cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
JURNAL PENJAKORA
ISSN : 23563397     EISSN : 25974505     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 281 Documents
Pengaruh Latihan Lari Menggunakan Rompi Terhadap Penurunan Berat Badan Dinata, Marta
JURNAL PENJAKORA Vol 5, No 1 (2018): April 2018
Publisher : JURNAL PENJAKORA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (99.098 KB)

Abstract

Kelebihan berat badan dan timbunan lemak di perut selalu menjadi masalah yang dihadapi banyak  orang sehingga mereka menggunakan cara-cara yang cepat untuk menghilangkannya. Lemak perut ada disekitar organ tubuh dan terdiri dari lemak subkutan, atau yang berada di bawah kulit. Kalau kita cubit ukurannya lebih dari 1 inchi dan juga lemak disekitar organ tubuh seperti hati, pankreas, dan usus. Karena untuk menghilangkan lemak tubuh harus melalui latihan yaitu dengan cara membakar lemak menjadi energi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan eksperimen dengan melakukan latihan lari intensitas tinggi dan latihan lari intensitas rendah dengan memakai alat bantu rompi  untuk mempercepat penurunan berat badan yaitu dengan cara membagi subjek menjadi empat kelompok. Kelompok satu melakukan latihan lari dengan intensitas tinggi memakai rompi. Kelompok dua melakukan latihan lari  dengan intensitas rendah  memakai rompi.  Kelompok tiga melakukan latihan lari dengan intensitas tinggi tanpa memakai rompi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan lari dengan intensitas tinggi dan rendah dengan memakai rompi  dan tidak memakai rompi  terhadap penurunan berat badan. Lokasi penelitian ini di Kota Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling. Teknik analisis data menggunakan ANAVA 2 arah dan dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil penelitian adalah: (1) Secara keseluruhan metode latihan intensitas rendah lebih baik dari pada latihan intensitas tinggi terhadap penurunan berat badan; (2) Mahasiswa yang memakai rompi  latihan intensitas rendah lebih baik dari pada metode latihan intensitas tinggi terhadap penurunan berat badan; (3) Mahasiswa yang tidak memakai rompi  latihan intensitas rendah tidak lebih baik  dari pada metode latihan intensitas tinggi terhadap penurunan berat badan; (4) Terdapat interaksi antara metode latihan dengan rompi terhadap penurunan berat badan. Kata-kata kunci:  pengaruh, latihan lari, rompi, penurunan berat badan
CEDERA OLAHRAGA PADA PESENAM AEROBIK Sudiana, I Ketut
JURNAL PENJAKORA Vol 1, No 1 (2014): September 2014
Publisher : JURNAL PENJAKORA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (54.692 KB)

Abstract

Olahraga senam aerobik dapat dilakukan dengan berbagaai macam gerakan yaitu: high impact (benturan keras), low impact (benturan ringan), dan multi impact (gabungan dari kedua gerakan di atas). Ketidakseimbangan antara kekuatan dan kelentukan (fleksibilitas) dan perubahan dalam sifat biomekanik tulang dapat dijadikan sebagai penyebab terjadinya cedera, karena tulang tidak kuat terhadap pembebanan secara tiba-tiba dan belum tahan terhadap benturanBila cedera olahraga diangap sebagai keadaan patologis, maka secara epidemiologis keadaan ini disebabkan oleh tiga faktor yaitu faktor host  (manusianya atau atlet), faktor agent (kegiatan yang berhubungan dengan olahraga), dan faktor environment (lingkungan). Ketidak seimbangan ketiga faktor inilah yang akan menimbulkan cedera.Ada beberapa cara pencegahan cedera yang dilakukan antara lain adalah pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tertier. Dan dilanjutkan dengan pencegahan/ pemberian pertolongan berupa rest, ice, compression dan elevation (RICE). Untuk cedera yang dikatakan sebagai cedera berat, maka si korban harus ditangani oleh tenaga medis/ dokter ahli
PENGETAHUAN WISATAWAN TERHADAP RAMBU-RAMBU DAN SINYAL KESELAMATAN DI PANTAI KUTA Wibawa, I Made Febria
JURNAL PENJAKORA Vol 1, No 1 (2014): September 2014
Publisher : JURNAL PENJAKORA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.444 KB)

