cover
Contact Name
Ratih Oktarina
Contact Email
jurnalarsi@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalarsi@gmail.com
Editorial Address
Building F, 1st Floor, Faculty of Public Health Universitas Indonesia Kampus Baru UI Depok 16424
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia (ARSI)
Published by Universitas Indonesia
ISSN : 24069108     EISSN : 2476986X     DOI : 10.7454
Jurnal ARSI (Administrasi Rumah Sakit Indonesia) diinisiasi oleh Center for Health Administration and Policy Studies (CHAMPS) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) dan saat ini dikelola oleh Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan FKM UI. Penerbitan Jurnal ARSI terlaksana dengan kerja sama dengan Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (PERSI) dan Ikatan Manajemen Rumah Sakit (IKAMARS) FKM UI. Sebagai jurnal ilmiah, Jurnal ARSI memiliki fokus di bidang administrasi layanan dan manajemen di rumah sakit di Indonesia. Adapun artikel atau naskah ilmiah yang dimuat dalam Jurnal ARSI mencakup penelitian orisinal, studi kasus, review atau konseptual yang masing-masing mengusung pilar corporate governance, clinical governance, atau keduanya (bridging).
Arjuna Subject : -
Articles 170 Documents
Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keinginan Pindah Kerja Perawat Rumah Sakit X Balikpapan Tahun 2014 Susila Indrayani
Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia Vol 2, No 2 (2016)
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.821 KB) | DOI: 10.7454/arsi.v2i2.2197

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain kuantitatif kualitatif yang bertujuan mengetahui dan menggambarkan faktor – faktor yang berhubungan dan yang berhubungan paling dominan dengan keinginan pindah bekerja (turnover intention) perawat di Rumah Sakit X di Balikpapan. Penelitian dilaksanakan metode cross sectional dengan menggunakan kuesioner terhadap 199 orang responden yaitu perawat, serta melakukan wawancara mendalam kepada 5 orang informan dari pihak manajemen, 1 orang kepala bagian dan 1 orang sekretaris komite keperawatan di rumah sakit X di Balikpapan. Dari penelitian kuantitatif didapatkan faktor pengembangan karir, kompensasi dan komunikasi yang berhubungan dengan keinginan pindah bekerja, dan faktor komunikasi yang paling dominan berpengaruh terhadap keinginan pindah bekerja. Sedangkan penelitian kualitatif menunjukkan faktor komunikasi antara pihak manajemen dan perawat kurang begitu baik. Disarankan pihak manajemen membentuk meeting khusus perawat sebagai forum menampung aspirasi perawat guna meningkatkan rasa keterlibatan karyawan perawat yang berdampak pada menurunnya keinginan pindah kerja. ABSTRACT This is a descriptive analytical study with quantitative and qualitative design aim to descripe and analysis factors related to move out of nurses at the X hospital Balikpapan. The study collected using questionnaire to 199 nurses, followed by in-depth interviews to 5 senior management, 1 chief ward and 1 secretary of nursing committe of hospital. Career development, compensation, and communication are the mean factors related to the intention to move out, communication is the most factor influencing the intention to move out. Qualitative methode validated the important communication between the management and the nurses which is not in a good condition. The management should formed a special meeting for nurses to collect the aspiration nurses in order to increase the sense of involvement which decrease the desire to move out. 
Analisis Besaran Biaya Obat Beberapa Penyakit Rawat Jalan dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi di Rs. Awal Bros Bekasi Tahun 2014 Hastuti Hadiningsih
Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.881 KB) | DOI: 10.7454/arsi.v2i1.2188

