cover
Contact Name
Mokhamad Fakhrul Ulum
Contact Email
ulum@apps.ipb.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
arshivetlett@apps.ipb.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
ARSHI Veterinary Letters
ISSN : -     EISSN : 25812416     DOI : -
Core Subject : Health, Agriculture,
ARSHI Veterinary Letters (ARSHI Vet Lett) (e-ISSN 2581-2416) is an open access, peer-reviewed, online journal that publishes original manuscript should be produced from latest scientific results which not last than 5 years in all areas of veterinary sciences. Manuscripts is written in Indonesian or English ARSHI Vet Lett includes a rapidly and briefly updated scientific study with not only limited to reports of case study but also covering all aspects of practical clinical science in veterinary medical services. ARSHI Vet Lett is published by the Faculty of Veterinary Medicine of the Bogor Agricultural University (FKH IPB) in collaboration with the Indonesian Veterinary Hospital Association (ARSHI). This journal is published since 2017 (first in mid of the year, volume 1, published in 2 issue i.e. August and November), and next volume will publish 4 (four) times in 1 (one) year, i.e. in February, May, August, and November.
Arjuna Subject : -
Articles 209 Documents
Ovariohysterectomy kasus tumor serviks dan uterus pada anjing mix breed Miyayu Soneta Sofyan; Ira Sari Yudaniayanti; Nusdianto Triaoso; Rimala Aisyah; Revita Vandarischa Prameswari; Tegar Farizky Rusnalendra
ARSHI Veterinary Letters Vol. 6 No. 3 (2022): ARSHI Veterinary Letters - Agustus 2022
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avl.6.3.47-48

Abstract

Tumor serviks dan uterus merupakan benjolan yang muncul akibat pertumbuhan sel yang berlebihan pada daerah servik dan uterus, ditandai terkadang dengan adanya leleran keluar melalui vagina. Tulisan ini melaporkan penanganan kasus tumor servik dan uterus pada seekor anjing mix breed betina, berumur 14 tahun dengan berat badan 10 kg dibawa pemiliknya ke Rumah Sakit Hewan Pendidikan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga (RSHP FKH UNAIR). Pemilik mengeluhkan perut anjing membesar dan keluar cairan kuning kecoklatan dari vagina sejak sepuluh hari sebelumnya. Berdasarkan hasil anamnesis, anjing tidak pernah kawin, makan dan minumnya masih normal. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan anjing mengalami distensi abdomen dan keluar leleran berwarna kuning kecoklatan melalui vagina. Hasil pemeriksaan radiologi tampak uterus memiliki densitas yang meningkat dan terjadi pembesaran dengan bentuk yang massif pada regio abdomen. Hasil pemeriksaan darah tampak terjadi leukositosis, anemia, penurunan fungsi hati dan ginjal. Terapi yang dilakukan adalah ovariohysterectomy, dengan pengobatan pascabedah adalah pemberian antibiotik, antiradang dan multivitamin. Anjing sudah memiliki nafsu makan yang baik sehari setelah pembedahan dan selanjutnya dilakukan rawat jalan. Anjing melakukan kontrol ke RSHP FKH UNAIR setelah 10 hari pembedahan dengan kondisi luka sudah menutup dan kering, serta dilakukan pelepasan jahitan.
Terapi gigitan lintah pada fokal nekrosis pascabedah fraktur antebrachii pada kucing lokal Yulia Erika
ARSHI Veterinary Letters Vol. 6 No. 3 (2022): ARSHI Veterinary Letters - Agustus 2022
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avl.6.3.41-42

