cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.biotika@unpad.ac.id
Editorial Address
Departemen Biologi FMIPA Unpad Jl. Raya Bandung Sumedang Km 21. Jatinangor
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Biotika: Jurnal Ilmiah Biologi
ISSN : 14124297     EISSN : 26214180     DOI : https://doi.org/10.24198/biotika
BIOTIKA Jurnal Ilmiah Biologi adalah Jurnal terbuka yang diterbitkan oleh Departemen Biologi Universitas Padjadjaran yang berdiri sejak tahun 2002. Artikel yang diterbitkan di Jurnal Biotika meliputi semua artikel penelitian asli (original article) yang relevan dengan bidang Biologi dan akan ditelaah secara tertutup oleh mitra bestari. Dalam era interdisipliner ini, Biotika berperan sebagai media komunikasi ilmiah untuk bidang Biologi dan aplikasi terapannya yang relevan, seperti mikrobiologi, genetika dan molekuler, biologi struktur, biologi fungsi, biologi lingkungan maupun biologi terapan. Biotika juga berperan dalam menerbitkan hasil penelitian yang berkualitas dari peneliti muda untuk dapat dijadikan informasi ilmiah bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian. Para kontributor Jurnal Biotika terbuka untuk peneliti dari bidang-bidang terkait, akademisi dan mahasiswa berbagai strata (S1, S2, dan S3). Jurnal BIOTIKA diterbitkan setiap 6 bulan sekali yaitu bulan Juni dan Desember.
Articles 229 Documents
IDENTIFIKASI MOLEKULER DAN KARAKTERISASI MORFOLOGI KAMANDIN SAEBO, TUMBUHAN OBAT DARI PULAU MADURA Muhammad Rifqi Hariri; Arifin Surya Dwipa Irsyam; Ashari Bagus Setiawan; Eko Setiawan; Rina Ratnasih Irwanto; Mega Atria
BIOTIKA Jurnal Ilmiah Biologi Vol 19, No 2 (2021): BIOTIKA DESEMBER 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/biotika.v19i2.35627

Abstract

Kamandin Saebo merupakan tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat Madura sejak dahulu kala. Secara morfologi, tumbuhan ini merupakan anggota dari suku Asteraceae, karena ditandai dengan adanya bunga tabung dan bunga pita, papus, dan buah longkah. Informasi terkini mengenai pemanfaatan sebagai tumbuhan obat sudah jarang diketahui dan keberadaanya cukup sulit ditemukan. Selain itu, Kamandin Saebo juga sulit diidentifikasi secara morfologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap identitas jenis tumbuhan Kamandin Saebo melalui pendekatan molekuler menggunakan sekuen DNA barcoding internal transcribed spacer dan karakterisasi ciri morfologi. Identifikasi melalui BLAST menunjukkan bahwa Kamandin Saebo merupakan anggota dari marga Glossocardia dengan persentase kemiripan sekuen sebesar 92.5%. Informasi lebih lanjut melalui karakterisasi morfologi menunjukkan bahwa Kamandin Saebo merupakan G. Leschenaultii (Cass.) Veldkamp. Jenis tersebut merupakan tumbuhan endemik yang berasal dari Pulau Madura.
OPTIMASI STERILISASI EKSPLAN PADA KULTUR IN VITRO BAMBU PETUNG (Dendrocalamus asper) Heralius Dwiki Anggoro; Ratih Restiani; Dwi Aditiyarini
BIOTIKA Jurnal Ilmiah Biologi Vol 19, No 2 (2021): BIOTIKA DESEMBER 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/biotika.v19i2.35596