Abstract

ABSTRAK Latar belakang penelitian ini adalah tingginya tagihan biaya obat rawat jalan jika dibandingkan dengan biaya yang ditanggung oleh BPJS dengan menganut sistem tariff INA CBG’s. Sehingga diperlukan analisis yang lebih mendalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi besaran biaya kesehatan tersebut. Penelitian ini menggunakan studi crosssectional dengan metode kuantitatif, dengan melihat faktor usia, jenis kelamin, peresepan obat, status dokter dan jaminan kesehatan sesuai dengan data sekunder yang didapat melalui data rekam medis dan tagihan biaya obat layanan rawat jalan. Adapun berdasarkan hasil penelitian, faktor yang mempengaruhi biaya obat adalah usia, penjamin, jumlah item obat (R/) dan penggunaan obat generik. Sehingga guna menyikapi permasalahan ini perlu adanya clinical previllage untuk kasus rawat jalan dan kebijakan yang mengatur tentang peresepan yang rasional. ABSTRACT The background of this study is the high bill outpatient drug costs when compared with the costs borne by BPJS by embracing INA CBG's tariff system. So, we need a more in-depth analysis of the factors that affect the amount of health care costs. This study uses a cross-sectional study with quantitative methods, by looking at factors of age, sex, prescription drugs, doctor and health insurance status in accordance with the secondary data obtained through medical records and bills medicine outpatient services. And based on the results of the study, factors that affect the cost of the drug is age, the guarantor, the number of drug items (R /) and the use of generic drugs. So as to address these issues need for clinical previllage for outpatient cases and policies that govern rational prescribing. 
Analisis Biaya dan Faktor-Faktor Penentu Inefisiensi Layanan Hemodialisis pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Rumah Sakit Rk Charitas Palembang Tahun 2016 Noer Triyanto Rusli
Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia Vol 3, No 3 (2017)
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.306 KB) | DOI: 10.7454/arsi.v3i3.2221

Abstract

ABSTRAK Diberlakukannya JKN di rumah sakit mengubah sistem pembayaran dari pembayaran secara retrospektif (fee for service) menjadi sistem pembayaran prospektif (INA-CBG’s) Sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan, RS RK Charitas mempunyai peranan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas namun tetap memperhatikan cost effective pelayanan yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya dan mengidentifikasi faktor-faktor penentu inefisiensi layanan hemodialisis pada pasien gagal ginjal kronik di RS RK Charitas. Jenis penelitian ini bersifat analisis deskriptif dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Analisis biaya menggunakan pendekatan Activity Based Costing (ABC) dengan metode “Bottom Up”. Metode ABC untuk mengalokasikan biaya dengan mengidentifikasi pemicu biaya (cost driver) penyebab terjadinya biaya layanan hemodialisis. Beban biaya operasional merupakan beban yang terbesar dalam penyelenggaraan layanan hemodialisis. Analisis faktor-faktor penyebab inefisiensi dilakukan dengan perhitungan Value Stream Mapping (VSM). Komposisi value added (VA) dibanding non value added (NVA) adalah 17.73%:82.27%. Implementasi lean pada layanan hemodialisis dapat mengeliminasi pemborosan. ABSTRACT Enactment of JKN in hospital changes the payment system from retrospective payment (fee for service) into prospective payment (INA-CBG's). As a healthcare facility, RK Charitas Hospital has a role to provide not only quality but also to consider cost effective of services. This study aimed to analyze costs and identify the determinants of the inefficiency of hemodialysis services in patients with chronic renal failure at RK Charitas Hospital. This is a descriptive analysis research using primary and secondary data. Approach of cost analysis is Activity Based Costing (ABC) with "Bottom Up" method. ABC method is used to allocate costs by identifying cost drivers of hemodialysis services. Operational cost is the biggest expense in the hemodialysis services. Analysis of the inefficiency factors uses the calculation of Value Stream Mapping (VSM). The composition of value added (VA) compared to non-value added (NVA) is 17.73%: 82.27%. Lean implementation on hemodialysis services could eliminate waste. 
Pengaruh Kepemimpinan Manajemen Rumah Sakit Dalam Iklim Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Sentra Medika Cibinong Tahun 2013 Regina Angelia Suwignjo
Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia Vol 1, No 3 (2015)
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.571 KB) | DOI: 10.7454/arsi.v1i3.2179

