cover
Contact Name
Dr. Ir. Hefni Effendi, M.Phil
Contact Email
hefni_effendi@yahoo.com
Phone
-
Journal Mail Official
jplb@bkpsl.org
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management)
ISSN : 25980017     EISSN : 25980025     DOI : 10.36813
Core Subject : Science, Social,
Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (JPLB) adalah jurnal yang bersifat open-access dan ditelaah secara peer-reviewed oleh mitra bestari. Naskah/artikel yang dipublikasikan JPLB adalah hasil penelitian asli di bidang pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan dalam arti luas, mencakup fisik, kimia, biologi, sosial ekonomi, sosial budaya, kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, dan hukum.
Arjuna Subject : -
Articles 96 Documents
History of environmental impact assesment in Indonesia F S Dhiksawan; S P Hadi; A Samekto; D P Sasongko
Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management) JPLB, Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Badan Kerjasama Pusat Studi Lingkungan (BKPSL) se-Indonesia bekerjasama dengan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup IPB (PPLH-IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36813/jplb.2.1.55-68

Abstract

This research on the history Environmental Impact Asessment (EIA) in Indonesia is aimed at obtaining an overview of the changes in regulations concerning EIA. It methods and materials in the form of library study including journals, books, and research documents on the history of EIA. The research produced an overview of the early history of EIA in Indonesia. The overview starts from the participation of the Government of the Republic of Indonesia in the Conference on the Human Environment (UNCHE) Stockholm in 1972. In 1973 Indonesia began inserting environmental consideration into the national development program based on the Decree of the People's Consultative Assembly Number IV of 1973 in the Broad Outlines of State Policy Chapter III Part B item (10). Environment law was firstly enacted in Indonesia in 1982. As time went by, the environmental laws went changes in 1997 and 2009. This law mandated the enactment of government regulation concerning EIA. EIA was first implemented in Indonesia based on the Government Regulation Number 29 of 1986. It was replaced with the Government Regulation Number 51 of 1993. Then It was revoked and replaced with Number 27 of 1999. After 3 (three) years replaced with Number 27 of 2012 on environmental license.
Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun sungkai (Peronema canescens Jack) terhadap pertumbuhan Escherichia coli dengan metode difusi cakram Kirby-Bauer Desta Fransisca; Donna Novina Kahanjak; A Frethernety
Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management) JPLB, Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Badan Kerjasama Pusat Studi Lingkungan (BKPSL) se-Indonesia bekerjasama dengan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup IPB (PPLH-IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36813/jplb.4.1.460-470

Abstract

Diarrhea is a serious and dangerous condition that could be caused by Escherichia coli. Sungkai is a plant that easily could be found in Indonesia, especially in Central Borneo. The young leaf of sungkai usually used as traditional medicine and potentially as an antibacterial. Aim of this study was to determine the antibacterial activity from the ethanol extract of sungkai (Peronema canescens Jack) leaf to inhibit the growth of E. coli, examined by Kirby-Bauer’s disc method. Post-test only control group design was the method used in this study. The ethanol extract of sungkai (P. canescens) leaf was tested with various concentration (25%, 50%, 75% and 100%). The results showed that the E. coli’s growth could be inhibited by ethanol extract of sungkai (P. canescens) leaf with a concentration of 25%, 50%, 75% and 100%, proved by 3,75 mm, 3,5 mm, 3,5 mm and 7,75 mm inhibition zone in each of concentration sequentially, with the effective concentration of 25%. It is concluded that the ethanol extract of sungkai (P. canescens) leaf could inhibit the growth of E. coli. Further research should be developed to determine the minimum levels needed to obtain the antibacterial activity of sungkai extract.
Potensi akumulasi Aurum (Au) pada beberapa jenis tumbuhan di wilayah penambangan emas Kapuas Tengah S Sunariyati; M Amin; L Hakim
Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management) JPLB, Vol 1, No 3 (2017)
Publisher : Badan Kerjasama Pusat Studi Lingkungan (BKPSL) se-Indonesia bekerjasama dengan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup IPB (PPLH-IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36813/jplb.1.3.34-43

