cover
Contact Name
Supriyadi
Contact Email
jurnalindustriunsera@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalindustriunsera@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota serang,
Banten
INDONESIA
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya
ISSN : 2407781X     EISSN : 26552655     DOI : -
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya, dengan nomor terdaftar ISSN 2407-781X (Print) dan 2655-2655 (online) adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Program Sudi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Serang Raya. Jurnal ini bertujuan untuk mempublikasikan hasil penelitian di bidang Teknik Industri yang diterbitkan dua kali setahun. Ruang lingkup Ilmu mencakup Riset Operasi, Sistem Manufaktur, Manajemen Industri, Ergonomi dan Sistem Kerja, Logistik dan Manajemen Rantai Pasokan, dan studi ilmiah lainnya sesuai dengan bidang lingkup penelitian Teknik Industri.
Arjuna Subject : -
Articles 172 Documents
PENUGASAN OPERATOR MESIN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HUNGARIAN DAN ALGORITMA GENERATE AND TEST Widyarto, Wahyu Oktri; Triana, Dessy
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.403 KB) | DOI: 10.30656/intech.v1i1.149

Abstract

Jumlah produksi dapat dimaksimalkan dengan mengoptimalkan produktivitas dari operator dalam menggunakan mesin produksi dan menempatkan setiap operator pada mesin yang tepat. Hal ini dapat terlaksana dengan dibuatnya suatu sistem penugasan yang tepat bagi para operatornya. Terdapat konsep yang digunakan untuk menyelesaikan masalah penugasan yaitu Algoritma Hungarian dan Generate and Test. Generate and Test merupakan salah satu metode yang sering digunakan dalam menyelesaikan travelling sales problem (TSP) atau yang lebih dikenal dengan pencarian rute terpendek, namun dalam penelitian ini digunakan sebagai metode dalam menyelesaikan masalah penugasan (problem assignment) dengan tujuan peningkatan jumlah produksi. Pada penelitian ini akan membahas mengenai penugasan operator dengan menggunakan algoritma Hungarian dan generate and test yang hasilnya akan dibandingkan untuk menentukan metode terbaik yang dilihat dari hasil produksi sehingga akan diperoleh sistem penugasan yang optimal dalam upaya meningkatkan kapasitas produksi. Berdasarkan hasil pegolahan data dapat diketahui bahwa metode Hungarian memberikan hasil penugasan yang lebih baik dengan hasil produksi 206 batch sedangkan hasil prduksi dengan algoritma generate and test yaitu 203 batch dimana dipengaruhi oleh perbedaan penugasan dengan kedua metode tersebut yaitu pada shift 2 grup A dan shift 3 grup A.
Penugasan Operator Mesin Produksi dengan Menggunakan Metode Hungarian dan Algoritma Generate and Test Wahyu Oktri Widyarto; Dessy Triana
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol. 1 No. 1 (2015)
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.403 KB) | DOI: 10.30656/intech.v1i1.149

Abstract

Jumlah produksi dapat dimaksimalkan dengan mengoptimalkan produktivitas dari operator dalam menggunakan mesin produksi dan menempatkan setiap operator pada mesin yang tepat. Hal ini dapat terlaksana dengan dibuatnya suatu sistem penugasan yang tepat bagi para operatornya. Terdapat konsep yang digunakan untuk menyelesaikan masalah penugasan yaitu Algoritma Hungarian dan Generate and Test. Generate and Test merupakan salah satu metode yang sering digunakan dalam menyelesaikan travelling sales problem (TSP) atau yang lebih dikenal dengan pencarian rute terpendek, namun dalam penelitian ini digunakan sebagai metode dalam menyelesaikan masalah penugasan (problem assignment) dengan tujuan peningkatan jumlah produksi. Pada penelitian ini akan membahas mengenai penugasan operator dengan menggunakan algoritma Hungarian dan generate and test yang hasilnya akan dibandingkan untuk menentukan metode terbaik yang dilihat dari hasil produksi sehingga akan diperoleh sistem penugasan yang optimal dalam upaya meningkatkan kapasitas produksi. Berdasarkan hasil pegolahan data dapat diketahui bahwa metode Hungarian memberikan hasil penugasan yang lebih baik dengan hasil produksi 206 batch sedangkan hasil prduksi dengan algoritma generate and test yaitu 203 batch dimana dipengaruhi oleh perbedaan penugasan dengan kedua metode tersebut yaitu pada shift 2 grup A dan shift 3 grup A.
PERAN STRATEGIS AUDITOR INTERNAL DALAM MELAKUKAN INOVASI PROSES BISNIS Wibowo, Tri Joko
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.42 KB) | DOI: 10.30656/intech.v1i1.151

