cover
Contact Name
Iwan Ridwan
Contact Email
iwan.ridwan@polban.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
fluida@polban.ac.id
Editorial Address
Jl. Gegerkalong Hilir, Ds. Ciwaruga Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Kotak Pos Bandung 1234 Kode Pos 40559 Gedung Jurusan Teknik Kimia
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
FLUIDA
ISSN : 14128543     EISSN : 27237680     DOI : https://doi.org/10.35313/fluida
FLUIDA (FLD, ISSN: 1412-8543, e-ISSN: 2723-7680) is a science and technology journal that contains articles taken from laboratory research results, simulation results of problems, conceptual analysis (the study of problem-solving in writing) about the production process, troubleshooting, and maintenance as well as results of studies/evaluations of the performance of a system process, especially in the fields of Chemical Engineering, Sustainable and Renewable Energy, Bioprocess Technology, and Food Technology.
Articles 93 Documents
Tim Redaksi dan Daftar Isi Keryanti
Fluida Vol 12 No 2 (2019): FLUIDA
Publisher : Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/fluida.v12i2.2275

Abstract

Daftar isi
Pengaruh Konsentrasi Gliserol Dan Sorbitol Terhadap Karakteristik Daya Serap Air Edible Film Dari Pektin Kulit Pisang Nisya Qonita Zahra; Royfa Fenandita Finadzir; Fitria Yulistiani
Fluida Vol 13 No 2 (2020): FLUIDA
Publisher : Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/fluida.v13i2.2244

Abstract

ABSTRAK Penggunaan edible film menghasilkan limbah dan polusi yang lebih sedikit, namun karakteristiknya masih belum mendekati sifat kemasan sintetis. Salah satu karakteristik yang perlu diperbaiki adalah daya serap air/WVTR (Water Vapor Transmission Rate). Pada penelitian ini dilakukan studi literatur mengenai pengaruh jenis dan konsentrasi pemlastis (gliserol dan sorbitol) terhadap karakteristik WVTR edible film dari pektin kulit pisang. Literatur yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada hasil penelitian terkait pembuatan edible film berbasis pektin kulit pisang serta menggunakan pemlastis gliserol dan sorbitol. Pada produk edible film yang dibuat menggunakan pemlastis dengan konsentrasi 10%, pemlastis sorbitol menghasilkan WVTR yang lebih rendah (3,66 g.H2O/jam.m2) dibandingkan dengan pemlastis gliserol (3,93 g.H2O/jam.m2). Dari kedua jenis pemlastis tersebut, konsentrasi yang memberikan nilai WVTR terendah (3,66 – 4,66 g.H2O/jam.m2) ada pada rentang 5-15%. Dari seluruh hasil penelitian yang dikaji, karakteristik WVTR produk edible film sudah memenuhi Japanese Industrial Standard (JIS Z 1707, 1975). Kata kunci: Edible film, pemlastis, daya serap air, pektin kulit pisang ABSTRACT The use of edible films results in less waste and pollution, but their properties are still not close to those of synthetic packaging. One of its properties that need to be improved is its water vapor transmission rate (WVTR). In this study, a literature study was carried out regarding the effect of plasticizers (glycerol and sorbitol) on WVTR of edible film from banana peel pectin. The literature being studied in this study is limited to the research related to edible film production based on banana peel pectin and using glycerol and sorbitol plasticizers. In the edible film which is made using a plasticizer with concentration 10%, sorbitol plasticizer produces the edible film with lower WVTR (3.66 g.H2O/hr.m2) compared to glycerol plasticizers (3.93 g.H2O/hr.m2). Of the two types of plasticizers, the concentrations that give the lowest WVTR values (3.66 – 4.66 g.H2O/hr.m2) ​​are in the range of 5-15%. From all the research results reviewed, the WVTR characteristics of edible film products have met the Japanese Industrial Standard (JIS Z 1707, 1975). Keywords: Edible film, plasticizer, water vapor transmission rate, banana peel pectin
Optimasi Pembuatan Nanoselulosa dari Rumput Alang-Alang Endang Widiastuti; Ari Marlina
Fluida Vol 13 No 2 (2020): FLUIDA
Publisher : Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/fluida.v13i2.2249