Abstract

Bambu petung (Dendrocalamus asper) merupakan salah satu jenis bambu yang banyak digunakan karena strukturnya kokoh dan kuat. Tingginya permintaan bambu petung mengakibatkan perlunya metode alternatif untuk perbanyakan bibit bambu petung agar tidak mengalami kelangkaan. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah kultur in vitro. Metode ini dipilih karena mampu menghasilkan bibit tanaman dalam jumlah banyak dengan sifat genetik seragam dalam waktu relatif singkat. Namun dalam penerapannya, kontaminasi masih menjadi kendala utama kultur in vitro dan dapat menghambat produktifitas. Optimasi sterilisasi eksplan menjadi salah satu faktor penting dalam mengurangi kontaminasi serta tidak menghambat pertumbuhan eskplan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis sterilan, konsentrasi sterilan dan durasi perendaman optimal untuk mengurangi kontaminasi dan mendukung pertumbuhan eksplan pada kultur in vitro bambu petung. Penelitian dilakukan dengan perlakuan tunggal menggunakan jenis dan konsentrasi sterilan alkohol (50% dan 70%), (NaOCl pada clorox 50% dan 100%), dan (fungisida 1, 2 dan 3 g/L) dengan variasi durasi perendaman (0, 10, 20, 15, dan 30 menit). Berdasarkan tingkat kontaminasi dan waktu munculnya kontaminan, alkohol 70%, NaOCl dalam klorox 100% dan fungisida 2 g/L merupakan sterilant tunggal terbaik. Kombinasi sterilan NaOCl pada clorox 100%-15 menit dan fungisida 2g/L-20 menit merupakan sterilan kombinasi terbaik dalam mengurangi tingkat kontaminasi jamur yaitu sebesar 33,33% dan mendukung pertumbuhan tunas pada 6 HST dengan persentase 33,33%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kombinasi sterilan NaOCl pada clorox 100%-15 menit dan fungisida 2g/L-20 menit merupakan sterilan yang optimal dalam mengurangi tingkat kontaminasi serta mendukung pertumbuhan eskplan dalam kultur in vitro bambu petung.
PROFIL USIA MENOPAUSE, STATUS GIZI, DAN SOSIAL EKONOMI WANITA DI DESA RANCAKALONG, KABUPATEN SUMEDANG, JAWA BARAT Tia Fitrianti; Eneng Nunuz Rohmatullayaly; Budi Irawan
BIOTIKA Jurnal Ilmiah Biologi Vol 19, No 2 (2021): BIOTIKA DESEMBER 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/biotika.v19i2.36204

Abstract

Menopause ditandai dengan berhentinya siklus menstruasi secara permanen dan berhentinya fase reproduksi, serta diikuti dengan kehidupan pasca reproduksi “grandmotherhood” yang cukup panjang. Dalam perspektif evolusi, kehidupan yang panjang pasca reproduksi ini memberikan kesempatan pada seorang nenek untuk merawat cucu agar dapat bertahan hidup. Populasi wanita menopause di Indonesia akan semakin meningkat seiring bertambahnya angka harapan hidup. Variasi usia menopause dipengaruhi oleh berbagai faktor baik genetik maupun lingkungan. Oleh karena itu, penting mengetahui usia menopause serta bagaimana gambaran status gizi dan kondisi sosial ekonomi, yang mungkin dapat mempengaruhi kualitas hidup wanita pasca reproduksi di Desa Rancakalong. Subjek penelitian ini adalah wanita Rancakalong berusia 40 tahun ke atas dan Suku Sunda. Metode penentuan status menopause menggunakan metode status quo (ya/tidak) dan dilanjutkan dengan metode ingatan untuk mengetahui usia menstruasi terakhir. Selain itu, pengukuran status gizi menggunakan indikator Indeks Massa Tubuh (IMT), dan status sosial ekonomi (pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan pengeluaran keluarga). Median usia menopause dianalisis dengan menggunakan Probit GLM (Generalized Linear Model) pada program R. Hasil penelitian menunjukkan bahwa median usia menopause wanita adalah 49,8 tahun. Wanita di Desa Rancakalong cenderung menjadi obesitas ketika memasuki usia lanjut. Kondisi obesitas dan sosial ekonomi yang terbilang menengah ke bawah ini berpotensi mempengaruhi usia menopause dan juga memicu terjadinya masalah-masalah kesehatan wanita pasca reproduksi. Padahal, kehidupan pasca reproduksi dapat dimanfaatkan secara maksimum untuk memberikan bantuan kepada anak mereka untuk merawat cucu sehingga meningkatkan keberlangsungan hidup keturunannya, apabila kondisi wanita pasca reproduksi dalam kondisi sehat.
SITOTOKSISITAS EKSTRAK ETANOL DAN n-HEKSANA DAUN Bruguiera gymnorrhiza L. PADA AKAR Allium cepa L. Sri Rejeki Rahayuningsih; Tri Mayanti; Nabila Maudi
BIOTIKA Jurnal Ilmiah Biologi Vol 19, No 2 (2021): BIOTIKA DESEMBER 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/biotika.v19i2.35587

