cover
Contact Name
Arif Try Cahyadi
Contact Email
arif3cahyadi@email.unikom.ac.id
Phone
+6281998522354
Journal Mail Official
jurnalvisualita@email.unikom.ac.id
Editorial Address
Universitas Komputer Indonesia, Fakultas Desain, Desain Komunikasi Visual Jl. Dipatiukur No. 112-116, Kota Bandung, Smart Building Unikom, 6th Floor, Room 6027
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Visualita : Jurnal Online Desain Komunikasi Visual
ISSN : 26552140     EISSN : 23015144     DOI : https://doi.org/10.34010/visualita
Core Subject : Humanities, Art,
The Online Visual Communication Design Visualita Journal is dedicated to disseminating findings or research and original ideas about design, applied arts, and visual culture, which is published in 2 (two) episodes a year, namely in April and October. The scope of the Visualita Journal covers an unlimited variety of visual culture starting from visual, contemporary, and traditional arts, visual communication design, and graphic and technical design with other sciences such as communication, culture, sociology, marketing, psychology, language, etc.
Articles 122 Documents
ANTARA IDEOLOGI DAN GAYA HIDUP GRUNGE Tarmawan, Irwan
Visualita Jurnal Online Desain Komunikasi Visual Vol 1 No 1 (2009): August
Publisher : Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.139 KB) | DOI: 10.33375/vslt.v1i1.1087

Abstract

Ideologi sebagai produksi sosial makna sumber pemaknaan dan nilai nilai konotatif yang mewujudkan kegunaannya. Nilai-nilai Grunge memberikan suasana yang berbeda sebagai musik rock umumnya, lirik yang dilantunkan, gaya bermain musik, pakaian serta kehidupan keseharian menjadi keyakinan yang mendasari menjadi trend baru. Konotasi dalam produksi sosial makna adalah bertolak belakang dari keadaan umumnya, kekuatan yang muncul dari minoritas. Grunge memiliki pengaruh yang terus meluas, Nirvana salah satu pencetusnya memiliki kekuatan dengan segala keterbatasan grunge itu sendiri untuk terus menunjukan ideologinya ke seluruh penjuru dunia. Menurut Fiske, hegemoni diperlukan, dan harus begitu bekerja keras, karena pengalaman sosial kelompok-kelompok subordinat (baik berdasarkan kelas, gender, ras, usia, ataupun faktor lain) terus menerus memberikan gambaran yang bertentangan dengan lukisan ideologi dominan yang dibuat untuk mereka oleh mereka sendiri dan relasi sosial. Ideologi yang dominan membentuk hegemoni untuk memenangkan kesepakatan atas apa yang telah diperjuangkan. Secara umum Grunge ingin mencapai tujuannya hanya semata ingin menuangkan ideologinya diatas kemapanan yang sudah ada karena keterkekangannya dalam berkreatifitas. Nirvana berhasil menaklukan ideologinya sendiri untuk memberikan kekuasaan yang besar yang mampu mengalahkan dominasi gender sebelumnya. Grunge adalah Rock and Roll tanpa atribut, begitulah beberapa media massa menyebutnya, namun semakin eksis, menyebar dan meluas Grunge dapat diterima oleh masyarakat walau tidak sedikit yang menuai kebencian sebagian orang. Ketika Grunge menjadi kekuatan komoditas, memberikan penilaianpenilaian atas sikap konsumen untuk memilih style Grunge menjadi gaya hidup dalam kehidupan masyarakat.
KAJIAN MULTIMODAL TEKS TUBUH PEREMPUAN DALAM FILM DOKUMENTER NONA NYONYA? KARYA LUCKY KUSWANDI Pujadiharja, Edwin
Visualita Jurnal Online Desain Komunikasi Visual Vol 5 No 1 (2013): August
Publisher : Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.746 KB) | DOI: 10.33375/vslt.v5i1.1103

Abstract

Tulisan ini bertujuan menguraikan “isi” dan “bagaimana” teks film Nona Nyonya? mengenai tubuh perempuan Indonesia disampaikan melalui visualisasi film. Film Nona Nyonya? yang menghadirkan wacana mengenai kesehatan reproduksi versus penilaian moral dalam pemeriksaan papsmear di Indonesia sesungguhnya adalah film dokumenter yang tidak netral: karena tidak dapat terhindarkan dari kemungkinan menggunakan interpretasi kreatif dan ideologi si pembuat film. Melalui metode penelitian analisis wacana dengan pendekatan teori semiotika sosial, tulisan ini memfokuskan diri pada analisis multimodal teks yang terdapat dalam film yang berkaitan dengan representasi tubuh perempuan Indonesia. Hasil tulisan mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan pada bagaimana seseorang, kelompok, gagasan dan pendapat tertentu ditampilkan dalam film Nona Nyonya? Kelompok yang marginal (perempuan, aktivis perempuan) cenderung digambarkan memiliki hubungan yang setara dan intim dengan penonton, sementara kelompok yang dominan (dokter, perawat, dan bidan) cenderung digambarkan superior dan tidak dapat menyatakan pendapat.
GAME SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF PENGENALAN PERMAINAN TRADISIONAL RANDAI MINANGKABAU Purnama, Fadhli
Visualita Jurnal Online Desain Komunikasi Visual Vol 6 No 1 (2017): August
Publisher : Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.695 KB) | DOI: 10.33375/vslt.v6i1.1053