Abstract

ABSTRAK Kepemimpinan tranformasional menjadi faktor yang paling penting dalam membangun iklim keselamatan pasien demi pelayanan kesehatan yang mengutamakan keselamatan pasien dan mengurangi kejadian tidak diharapkan (KTD). Indikator kepemimpinan transformasional adalah stimulasi intelektual, motivasi inspirasional, idealisasi pengaruh, dan konsiderasi individual. Indikator dari iklim keselamatan pasien adalah komitmen manajemen, pemberdayaan pegawai, sistem pelaporan, sistem hadiah, dan identitas organisasi. Tujuan penelitian adalah memperoleh faktor-faktor kepemimpinan yang berpengaruh dalam iklim keselamatan pasien dan faktor kepemimpinan yang paling dominan berpengaruh dalam iklim keselamatan pasien di Rumah Sakit Sentra Medika Cibinong. Penelitian kuantitatif ini dirancang menggunakan metode cross sectional dengan menggunakan kuesioner dan pengamatan sebagai alat ukur. Hasil penelitian menunjukkan hubungan signifikan antara faktor kepemimpinan, yaitu motivasi inspirasional dan idealisasi pengaruh terhadap iklim keselamatan pasien di Rumah Sakit Sentra Medika Cibinong Faktor kepemimpinan yang paling dominan dalam iklim keselamatan pasien adalah idealisasi pengaruh. Dari Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melakukan pelatihan-pelatihan dan menanamkan identitas organisasi melalui perkenalan visi misi, falsafah rumah sakit dari pimpinan kepada karyawan. ABSTRACT Transformational leadership as one of leadership style become the most important factor to build a patient safety culture in hospital environment and ensure the program will run succesfully to promote patient safety hospital services. The transformational leadership style indicator is intellectual stimulation, inspirational motivation, idealized influence, and individual consideration. Indicator of patient safety climate is management commitment, employee empowerment, reporting system, reward system and organizational identity. The aim of the study was to obtain every leadership factor that affect patient safety climate and which one is the most prominent leadership factor that influenced the patient safety climate in Sentra Medika Cibinong Hospital. This quantitative study was design with cross section design, the measurement tools for this study was questionnaires and observation. The result showed a significant correlation between the leadership factors such as inspirational motivation and idealization influence build the patient safety climate in Sentra Medika Cibinong Hospital. The prominent leadership factor that shown in this study is idealization influence. Conclusion of this study is idealization influence and inspirational motivation to empower the employee through training and instill organization identity from top management would be beneficial factor.
Hubungan Faktor Risiko Ergonomi dan Keluhan Cumulative Trauma Disorders pada Dokter Gigi di PT. X Tahun 2014 Hany Winihastuti
Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.901 KB) | DOI: 10.7454/arsi.v3i1.2212

Abstract

ABSTRAK Pekerjaan dokter gigi berisiko tehadap timbulnya keluhan Cumulative Trauma Disorders (CTDs). Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan faktor risiko ergonomi dan keluhan CTDs pada Dokter Gigi. Metode yang digunakan adalah desain Cross Sectional dengan besar sampel 44 orang dokter gigi di RS dan Klinik X. RULA dan MB Ruler dipakai untuk membantu melakukan penilaian terhadap postur kerja yaitu penilaian yang dilakukan pada lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan, leher, batang tubuh dan kaki. Hasil telitian mendapatkan dokter gigi yang mengeluhkan CTDs sebanyak 72,7%. Analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan antara durasi dan timbulnya keluhan CTDs (p=0,045). Serta antara kebiasaan olahraga dengan timbulnya keluhan CTDs (p=0,045). Berolahraga rutin, memperbaiki posisi kerja secara ergonomis dapat dilakukan dalam rangka mencegah CTDs. ABSTRACT Dentist’s works have kind of risks related with Cumulative Trauma Disorders (CTDs). This research’s aim is to explain ergonomic factors and CTDs that happens to dentist. Cross sectional method is used in this research along with 44 dentis in hospitals and cliniques X as samples. The usage of RULA and MB Ruler in this research is supported the researcher to assess the work’s postures on the upper arm, forearm, wrist, neck, torso and leg.The study found that dentists who complained of CTDs as much as 72.7%. Bivariate analysis showed a relationship between the duration and the incidence of complaints CTDs (p = 0.045),and between exercise habits with the onset of complaints CTDs (p = 0.045). Exercising regularly, improving ergonomic working position can be done in order to prevent CTDs.
Analisis Gambaran Peta Perjalanan Pasien di Pelayanan Rawat Jalan RS Kanker “Dharmais” Tahun 2014 Fitri Amalia Nur Majid
Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (834.697 KB) | DOI: 10.7454/arsi.v1i1.2170