Abstract

Bruguiera gymnorrhiza merupakan salah satu tumbuhan mangrove seperti sepsies mangrove Rhizophoraceae lainnyapenghasil senyawa bioaktif berupa metabolit sekunder yang memiliki potensi sebagai obat tradisional dan banyakditemukan di wilayah tropis, tetapi pemanfaatan yang tidak terukur bisa bersifat toksik terhadap sel. Penelitian inidilakukan untuk mengetahui efek sitotoksisitas ekstrak etanol dan n-heksana daun B. gymnorrhiza dengan Akar Alliumasay. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif eksperimental dengan RAL, faktor tunggal ekstrak etanoldengan empat konsentrasi 125, 250, 500 dan 1000 ppm, serta kontrol negatif akuades dan positif EMS dan 3 ulangan dandianalisis dengan Anava (α.05) hasil signifikan diuji Duncan (α.05). Dengan prosedur yang sama dilakukan pada ekstrakn-Heksana. Analisis fitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder, diketahui bahwa kandungan ekstrak etanol B. gymnorrhiza adalah senyawa dari kelompok fenolik, flavonoid, triterpenoid, tannin, danalkaloid, sedangkan senyawa metabolit yang terkandung dalam ekstrak n-heksana adalah steroid dan triterpenoid. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa ektrak etanol dan n- heksana konsentrasi 125 - 1000 ppm mampu menurunkan indeksmitosis dibawah 50 % yaitu antara 45,45 sampai 39,79 % masuk kedalam katagori sublethal, berbeda nyata dengan kontrolpositip yang menurunkan indeks mitosis dibawah 22% yaitu 10, 67 % termasuk katagori lethal.
KADAR KAFEIN, DAN SENYAWA FENOLIK BESERTA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BIJI SALAK PONDOH PADA BERBAGAI TINGKAT KEMATANGAN BUAHNYA Regina Asteria Riyanto; Dwi Aditiyarini; Aniek Prasetyaningsih
BIOTIKA Jurnal Ilmiah Biologi Vol 19, No 2 (2021): BIOTIKA DESEMBER 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/biotika.v19i2.35624

Abstract

Salak pondoh merupakan buah musiman yang daging buahnya dapat dikonsumsi. Bijinya bersifat keras dan sulit dimanfaatkan sehingga dibuang dan menjadi limbah organik. Beberapa penelitian dilakukan untuk mengeksplorasi manfaat biji salak akibat kandungan senyawa fenolik dan kafeinnya. Akan tetapi, informasi ini masih terbatas sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui secara komprehensif kadar kafein dan fenolik pada biji salak pondoh pada beberapa tingkat kematangan.  Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh umur buah terhadap kandungan senyawa fenolik, kafein dan aktivitas antioksidan pada biji salak pondoh. Biji salak pondoh diperoleh dari daerah Turi, Sleman, Yogyakarta dengan variasi umur yaitu mentah (5 bulan), matang (6,5 bulan) dan busuk (10 bulan). Ekstrak biji salak pondoh diperoleh melalui maserasi dengan etanol 70% selama 2 hari. Kadar kafein pada ekstrak diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis, kadar fenolik dengan Folin-Ciocalteu, dan aktivitas antioksidan dengan metode DPPH pada berbagai umur buah. Hasil menunjukkan adanya penurunan kadar kafein, peningkatan kandungan fenolik, dan aktivitas antioksidan seiring pertambahan umur buah. Kadar kafein tertinggi sebesar 360,35 mg/L dan 2.370 mg/L diperoleh berturut-turut pada serbuk dan ekstrak buah mentah (5 bulan). Kandungan total fenolik dan aktivitas antioksidan optimal dihasilkan pada buah tua atau busuk (10 bulan) sebesar 28,6 mg GAE/g dan IC50 1403,22 ppm.
ANALISIS PERILAKU HARIAN BERUANG MADU (Helarctos malayanus) DI TAMAN HEWAN PEMATANGSIANTAR Meylida Nurrachmania; Tri Astuti; Miftahul S. Pardede
BIOTIKA Jurnal Ilmiah Biologi Vol 20, No 1 (2022): BIOTIKA JUNI 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/biotika.v20i1.37870

