cover
Contact Name
I Made Oka Riawan
Contact Email
made.oka@undiksha.ac.id
Phone
+62362-23884
Journal Mail Official
jurdikbiologiundiksha@gmail.com
Editorial Address
Jalan Udayana, Kampus Tengah Undiksha, FMIPA. Singaraja-Bali
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Jurnal Pendidikan Biologi Undiksha
Jurnal Pendidikan Biologi adalah adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Pendidikan Ganesha. Jurnal ini bertujuan untuk mewadahi artikel-artikel hasil penelitian dan hasil pengabdian masyarakat dibidang pendidikan dan pembelajaran. Pada akhirnya Jurnal ini dapat memberikan deskripsi tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan bagi masyarakat akademik.
Articles 609 Documents
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PENGHASIL ANTIBIOTIKA DARI TANAH TAMAN NASIONAL BALI BARAT ., IRQAMI RACHMA DWI D; ., Prof. Dr. Ni Putu Ristiati, M.Pd.; ., Drs. Sanusi Mulyadiharja, M.Pd.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) jumlah koloni bakteri penghasil antibiotika dan (2) genus bakteri penghasil antibiotika dari tanah di zona rimba dan zona budaya religi sejarah Taman Nasional Bali Barat. Jenis penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian deskriptif dengan menjelaskan hasil jumlah koloni dan genus penghasil antibiotika dengan perbedaan kedalaman 5cm, 10cm, dan 15cm. Uji yang dilakukan dengan uji makroskopik, uji mikroskopik, uji biokimia, dan uji aktivitas dengan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Hasil penelitian (1) jumlah koloni bakteri penghasil antibiotika di zona rimba sebesar 4,2 x 109/ ml serta zona budaya religi sejarah sebesar 3,5 x 109/ ml, dan (2) genus bakteri penghasil antibiotika adalah Bacillus dan Streptomyces dari zona rimba dan zona budaya religi sejarah Taman Nasional Bali Barat. Kata Kunci : Antibiotika, Bacillus, Ekosistem, Streptomyces This study to determine (1) the number of colonies of antibiotic-producing bacteria and (2) the genera of antibiotic-producing bacteria from the soil in the jungle zone and the cultural history zone of West Bali National Park. The type of research used is descriptive research by describing the results of the number of colonies and genera producing antibiotics with different depths of 5cm, 10cm, and 15cm. Test performed by macroscopic test, microscopic test, biochemical test, and activity test with Escherichia coli and Staphylococcus aureus bacteria. Research result (1) the number of colonies of antibiotic-producing bacteria in the jungle zone of 4,2 x 109/ ml and the cultural history zone of 3,5 x 109/ ml, and (2) the genera of antibiotic-producing bacteria is Bacillus and Streptomyces from the jungle zone and cultural history zone of West Bali National Park.keyword : Antibiotic, Bacillus, Ecosystem, Streptomyces
CAMPURAN MEDIA TANAM AMPAS KELAPA DAN PUPUK KANDANG MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescent L.) ., Kadek Sudarsini; ., Prof. Dr. I Made Sutajaya,M.Kes.; ., Dr.I Gusti Agung Nyoman Setiawan,M.Si
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui peningkatan pertumbuhan tanaman cabai rawit menggunakan media tanam ampas kelapa (2) mengetahui peningkatan pertumbuhan tanaman cabai rawit menggunakan media tanam pupuk kandang (3) mengetahui peningkatan pertumbuhan tanaman cabai rawit menggunakan campuran media tanam ampas kelapa dan pupuk kandang. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian fatorial 4 x 4 dengan 3 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah pemberian ampas kelapa dengan takaran 0 gram, 75 gram, 112 gram, 150 gram dan pemberian pupuk kandang dengan takaran 0 gram,75 gram,112 gram dan 150 gram.Hasil penelitian menunjukkan (1) adanya perbedaan pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescent L) setelah diberikan media tanam ampas kelapa dengan takaran yang berbeda. Pemberian ampas kelapa meningkatkan pertumbuhan cabai rawit sebesar 44,4% dengan takaran 112 gram, (2) adanya perbedaan pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescent L) setelah diberikan media tanam pupuk kandang berupa kotoran sapi dengan takaran yang berbeda. Pemberian pupuk kandang meningkatkan pertumbuhan cabai rawit sebesar 44,4% dengan takaran 150 gram dan (3) adanya interaksi antara penggunaan media tanam ampas kelapa dan pupuk kandang berupa kotoran sapi dengan takaran yang berbeda dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescent L). Pertumbuhan yang paling baik terjadi pada interaksi antara ampas kelapa dan pupuk kandang dengan takaran 112 gram berbanding 150 gram, karena terjadi peningkatan sebesar 88.8%.Kata Kunci : ampas kelapa, cabai rawit, pupuk kandang The purpose of this research are (1) to know an increase in the growth of the cayenne pepper using the media of coconut waste, (2) to know an increase in the growth of the cayenne pepper using the media of fertilizer,(3) to know an increase in the growth of the cayenne pepper using the mixture of coconut waste and fertilizer. This research used 4 x 4 factorial research design with 3 times repetition of treatment that given was the given of the coconut waste with dosage 0 gram,75 gram,112 gram and 150 gram and giving the fertilizer with dosage 0 gram,75 gram,112 gram and 150 gram. The result of this study shows (1) differences in cayenne pepper after being given the growing media coconut waste with a different yardstick. Award coconut waste and cayenne papper boost growth by 44,4% with dose 112 gram (2) differences in cayenne pepper after being given the growing media fertilizer with a different yardstick. Award fertilizer and cayenne papper boost growth by 44,4% with dose 150 gram,(3) there is an increasing between the growing media use coconut waste and fertilizer with different degrees in enhancing the growth of plants cayenne pepper. The best growth occurs in the interactions between coconut waste and fertilizer with dosage 112 gram and 150 gram for an increase of 88,8% keyword : cayenne pepper, coconut waste, fertilizer
KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN LANGKA DI HUTAN ALAS KEDATON BERBASIS SOSIAL BUDAYA DESA KUKUH MARGA TABANAN ., I Gede Andy Wira Sanjaya; ., Prof. Dr. Nyoman Wijana,M.Si; ., Dr.I Gusti Agung Nyoman Setiawan, M.Si.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Spesies tumbuhan langka yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, (2) Cara pemanfaatan spesies tumbuhan langka berbasis sosial budaya, (3) Produk pemanfaatan dari spesies tumbuhan langka dan (4) Konservasi hutan adat yang berorientasi sosial budaya masyarakat setempat. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksploratif. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Hutan DTW Alas Kedaton Tabanan. Populasi dalam penelitian ini yaitu spesies tumbuhan yang terdapat di hutan DTW Alas Kedaton dan masyarakat setempat. Sampel dalam penelitian ini adalah spesies tumbuhan yang terdapat di hutan DTW Alas Kedaton yang tercakup oleh kuadrat dengan luas 20x20 m, sejumlah 55 kuadrat. Sampel untuk sosial budaya masyarakat setempat meliputi, komponen masyarakat sejumlah 30 orang. Metode dalam penelitian ini adalah metode kuadrat. Pengambilan data sosial budaya masyarakat mengenai pemanfaatan tumbuhan langka dan konservasi hutan adat menggunakan metode wawancara dan kuisioner. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan (1) Ada sebanyak 56 spesies tumbuhan secara umum, dengan jumlah spesies tumbuhan langka bermanfaat sebanyak 40 spesies (71,5%). Pemanfaatan tumbuhan langka digunakan untuk bahan pangan (16,6%), papan (27,2%), obat (7,6%), industri (12,2%), rumah tangga (10,6%), upacara agama (21,2%) dan budaya (4,6%). Bagian-bagian tumbuhan yang dimanfaatkan untuk kebutuhan tersebut meliputi batang (40,9,%), daun (21,2%), buah (21,2%), biji (3,1%), bunga (3,1%), ranting (4,5%), kulit batang (4,5%) dan akar (1,5%). (2) Cara pemanfaatan tumbuhan langka oleh masyarakat setempat memiliki berbagai macam cara yang berbasis sosial budaya dengan teknik tradisional. (3) Produk pemanfaatan tumbuhan langka, diantaranya, olahan buah, bahan bangunan, kerajinan, pewarna makanan alami, bahan upakara/banten dan obat tradisional. (4) Konservasi hutan adat dilakukan dengan cara menerapkan konservasi partisipatif, kearifan lokal (sosial budaya), aspek agama dan kerpercayaan.Kata Kunci : Pemanfaatan Tumbuhan Langka, Sosial Budaya, Konservasi, Hutan Alas Kedaton The purpose of this research is to know (1) Rare plant species that can be utilized by the society, (2) How to use rare plant species based social-culture, (3) Product utilization of rare plant species and (4) Indigenous forest conservation oriented to social-culture of the local society. This type of research is exploratory research. The location of this research is conducted in DTW Alas Kedaton forest Tabanan. The population in this research is a species of plant in the forest DTW Alas Kedaton and local society. The sample in this research is a plant species in the forest DTW Alas Kedaton covered quadratic with an area of 20x20 m, a number of 55 quadratic. Samples for the social-culture of the society comprise a 30-person society component. The method in this research is the quadratic method. The collection of socio-cultural data on the utilization of rare plants and indigenous forest conservation using interviews and questionnaire methods. Data is analyzed descriptively. The results of this research show (1) There are a number of 56 species plants in general, with the number of rare plant species benefical 40 species (71.5%). The utilization of rare plant used for foodstuffs (16.6%), boards (27.2%), traditional medicine (7.6%), industry (12.2%), households (10.6%), religious ceremonies (21.2%) and culture (4.6%). Parts of plants that are utilized for these needs include stem (40.9,%), leaf (21.2%), fruit (21.2%), seed (3.1%), flower (3.1%), twig (4.5%), bark (4.5%) and roots (1.5%). (2) How to use rare plants by the local community has a variety of ways that are based on social-culture with traditional techniques. (3) The Product utilization of rare plant, among others, processed fruit, building materials, crafts, natural food coloring, material upakara/banten and traditional medicine. (4) The conservation of indigenous forests is carried out by implementing participatory conservation, local wisdom (socio-cultural), religious aspects and religious beliefs.keyword : The Utilization of Rare Plants, Socio-Cultural, Conservation, Alas Kedaton Forest
PENGARUH PEMBERIAN AIR RENDAMAN SABUT KELAPA ( Cocos nucifera L.)TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELEDRI) (Apium graveolens L.) ., Putu Rahma Dewi; ., Prof. Dr. Putu Budi Adnyana, M.Si; ., Dr.I Gusti Agung Nyoman Setiawan,M.Si
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Untuk mendapatkan tanaman yang lebih optimal pertumbuhannya dapat dilakukan dengan cara pemberian nutrisi tambahan air rendaman sabut kelapa. Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui pengaruh pemberian air rendaman sabut kelapa terhadap pertumbuhan tanaman seledri, (2) menganalisis konsentrasi optimal air rendaman sabut kelapa terhadap pertumbuhan tanaman seledri. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen sungguhan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Populasi dalam penelitian ini adalah tanaman Seledri. Tanaman seledri yang memiliki panjang 5 cm digunakan sebagai sampel diperoleh dengan cara acak random sederhana. Variabel bebas penelitian ini adalah konsentrasi Air rendaman sabut kelapa, variabel terikatnya adalah pertumbuhan tanaman seledri yag diukur dari berat kering tanaman. Data dianalisis menggunakan uji statistik Anova one way. Hasil penelitian menunjukan (1) ada pengaruh pertumbuhan tanaman seledri akibat pemberian air rendaman sabut kelapa, berdasarkan hasil uji hipotesis yakni angka signifikansi 0,003, variasi konsentrasi air rendaman sabut kelapa masing-masing memperoleh nilai signifikansi < 0,05 dengan taraf signifikansi 5%, yang berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Perlakuan berupa pemberian air rendaman sabut kelapa konsentrasi 20% adalah perlakuan yang paling optimal terhadap pertumbuhan tanaman seledri dengan berat kering yaitu 1, 29 gr.Kata Kunci : Air rendaman sabut kelapa, Konsentrasi, Pertumbuhan. In order to get a more optimal growth of a plant, can be done by providing additional nutrients such coconut water immersion. This study aims to (1) determine the effect of the coconut water immersion on the growth of celery, (2) analyze the optimal concentration of coco water immersion on the growth of celery plant. The type of this research is a real experiment with completely randomized design. The population in this study is a celery plant. Celery plant which has a length of five centimeter was used as a sample which was obtained by a simple random. The independent variables are the concentration of coconut water immersion, the dependent variable is the growth of celery plants itself which is measured by dry weight of the plants. Data were analyzed using one-way ANOVA statistical test. The results showed that (1) there is an influence of the growth of the plant as the result of giving the coconut water immersion, based on the results of hypothesis testing, the result showed the significance of the number in 0,003, the variations of the concentration of coconut water immersion each of it gained significance value
ANALISIS KEMAMPUAN INULINOLITIK ISOLAT JAMUR ENDOFIT DARI UMBI TANAMAN BENGKUANG (Pachyrhizus erosus L.) DALAM MEDIA SELEKTIF INULIN ., Cokorda Istri Ayu Setyawati; ., Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti,S.Si,M; ., Drs. Sanusi Mulyadiharja,M.Pd.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 1, No 1 (2014):
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui (1) perbedaan indeks inulinolitik yang terbentuk sebagai hasil dari hidrolisis inulin oleh isolat jamur endofit dari umbi tanaman bengkuang (Pachyrhizus erosus L.) dalam media selektif inulin, (2) karakteristik morfologi, dan 3) genus isolat jamur endofit inulinolitik. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan isolat jamur endofit dari umbi tanaman bengkuang sedangkan sampelnya adalah isolat jamur endofit yang akan diuji kemampuan inulinolitik yang ditentukan dengan acak (random). Isolasi jamur endofit menggunakan metode tempel permukaan. Uji kemampuan jamur endofit inulinolitik dilakukan dengan mengaliri media selektif dengan larutan lugol’s iodine selama 5 menit. Identifikasi dilakukan dengan pengamatan karakteristik morfologi jamur endofit yang ditumbuhkan pada Potato Dextrose Agar. Analisis data menggunakan uji Kruskall Wallis dan Uji Mann-Whitney sebagai uji Post Hoc. Hasil yang diperoleh: 1) tiga isolat memiliki indeks inulinolitik yang berbeda signifikan secara statistik pada taraf signifikansi 0,05 sedangkan satu isolat tidak memiliki indeks inulinolitik, 2) ketiga isolat memiliki karakter morfologi yang bervariasi, dan 3) isolat jamur endofit inulinolitik berasal dari genus Aspergillus dan Cladosporium.Kata Kunci : Jamur endofit, bengkuang, indeks inulinolitik, media selektif This experimental research aimed to know (1) the difference of inulinolytic index as the result of inulin hydrolysis by endophytic fungal isolates from yam tuber (Pachyrhizus erosus L.) inulin selective media, (2) the characteristic morphology of isolates and 3) the genus of isolates those are able to hydrolysis inulin. The population of this research were all of endophytic fungi isolates from yam tuber while its