adalah 1,03 (0,11-7,81). Sebaran GSI tiap bulan menunjukkan bahwa GSI tertinggi terjadi pada bulan November sebesar 1,32 sedangkan terendah terjadi pada bulan Juni sebesar 0,74.Panjang pertama kali matang gonad terjadi pada ukuran 94,6 cm (82,7-108,2). Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi basis data untuk mendukung pengelolaan perikanan madidihang secara lestari.
PENGELOLAAN IKAN BATAK (Neolissochilus thienemanni) DI PERAIRAN UMUM DARATAN, DANAU TOBA, PROVINSI SUMATERA UTARA Basuki Rachmad; Emalia Sihombing; Nunung Sabariyah
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 2, No 2 (2019): JKPT Desember 2019
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.856 KB) | DOI: 10.15578/jkpt.v2i2.8243

Abstract

ABSTRAK            Ikan batak (Neolissochilus thienemanni) merupakan ikan endemik Sumatera Utara khususnya Danau Toba, Hulu Sungai Asahan, dan telah masuk dalam kategori terancam punah (vulnerable) berdasarkan IUCN Red List dan sudah sangat sulit untuk ditemukan di habitat alaminya. Ikan ini termasuk famili Cyprinidae yang merupakan ikan omnivora dan hidup di sungai beraliran deras. Tujuan penelitian untuk mengetahui aspek biologi, aspek perikanan, kualitas perairan serta upaya pengelolaan ikan batak. Lokasi penelitian adalah tiga kabupaten di Provinsi Sumatera Utara pada bulan Agustus hingga Oktober 2018. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sensus. Hasil pengamatan ditemukan 38 ekor ikan batak (25 ekor jantan; 13 ekor betina) dengan ukuran panjang berkisar 16 s.d 41.9 cm dan berat berkisar 73 s.d 392 gram. Pertumbuhannya bersifat allometrik negatif. Sex ratio menunjukkan tidak ada perbedaan nyata antara jantan dan betina (1 : 0,52).  Di dominansi adalah TKG III dengan jumlah 16 ekor (11 ekor jantan ; 5 ekor betina). Nilai Lc = jantan 26,00 cm; betina = 25,04 cm, dan Lm = jantan 25,89 cm; betina 23,29 cm. Hubungan antara Lc dan Lm menunjukkan bahwa ikan yang tertangkap sudah matang gonad terlebih dahulu. Kebiasaan makan ikan didominasi oleh biji-bijian 37%, plankton 25%, siput 22% dan serangga 16%. Berdasarkan hasil penelitian, belum adanya pengelolaan yang berkelanjutan mengenai ikan batak, baik dari pemerintah maupun masyarakat lokal. Jika dalam waktu panjang penangkapan ikan endemik terus meningkat, maka akan mengakibatkan hilangnya populasi sementara ikan batak dan perubahan rantai makanan.

Page 3 of 11 | Total Record : 101