Abstract

Antebrachium adalah bagian lengan di antara sendi siku dan pergelangan yang tersusun atas tulang radius dan ulna dengan resiko fraktur tergolong tinggi akibat kecelakaan. Tulisan ini melaporkan terapi lintah pada kejadian fraktur antebrachii pada kucing lokal berusia 2 tahun dan mengalami vulnus jaringan sianosis dan fokal nekrosis di regio carpal-digital. Diagnosa fraktur dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan radiografi pada antebrachi. Terapi fiksasi tulang radius dan ulna menggunakan pin dan pelat baja melalui tindakan bedah open reduction internal fixation. Kombinasi pengobatan sistemik diberikan secara injeksi dan oral selama 2 minggu pascabedah ortopedik. Terapi menggunakan gigitan lintah sebanyak 2 ekor/hari yang dilakukan berhasil memperbaiki vaskularisasi jaringan regio carpal-digital yang nekrosis. Terapi menggunakan lintah memperlihatkan perbaikan jaringan yang signifikan setelah 4 hari, bengkak berkurang dan eksudat mengering. Progres persembuhan jaringan kulit dan luka berlangsung dengan baik dan lebih cepat setelah 2 bulan terapi gigitan lintah.
Kasus pyometra terbuka pada anjing Golden Retriever dengan riwayat ovariohysterectomy tidak lengkap Siti Maemunah; Herli Malinton; Ira Mahfudah
ARSHI Veterinary Letters Vol. 6 No. 3 (2022): ARSHI Veterinary Letters - Agustus 2022
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avl.6.3.45-46

Abstract

Ovariohysterectomy yang tidak lengkap dapat memicu terjadinya pyometra. Pyometra terbuka merupakan akumulasi nanah didalam uterus yang ditandai dengan discharge merah kecoklatan yang keluar dari vagina. Tulisan ini melaporkan kejadian pyometra pada anjing dengan riwayat telah di ovariohysterectomy. Anjing Golden Retriever bernama Jolly, betina, umur 6 tahun, dibawa oleh pemiliknya ke Klinik Hewan Tigrie dengan riwayat sudah disteril saat berumur 6 bulan, tetapi masih mengalami loop (estrus) saat dewasa, dan memiliki nafsu makan yang baik. Hasil pemeriksaan klinis ditemukan discharge merah kecoklatan pada vulva. Hasil . Hasil radiografi menunjukkan adanya perbesaran pada uterus berisi cairan. Hasil pemeriksaan haematologi menunjukkan peningkatan sel darah putih granulosit dan thrombophenia. Terapi yang dilakukan adalah ovariohysterectomy, pemberian infus intravena, antibiotik, analgesik, dan immunomodulator. Sehari pasca-operasi, anjing Jolly memiliki nafsu makan yang baik, dan dirawat inap selama 10 hari sampai jahitan kering.
Citra ultrasonografi dan profil hematologi kasus pyometra pada kucing di Klinik Hewan Cimanggu Rr Soesatyoratih; Anita Esfandiari
ARSHI Veterinary Letters Vol. 6 No. 4 (2022): ARSHI Veterinary Letters - November 2022
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avl.6.4.61-62

Abstract

Seekor kucing betina bernama Berlin datang ke Klinik Hewan Cimanggu dengan keluhan hewan lesu, kurang nafsu makan dan mengeluarkan cairan merah dari bagian belakang tubuhnya. Hasil pemeriksaan fisik kucing bernama Berlin didapatkan adanya leleran lendir yang berwarna merah keluar dari vulva. Dari hasil anamnesa dan temuan klinis, kucing Berlin diduga menderita pyometra. Pyometra merupakan suatu gangguan reproduksi pada hewan betina yang ditandai dengan adanya penimbunan nanah pada uterus. Dari gejala klinis yang tampak, pyometra yang diderita kucing Berlin adalah pyometra terbuka. Hasil pemeriksaan penunjang ultrasonografi dan pemeriksaan darah terkonfirmasi kucing Berlin menderita pyometra.
Pembelajaran radiografi digital organ reproduksi ayam domestik melalui aplikasi Picture Archiving and Communication System Mokhamad Fakhrul Ulum
ARSHI Veterinary Letters Vol. 6 No. 3 (2022): ARSHI Veterinary Letters - Agustus 2022
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avl.6.3.53-54