Abstract

Randai is one of the traditional arts of Minangkabau. As a tradition, Randai lives with the prevailing tradition in Minangkabau society. Randai is more developed in Darek area. It is located in central West Sumatera which becomes a center of Minangkabau culture development. Randai represents a dance of people in group moving to form circle, dancing while singing, conduct sclapping and mainly serves the story. Randai has become an exclusive culture, until Randai only be played in a particular specific event. For this reason many people nowadays are not familiar with this traditional game. This alternative media is aimed to introduce Randai, how its characteristics movements and the story are played.
KESENIAN TRADISI REOG SEBAGAI PEMBENTUK CITRA PONOROGO Yurisma, Dhika Yuan; EBW, Agung; Sachari, Agus
Visualita Jurnal Online Desain Komunikasi Visual Vol 7 No 1 (2018): Agustus
Publisher : Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.092 KB) | DOI: 10.33375/vslt.v7i1.1081

Abstract

Manunggale Cipto, Roso, Karso Agawe Rahayuning Bumi Reog slogan ini terpampang pada Pendopo Agung Ponorogo yang terletak di alun-alun pusat Kota Ponorogo. Ponorogo memanfaatkan kesenian tradisonalnya yaitu Reog untuk mengkomunikasikan kotanya. Reog merupakan kesenian khas daerah Ponorogo yang telah ada sejak berabad-abad yang lalu dan diwariskan secara turun-temurun di kalangan masyarakat Ponorogo hingga saat ini. Kesenian ini juga banyak mengandung tradisi dan nilai-nilai luhur budaya yang harus dilestarikan, untuk itu pemerintah mengangkat Reog sebagai inspirasi dalam menciptakan sebuah brand bagi kotanya. Reog dihadirkan melalui berbagai elemen pembentuk citra kota, tujuan utama dari pencitraan ini adalah mengundang hadirnya para wisatawan domestik maupun asing, terutama pada acara tahunan yang diadakan oleh pemerintah yaitu Grebeg Suro. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penggalian data melalui observasi dan wawancara. Penggalian data dilakukan selama empat hari di Ponorogo untuk mengetahui citra kota yang dihadirkan melalui Reog. Analisis citra kota ditinjau berdasarkan hasil wawancara terhadap masyarakat dan pengunjung Kota Ponorogo. Hasil penelitian menunjukan adanya paradoks yang terjadi pada Reog ketika digunakan sebagai pembentuk citra kota Ponorogo. Citra kota yang dihasilkan tidak sesuai dengan makna secara tradisi yang terkandung pada Reog Ponorogo.
JAMAAH TABLIGH DAN FESTISISM Kasmana, Kankan
Visualita Jurnal Online Desain Komunikasi Visual Vol 3 No 1 (2011): February
Publisher : Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.863 KB) | DOI: 10.33375/vslt.v3i1.1098

Abstract

Islam diterima sebagai agama, pandangan dan jalan hidup masyarakat Indonesia. Penetrasi Islam ke Indonesia membuat menciptakan konsep-konsep baru, pandangan, cara hidup, cara berfikir yang mempengaruhi kehidupan sosial dan masyarakat Indonesia. Dalam tatanan  aktualisasinya ajaran Islam ditafsirkan beragam, berakibat pada perbedaan dalam pelaksanaannya. Hal tersebut dipengaruhi oleh padangan turun temurun, tafsir-tafsir yang ada, media, serta pemikiran-pemikiran dari komunitas atau perorangan yang dianggap menjadi sumber terpercaya. Jamaah Tabligh, sebuah organisasi yang mewarnai keberagaman pelaksanaan ajaran Islam di Indonesia. Dalam penelitian ini penulis mencoba menganalisa tentang Jamaah Tabligh dan Fetisisme, sebuah wacana tentang sudut pandang fetisisme dan keyakinan golongan dengan berbagai sumber rujukan. Dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa Jamaah Tabligh sangat menjunjung ajaran Islam yang dipengaruhi oleh Kitab Fadhail Amal yang menjadi rujukan utama, yang dikarang oleh Muhammad Zakariya Al Kandahlawi. Dalam penafsirannya, banyak sekali peniruan pada Rosul Muhammad seperti penampilan fisik, cara berpakaian yang menjadi entitas dari sebuah spiritualitas, yang membentuk sebuah habitus. Sebagian peniruan merupakan adopsi dari budaya Arab, India dan Afganistan dimana menjadi daerah awal berkembangnya ajaran jamaah ini. Bentuk peniruan merupakan wujud harapan untuk mencapai kepuasan spiritual, dan mencapai pengalaman religius tertentu, sebagai bentuk fetisisme. Namun hal tersebut kembali pada motivasi anggota Jamaah yang sangat beragam.
STRUKTUR DAN PROSES KOMUNIKASI DALAM IKLAN MINUMAN BIR "NOVA SCHIN" Tarmawan, Irwan
Visualita Jurnal Online Desain Komunikasi Visual Vol 2 No 2 (2010): Agustus
Publisher : Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1415.674 KB) | DOI: 10.33375/vslt.v2i2.1076