Abstract

Pada era sekarang ini, pemanfaatan nanoselulosa sudah sangat luas pada berbagai bidang, seperti farmasi, kosmetik, elektronik, dirgantara, dsb. Proses pembuatan nanoselulosa dapat dilakukan dengan berbagai cara bergantung pada bahan baku selulosanya, tetapi secara umum meupakan kombinasi dari perlakuan kimia dan mekanik .Rumput alang-alang (Imperata Cylindrica) dapat dijadikan sebagai sumber selulosa dengan kandungan selulosanya berkisar 40%. Ekstraksi selulosa dari rumput alang-alang diawali dengan proses delignifikasi dan dilanjutkan dengan proses bleaching menggunakan H2O2 dan NaOH. Serat selulosa diperoleh kemudian dihidrolisis dengan asam sulfat 64% pada suhu variasi 35 dan 45 ͦC, pengadukan divariasikan pada 250, 500 dan 750 rpm serta lamanya hidrolisis divariasikan 1, 2, dan 3 jam. Sebelum hasil hidrolisis dinetralkan terlebih dahulu disonifikasi dengan variasi waktu 20 dan 30 menit. Untuk pengujian hasilisolasi nano selulosa digunakan cara SEM (Scanning Electron Microscopes) Dari penelitian ini, nano selulosa dari rumput alang-alang diperoleh melalui proses hidrolisis pada suhu 45 ℃, pengadukan 750 rpm, dan selama 3 jam, selanjutnya disonifikasi selama 30 menit. Kondisi ini digunakan untuk serat selulosa rumput alang-alang dalam keadaan kering.
Penyisihan Kadar Amoniak dalam Limbah Cair Industri Pupuk Menggunakan Sequencing Batch Reactor Robby Sudarman; Herawati Budiastuti; Nancy Siti Djenar; Efniarsi S. Panggalo; Ajie Nurhasyim
Fluida Vol 13 No 2 (2020): FLUIDA
Publisher : Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/fluida.v13i2.2264

Abstract

ABSTRAK Sifat toksik nitrogen amoniak dalam limbah cair berbahaya bagi kehidupan sehingga perlu untuk dihilangkan. Pada penelitian ini penyisihan kadar amoniak yang tinggi dalam limbah cair industri pupuk dilakukan melalui proses nitrifikasi dan denitrifikasi menggunakan Sequencing Batch Reactor (SBR). Dua reaktor SBR digunakan dimana pada reaktor pertama (R1) dilakukan pengadukan dan pada reaktor kedua (R2) dilakukan aerasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pembebanan 0,787 mg amoniak/L/hari dan Hydraulic Retention Time (HRT) 20 hari, efisiensi penyisihan kadar amoniak mampu dicapai pada kisaran 71,26%-90,91% (R1) dan 62,32% -92,21% (R2). Pengukuran pH pada HRT 20 hari berada pada rentang 8,25-8,65 pada R1 dan pH 8,34-8,73 pada R2. Pada HRT 15 hari, efisiensi penyisihan kadar amoniak efluen pada R1 menurun yaitu dari 90,89 % menjadi 86,81% dan pada R2 menurun dari 90,59% menjadi 40,99 %. Pada HRT 15 hari, efisiensi penyisihan kadar amoniak pada R1 lebih baik dibandingkan pada R2 yang disebabkan adanya penambahan aerasi pada R1 di akhir penelitian. Kata kunci: amoniak, limbah cair, industri pupuk, sequencing batch reactor ABSTRACT The toxic nature of ammonia nitrogen in liquid waste is dangerous for life, so it needs to be eliminated. In this study, the removal of high ammonia levels in the fertilizer industry wastewater was carried out through a process of nitrification and denitrification using the Sequencing Batch Reactor (SBR). Two SBR reactors were used where the first reactor (R1) was stirred and the second reactor (R2) was aerated. The results showed that at a load of 0.787 mg of ammonia/L/day and 20 days of Hydraulic Retention Time (HRT), the efficiencies of removal of ammonia levels were achieved in the range of 71.26%-90.91% (R1) and 62.32%- 92.21% (R2). The pH measurements at 20 days of HRT were in the range of 8.25-8.65 at R1 and pH 8.34-8.73 at R2. At 15 days of HRT, the effluent ammonia level removal efficiency at R1 decreased from 90.89% to 86.81% and at R2 decreased from 90.59% to 40.99%. At 15 days of HRT, the efficiency of ammonia level removal at R1 was better than that in R2 due to the addition of aeration to R1 at the end of the study. Keywords: ammonia, liquid waste, fertilizer industry, sequencing batch reactor
Kinerja Biakan Murni Rhizopus oligosporus pada Pembuatan Minyak Kelapa Murni (VCO) Irwan Hidayatulloh; Bintang Iwhan Moehady
Fluida Vol 13 No 2 (2020): FLUIDA
Publisher : Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/fluida.v13i2.2265