Abstract

Radiografi adalah alat diagnostik yang umum digunakan dalam praktik kedokteran hewan dan saat ini telah berkembang dengan adanya fitur Picture Archiving and Communication System (PACS). Sistem PAC merupakan sistem komputasi inter-dan intra-institusi yang mengelola akuisisi, transmisi, penyimpanan, distribusi, tampilan, dan interpretasi dari citra medis untuk memudahkan radiologis dalam berdiskusi dalam peneguhan diagnosa berdasarkan citra diagnostik radiografi. Tulisan ini memberikan gambaran sistem PAC dalam pembelajaran pencitraan radiografi digital dengan model organ reproduksi ayam bagi mahasiswa. Mahasiswa melakukan pengambilan gambar organ reproduksi ayam jantan dan betina, selanjutnya citra digital diunggah kedalam sistem PAC dari Instalasi Radiologi di Rumah Sakit Hewan Pendidikan (RSHP). Pembacaan citra radiografi digital selanjutnya dibaca melalui telefon pintar masing-masing di Unit Rehabilitasi Reproduksi yang berlokasi jauh dari RSHP. Citra organ reproduksi ayam jantan dan betina pada sudut pandang lateral tampak berada dicaudo-dorsal dari paru-paru, sisi kranial ginjal dengan sedikit superimposed yang berada didaerah dorsal. Sudut pandang ventro dorsal sulit ditentukan organ reproduksi karena superimposed dengan organ abdominal seperti ampela, hati, dan usus. Opasitas ovarium yang berbentuk bulat maupun testikel yang berbentuk lonjong tampak sebagai siluet masa yang lebih radioopak. Sistem PAC ini memudahkan proses pembelajaran radiologi bagi mahasiswa maupun kolega dokter hewan dalam mendiskusikan citra radiografi.
Gambaran parameter fisiologi sebelum dan setelah penanganan pada kuda dengan kasus kolik ringan Irfan Hakim Utomo; Dwi Budiono
ARSHI Veterinary Letters Vol. 6 No. 4 (2022): ARSHI Veterinary Letters - November 2022
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avl.6.4.73-74

Abstract

Kolik merupakan penyakit yang sering dialami oleh kuda. Kondisi kolik secara umum akan menyebabkan perubahan pada kondisi fisiologis kuda. Tulisan ini melaporkan kondisi parameter fisiologi sebelum dan setelah penanganan pada kuda yang mengalami kolik ringan. Beberapa gejala klinis yang muncul pada kedua kuda adalah menakur-nakur, memojok, napas terengah-engah, dan tidak memakan pelet. Hasil pemeriksaan parameter fisiologi kuda yang mengalami kolik ringan menunjukkan kedua kuda mengalami peningkatan frekuensi denyut jantung, frekuensi denyut nadi, frekuensi respirasi dan frekuensi peristaltik usus kuda hanya terdengar 1 kali. Temperatur tubuh dan warna mukosa kedua kuda dalam kondisi normal. Kedua kuda tidak berdefekasi sebelum penanganan. Kedua kuda diberikan terapi berupa penyuntikan obat non-steroidal anti-inflammatory drug (NSAID) flunixin intravena. Selain itu, kuda juga diajak berjalan-jalan dan dilakukan penundaan pemberian pakan. Hasil pemeriksaan parameter fisiologi kedua kuda setelah penanganan berhasil menurunkan frekuensi denyut jantung, frekuensi denyut nadi, frekuensi respirasi dari nilai sebelum penanganan menjadi normal. Peristaltik usus kedua kuda meningkat yang disertai dengan defekasi. Suhu tubuh dan warna mukosa kedua kuda dalam kondisi normal
Antimicrobial susceptibility of coagulase-negative staphylococci isolated from red-tailed racers (Gonyosoma oxycephalum) Lydia Pow Kar Men; Usamah Afiff; Deni Noviana
ARSHI Veterinary Letters Vol. 6 No. 4 (2022): ARSHI Veterinary Letters - November 2022
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avl.6.4.71-72

Abstract

Antibiotic resistant coagulase-negative staphylococci (CoNS) have been reported around the world. The aim of this study was to determine the antimicrobial susceptibility of CoNS isolated from red–tailed racers. Samples were swabbed from the oral cavity of 5 wild caught red–tailed racers, and were identified with biochemical test using the Kirby–Bauer disc diffusion test interpreted by referring to Clinical and Laboratory Standards Institute. The results obtained 4 species of CoNS isolated from swab samples including S. sciuri, S. xylosus, S. lentus, and S. kloosii. The antibiotic resistance test of S. xylosus, S. sciuri, and S. lentus showed susceptibility to amoxicillin, gentamicin, erythromycin, bacitracin, vancomycin and oxacillin, but resistance towards penicillin G. S. sciuri isolated from snake number 1 was intermediate towards erythromycin. S. kloosii showed susceptibility towards amoxicillin, gentamicin, bacitracin, penicillin G, vancomycin, and oxacillin, but was resistant towards erythromycin
Efektivitas penggunaan iopamidol sebagai bahan kontras gastrointestinal pada kucing Riki Siswandi; Fadeli Bermani; Nurul Anjar Prastiwi; Matilde Surtini Bensa; Dwi Utari Rahmiati; Gunanti .; Deni Noviana
ARSHI Veterinary Letters Vol. 6 No. 3 (2022): ARSHI Veterinary Letters - Agustus 2022
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avl.6.3.57-58