Abstract

Terdapatnya logam Au dalam tumbuhan masih menjadi permasalahan yang belum terpecahkan dan perlu diteliti. Tujuan penelitian ini adalah (1) menginventarisasi dan mengidentifikasi beberapa jenis tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat sebagai indikator terdapatnya emas. (2) menganalisis kandungan Au pada spesimen tumbuhan yang diyakini sebagai penunjuk terdapatnya emas di wilayah penambangan. Kegiatan penelitian ini terdiri dari dua tahap. Tahap I adalah identifikasi jenis-jenis tumbuhan di wilayah penambangan emas yang diyakini penduduk setempat sebagai indikator keberadaan emas. Tahap II pembuktian ilmiah yang dilakukan melalui analisis kandungan Aurum (Au) dengan menggunakan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS), yang diamati pada panjang gelombang 242,8 nm. Hasil inventarisasi dan identifikasi diperoleh 11 jenis tumbuhan yang diyakini oleh penambang emas sebagai tumbuhan indikator terdapatnya emas. Hasil analisis laboratorium menunjukkan pada 11 jenis tumbuhan dapat mengakumulasi Au di dalam jaringan akar, batang dan daunnya dengan kadar yang bervariasi. Kadar rata-rata tertinggi terdapat di batang sebesar (130,90 ppb), di daun (84 ppb) dan terendah di akar dengan rata-rata (67,81 ppb). Adanya akumulasi Au pada tumbuhan berkorelasi dengan terdapatnya Au di dalam tanah.
Analisis kebutuhan ruang terbuka hijau sebagai penyerap emisi gas karbon di kota dan kawasan penyangga Kota Malang Fuad Jaya Miharja; Husamah Husamah; Tatag Muttaqin
Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management) JPLB, Vol 2, No 3 (2018)
Publisher : Badan Kerjasama Pusat Studi Lingkungan (BKPSL) se-Indonesia bekerjasama dengan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup IPB (PPLH-IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36813/jplb.2.3.165-174

Abstract

Pembangunan ruang terbuka hijau (RTH) di Malang diperlukan sebagai penyeimbang emisi gas CO2 dari aktivitas penduduk dan konsumsi bahan bakar kendaraan yang semakin tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis luasan RTH dan kemampuan serap CO2 serta besarnya emisi CO2 yang dilepaskan oleh aktivitas respirasi dan penggunaan bahan bakar minyak. Penelitian ini merupakan jenis deskriptif kuantitatif. Area pengambilan data dalam penelitian ini meliputi Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang. Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi yang ada di area penelitian. Metode kuantitatif digunakan untuk menentukan luasan dan kemampuan RTH yang ada saat ini untuk menyerap CO2 dan besarnya CO2 yang dilepaskan. Total emisi gas CO2 yang dihasilkan sebesar 535.429 ton/tahun. Kebutuhan luas RTH berdasarkan jumlah emisi sebesar 9.139 ha dengan luasan area RTH yang tersedia saat ini sebesar 13,09 ha sehingga dibutuhkan 9.126 ha lahan tambahan untuk menyeimbangkan kebutuhan atas RTH.
Hubungan tingkat pengetahuan PHBS tatanan RT dengan PHBS warga di bantaran Sungai Kahayan Palangka Raya tahun 2016 Tri Widodo; Francisca Diana Alexandra
Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management) JPLB, Vol 2, No 3 (2018)
Publisher : Badan Kerjasama Pusat Studi Lingkungan (BKPSL) se-Indonesia bekerjasama dengan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup IPB (PPLH-IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36813/jplb.2.3.175-184