sample was endophytic fungi isolates which its inulinolitic ability was tested that was determinded by random technic. Isolation of endophytic fungi uses patch surface method. Tested the inulinolytic ability by endophytic fungi was done with the media floated lugol’s iodine solution for 5 minutes. Identification was done based on morphological characterization on Potato Dextrose Agar. Data analyze was tested by Kruskall Wallis and Mann-Whitney as a Post Hoc test. Results showed that: 1) there were three isolates had statistically significant difference of index inulinolytic at the level of significance 0,05, while one isolate did not have an inulinolytic index 2) All of them had variation in their morphology characteristic and 3) Inulinolytic isotes belong to the genera of Aspergillus and Cladosporium.keyword : Endophytic fungi, yam bean, inulinolytic index, selective media
EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS PERTANYAAN TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IPA DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM MATERI INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA DI KELAS VII DI SMP NEGERI 3 BANJAR Widyawati, Tutut; Adnyana, P. Budi; Warpala, I. W. Sukra
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui efektifitas penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis pertanyaan terhadap pemahaman konsep dan (2) mengetahui efektifitas penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis pertanyaan terhadap keterampilan proses sains siswa. Desain penelitian menggunakan one-shot case study. Populasi penelitian adalah seluruh kelas VII SMP Negeri 3 Banjar. Sampel yang digunakan adalah kelas VII 5 yang berjumlah 32 siswa yang diperoleh dari teknik sampling sederhana. Data pemahaman konsep dengan metode tes dan keterampilan proses sains dengan metode observasi. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deksriptif dan statistik One Sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis pertanyaan efektif terhadap pemahaman konsep, dan (2) penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis pertanyaan efektif terhadap keterampilan proses sains.
ANALISIS ORDINASI DAN KLASIFIKASI TABULER PADA VEGETASI PANTAI SABA, KECAMATAN BLAHBATUH ., I Gusti Ayu Apti Purbayani; ., Prof. Dr. Nyoman Wijana,M.Si; ., Dr.I Gusti Agung Nyoman Setiawan,M.Si
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Pola ordinasi yang terbentuk pada vegetasi di Pantai Saba, Kecamatan Blahbatuh, (2) Bentuk klasifikasi tabuler vegetasi yang ada di Pantai Saba, Kecamatan Blahbatuh. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh vegetasi yang ada disekitaran kawasan Pantai Saba, Kecamatan Blahbatuh. Sedangkan sampel yang digunakan adalah vegetasi yang terkaver oleh kuadrat dengan ukuran 10x10 m sebanyak 30 kuadrat sepanjang garis pantai. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode kuadrat dengan teknik sistematik sampling. Data yang di peroleh dianalisis dengan menggunakan metode ordinasi dan klasifikasi tabuler. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) pola geometrik ordinasi vegetasi Pantai Saba, Kecamatan Blahbatuh berpolakan geometrik diskontinu dimana unit-unit sampling terbagi menjadi dua kelompok. (2) klasifikasi tabular di Pantai Saba, Kecamatan Blahbatuh membentuk dua group yaitu group A dan group B. Group A terdiri atas sub group Ia, Ib, Ic, Id, Ie dan group B tersusun atas sub group IIa dan IIb.Kata Kunci : Ordinasi, Klasifikasi Tabuler, Vegetasi Pantai Saba. The aims of this research is to know (1) the ordination pattern formed in Saba beach vegetation, Blahbatuh district, (2) the tabular classification form of the vegetation in Saba beach, Blahbatuh district. The population of this study was all vegetation around Saba beach, Blahbatuh district. The samples used in this study were the vegetations which were covered by 30 quedrates