Abstract

ABSTRAK Pembuatan minyak kelapa murni dari santan kelapa dapat terjadi oleh perlakuan mikroorganisme yang menyebabkan pecahnya emulsi santan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan minyak kelapa dengan menggunakan biakan murni Rhizopus oligosporus dalam bentuk sel bebas pada kondisi optimum temperatur dari mikroba tersebut secara fermentasi batch. Percobaan dilakukan dengan memvariasikan jumlah biakan murni Rhizopus oligosporus. Dari penelitian ini diperoleh hasil VCO terbaik yakni pada percobaan dengan jumlah ragi biakan murni 1.350.000 mikroba/ml pada temperatur 37oC yang menghasilkan produk minyak 81,80 gram. Secara analisis fisik diperoleh turbiditas 3,4 NTU serta warna, bau dan rasa yang normal, sedangkan berdasarkan hasil analisis kimia produk tersebut memiliki kadar air 0,2 %, kadar asam lemak bebas 0,52 % , dan bilangan penyabunan 262,968 mg KOH/g lemak. Kata kunci: Minyak kelapa murni, Rhizopus oligosporus, biakan murni. ABSTRACT The production of virgin coconut oil from coconut milk can be done by microorganism treatment that causes the coconut emulsion to break. This study aims to obtain coconut oil using pure cultures of Rhizopus oligosporus in the form of free cells at optimal temperature conditions of these microbes by batch fermentation. Experiments were carried out by varying the number of pure cultures of Rhizopus oligosporus. From this research, the best VCO result was the experiment done with the amount of pure culture yeast of 1,350,000 microbes/ml at 37oC, producing 81.80 grams of oil product. Physical analysis resulted in turbidity of 3.4 NTU and normal color, odor, and taste, whereas chemical analysis resulted in moisture content of the product of 0.2%, free fatty acid content of 0.52%, and saponification number of 262.968 mg KOH/g fat. Keywords: Pure coconut oil, Rhizopus oligosporus, pure culture
Uji Kinerja Screw Oil Press Machine Ditinjau dari Rendemen dan Kualitas Minyak Kelapa yang Dihasilkan Ahmad Zikri; Arizal Aswan; Erlinawati Erlinawati; Fatria Fatria; Yuda Pratama; Tiara Anggraini; M. Bintang Cendikia
Fluida Vol 13 No 2 (2020): FLUIDA
Publisher : Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/fluida.v13i2.2305

