Articles
11 Documents
Search results for
, issue
"Vol 2, No 2 (2018): October Pages 1-74"
:
11 Documents
clear
ANALISIS KEMAMPUAN GURU SEKOLAH DASAR DALAM IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI SD
Rizki Ananda;
Fadhilaturrahmi Fadhilaturrahmi
Jurnal Basicedu Vol 2, No 2 (2018): October Pages 1-74
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (397.993 KB)
|
DOI: 10.31004/basicedu.v2i2.138
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 tahun 2007 mengisyaratkan penggunaan pendekatan tematik dalam pembelajaran kelas 1 sampai kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Bahkan dewasa ini pasca diberlakukannya Kurikulum 2013, pendekatan tematik wajib diimplementasikan dari kelas 1 sampai kelas 6 pada proses pembelajaran. Adalah menjadi hal yang penting bagi guru SD untuk dapat melaksanakan pendekatan tematik sebagai tanggung jawab profesi. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menganalisis pemahaman guru SD tentang pendekatan tematik, 2) mendapatkan profil kemampuan guru SD dalam melaksanakan pendekatan tematik, dan 3) mengetahui hambatan-hambatan guru dalam mengimplementasikan pendekatan tematik di SD. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian guru kelas 1 sampai kelas 3 di lima SD Kecamatan Bangkinang Kota. Data dikumpulkan dengan observasi dan wawancara. Triangulasi dilakukan melalui focus group discussion antara peneliti, guru, dan kepala sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara konsep guru memahami pendekatan tematik dengan baik, namun pada pelaksanaannya 6 dari 9 orang guru yang diteliti tidak melaksanakan pendekatan tematik dalam pembelajaran. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa sebagian besar guru mengalami kendala dalam mengimplementasikan pendekatan tematik pada proses pembelajaran
PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTESKTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KEYAKINAN (BELIEF) MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 BAYANG
Dina Amsari
Jurnal Basicedu Vol 2, No 2 (2018): October Pages 1-74
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (535.346 KB)
|
DOI: 10.31004/basicedu.v2i2.140
This study was begun at finding description about the mathematics’ teacher did not make relationship between new information to real situation of students and the students’ ability in problem solving was still lower. This problem certainly impacts to mathematics’ belief of students. For making out this problem, a contextual approach in mathematics learning has been being applied. The goals of this research were to know students’ ability in problem solving between contextual and conventional approach and also mathematics’ belief of students after studied using contextual approach. The kind of this research was a quasi experiment. The population was the students of class IX Junior High School 1 Bayang. The research’s instruments are problem solving tests and questionnaire sheets. The result of this research showed the mean of final test in experiment class is higher than control class and also mathematics’ belief of student. Based on the result of the research could be conclude that students’ ability in problem solving and mathematics’ belief with using contextual approach better than conventional approach both high and low prior knowledge’s students.
PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK
Lusiana Lusiana
Jurnal Basicedu Vol 2, No 2 (2018): October Pages 1-74
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (503.318 KB)
|
DOI: 10.31004/basicedu.v2i2.141
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan media puzzle, guna peningkatan keterampilan membaca permulaan peserta didik. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media puzzel dapat meningkatkan keterampilan membaca permulaan peserta didik. Peningkatan kemampuan membaca permulaan ini, disebabkan karena pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan media puzzel
STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU DI SD MUHAMADIYAH KOTA BANGKINANG
Nany Librianty
Jurnal Basicedu Vol 2, No 2 (2018): October Pages 1-74
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (482.261 KB)
|
DOI: 10.31004/basicedu.v2i2.136
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi kepala sekolah untuk meningkatkan profesionalisme guru di SD Muhamadiyah Kota Bangkinang. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang bersifat deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menujukanbahwapelaksanaan strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru pada SD Muhammadiyah Kota Bangkinang belum terlaksana dengan baik, hal ini terlihat dari faktor hambatan pengawasan dari kepala sekolah dan juga kurangnya dukungan dari komite sekolah, sehingga strategi yang digunakan pada sekolah ini belum terlaksana secara maksimal.