of 10x10m quadrates along the coast. The method used in collecting the sample was quadrate method using systematic sampling technique. The data obtained were analysed using ordinate and tabular classification method. The result of this research showed that (1) the ordinate geometric pattern of the vegetation in Saba beach, Blahbatuh district was discontinue geometric in which the sampling units were classified into two groups, (2) the tabular classification in Saba beach, Blahbatuh district formed two groups which were group A and group B. Based on the classification, each group furthermore formed some sub-groups. Group A consists of sub-group Ia, Ib, Ic, Id, and Ie, and group B is composed sub-group IIa and IIb. keyword : Ordination, Tabular Classification, Vegetation Saba Beach
KOMPOSISI JENIS LAMUN (SEAGRASS) DAN KARAKTERISTIK BIOFISIK PERAIRAN DI KAWASAN PELABUHAN DESA CELUKANBAWANG KECAMATAN GEROKGAK KABUPATEN BULELENG BALI Hidayat, Wahyu; Warpala, IW Sukra; Ratna Dewi, NP Sri
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 5, No 3 (2018)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peneltian ini dilaksanakan pada bulan Juni – Juli 2018. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui komposisi jenis lamun dan karakteristik biofisik perairan yang meliputi kondisi tutupan, kerapatan lamun, serta parameter ligkungan Kawasan Peabuhan, Desa Celukanbawang. (1) Hasil penelitian menunjukkan komposisi jenis  yang terdiri dari 10 spesies yaitu Enhalus acoroides, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Thalassia hemprichii, Halodule finifolia, Halodule uninervis, Halophila ovalis, Halophila decepiens, Halophila minor, dan Syringodium isoetifolium. (2) Karakteristik biofisik perairan di kawasan Pelabuhan Celukanbawang yang ditinjau dari suhu, salinitas, kekeruhan, oksigen terlarut (DO) dan Substrat tergolong memiliki kisaran yang normal untuk pertumbuhan dan perkembangan lamun. (3) Cymodocea rotundata adalah spesies yang mendominasi dan memiliki frekuensi kemuncunculan yang paling tinggi 89,9%, untuk spesies yang memilki frekuensi kemunculan yang rendah 18,9 % yaitu spesies Halophila decipiens. (4) Nilai penutupan lamun pada masing-masing stasiun di kawasan Pelabuhan, Desa Celukanbawang tergolong kurang kaya/kurang sehat dimana Pada stasiun 1 memiliki rata-rata persentase penutupan (58,15%), pada stasiun 2 sebesar (55,36%) dan pada stasiun 3 sebesar (59,38%).
PERPADUAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) DENGAN METODE BRAINSTORMING MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA SMPN 2 RENDANG KARANGASEM ., I Wayan Dena; ., Prof. Dr. I Made Sutajaya,M.Kes.; ., Dra.Desak Made Citrawathi,M.Kes
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui perpaduan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) dengan brainstorming meningkatkan motivasi dan hasil belajar kognitif IPA. Penelitian ini menggunakan rancangan quasi experimental dengan Non-Equivalent Pre-test Post-test Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMPN 2 Rendang tahun pelajaran 2016/2017 dengan sampel 69 siswa. Data penelitian ini dikumpulkan dengan tes hasil belajar dan angket motivasi. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif dan statistik Manova. Uji Manova menggunakan program SPSS-PC 21 for Windows dengan hipotesis taraf signifikansi 5%. Hasil analisis data menunjukan bahwadiperoleh nilai F = 15,306 dangan nilai p = 0,0001 untuk motivasi belajar. Pada hasil belajar kognitif diperoleh nilai F= 7,578 dengan nilai p = 0,008. Dapat ditarik simpulan sebagai berikut (1) terjadi peningkatan yang bermakna motivasi dan hasil belajar kognitif siswa (2) terjadi peningkatan yang bermakna motivasi belajar perpaduan pada model pembelajaran TGT dengan metode brainstorming sebesar 6,78% dengan nilai p = 0,0001 (p