Abstract

ABSTRAK Minyak kelapa merupakan salah satu produk utama dari pengolahan daging kelapa melalui proses ekstraksi kering dan basah. Minyak kelapa dapat diproduksi melalui ekstraksi kering kopra mentah dengan perolehan minyak 63-65%, dan salah satu metodenya adalah dengan cara pengepresan mekanis menggunakan Mesin Screw Press Oil. Pada proses pengepresan, ada banyak faktor yang menyebabkan kehilangan minyak sehingga perolehan produk minyak menjadi lebih sedikit. Pada penelitian ini ditujukan untuk diperolehnya hasil minyak kelapa maksimum dengan mengamati faktor kondisi operasi selama proses pengepresan, seperti kecepatan putar sekrup dan temperatur. Selanjutnya, diperoleh juga jumlah intensitas konsumsi energi dan efisiensi menekan dalam proses produksi minyak kelapa dari bahan baku kopra menggunakan Mesin Screw Press Oil. Metode penelitian dimulai dengan tahap persiapan bahan dan tahap pengujian mesin dengan menganalisis intensitas energi dan efisiensi pengepresan pada Mesin Pengepres Minyak Sekrup yang dibutuhkan dalam proses pengepresan minyak kelapa dari kopra dalam hal hasil minyak kelapa yang dihasilkan. Kata kunci: Mesin press minyak screw, kopra, minyak kelapa. ABSTRACTCoconut oil is one of the main products from processing coconut meat through dry and wet extraction. In dry extraction, coconut oil is produced with raw copra material which has an oil content of 63-65%. The production process of coconut oil from copra is done by mechanical pressing using a Screw Press Oil Machine. In the pressing process, there are many factors that cause oil losses so that the acquisition of oil products becomes less. Therefore, this study aims to obtain maximum coconut oil yield by analyzing several factors of operating conditions during the pressing process such as screw rotational speed and temperature. Furthermor, it is also obtained the amount of energy consumption intensity and pressing efficiency in the production process of coconut oil from copra raw materials using the Screw Press Oil Machine. The research method begins with the preparation stage of the material and the engine testing stage by analyzing the energy intensity and pressing efficiency at the Screw Oil Press Machine needed in the process of pressing coconut oil from copra in terms of the yield of coconut oil produced. Keywords: Screw oil press machine, copra, coconut oil.
Pengaruh Suhu dan Konsentrasi terhadap Proses Pemisahan Nikel dari Logam Pengotor Menggunakan Metode Leaching Ade Yanti Nurfaidah; Dheana Putri Lestari; Rheisya Talitha Azzahra; Dian Ratna Suminar
Fluida Vol 13 No 2 (2020): FLUIDA
Publisher : Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/fluida.v13i2.2388