PEMAHAMAN PENDEKATAN KONSELING MAHASISWA BK FIP UNIVERSITAS NEGERI ISLAM SEBAGAI CALON KONSELOR
Wida Rianty
Jurnal Basicedu Vol 2, No 2 (2018): October Pages 1-74
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (607.489 KB)
|
DOI: 10.31004/basicedu.v2i2.142
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman pendekatan konseling mahasiswa BK FIP UIN . Jenis penelitian ini adalah penelitian survei dengan subjek penelitian mahasiswa BK FIP UIN yang berjumlah 127 mahasiswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes pemahaman. Analisis datamenggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya (sebanyak 71%) tingkat pemahaman pendekatan konseling mahasiswa BK FIP UIN sebagai calon konselor termasuk kategori sedang. Tingkat pemahaman pendekatan konseling untuk masing-masing pendekatan adalah sebagai berikut: (1) 76% tingkat pemahaman pendekatan Person Centered termasuk kategori sedang, (2) 63% tingkat pemahaman pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy termasuk kategori sedang, (3) 84% tingkat pemahaman pendekatan Behavior termasuk kategori sedang, (4) 80% tingkat pemahaman pendekatan Analisis Transaksional termasuk kategori sedang, (5) 73% tingkat pemahaman pendekatan Reality termasuk kategori sedang dan (6) 53% tingkat pemahaman pendekatan Gestalt termasuk kategori sedang
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 5 SD
Windi Oktaviani
Jurnal Basicedu Vol 2, No 2 (2018): October Pages 1-74
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (474.107 KB)
|
DOI: 10.31004/basicedu.v2i2.137
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan langkah-langkah penerapan model pembelajaran Discovery Learning dan mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar matematika siswa kelas 5 SD. Tempat penelitian di SD Negeri 3 Nambuhan, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan teknik observasi. Teknik Analisis menggunakan teknik deskriptif komparatif dan deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model Discovery Learning (DL) mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis serta hasil belajar matematika. Hasil analisis data berpikir kritis menunjukan nilai rata-rata pada pra siklus sebesar 54, pada siklus I meningkat menjadi 68, dan pada siklus II meningkat menjadi 78. Sedangkan hasil analisis data hasil belajar menunjukkan bahwa pada pra siklus tingkat ketuntasan siswa sebesar 34,61%, untuk siklus I tingkat ketuntasan sebesar 73,07%, dan siklus II tingkat ketuntasan meningkat sebesar 84,62%. Kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari pra siklus yang memiliki kemampuan berpikir kritis 26,92%, kemudian pada siklus 1 yang sudah memiliki kemampuan berpikir kritis meningkat menjadi 73,07%, pada siklus 2 yang sudah memiliki kemampuan berpikir kritis juga meningkat menjadi 84,62%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Discovery Learning (DL) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar matematika kelas 5 SD Negeri 3 Nambuhan.
PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN BERBASIS AL-QUR’AN DALAM PEMBELAJARAN IPS BAGI MAHASISWA PGSD STKIP-MB MUARA BUNGO JAMBI
Aprizan Aprizan;
Yulia Oktarina
Jurnal Basicedu Vol 2, No 2 (2018): October Pages 1-74
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (662.393 KB)
|
DOI: 10.31004/basicedu.v2i2.143
Permasalahan dalam Penelitian ini belum maksimalnya penerapan integrasi berbasis Al-Qur’an dalam pembelajaran IPS, belum adanya sumber belajar yang telah terintegrasi dengan Al-Qur’an, Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa PGSD STKIP MB. Tahun Akademik 2017/2018 dengan tujuan untuk mendeskripsikan perangkat, implementasi, keunggulan dan kelemahan pembelajaran integrasi pendidikan berbasis Al-Qur’an. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif untuk membuat deskripsi secara sistematis dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Instrumen penelitian angket, wawancara dan lembar Observasi. Perangkat integrasi nilai Al-Qur’an dalam pembelajaran IPS berupa silabus Dan RPS dan materi yang diintegrasikan dengan ayat-ayat Al-Qur’an. kelebihan pengintegrasian pendidikan berbasisi Al-Qur’an dalam pembelajaran dapat mendukung visi dan misi, dapat menjadi acuan bagi dosen dalam menerapkan pembelajaran berbasis Al-Qur’an, sumber belajar bagi mahasiswa, dapat membantu mahasiswa dalam mengenal, keterkaitan antara konsep, yang terdapat dalam beberapa pokok bahasan dalam pembelajaran IPS dengan ayat-ayat yang terdapat di dalam Al-Qur’an. Sedangkan kelemahannya rendahnya pemahaman dalam dalil-dalil Al-Qur’an yang terkait dengan materi-materi IPS. Menuntut keterampilan belajar mahasiswa yang relatif baik. dan belum ada buku pembelajaran IPS yang diintegrasikan dengan Al-Qur’an.