Abstract

Populasi beruang madu di alam saat ini menurun karena adanya pembukaan lahan dan perburuan liar. Konservasi Ex-Situ bisa dijadikan solusi untuk mengatasi kepunahan beruang madu seperti yang dilakukan oleh Taman Hewan Pematangsiantar. Pola aktivitas beruang madu mirip dengan manusia, yaitu bangun di pagi hari dan tidur pada malam hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persentase perilaku harian beruang madu di Taman Hewan Pematangsiantar. Metode penelitian perilaku harian menggunakan Focal Animal Sampling, sedangkan pengumpulan data jenis pakan drop in menggunakan analisis deskriptif. Perilaku beruang madu yang diamati yaitu perilaku berpindah, istirahat, tidur, makan, sosial, bermain sendiri, dan perilaku lainnya (grooming, defekasi, dan urinasi). Persentase perilaku beruang madu dari yang terbesar hingga terkecil berpindah 36,18%, istirahat 24,89%, tidur 15,59%, makan 6,19%, buang air 5,93%, bermain sendiri 5,39%, Sosial 4,07%, dan Grooming 1,78%. Persentase prilaku harian merupakan frekuensi aktivitas beruang madu pada satu hari yang dihitung pada interval waktu tertentu.
STRUKTUR KOMUNITAS SERANGGA PADA EKOSISTEM SAWAH DI DESA JATIPAMOR KABUPATEN MAJALENGKA JAWA BARAT Tatang Suharmana Erawan; Rezi Maulana Ridwan
BIOTIKA Jurnal Ilmiah Biologi Vol 20, No 1 (2022): BIOTIKA JUNI 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/biotika.v20i1.39337

Abstract

Ekosistem sawah adalah ekosistem buatan yang berupa lahan usaha bidang pertanian tanaman padi. Serangga merupakan komponen ekosistem yang turut berperan menjaga kesetimbangan tetapi juga berpotensi sebagai hama. Penelitian ini dimaksudkan untuk mempelajari struktur komunitas serangga pada ekosistem sawah di Desa Jatipamor Kecamatan Talaga, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode sweeping net dengan rute zig-zag selama tiga hari dan setiap harinya dilakukan dua kali pengulangan yaitu pada pagi dan sore hari. Hasil penelitian dari 143 individu sampel serangga yang diperoleh teridentifikasi 20 spesies dari 11 famili dari enam ordo. Species dominan Orthetrum Sabina (Libellulidae), Valanga nigricornis (Acrididae) dan Diplacodese trivialis. Xenocatantops humilis dan Phlaeoba fumosa tingkat kelimpahannya sedang 15 spesies sisanya rendah. Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener (H’) untuk komunitas ekosistem serangga sawah di lokasi penelitian menunjukkan tingkat keanekaragaman sedang (H’= 2,4808), Indeks Kemerataan tinggi (E’= 0,8281) dan Indeks Dominansi Simpson rendah (C = 0,1122).
PENAMBAHAN TEPUNG Spirulina fusiformis PADA PAKAN MENINGKATKAN KUALITAS WARNA IKAN MAS KOKI (Carassius auratus L.) Desak Made Malini; Elsa Dwi Fauzany; Tri Dewi Kusumaningrum Pribadi
BIOTIKA Jurnal Ilmiah Biologi Vol 20, No 1 (2022): BIOTIKA JUNI 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/biotika.v20i1.39097

Abstract

Ikan mas koki (Carasiuss auratus L.) merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar yang banyak dipelihara karena memiliki bentuk dan warna yang sangat menarik. Peningkatan kecerahan warna pada ikan mas koki dapat dilakukan dengan cara menambahkan karotenoid ke dalam pakan. Salah satu sumber senyawa karotenoid adalah mikroalga Spirulina fusiformis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh penambahan tepung S. fusiformis pada pakan dalam meningkatkan kecerahan warna ikan mas koki. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari empat perlakuan dan enam ulangan. Keempat perlakuan tersebut adalah pemberian tepung S. fusiformis dengan konsentrasi 0, 1, 3, dan 5%. Tingkat kecerahan warna diamati dengan menggunakan Toca Color Finder (TCF).  Data yang diperoleh dianalisis ANOVA dan uji lanjut Duncan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi peningkatan kecerahan warna pada ikan mas koki yang diberi tepung S. fusiformis. Peningkatan kecerahan warna ikan mas koki yang paling tinggi tampak pada perlakuan P2 (S. fusiformis 3%) dan berbeda secara signifikan dengan perlakuan lainnya. Dapat disimpulkan bahwa penambahan 3% tepung S. fusiformis pada pakan dapat meningkatkan kecerahan warna ikan mas koki (C. auratus L.) secara optimal.
KARAKTERISTIK COLLUMNA VERTEBRALIS DAN COSTAE MUSANG LUWAK (Paradoxurus hermaphroditus) Yasmi Purnamasari Kuntana; Andi Hiroyuki; Satria Ardi Tama
BIOTIKA Jurnal Ilmiah Biologi Vol 20, No 1 (2022): BIOTIKA JUNI 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/biotika.v20i1.38814