Abstract

Periklanan menciptakan struktur makna, menghadirkan realitas dalam kehidupan manusia. Melalui tanda yang dihadirkan memiliki makna yang tidak terlepas dalam realitas kehidupan yang mengusung ideologi-ideologi tertentu sehingga pengaruhnya begitu kuat mempengaruhi kehidupan sosial pada masyarakat. Pesan dalam bir Nova Schin ini dirancang dengan memuat teks menjadi tanda yang dibaca oleh orang berdasarkan pengalaman dalam lingkup sosialnya dengan beragam budaya yang berkembang. Struktur dan proses komunikasi dirancang oleh desainer menghasilkan sebuah desain yang memuat pesan berupa teks sebagai tanda untuk dirujuk oleh pengguna atau audience. Iklan minuman bir Nova Schin ini menghadirkan banyak tanda, baik itu visual component ataupun linguistic component. Keduanya saling mengisi untuk memberikan makna seutuhnya dalam teks yang dihadirkan. Iklan tersebut memiliki fungsi ganda sebagai komunikasi sekaligus signifikasi, dimana pesan sebagai unsur utama iklan. Dalam mentransfer makna iklan merepresentasikan nilai melalui pertukaran sesuatu, kesenangan, kegagahan, gaya hidup dan lainnya.
AKULTURASI BUDAYA DALAM IKLAN PERTELEVISIAN Iskandar, M Syahril
Visualita Jurnal Online Desain Komunikasi Visual Vol 2 No 1 (2010): February
Publisher : Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.386 KB) | DOI: 10.33375/vslt.v2i1.1093

Abstract

Iklan televisi merupakan media komunikasi masa yang dapat menampilkan tata ruang (visual), tata rungu (audio), serta gerak (motion) secara bersamaan. Sehingga melalui iklan televisi, memungkinkan para pengiklan dapat menampilkan berbagai kreativitas dalam  memperkenalkan suatu produk terhadap masyarakat. Pembahasan utama dalam penelitian ini adalah mengenai iklan minuman ringan Coca-cola (yang merupakan produk global), hadir dalam tayangan televisi di Indonesia dengan menampilkan muatan-muatan local (local content). Dalam iklan Coca-cola tersebut terdapat adanya bentuk akulturasi budaya, yang ditampilkan melalui penggunaan kostum, genre, dan bahasa. Mellui teknik pengambilan gambar yang diterapkan, dapat memaksimalkan fungsi endorser sebagai pembawa pesan dalam iklan televisi dan mendukung karakter lokalitas tokoh yang ditampilkan.Kata Kunci : Akulturasi, Budaya, Iklan TV
APLIKASI MOBILE CROCHET DESIGNER SEBAGAI PANDUAN DESAINER DALAM PEMBUATAN STRUKTUR CROCHET Ningsih, Rahmawati Yayu
Visualita Jurnal Online Desain Komunikasi Visual Vol 6 No 2 (2018): Februari
Publisher : Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.098 KB) | DOI: 10.33375/vslt.v6i2.1070