Abstract

Pulau Bali merupakan salah satu tujuan utama wisata yang sangat diminati baik oleh para wisatawan asing maupun wisatawan domestik. Pulau Bali merupakan daerah yang terdiri dari pegunungan, perbukitan, dan pantai namun pantai yang menjadi objek favorit bagi wisatawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Tugas dan  tanggungjawab life guard. (2) Jenis rambu-rambu dan sinyal yang digunakan life guard. (3) Pengetahuan wisatawan dalam mengenali rambu-rambu dan sinyal yang digunakan oleh life guard. Penelitian dilakukan dengan metode dokumentasi dan metode angket. Subjek penelitian yaitu ditujukan pada pimpinan perusahaan, life guard dan wisatawan di pantai Kuta. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif terhadap data yang dikumpulkan dirangkai menjadi kata-kata. Hasilnya menunjukan bahwa: (1) Tugas dan tanggung jawab seorang life guard adalah menjaga keselamatan wisatawan yang beraktivitas di pantai. Pemahaman tentang situasi pantai bagi seorang life guard sangat penting untuk mengetahui lingkungan dan mampu memahami rambu-rambu dan sinyal yang digunakan dalam menjaga keselamatan wisatawan. (2) Jenis rambu-rambu yang digunakan oleh life guard antara lain bendera larangan berenang, bendera merah kuning untuk area berenang. Jenis sinyal yang digunakan oleh life guard yaitu dengan menggunakan bendera dan tanpa menggunakan bendera yang bertujuan untuk memperingati wisatawan dan berkomunikasi dengan sesame life guard tentang kondisi atau situasi laut dan pantai. (3) Pengetahuan wisatawan tentang rambu-rambu dan sinyal yang digunakan untuk keselamatan di pantai masih rendah. Sehingga dipandang perlu pemasangan informasi tentang rambu-rambu dan sinyal keselamatan disepanjang pantai kuta.
LATIHAN PEREGANGAN OTOT PERGELANGAN TANGAN, TANGAN DAN LENGAN SEBAGAI BENTUK USAHA PENCEGAHAN DAN REHABILITASCARPAL TUNNEL SYNDROME Puspitasari, Sendhi Tristanti; Heynoek, Febrita Paulina
JURNAL PENJAKORA Vol 2, No 1 (2015): April 2015
Publisher : JURNAL PENJAKORA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.49 KB)