Abstract

Abstrak Nikel merupakan unsur logam yang penggunaannya sudah dikenal dalam industri, terutama pada pelapisan logam dan paduan. Pengolahan nikel dari bijih nikel laterit (jenis Limonit) menggunakan proses hidrometalurgi Atmospheric Pressure Acid Leaching (APAL) yang dinilai lebih ekonomis karena pemakaian energi dan biaya operasional cukup rendah. Media pelarut yang digunakan berupa larutan asam sulfat (H2SO4). Sebelum dilakukan pengolahan, karakterisasi bijih dilakukan menggunakan X-Ray Diffraction (XRD), X-Ray Flourscence (XRF), dan Scanning Electron Microscopy (SEM). Metode penelitian yang dilakukan yaitu literature review. Hasil review dari beberapa artikel jurnal menunjukkan bahwa kadar nikel yang terkandung pada suatu bijih sekitar 1,42%, 2,94 dan 0,95% serta sisanya adalah pengotor. Kondisi operasi yang tepat akan menghasilkan pemurnian nikel yang cukup tinggi. Parameter kondisi operasi yang dapat memengaruhi proses pemisahan nikel diantaranya suhu operasi yang ditunjukan dengan semakin meningkatnya % ekstraksi nikel seiring dengan kenaikan suhu. Selain suhu operasi, konsentrasi pelarut juga salah satu parameter yang mempengaruhi % ekstraksi karena semakin tinggi ion H+ akan memudahkan proses pelarutan sehingga akan mengikat Nikel Oksida yang terdapat pada bijih. Suhu paling optimal untuk menghasilkan nikel dengan kemurnian tinggi dalam operasi pelindian atmosferik adalah 90°C dan konsentrasi asam sulfat 5 M. Kata Kunci: Nikel, pelindian, suhu, konsentrasi Abstract Nickel is a metal element whose use is well known in industry, especially in metal and alloy plating. The processing of nickel from laterite nickel ore (Limonite type) uses a hydrometallurgical process of Atmospheric Pressure Acid Leaching (APAL) which is considered more economical because energy consumption and operational costs are quite low. The solvent medium used is a solution of sulfuric acid (H2SO4). Prior to processing, ore characterization was carried out using X-Ray Diffraction (XRD), X-Ray Flourscence (XRF), and Scanning Electron Microscopy (SEM). The research method literature review article. The results of reviews from several journal articles show that the nickel content contained in an ore is around 1.42%, 2.94% and 0.95% and the rest is impurity. The right operating conditions will result in relatively high nickel refining. The operating condition parameters that can affect the nickel separation process include the operating temperature which is indicated by the increasing % nickel extraction along with the increase in temperature. In addition to operating temperature, solvent concentration is also one of the parameters that affects the% extraction because the higher the H+ ion will facilitate the dissolving process so that it will bind to the Nickel Oxide contained in the ore. The optimal temperature to produce high-purity nickel in atmospheric leaching operations is 90°C and a sulfuric acid concentration of 5 M. Keywords: Nickel, leaching, temperature, concentration
Studi Literatur Implementasi Metode Microwave Assisted Extraction (MAE) untuk Ekstraksi Fenol dengan Pelarut Etanol Nadya Amelinda Zahar; Neila Zakiah Hanun; Fitria Yulistiani; Heriyanto
Fluida Vol 14 No 2 (2021): FLUIDA
Publisher : Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/fluida.v14i2.2542

Abstract

Ekstraksi kandungan fenol menggunakan metode Microwave Assisted Extraction (MAE) dengan pelarut etanol telah banyak dilakukan dengan berbagai perbedaan nilai parameter. Tujuan yang akan dicapai dalam studi literatur ini yaitu untuk mendapatkan rasio liquid to solid (L/S), waktu ekstraksi, dan temperatur ekstraksi optimum pada setiap bahan yang merupakan parameter yang biasa divariasikan. Studi literatur ini menggunakan metode analisis secara deskriptif dengan cara mengumpulkan data dari literatur yang diperoleh serta mengolah data dengan cara melihat nilai Mean Squared Error (MSE) yang didapatkan. Hasil studi literatur menunjukan bahwa nilai optimum pada setiap bahan berbeda. Rasio L/S yang optimum sebesar 17,5/1 (v/w) pada akar manis. Waktu ekstraksi yang optimum sebesar 1,5 menit pada daun sirih merah, 22 menit pada rambut jagung, 6 menit pada akar manis, dan 30 menit pada daun kelor. Temperatur ekstraksi yang optimum sebesar 40°C pada daun sirih merah dan 180°C pada daun kelor.
Sintesis dan Karakterisasi Lithium Iron Phosphate (LiFePO4) Menggunakan Metoda Solid State Reaction Sebagai Katoda Pada baterai Lithium-Ion Oki Putra; Rusdan Fadila; Eko Andrijanto; Dian Ratna Suminar
Fluida Vol 14 No 2 (2021): FLUIDA
Publisher : Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/fluida.v14i2.2632