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang peta perjalanan pasien di pelayanan rawat jalan RS Kanker “Dharmais” pada tahun 2014. Dalam penelitian ini peneliti berusaha menemukan unit dengan variasi perjalanan pasien tertinggi dan mengidentifikasi faktor-faktor penyebabnya. Penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan kualitatif dan metode cross-sectional. Hasil penelitian ini menemukan bahwa variasi perjalanan pasien tertinggi berada di Instalasi Administrasi Pasien Jaminan (APJ) dengan faktor penyebab antara lain faktor program komputer penunjang, sumber daya manusia, infrastruktur hingga prosedur pelayanan. Penelitian ini juga menemukan bahwa variasi perjalanan pasien dapat mengurangi mutu pelayanan yang diberikan. ABSTRACT The focus of this study is about outpatient journey of “Dharmais” Cancer Hospital in 2014 with purposes to find the unit with highest variation of patient journey and to analize the cause of the variation. This research is cross-sectional qualitative. The results of this research show that APJ Instalation is the unit with the highest variation of patient journey, and the causing factors are softtare of the computer supporting the service, human resource, infrastructure, and service procedures. The researcher found out that high variation of patient journey will reduce the quality of the service. 
Analisis Hubungan Waktu Pelayanan dan Faktor Total Quality Service Terhadap Kepuasan Pasien di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSIA Anugerah Medical Centre Kota Metro Tahun 2015 Fitriyuli Mayasari
Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia Vol 2, No 3 (2016)
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.595 KB) | DOI: 10.7454/arsi.v2i3.2203

Abstract

ABSTRAK Pelayanan rawat jalan merupakan salah satu Unit kerja di rumah sakit yang melayani pasien dengan berobat jalan termasuk seluruh prosedur diagnostik serta terapeutik. Waktu tunggu merupakan salah satu hal penting yang akan menentukan citra awal pelayanan rumah sakit. Salah satu alat untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen rumah sakit adalah dengan Total Quality Service (TQS). Kepuasan pasien merupakan faktor utama dan tolak ukur keberhasilan rumah sakit yang diberikan kepada pelanggan yang berdampak jumlah kunjungan meningkat dan pasien yang puas cenderung akan kembali. Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif dengan desain potong lintang (cross sectional) dengan melakukan analisis korelasi yang menganalisa hubungan variabel dependen dan variabel independen. Penelitian dilakukan dengan menghitung waktu tunggu poliklinik dan waktu pemeriksaan dokter, kemudian dilakukan survey kuesioner TQS terhadap 135 responden. Hasil penelitian menyatakan bahwa waktu tunggu poliklinik, waktu pemeriksaan dokter tidak mempengaruhi kepuasan pasien. Kualitas personil, pelayanan administrasi, pengalaman perawatan medis, dan tanggung jawab sosial memiliki hubungan yang signifikan dengan kepuasan pasien. Dan faktor tanggung jawab sosial merupakan variabel yang paling dominan dan berpengaruh terhadap kepuasan pasien di RSIA AMC Metro. ABSTRACT Outpatient services is one of unit working in hospitals that serve patients with outpatient including all diagnostic and therapeutic procedures. The waiting time is one important thing that will determine the initial image of hospital services. One of the tools for identifying customer needs hospital is the Total Quality Service (TQS). Patient satisfaction is a major factor and a measure of the success of the hospital which is given to customers who impact the number of visits increased and patients are satisfied tend to be returned. This research is a quantitative research with cross sectional design (cross-sectional) with correlation analysis to analyze the relationship the dependent variable and independent variables. The study was conducted by calculating the waiting time and time clinic doctor examination, then conducted a TQS questionnaire survey on 135 respondents. The study states that the waiting time and the doctor’s examination time did not affect patient satisfaction. The quality of personnel, administrative services, medical care experiences, and social responsibility has a significant relationship with patient satisfaction. And the social responsibility factor is the most dominant variable and the effect on patient satisfaction. 
Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat Unit Pelayanan Intensif Berdasarkan Beban Kerja dan Kompetensi di Unit Pelayanan Intensif Rumah Sakit Dr Oen Solo Baru Tahun 2015 Antonny Halim Gunawan
Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia Vol 2, No 2 (2016)
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.596 KB) | DOI: 10.7454/arsi.v2i2.2192