Abstract

Kelentukan  merupakan  salah  satu  komponen  kondisi  fisik  yang  memegang peranan  penting,  bagi  olahragawan  dan  non-olahragawan.  Peranan  tersebut  bagi olahragawan untuk meningkatkan prestasi, dan bagi non-olahragawan untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Kelentukan dapat dilatih dan dikembangkan dengan menggunakan empat  metode  latihan  peregangan,  yaitu  metode  peregangan  dinamis,  statis,  pasif,  dan kontraksi-rileksasi. Peregangan otot pergelangan tangan, tangan dan lengan adalah contoh metode latihan statis yang sering digunakan oleh olahragawan dan karyawan suatu perusahaan yang bekerja dengan computer atau dengan kegiatan menggunakan ketrampilan tangan secara repetitif. Carpal tunnel syndrome (CTS) adalah salah satu gangguan pada tangan karena terjadi penyempitan pada terowongan  karpal, baik akibat edema fasia pada terowongan tersebut maupun akibat kelainan pada tulang-tulang kecil tangan sehingga terjadi penekanan terhadap nervus medianus dipergelangan tangan.            National Health Interview Study (NIHS) memperkirakan bahwa prevalensi CTS yang dilaporkan sendiri diantara populasi dewasa adalah sebesar 1.55% (2,6 juta). Kejadian CTS pada populasi diperikrakan3% pada wanita dan 2% pada laki-laki dengan prevalensi tertinggi pada wanita tua usia > 55 tahun, biasanya antara 40 – 60 tahun. Penyebab CTS diduga oleh karena trauma, infeksi, gangguan endokrin dan  penggunaan tangan yang berlebihan dan repetitif misal padapekerja dengan computer dan buruh wanitapabrik rokok. Pada pemeriksaan fisik didapatkan Phalens test dan Tinels sign yang positif. Penanganan faktor resiko seperti mengurangi posisi kaku pada pergelangan tangan, gerakan repetitif, dan gerakan peralatan tangan pada saat bekerja dan mengurangi penggunaaan tangan yang berulang serta mengistirahatkan pergelangan tangan, akan memperbaiki gejala. Peregangan otot atau stretching pergelangan tangan, tangan dan lengan adalah salah satu upaya konservatif untuk mencegah dan memperbaiki gejala carpal tunnel syndrome.
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI (GI) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SENAM IRAMA DAN KEBUGARAN PADA MAHASISWA SEMESTER VI JURUSAN PEJASKESREK Darmayasa, I Putu
JURNAL PENJAKORA Vol 2, No 2 (2015): September 2015
Publisher : JURNAL PENJAKORA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (957.719 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe group investigasi (GI) terhadap aktivitas dan hasil belajar senam irama dan kebugaran. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan rancangan nonequivalent control group design. Populasi penelitian adalah mahasiswa semester VI Jurusan penjaskesrek FOK Undiksha tahun akademik 2013/2014 berjumlah 150 orang. Data aktivitas belajar dikumpulkan dengan menggunakan format observasi aktivitas belajar selama proses belajar, sedangkan data hasil belajar dikumpulkan dengan mengunakan tes hasil belajar dengan format penilaian hasil belajar senam irama dan kebugaran. Analisis data menggunakan analisis Uji-t. Hasil analisis aktivitas belajar dengan uji-t menunjukkan bahwa t hitung (20.062) > t tabel (1.992), hasil analisis hasil belajar dengan menggunakan uji-t menunjukkan bahwa t hitung (22.604) > t tabel (1.992). Disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe GI berpengaruh signifikan terhadap peningkatan aktivitas dan hasil belajar senam irama dan kebugaran pada mahasiswa semester  VI Jurusan Penjaskesrek FOK Undiksha tahun 2013/2014. Disarankan agar dosen pengampu matakuliah praktek dapat mengadopsi model pembelajaran kooperatif tipe GI dalam melaksanakan pembelajaran. Kepada peneliti lain disarankan dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI di dalam melakukan penelitian dalam konteks dan permasalahan yang berbeda.  
KONSUMSI OKSIGEN MAKSIMAL (VO2 MAKS) DAN AKTIVITAS OLAHRAGA Sudiana, I Ketut
JURNAL PENJAKORA Vol 2, No 2 (2015): September 2015
Publisher : JURNAL PENJAKORA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.277 KB)