Abstract

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku sehat yang dilakukan atas kesadaran, sehingga seseorang dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan. Penelitian ini mengambil 3 indikator dalam PHBS yaitu perilaku menggunakan jamban sehat, cuci tangan pakai sabun (CTPS) dan air mengalir, serta pemberian ASI (Air Susu Ibu) eksklusif. Data di Kota Palangka Raya menunjukkan persentase perilaku warga yang menggunakan jamban sehat sebesar 54%, perilaku cuci tangan pakai sabun 14%, dan perilaku pemberian ASI eksklusif 39,3%. Penelitian bertujuan menganalisis hubungan tingkat pengetahuan PHBS tatanan RT dengan PHBS (menggunakan jamban sehat, CTPS dan pemberian ASI eksklusif) warga di bantaran Sungai Kahayan wilayah kerja Puskesmas Pahandut. Jenis penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Sebanyak 95 responden yang memiliki balita di wilayah kerja Puskesmas Pahandut dipilih menggunakan teknik simple random sampling dan dianalisis dengan Chi Square (α=0,05). Sebanyak 54 responden memiliki tingkat pengetahuan PHBS yang baik, 67 responden berperilaku menggunakan jamban sehat dengan baik, 69 responden berperilaku CTPS dengan baik dan 53 responden memberikan ASI eksklusif . Semua p value=0.00. Terdapat hubungan tingkat pengetahuan PHBS tatanan RT dengan PHBS (menggunakan Jamban Sehat, CTPS dan Pemberian ASI eksklusif) warga di Bantaran Sungai Kahayan wilayah kerja Puskesmas Pahandut Palangka Raya Tahun 2016.
Teknologi alamiah penjamin kualitas kompos (studi kasus: kompos di Desa Tekelan, Kabupaten Semarang) W Oktiawan; B Zaman; Purwono Purwono
Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management) JPLB, Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Badan Kerjasama Pusat Studi Lingkungan (BKPSL) se-Indonesia bekerjasama dengan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup IPB (PPLH-IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36813/jplb.2.1.69-75

Abstract

Limbah peternakan sapi di Desa Tekelan terdiri dari limbah padat, semi padat (slurry) dan limbah cair. Masyarakat memanfaatkan limbah padat untuk membuat kompos secara tradisional. Tujuan penelitian ini yaitu pengujian indeks perkecambahan sebagai indikator kematangan kompos. Teknologi alamiah (fitotosisitas) dapat digunakan untuk menjamin kualitas kompos. Teknologi ini bersifat sederhana, tidak memerlukan peralatan utama, biaya perawatan minimal, sampel yang diperlukan sedikit, tidak mengenal musim, benih mudah dibeli dimana-mana, benih bertahan lama, dan waktu perkecambahan cepat. Metode penentuan kematangan dan kestabilan kompos menggunakan uji indeks perkecambahan yang didasarkan pada nilai Germination Index (GI). Biji kacang hijau (Vigna Radiata) ditaburkan pada kapas yang dibasahi dengan ekstrak kompos. GI dihitung berdasarkan nilai perkecambahan relatif (G) dan panjang akar relatif (L). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai GI kotoran sapi segar sangat rendah hanya sebesar 47, sedangkan kompos yang berumur seminggu memiliki nilai GI sebesar 58. Kompos kotoran ayam menghasilkan nilai GI 74. Ketiga kompos ini mengindikasikan bahwa kompos belum matang dan stabil (GI<80). Nilai GI kompos dengan waktu komposting 2, 3, dan 4 minggu >80 yang mengindikasikan bahwa kompos telah matang dan stabil.
Efektivitas IPAL portabel sebagai alternatif pengelolaan limbah cair domestik Ika Bagus Priyambada; Purwono Purwono
Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management) JPLB, Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Badan Kerjasama Pusat Studi Lingkungan (BKPSL) se-Indonesia bekerjasama dengan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup IPB (PPLH-IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36813/jplb.3.1.235-243