Abstract

Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor37/Permentan/KB.120/6/2015 tentang cara produksi kopi Luwak harus melalui pemeliharaan Luwak yang baik yaitu dengan mengikuti prinsip kesejahteraan hewan sehingga, hewan dapat dengan bebas mengekspresikan perilaku alamiahnya. Perilaku alamiah musang luwak dapat dilihat dengan cara mengamati bentuk anatomi skelet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik collumna vertebralis dan costae musang luwak yang dikaitkan dengan perilaku alamiahnya. Penelitian dilakukan di bawah pengawasan dan persetujuan Komisi Etik Penelitian UNPAD (No. 548/UN6.KEP/EC/2020). Subjek penelitian menggunakan musang luwak (P. hermaphroditus) jantan umur 3 tahun dengan bobot badan 3,6 kg berjumlah satu ekor yang didapatkan dari penangkaran yang telah tersertifikasi. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif eksploratif. Parameter pengamatan meliputi anatomi skelet sumbu tubuh musang luwak. Pengumpulan data dilakukan dengan mengamati bentuk dan ukuran. Data yang telah didapatkan dijelaskan secara deskriptif yang mengacu pada literatur anatomi anjing dan kucing. Penulisan data dilakukan dengan mengacu pada Nomina Anatomica Veterinaria. Hasil pengamatan menunjukan bahwa sumbu tubuh musang luwak, yaitu memiliki foramen alare pada os atlas, mempunyai stout triangular pada processus spinosus os axis, terdapat os vertebrae diaphragmatica, dan memiliki panjang ekor melebihi panjang tubuhnya yang merupakan ciri hewan arboreal. Karakteristik skelet sumbu tubuh musang luwak merupakan adaptasi terhadap perilaku musang luwak yang hidup secara arboreal dan suka berpindah tempat.
Uji Sitotoksisitas Sampel Air Cekdam Universitas Padjadjaran Menggunakan Bioindikator Allium cepa L. Husnul Azzahra Azzahra; Annisa Annisa Annisa
BIOTIKA Jurnal Ilmiah Biologi Vol 20, No 1 (2022): BIOTIKA JUNI 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/biotika.v20i1.38856

Abstract

Allium cepa L. (bawang bombay) sangat efektif untuk digunakan dalam pengujian sitotoksisitas dan genotoksisitas. Uji sitotoksisitas dilakukan di Cekdam Universitas Padjadjaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat sitotoksisitas air Cekdam Unpad berdasarkan indeks mitosis dan macam aberasi kromosom yang terdapat pada sel akar bawang bombay. Bawang bombay ditanam terlebih dahulu pada air sampel yang telah diambil dari empat titik  di Cekdam Unpad, yaitu inlet, outlet, kanan, dan kiri. Preparat sel akar bawang bombay dibuat dengan menggunakan teknik squashing. Indeks mitosis dianalisis dengan analisis of varians (ANOVA) kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan. Jenis aberasi kromosom dijelaskan secara deskriptif.  Nilai indeks mitosis meningkat dari bagian inlet (42,74%), kanan (45,46%), kiri (44,58%), dan outlet (44,22%) dengan indeks mitosis kontrol adalah 75,28%. Selisih nilai indeks mitosis antara inlet, kanan, kiri, dan outlet dengan kontrol secara berturut-turut adalah 32,54%, 29,82%, 30,70%, dan 31,06% yang menunjukkan tingkat sitotoksisitas air pada bagian tersebut memiliki efek subletal terhadap sel akar bawang bombay. Berdasarkan uji Duncan, indeks mitosis mengalami penurunan secara signifikan pada sampel inlet dan outlet cekdam. Hal ini menunjukkan bahwa pada sampel bagian inlet dan outlet diduga terdapat zat-zat yang dapat menghambat proses pembelahan sel mitosis. Jenis aberasi kromosom yang teramati sebanyak 4 jenis, yaitu binucleated, bridge anaphase, sticky, dan multipolar anaphase. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa A. cepa L. dapat digunakan sebagai bioindikator pencemaran air, khususnya pada cekdam Unpad, oleh zat-zat yang dapat menghambat pembelahan sel.