Abstract

Faktor-faktor yang menentukan, konsumsi oksigen (O2) maksimal (VO2 maks) adalah : (1) Jantung, paru-paru dan pembuluh darah harus berfungsi dengan baik, (2) Proses penyampaian O2 ke jaringan oleh sel darah merah harus normal, (3) Jaringan otot harus memiliki kapasitas yang normal untuk mempergunakan O2 atau memiliki metabolisme yang normal, fungsi mitokondria harus normal. Faktor kondisi fisik merupakan salah satu faktor pendukung dalam pencapaian prestasi seseorang, tetapi perannya sangat menentukan. Seseorang tidak akan bisa melakukan aktivitas apapun dengan baik jika status kondisi fisiknya tidak baik. Seseorang tidak akan bisa berkonsentrasi dengan baik walaupun dia memiliki kemampuan kognitif yang baik, minat yang tinggi, dan motivasi yang kuat untuk berprestasi.VO2 maks meningkat disebabkan karena peningkatan aktivitas otot rangka pada saat beraktivitas dan berdampak pada meningkatnya sebagian konsumsi O2, maka otot besar harus dipergunakan apabila konsumsi O2 maksimal ingin dicapai. Hal ini juga akan berpengaruh pada peningkatan kemampuan sistem sirkulasi darah dari bagian tidak aktif kebagian yang aktif dan kemampuan jaringan untuk menyerap darah. Dan ini juga berakibat terjadinya perbedaan kandungan O2 antara darah di vena dan di arteri, sebagian besar darah yang mengandung O2 akan mengalir ke otot  yang sedang bekerja
PENGARUH METODE LATIHAN DAN TINGKAT KETEBALAN LEMAK TERHADAP TINGKAT KESEGARAN JASMANI Kusuma, Ketut Chandra Adinata
JURNAL PENJAKORA Vol 3, No 1 (2016): April 2016
Publisher : JURNAL PENJAKORA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.553 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan pengaruh pelatihan senam aerobic low impact dan senam zumba terhadap tingkat kesegaran jasmani, (2) perbedaan tingkat kesegaran jasmani antara mahasiswa yang memiliki ketebalan lemak tinggi dan rendah, (3) pengaruh interaksi antara pelatihan senam dan ketebalan lemak terhadap kesegaran jasmani. Penelitian dilaksanakan dengan metode eksperimen dengan rancangan faktorial 2x2. Jumlah sampel penelitian 60 mahasiswa jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga (PKO) tahun 2016. Hasil analisis data yang diperoleh adalah (1) kelompok mahasiswa yang mendapatkan latihan senam aerobik low impact memiliki jumlah rata-rata 118 detik lebih tinggi daripada kelompok latihan senam zumba pada peningkatan kesegaran jasmani, (2) perbandingan rata-rata hasil kesegaran jasmani pada kelompok mahasiswa yang memiliki ketebalan lemak tinggi memiliki hasil akhir lebih tinggi yaitu 469.2 poin daripada mahasiswa yang memiliki ketebalan lemak rendah yaitu 450.8poin, dan (3) ada interaksi antara metode latihan dan ketebalan lemak dengan kesegaran jasmani. Simpulan dari penelitian ini adalah (1) kelompok senam aerobik low impact memiliki tingkat kesegaran jasmani lebih baik daripada senam zumba, (2) kelompok mahasiswa dengan ketebalan lemak rendah memiliki tingkat kesegaran jasmani lebih baik daripada kelompok mahasiswa dengan ketebalan lemak tinggi, (3) Terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara metode latihan dengan ketebalan lemak terhadap kesegaran jasmani. Disarankan kepada pelaku olahraga dalam meningkatkan kesegaran jasmani perlu dipertimbangkan tentang ketebalan lemak. Karena semakin tinggi lemak maka semakin lama untuk memperoleh kesegaran jasmani yang baik, serta dimulai melakukan aktivitas senam aerobik low impact dan senam zumba.
TES FISIK TENIS MEJA UNTUK KELOMPOK UMUR 13 – 15 TAHUN Liskustyawati, Hanik
JURNAL PENJAKORA Vol 3, No 2 (2016): September 2016
Publisher : JURNAL PENJAKORA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.33 KB)