Abstract

Di Indonesia, selain sebagai saluran air alamiah, sungai sering pula digunakan sebagai tempat pembuangan air limbah kegiatan rumah tangga (domestik). Penggunaan teknologi yang efisien dan alami merupakan solusi sederhana dan murah untuk mengolah air limbah domestik dengan sistem desentralisasi. Tujuan penelitian ini adalah mengolah air limbah domestik menggunakan IPAL portabel dengan dimensi kecil, sehingga aplikatif untuk skala rumah tangga. Penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan, Departemen Teknik Lingkungan, Universitas Diponegoro selama 3 bulan. Metode penelitian menggunakan IPAL portabel untuk mengolah air limbah domestik skala rumah tangga dengan sistem kontinu. Limbah domestik berasal dari kantin kampus Universitas Diponegoro. IPAL portabel menggunakan sistem kombinasi anaerob-aerob yang dilengkapi dengan bak penampung limbah awal, bak penangkap lemak dan bak efluen. Waktu tinggal hidrolis atau Hydraulic Retention Time (HRT) dilakukan pada 3 variasi yaitu 4 jam, 8 jam dan 12 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi amoniak mengalami penurunan terbesar pada HRT 12 jam dengan efisiensi penyisihan sebesar 60%. Konsentrasi awal sebesar 40,99 mg/l turun menjadi 16,4 mg/l. Konsentrasi Chemical Oxygen Demand (COD) dan minyak & lemak juga mengalami penurunan terbesar pada HRT 12 jam, masing-masing turun sebesar 71% dan 91% dari konsentrasi awal. IPAL portabel ini paling efektif dalam menyisihkan minyak & lemak.
Reduksi minyak, lemak, dan bahan organik limbah rumah makan menggunakan grease trap termodifikasi karbon aktif T A Zaharah; Nurlina Nurlina; R RE Moelyani
Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management) JPLB, Vol 1, No 3 (2017)
Publisher : Badan Kerjasama Pusat Studi Lingkungan (BKPSL) se-Indonesia bekerjasama dengan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup IPB (PPLH-IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36813/jplb.1.3.25-33

Abstract

Minyak dan lemak termasuk dalam kategori limbah organik yang dapat mencemari lingkungan. Grease trap dapat memisahkan minyak dan lemak dari limbah, sehingga tidak menggumpal dan membeku yang dapat membuat pipa tersumbat. Pada penelitian ini, grease trap dimodifikasi dengan karbon aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efisiensi penggunaan grease trap yang dimodifikasi dengan karbon aktif untuk mereduksi minyak, lemak dan bahan organik dari limbah rumah makan. Penelitian ini dimulai dari preparasi karbon aktif, kemudian dilanjutkan ke tahapan persiapan alat, optimasi alat dan uji kinerja alat grease trap termodifikasi karbon aktif. Berdasarkan hasil pengujian, air limbah hasil output dari grease trap mengandung 1217,6 mg/L COD; 645 mg/L BOD; 156 mg/L TSS; dan 88,45 mg/L minyak dan lemak. Kandungan air limbah hasil output grease trap yang dimodifikasi dengan kolom sepanjang 10 cm yang berisi karbon aktif adalah COD 2,5 mg/L; BOD 19 mg/L; TSS 3,4 mg/L; minyak dan lemak tidak terdeteksi. Penggunaan kolom yang diisi dengan karbon aktif untuk dimodifikasi pada alat grease trap ternyata mampu menurunkan konsentrasi BOD, COD, TSS, minyak dan lemak dari limbah hingga ke nilai baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan domestik.
Desentralisasi pengolahan limbah padat rumah tangga menggunakan teknologi biodrying B Zaman; W Oktiawan; M Hadiwidodo; E Sutrisno; Purwono Purwono
Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management) JPLB, Vol 1, No 3 (2017)
Publisher : Badan Kerjasama Pusat Studi Lingkungan (BKPSL) se-Indonesia bekerjasama dengan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup IPB (PPLH-IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36813/jplb.1.3.18-24