STUDI TENTANG KEANEKARAGAMAN DAN KEMELIMPAHAN CRUSTACEA PADA EKOSISTEM MANGROVE DI TAMAN HUTAN RAYA NGURAH RAI SUWUNG KAUH, KECAMATAN DENPASAR SELATAN, KOTA MADYA DENPASAR, BALI ., Kadek Meitasari; ., Dr. Ida Bagus Jelantik Swasta,M.Si; ., Prof. Dr.Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 2, No 1 (2015):
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Crustacea mangrove merupakan komunitas Crustacea yang hidup di ekosistem mangrove yang berasal dari Kerajaan Animalia, Filum Arthropoda, Kelas Crustacea. Sebagian besar jenis Crustacea hidup di zona intertidal. Terkait dengan itu sangatlah menarik untuk diteliti mengenai aspek struktur komunitas dari Crustacea mangrove tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di Taman Hutan Raya (TAHURA) Ngurah Rai Suwung Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Madya Denpasar, pada kawasan mangrove yang masih alami. Pengambilan sampel Crustacea di lakukan pada bulan Maret 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman dan kemelimpahan Crustacea yang hidup di ekosistem mangrove Taman Hutan Raya Ngurah Rai. Penelitian ini merupakan penelitian deskritif eksploratif. Penelitian ini menggunakan design penelitian lapangan dan identifikasi dilakukan di laboratorium. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Crustacea yang terdapat di kawasan mangrove Taman Hutan Raya Ngurah Rai. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalahsejumlah Crustacea yang ditemukan pada 15 kuadrat yang terpasang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) komposisi spesies Crustacea yang hidup di Taman Hutan Raya Ngurah Rai terdiri dari 14 spesies; spesies yang paling banyak ditemukan yaitu Uca dussumieri (65); (2) Crustacea yang hidup di Taman Hutan Raya Ngurah Rai memiliki indeks keanekaragaman sebesar 2,25 yang termasuk dalam tingkat keanekaragaman sedang, indeks kekayaan spesies sebesar 2,33, indeks kemerataan spesies sebesar 0,85, indeks dominansi sebesar 0,17; (3) kemelimpahan relatif terbesar Crustacea yang ada di Taman Hutan Raya Ngurah Rai adalah jenis Uca dussumieri sebesar 24,53 %, sedangkan kemelimpahan relative terkecil ada pada jenis Scylla serrata dan jenis Thalamita crenata yaitu sebesar 0,38 %.Kata Kunci : Keanekaragaman, Kemelimpahan, Crustacea, Mangrove Mangrove crustacean is a community of Crustacea that lives in mangrove ecosystems derived from the Kingdom Animalia, Phylum Arthropoda, Class Crustacea. Crustacean. A big part of Crustacea live in intertidal zone. Associated with it is very interesting to study the structural aspects of the crustacean mangrove communities. This study was conducted in Taman Hutan Raya (TAHURA) Ngurah Rai Suwung Kauh, South Denpasar District, Municipality of Denpasar. This study aims to determine the diversity and abundance of Crustacea that live in Taman Hutan Raya Ngurah Rai. This research is descriptive exploratory. The design of this research field research followed by identification in the laboratory . The population in this study are all Crustacea that live in Taman Hutan Raya Ngurah Rai Suwung Kauh, South Denpasar District, Municipality of Denpasar, Bali. While the sample is a Crustacea that is in the 15 squares are attached. These results indicate that (1) the composition of Crustacea species that live Ngurah Rai Forest Park consists of 14 species; The most commonly found species are Uca dussumieri (65); (2) Crustacea that live in Taman Hutan Raya Ngurah Rai has a diversity index of 2,25 which was included in the moderate levels of diversity, species richness index by 2,33, species evenness index of 0,85, dominance index of 0,17; (3) Crustacean largest relative abundance in Taman Hutan Raya Ngurah Rai is a type of Uca dussumieri by 24.53%, while the smallest relative abundance there on the type of Scylla serrata and types Thalamita crenata is equal to 0.38%.keyword : Diversity, abundance, Crustacea, Mangrove

Page 2 of 61 | Total Record : 609