Abstract

Cabang olahraga tenis meja, dalam mencapai prestasi yang tinggi kualitas fisik yang optimal merupakan syarat yang tidak dapat diabaikan. Banyak jenis tes kemampuan fisik yang digunakan untuk keperluan  pengembangan fisik pemain tenis meja, namun belum diuji domain fisik apa saja yang melekat pada penampilan tenis meja. Tujuan penelitian ini adalah (1) menyusun tes fisik  pemain kadet (13-15 tahun) pada permainan tenis meja dengan perspektif domain fisik, dan (2) menyusun norma instrumen tes fisik  pemain kadet tenis meja berdasarkan perspektif domain fisik. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan berupa pengembangan tes fisik tenis meja usia 13-15 tahun pemain PTMSI Jawa Tengah. Dari hasil Fokus Group Discussion (FGD) para pakar, ahli, dan  pelatih merekomendasikan dilakukan tes sejumlah 21 item tes fisik. Uji terbatas untuk pengukuran domain fisik tenis meja dengan jumlah pemain 21 orang terdiri dari pemain putra 10 orang dan pemain putri 11 orang. Uji keefektifan produk menggunakan data sampel terbatas dilakukan pada para atlet dan non-atlet tiap kelompok diambil 4 orang atlet dan 4 orang non-atlet. Berdasarkan hasil analisis data penelitian pada uji skala terbatas menggunakan analisis interkorelasi elemen intrumen dan kriteria diperoleh hasil bahwa tes fisik pemain putra meliputi tes: (1) rentang lengan; (2) kecepatan reaksi tangan, (3) koordinasi mata-tangan, (4) shuttle run; (5) multistage fitness test (MFT). sedangkan hasil tes fisik untuk putri meliputi tes: : (1) rentang lengan; (2) kecepatan reaksi tangan, (3) koordinasi mata-tangan; (4) shuttle run; (5), lari 40 meter (6)  multistage fitness test (MFT). 
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PPL MAHASISWA PENJASKESREK FOK UNDIKSHA MENURUT PENDAPAT SISWA DI SMP DAN SMA/SMK SE-KABUPATEN BULELENG Wijaya, Made Agus
JURNAL PENJAKORA Vol 3, No 2 (2016): September 2016
Publisher : JURNAL PENJAKORA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.47 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas pembelajaran PPL mahasiswa Penjaskesrek FOK Undiksha menurut pendapat siswa di SMP dan SMA/SMK se-Kabupaten Buleleng ditinjau dari aspek hasil, kemauan, metode dan kerjasama. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa peserta PPL-Real Penjaskesrek FOK Undiksha Semester Ganjil tahun akademik 2013/2014 berjumlah 136 orang mahasiswa terdiri dari 71 orang mahasiswa PPL Real di SMP dan 65 orang mahasiswa PPL Real di SMA/SMK se-Kabupaten Buleleng. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar kuisioner Formative Class Evaluation (FCE). Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis deskriptif  kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan analisa data dan pembahasan, disimpulan penelitian ini adalah: (1) efektifitas  pembelajaran PPL mahasiswa Penjaskesrek FOK Undiksha menurut pendapat siswa SMP secara keseluruhan sebesar 2,80 termasuk pada kategori sangat baik, sedangkan menurut siswa SMA/SMK sebesar 2,73 termasuk baik, (2) efektifitas  pembelajaran PPL mahasiswa Penjaskesrek FOK Undiksha menurut pendapat siswa SMP ditinjau dari aspek hasil sebesar 2,80 (sangat baik), aspek kemauan sebesar 2,88 (baik), aspek metode sebesar 2,72 (sedang) dan aspek kerjasama sebesar 2,82 (baik), (3) efektifitas  pembelajaran PPL mahasiswa Penjaskesrek FOK Undiksha menurut pendapat siswa SMA/SMK ditinjau dari aspek hasil sebesar 2,75 (sangat baik), aspek kemauan sebesar 2,78 (sedang), aspek metode sebesar 2,63 (sedang) dan aspek kerjasama sebesar 2,76 (sedang). Disarankan kepada: (1) mahasiswa PPL Penjaskesrek FOK Undiksha agar secara periodik menggunakan FCE untuk meminta pendapat siswa tentang proses pembelajaran sebagai umpan balik perbaikan proses pembelajaran selanjutnya, (2) dosen pembimbing PPL dan Guru pamong dalam memberikan penilaian akhir mahasiswa PPL agar mempertimbangkan pula hasil pendapat siswa seperti yang tercantum pada kuisioner FCE.
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN OLAHRAGA SEBAGAI MEDIA PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA Rohmansyah, Nur Azis
JURNAL PENJAKORA Vol 4, No 1 (2017): April 2017
Publisher : JURNAL PENJAKORA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.553 KB)

Abstract

Pelaksanaan kurikulum saat ini mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan telah diberlakukan dari tingkat SD, SMP, dan SMA.  Pendidikan jasmani bukan hanya merupakan aktivitas pengembangan fisik secara terisolasi, akan tetapi harus berada dalam konteks pendidikan secara umum (general education). Sudah tentu proses tersebut dilakukan dengan sadar dan melibatkan interaksi sistematik antar pelakunya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pembentukan karakter tidak dapat dilakukan dengan waktu sekejap, melainkan melalui proses yang lama dan kontinyu. Di sinilah peran guru/pelatih dituntut mampu mentransfer cara berfikir, bersikap, dan mendasarkan pada etika moral yang baik. Ucapan guru akan diperhatikan menjadi pondasi dasar dalam pembentukan karakter anak didiknya. Jika pendidikan jasmani dan olahraga dijalankan dengan kaidah-kaidah yang benar akan memberikan kontribusi poitif dalam usaha membangun karakter anak.

Page 3 of 29 | Total Record : 281