Abstract

Pengolahan limbah padat rumah tangga dengan cara dibakar maupun landfill saat ini sudah tidak optimal. Ketersediaan lahan tempat pemrosesan akhir (TPA) sudah kritis, mencari alternatif TPA baru pun akan sulit dan mahal terutama di kota besar. Teknologi biodrying merupakan pengelolaan limbah padat dengan sistem desentralisasi, dimana limbah padat akan mengalami biokonversi mekanikal-biologikal. Pada prakteknya, reaktor biodrying memproses limbah padat dengan kadar air tinggi yang sudah dicacah dan menghasilkan output limbah padat kering sebagai bahan bakar pengganti batubara. Panas yang dihasilkan dari proses dekomposisi aerobik senyawa organik dikombinasikan dengan udara berlebih berfungsi mengeringkan limbah padat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa limbah padat rumah tangga yang terdiri dari limbah makanan, daun, kertas, dan plastik memiliki kadar air awal sebesar 66,24 %. Penambahan debit aerasi 2 liter/menit menghasilkan kenaikan suhu maksimum 44°C pada jam ke-29 dan bertahan sampai jam ke-39. Kadar air turun menjadi 62,18 % setelah diaerasi selama 110 jam. pH lindi yang dihasilkan mengalami kenaikan dari 6,07 (asam) menjadi 8,27 (basa). Parameter emisi udara NO2 mengalami penurunan dari 0,187 µg/Nm3 menjadi 0,008 µg/Nm3. Nilai ini hampir mendekati kadar NO2 udara ambien sebesar 0,006 µg/Nm3. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa proses biodrying selama 5 hari mampu menaikan pH menjadi basa dan emisi udara NO2 rendah. Kadar air limbah padat perlu diturunkan lagi sampai <20 % agar dapat dibakar dengan baik.
Peningkatan Pertumbuhan Shorea balangeran Korth. Di Hutan Kampus Universitas Palangka Raya Esra Riris Sinaga; J M Rotinsulu; P E Putir
Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management) JPLB, Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Badan Kerjasama Pusat Studi Lingkungan (BKPSL) se-Indonesia bekerjasama dengan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup IPB (PPLH-IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36813/jplb.2.2.155-164

Abstract

Belangeran (Shorea balangeran Korth.) merupakan tanaman yang habitat tumbuhnya di lahan gambut. Tetapi keberadaan tanaman ini mulai terancam punah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan Shorea balangeran Korth. dengan pemberian pupuk tunggal N, P dan K di Hutan Kampus Universitas Palangka Raya. Diharapkan hasil dari penelitian ini memberikan informasi awal mengenai pertumbuhan Belangeran dengan jenis pupuk yang berbeda sebagai pertimbangan untuk rehabilitasi dilahan gambut. Pengamatan serta pengumpulan data dilakukan menggunakan metode jalur sedangkan pemberian pupuk dilakukan dengan metode acak. Objek penelitian anakan Belangeran yang berumur 7 (enam) bulan, dengan 3 (tiga) perlakuan : Urea (P1), SP-36 (P2), dan KCl (P3). Untuk mengevaluasi pertumbuhan, variabel yang diukur, tinggi, diameter dan pertambahan jumlah daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan Belangeran pada pengukuran tinggi dan diameter rata-rata dengan pemberian pupuk P (SP-36) 1,26 cm dan 0,044 cm) lebih baik dibandingkan dengan pemberian pupuk Urea (1,18 cm dan 0,033 cm), dan KCl (1,14 cm dan 0,038 cm), demikian pula dengan variabel pertambahan jumlah daun. Dapat disimpulkan bahwa untuk memacu pertumbuhan Belangeran yang ditanam dilapangan lebih baik pertumbuhannya dengan menambahkan unsur Pospor dari pupuk SP-36 dengan dosis tertentu sesuai dengan hasil penelitian. Selain itu dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengembangkan tanaman Belangeran di lahan gambut.

Page 1 of 10 | Total Record : 96