Abstract

Industri kreatif di Bandung berkembang seiring dengan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang memfasilitasi pengusaha dalam menjual produk mereka. Industri rumah tangga yang memproduksi produk crochet merupakan salah satu industri potensial karena proses produksinya melibatkan banyak sumber daya manusia yang membuka banyak kesempatan kerja. Teknik crochet sebagai salah satu teknik tekstil struktural dalam desain fashion adalah salah satu teknik yang paling sederhana yang hanya membutuhkan jarum crochet dan benang sebagai bahan baku. Namun dalam proses produksinya, desainer masih membutuhkan buku panduan pola yang sudah ada. Mereka tidak bisa merancang pola sendiri atau menghitung berapa banyak bahan yang dibutuhkan untuk membuat sebuah produk rajutan agar tidak menyebabkan tumpukan sisa benang yang tidak terpakai. Seiring dengan berkembangnya aplikasi digital dan meluasnya peran gadget dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat urban menjadi lebih terbiasa menggunakan fitur-fitur dalam aplikasi mobile yang dapat memudahkan aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, tujuan utama dari penulisan ini adalah untuk menganalisis peran aplikasi Crochet Designer sebagai media rancang visual dan penghitung sederhana untuk membantu desainer membuat pola crochet-nya sendiri dan menghitung banyaknya benang yang dibutuhkan.
SEMIOTIKA PADA POSTER IKLAN AIDS PERANCIS VERSI ‘SCORPION’ TBWA PARIS Albar, Deni
Visualita Jurnal Online Desain Komunikasi Visual Vol 1 No 1 (2009): August
Publisher : Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.533 KB) | DOI: 10.33375/vslt.v1i1.1088

Abstract

Poster iklan layanan masyarakat tentang AIDS ini dibuat oleh agensi TBWA Paris, Perancis sebagai poster nasional dalam kampanye sosial pencegahan HIV Aids dengan penggunaan kondom. Pengalamat atau pengirim dalam hal ini AIDES Perancis pada khususnya, mencoba memberikan suatu pesan pada masyarakatnya atau penerima dari poster. Reaksi berdatangan dari audiens, baik respon positif maupun respon negatif. Respon-respon diatas merupakan gambaran akan bagaimana suatu tanda diterima di masyarakat, baik yang memahami maupun yang memang benar-benar tidak memahami maksud dari iklan tersebut. Tentunya hal tersebut berkaitan dengan budaya, tingkat pendidikan dan lain sebagainya. Menarik apabila hal ini dikaji dengan semiotika, sehingga tentunya dapat di interpretasikan dengan lebih baik. Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotika. Dalam poster iklan AIDS versi Scorpion ini, dapat ditelaah berdasarkan denotasi dan konotasi yang muncul dalam setiap objek yang ada. Hasil dapat disimpulkan dengan Poster iklan kampanye layanan masyarakat mengenai penggunaan kondom untuk hubungan seks yang aman ini menggunakan metafora. Konsep utama yang ingin disampaikan adalah untuk berhati-hati dalam melakukan hubungan seks, dimana pasangan yang bisa ditemukan sembarangan bisa saja menyandang virus HIV Aids yang bisa menyengat secara perlahan-lahan tanpa disadari. Pesan ini dimetaforakan dengan imaji kalajengking hitam besar. Pesan imaji diperkuat dengan pesan linguistik untuk menggunakan kondom agar terjaga dari virus HIV AIDS.
KAJIAN SEMIOTIKA DESAIN VERNAKULAR WAHANA HIBURAN “TONG STAND” PASAR MALAM SEKATEN YOGYAKARTA Rahardjo, Sudjadi Tjipto
Visualita Jurnal Online Desain Komunikasi Visual Vol 5 No 1 (2013): August
Publisher : Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.946 KB) | DOI: 10.33375/vslt.v5i1.1104

Abstract

Tampilan desain vernakular sebagai sebuah hasil kebudayaan masyarakat lokal mengandung narasi akan makna kehidupan yang tak terungkapkan. Salah satu cara untuk menggali makna tersebut adalah dengan menggunakan kajian semiotika struktural Roland Barthes dalam relasi makna. Denotasi–Konotasi yang akhirnya memunculkan sebuah Mitos. Mitos yang muncul menuntun pemirsa untuk mengetahui makna apa yang sebenarnya tersembunyi di balik tampilan visual sebuah desain vernakular stand hiburan Kelompok Diana Ria di pasar malam. Desain vernakular yang mereka tampilkan memadukan citraan tradisional dan modern secara naïf, kasar dan terkesan seadanya menjadi kumpulan objek yang menarik untuk dikaji. Kultur anggota Diana Ria yang berasal dari budaya masyarakat agraris, agamis, dan kental dengan nilai-nilai kekeluargaan kemudian harus bersinggungan secara langsung dengan masyarakat kota (pengunjung) yang berbudaya modern, berpendidikan, dan individualistis memunculkan gegar budaya seperti tampak dalam tampilan visual desain wahana hiburannya. Desain vernakular yang mereka tampilkan sebenarnya merupakan keinginan untuk mensejajarkan diri dalam arus putaran penyelenggaraan dunia hiburan modern. Pencitraan kesejajaran tersebut sebenarnya hanyalah sebuah mitos, mitos atas kehidupan mereka yang serba terbatas, tertindas dan selalu terpinggirkan.

Page 3 of 13 | Total Record : 122