Abstract

ABSTRAK Perawat, sebagai SDM tenaga kesehatan memberikan kontribusi besar terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit dalam hal pelayanan langsung kepada pasien. Pelayanan keperawatan Unit Pelayanan Intensif merupakan pelayanan keperawatan yang saat ini perlu untuk dikembangkan di Indonesia, sejalan dengan perkembangan teknologi dibidang perawatan intensif. Oleh karena itu, demi efisiensi kebutuhan tenaga dan kompetensi perawat Unit Pelayanan Intensif perlu dikonsentrasikan. Penelitian ini membahas tentang analisa kebutuhan tenaga keperawatan di Unit Pelayanan Intensif RS dr Oen Solo Baru berdasarkan beban kerja (menggunakan time and motion study kepada 7 perawat kemudian diolah dengan Metode Ilyas) dan kompetensi kerja berdasarkan Aditama 2007 dan Ilyas (depth interview kepada tiga informan dengan fokus kepada pengetahuan seputar pekerjaan , keterampilan dan sikap ). Hasil penelitian ini menyatakan waktu produktif sebesar 81.56 %, beban kerja 6.88 jam/shift, belum memenuhi standard an kompetensi yang ada, dan dibutuhkan 51 perawat. ABSTRACT Nurses, as human resources for health also contribute greatly to the health services in hospitals and to provide services directly to patients. Nursing services at Intensive Care Unit has to be developed along with the technology development. Therefore, there is a need to concern the effieciency of nurses in term of quantity and competencies. This research discussed about the needs analysis nursing staff in the Intensive Care Unit of dr. Oen Solo Baru Hospital based on workload (using time and motion technique to 7 nurses then processed by Ilyas Methods) and work competencies based on Aditama 2007 and Ilyas (depth interview to three informants with a focus on job knowledge, skills and attitudes). Results of this research show that productive time amounted to 81.56%, the lack of standards and competencies, and it need 51 nurses. 
Penerapan Lean Manajemen pada Pelayanan Rawat Jalan Pasien BPJS Rumah Sakit Hermina Depok Tahun 2017 Elisabeth Dyah Noviani
Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia Vol 3, No 3 (2017)
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (573.546 KB) | DOI: 10.7454/arsi.v3i3.2226