IMPLIKASI TEORI BELAJAR E.THORNDIKE (BEHAVIORISTIK) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Dina Amsari
Jurnal Basicedu Vol 2, No 2 (2018): October Pages 1-74
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31004/basicedu.v2i2.168
Teori belajar Behavioristik merupakan teori yang berpandangan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku melalui stimulus respon. Dengan kata lain,belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya yangbertujuan merubah tingkah laku dengan cara interaksi antara stimulus dan respon.Dalam konsep belajar behavioristik, siswa dikatakan belajar jika terjadi perubahan prilaku ke arah yang lebih baik. Salah satu tokoh pengusung teori ini adalah Edward Thorndike yang dikenal dengan teori Koneksionisme. Menurut Thorndike, belajar merupakan proses koneksi antara stimulus respon yang berujung kepada perubahan tingkah laku. Hubungan stimulus respon ini menurut Thorndike dapat diperkuatdengan adanya kesiapan dalam menerima perubahan tingkah laku tersebut (Law of Readiness), diberikan pengulangan (Law of Exercise) dan diberikan penghargaan (Law of Effect). Dalam pembelajaran khususnya matematika, guru memastikan kesiapan siswa dalam belajar, agar stimulus yang diberikan dapat diterima baik oleh siswa dan memunculkan respon yang diinginkan. Stimulus yang diberikan hendaknya sering diulang agar hubungan stimulus respon semakin kuat salah satunya dengan memberikan latihan ataupun penekanan konsep oleh guru. Selain itu, hubungan ini juga dapat diperkuat dengan memberikan penghargaan kepada siswa. Sehingga menimbulkan kepuasan bagi mereka
PENGEMBANGAN METODE SOSIODRAMA PADA MATA KULIAH SOSIOLOGI
Rini Parmila Yanti;
Yeni M;
Sartika Yuliana
Jurnal Basicedu Vol 2, No 2 (2018): October Pages 1-74
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (383.469 KB)
|
DOI: 10.31004/basicedu.v2i2.139
Sejalan dengan sosiologi pendidikan, Dosen khususnya sangat membutuh metode-metode tertentu, agar materi yang di sampaikan dosen dapat diterima sesuai dengan target pembelajaran yang telah diancang dosen, maka dalam pendidikan di butuhkan upaya peningkatan mutu pendidikan haruslah dilakukan dengan menloggerakkan seluruh komponen yang menjadi subsistem dalam suatu sistem mutu pendidikan. Subsistem yang utama dalam peningkatan mutu pendidikan salah satunya di perguruan tinggi (kampus) dalah faktor Dosen. Langkah-langkah penerapan metode sosiodrama dalam Praktik mengajar Sosiologi Sosiologi adalah menentukan masalah, membentuk situasi, membentuk karakter, mengarahkan pemain, memahami peran, menghentikan/memotong, serta mendiskusikan dan menganalisis permainan. Dalam pembelajaran Sosiologi, sebenarnya sangat mudah dipahami, lebih melekat di ingatan dan hingga pada tahap melihat implikasinya. Sosiologi sebenarnya bukan masalah sejauh mana mahasiswa hafal dengan definisi, istilah dan kepanjangan, seiring dengan kesalah fahaman mahasiswa ini di butuhkan penggunaan metoda sosiodrama dalam perkuliahan sosiolgi. Keberhasilan proses permainan peran sangat tergantung pada kecerdasan dan kemampuan pimpinan membantu pemain dalam menjalankan peran mereka yang terlibat disini tentu ada mahasiswa dan dosen dalam perkuliahan mata kuliah Sosiologi
LINGKUNGAN BELAJAR EFEKTIF BAGI SISWA SEKOLAH DASAR
Fadhilaturrahmi Fadhilaturrahmi
Jurnal Basicedu Vol 2, No 2 (2018): October Pages 1-74
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31004/basicedu.v2i2.169
Sekolah mempunyai peran sebagai lembaga pendidikan yang mengembangkan potensi-potensi siswa, agar mampu menjalani tugas-tugas dalam kehidupan, baik secara individual maupun sosial. Sekolah merupakan salah satu lingkungan siswa. Lingkungan dalam pengertian umum, berarti situasi yang ada di sekitar manusia. Manusia tidak bisa lepas dari lingkungan tempat tinggal, baik itu lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, maupun lingkungan sekolah. Lingkungan tersebut dapat menimbulkan perubahan tingkah laku manusia. Karena lingkungan dapt merubah tingkah laku, maka sekolah hendaknya menciptakan lingkungan belajar efektif bagi siswa sekolah dasar