Abstract

ABSTRAK Perkembangan baterai tak luput dari kebutuhan energi yang kian meningkat. Meskipun sumber energi tidak terpaku pada baterai, namun baterai banyak diminati karena dapat menampung cukup banyak energi, relatif aman, dan bersifat portable. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesa dan mengetahui karakteristik salah satu jenis katoda baterai lithium-ion yaitu Lithium Iron Phosphate (LiFePO4) dengan variasi mol reagent berdasarkan perbandingan stoikiometri dan suhu proses kalsinasi 600°C, 700°C, dan 800°C selama 3x3 jam menggunakan metode solid state reaction dengan Li2SO4.H2O, FeSO4.7H2O, dan KH2PO4 sebagai reagent. Produk hasil kalsinasi 800°C dengan variasi 0.1 mol dijadikan sampel untuk dianalisa dan dikarakterisasi karena memiliki penurunan berat endapan BaSO4 tertinggi. Hasil karakterisasi menggunakan FTIR menunjukan gugus fungsi P-O yang cukup kuat, sementara hasil karakterisasi menggunakan SEM/EDX menunjukan partikel yang terbentuk memiliki ukuran sekitar 160nm hingga 14µm dan terdapat atom S yang merupakan impurities dalam produk. Pola difraksi hasil uji XRD menunjukan terbentuknya sejumlah fasa seperti LiFePO4, LiFeP2O7, dan Li3PO4. ABSTRACT The development of batteries is inseparable from the increasing energy needs. Although energy sources are not available for batteries, batteries are in great demand because they can store a lot of energy, are relatively safe, and are portable. This study aims to synthesize and determine the characteristics of one type of lithium-ion battery cathode, namely Lithium Iron Phosphate (LiFePO4) with various mole reagents based on stoichiometric ratios and calcination process temperatures of 600oC, 700oC, and 800oC for 3x3 hours using the solidstate reaction method with Li2SO4.H2O, FeSO4.7H2O, and KH2PO4 as reagents. The 800oC calcined product with 0.1 mol variation was sampled for analysis and characterization because it had the highest weight loss of BaSO4 deposits. The results of characterization using FTIR showed that the functional group P-O are quite strong, while the results of characterization using SEM/EDX showed that the particles formed had a size of about 160nm to 14µm and contained S atoms which were impurities in the product. The diffraction pattern of XRD test results shows the formation of phase numbers such as LiFePO4, LiFeP2O7, dan Li3PO4.
Pengaruh Pengeringan terhadap Kadar Air dan Kualitas Bolu dari Tepung Sorgum (Sorghum bicolor L) Gita Indah Budiarti; Irfan Sya'bani; Muhammad Arshal Alfarid
Fluida Vol 14 No 2 (2021): FLUIDA
Publisher : Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/fluida.v14i2.2638

Abstract

Sorgum merupakan serealia bernutrisi tinggi yang potensial untuk subtitusi terigu. Pemanfaatan sorgum saat ini hanya untuk pakan ternak. Penepungan pada sorgum selain untuk menambah masa simpan juga untuk mengurangi kadar tanin. Salah satu penentu kualitas tepung adalah kadar air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan waktu pengeringan kadar air pada tepung sorgum yang dimanfaatkan sebagai campuran pada pembuatan bolu. Hasil penelitian modifikasi tepung sorgum yang didapat dari 2 kg tepung sorgum sosoh menjadi 1,4 kg tepung sorgum termodifikasi adalah 70%. Nilai kadar air pada suhu tepung sorgum termodifikasi tersebut yang mendekati kadar air tepung terigu SNI yaitu pada waktu pengeringan 5 jam dengan suhu 80º C dan 90º C yaitu sebesar 13,8095 % dan 14,6154 %. Perbandingan komposisi penggunnaan tepung sorgum dan tepung terigu terhadap kareakteristik bolu yang optimum atau sesuai terhadap karakteristik bolu SNI adalah 50% tepung sorgum dan 50% tepung terigu.

Page 4 of 10 | Total Record : 93