Abstract

ABSTRAK Lamanya waktu tunggu dalam proses pelayanan rawat jalan akan menghambat pelayanan, yang berdampak pada antrean yang menumpuk dan mengakibatkan pelayanan tidak efisien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan metode lean pada pelayanan rawat jalan pasien BPJS di rumah sakit Hermina Depok tahun 2017. Penelitian dengan metode kualitatif ini mengobservasi waktu yang digunakan oleh pasien rawat jalan BPJS selama berada di rumah sakit Hermina Depok dengan menggunakan penerapan metode lean untuk melihat dan memotret kondisi alur pelayanan pasien rawat jalan BPJS. Hasil penelitian menunjukkan 90 % waktu pelayanan merupakan kegiatan non value added dan hanya 10 % kegiatan yang value added. Setelah melakukan analisis future state dengan usulan perbaikan dengan metode lean secara simulatif yaitu 5S, Kanban Inventory, visual management menghasilkan kegiatan non value added menjadi 78,30 % dan kegiatan value added menjadi 21,70 %. ABSTRACT The length of waiting time in the hospital outpatient service is important for efficient hospital service. Long waiting time leads to accumulating queue and inefficient service. This study was aimed to analyze the application of lean method on outpatient BPJS services at Hermina Depok Hospital in 2017. This qualitative research method investigated the time spent by BPJS outpatient patient by applying lean method and observing the outpatient service flow condition. The results showed that 90% service time was a non-value added activities and only 10% of value-added activities. After conducting future state analysis with the proposed improvement with simulative lean method (5S, Kanban Inventory, visual management), it was found that non value added activity became 78,30% and value added activity became 21,70%. 
Analisis Budaya Organisasi dan Budaya Keselamatan Pasien Sebagai Langkah Pengembangan Keselamatan Pasien di RSIA Budi Kemuliaan Tahun 2014 Afrisya Iriviranty
Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia Vol 1, No 3 (2015)
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.53 KB) | DOI: 10.7454/arsi.v1i3.2184

Abstract

ABSTRAK Membangun budaya keselamatan pasien merupakan langkah awal dalam pengembangan keselamatan pasien. Budaya keselamatan pasien di rumah sakit merupakan bagian dari budaya organisasi, sehingga pengkajian tentang budaya organisasi diperlukan untuk menjadi panduan dalam mengembangkan keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan mengetahui budaya keselamatan pasien di kalangan staf klinis di RSIA Budi Kemuliaan dan mengidentifikasi profil budaya organisasi pada jajaran pimpinannya. Penelitian deskriptif dengan interpretasi dan analisis kualitatif ini mendapatkan bahwa kerjasama dalam unit merupakan dimensi budaya keselamatan pasien yang terkuat. Sementara staffing dan respons non punitive merupakan dimensi yang terlemah. Tipe budaya Clan didapatkan sebagai tipe budaya organisasi yang dominan sekaligus kuat dan menjadi panduan untuk melakukan perubahan dalam organisasi khususnya dalam pengembangan keselamatan pasien. Rencana tindak lanjut dibuat dan disepakati dalam Consensus Decision Making Group (CDMG) untuk mengartikulasikan unsur keselamatan pasien dalam visi dan misi organisasi serta penguatan budaya keselamatan melalui pelatihan keselamatan pasien bagi seluruh staf. ABSTRACT Establishing patient safety culture is the first step in patient safety improvement.Therefore we need an assessment of patient safety culture in hospitals. Patient safety culture is part of the organizational culture, so that the study of organizational culture needed to be a guidance in developing patient safety. The aims of this study is to determine the patient safety culture among clinical staff in RSIA Budi Kemuliaan and identify organizational culture profiles. This study is descriptive with qualitative interpretation and analysis. It was found that teamwork within the unit is the strongest dimension of patient safety culture. While staffing and non-punitive response is the weakest dimension. Clan culture is the type of the current organizational culture which is dominant and considered as a stong culture. This type is also the preferred culture that are serve as a guide to make changes in the organization, especially in the development of patient safety. Plan of action was made by Consensus Decision Making Group and achieved the agreement to articulating patient safety in the vision and mission of the organization and strengthening safety culture through patient safety training for all staf. 

Page 3 of 17 | Total Record : 170