Abstract

Iopamidol merupakan media kontras yang larut dalam air dan bersifat non-ionik. Tulisan ini melaporkan efektifitas penggunaan iopamidol pada seekor kucing domestik jantan berusia 3 tahun, memiliki bobot badan 6 kg, yang dibawa oleh pemiliknya ke klinik dengan keluhan tidak defekasi selama 5 hari dan memiliki nafsu makan yang baik. Pemeriksaan penunjang dilakukan dengan radiografi kontras gastrointestinal dengan menggunakan iopamidol. Pengambilan x-ray dilakukan pada menit ke-0, 30, 60, 150 dan 240. Motilitas gastrointestinal dievaluasi dengan penilaian semi kuantitatif. Kucing terlihat tidak mengalami gangguan motilitas lambung dan usus halus, namun obstruksi ditemukan pada usus besar. Tidak terlihat adanya efek samping maupun komplikasi dari penggunaan iopamidol baik selama prosedur maupun sampai hari ke 5 setelah prosedur. Iopamidol dinilai dapat dijadikan sebagai bahan kontras gastrointestinal.
Resistansi Escherichia coli asal feses sapi di wilayah Bogor terhadap antimikrob Dordia Anindita Rotinsulu; Usamah Afiff; Diyah Septiriyanti
ARSHI Veterinary Letters Vol. 6 No. 4 (2022): ARSHI Veterinary Letters - November 2022
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avl.6.4.75-76

Abstract

Resistansi bakteri terhadap antimikrob telah menjadi permasalahan global. Pengujian resistansi antimikrob bakteri dari hewan penting dilakukan terutama dengan adanya resistansi antimikrob pada manusia yang diduga bersumber pada ternak. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis gambaran resistansi Escherichia coli (E. coli) yang diisolasi dari feses sapi terhadap berbagai antimikrob, yaitu aztreonam, basitrasin, sefpodoksim, enrofloksasin, fosfomisin, gentamisin, dan kloramfenikol. Uji resistansi antimikrob dilakukan menggunakan metode difusi cakram Kirby-Bauer. Hasil uji diinterpretasi menurut Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI). Isolat E. coli asal feses sapi yang diperiksa resistan terhadap aztreonam (40%), sefpodoksim (40%), fosfomisin (50%), basitrasin (100%), dan gentamisin (10%). Isolat E. coli sebanyak 30% memiliki kepekaan intermediat terhadap fosfomisin. Seluruh isolat sensitif terhadap kloramfenikol (100%), dan sebagian besar sensitif terhadap enrofloksasin (90%) dan gentamisin (90%). Isolat E. coli yang resistan terhadap aztreonam dan sefpodoksim diduga berfenotip extended spectrum β-lactamase (ESBL). Pengobatan infeksi E. coli pada sapi harus memperhatikan gambaran resistansi isolat terhadap antimikrob.
Prolapsus rektum berulang pada kucing ras campuran Haifa Maziyyah; Rahma Melatiana; Ziazan Bevina Athallah; Ayu Syilvita Amanda; Yoni Darmawan Sugiri; Fransiscus Teguh Santoso; Okta Wismandanu
ARSHI Veterinary Letters Vol. 7 No. 1 (2023): ARSHI Veterinary Letters - Februari 2023
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avl.7.1.7-8

Abstract

Seekor kucing ras campuran dibawa pemiliknya datang ke Rumah Sakit Hewan Provinsi Jawa Barat dengan keluhan keluarnya massa kemerahan dari anus yang pernah terjadi 7 kali sebelumnya. Kucing didiagnosa mengalami prolapsus rektum berulang. Penanganan terakhir pada kasus prolapsus dilakukan tindakan amputasi rektum (enterectomy) dan anastomosis, serta colopexy. Selama pemulihan diberikan infus NaCl, antibiotik injeksi dan topikal, serta NSAID sebagai terapi. Namun, kucing tidak dapat bertahan dan mengalami kematian 5 hari setelah pembedahan.

Filter by Year

2017 2023