Abstract

Perkembangan dunia industri menuntut setiap perusahaan untuk selalu memperbaharui proses bisnisnya. Perbaharuan secara radikal dapat menggunakan pendekatan business process reengineering (BPR). BPR merupakan kerangka pendekatan inovasi proses bisnis. Tujuan akhir dari BPR adalah mendapatkan kinerja perusahaan yang ekselen di masa depan. Kinerja ekselen tersebut ditunjukkan oleh kriteria Malcom Baldridge. Untuk mencapai kinerja ekselen di masa depan maka diadopsi metode Balanced Scorecard. Peran strategis auditor internal dalam BPR adalah melakukan pengukuran kinerja perusahaan pada saat ini yaitu pada saat perusahaan sedang merancang perubahan proses bisnis, turut menerjemahkan kriteria malcom baldridge ke dalam kerangka strategis balanced scorecard dan mengukur secara kontinu kriteria tolok ukur balanced scorecard
Peran Strategis Auditor Internal dalam melakukan Inovasi Proses Bisnis Tri Joko Wibowo
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol. 1 No. 1 (2015)
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.42 KB) | DOI: 10.30656/intech.v1i1.151

Abstract

Perkembangan dunia industri menuntut setiap perusahaan untuk selalu memperbaharui proses bisnisnya. Perbaharuan secara radikal dapat menggunakan pendekatan business process reengineering (BPR). BPR merupakan kerangka pendekatan inovasi proses bisnis. Tujuan akhir dari BPR adalah mendapatkan kinerja perusahaan yang ekselen di masa depan. Kinerja ekselen tersebut ditunjukkan oleh kriteria Malcom Baldridge. Untuk mencapai kinerja ekselen di masa depan maka diadopsi metode Balanced Scorecard. Peran strategis auditor internal dalam BPR adalah melakukan pengukuran kinerja perusahaan pada saat ini yaitu pada saat perusahaan sedang merancang perubahan proses bisnis, turut menerjemahkan kriteria malcom baldridge ke dalam kerangka strategis balanced scorecard dan mengukur secara kontinu kriteria tolok ukur balanced scorecard
PENGUKURAN DAN INTERVENSI PENGENDALIAN KUALITAS PENGELASAN BLAST FURNACE SHELL DENGAN METODE PLANT, DO, CHECK ACTION (PDCA) Wajdi, Farid; Wiguna, Darna
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (523.304 KB) | DOI: 10.30656/intech.v1i1.152

Abstract

Studi ini mendeskripsikan pengukuran kualitas pengelasan pada pembuatan blast furnace shell. Pengukuran dilakukan dengan metode non destruktif menggunakan alat ultrasonic test. Tujuan dari pengukuran ini adalah untuk meminimalisir cacat pengelasan dengan melakukan intervensi pada proses pengelasan. Pengukuran awal dilakukan pada 178 join pengelasan FCAW (Flux Cored Arch Welding) pada pembuatan blast furnace shell. Hasil pengukuran awal ini menunjukkan 158 join (89%) memperlihatkan hasil pengelasan yang baik dan 20 join (11%) memerlukan perbaikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh kondisi lingkungan pengelasan dalam upaya meminimalisir cacat pengelasan yang terjadi pada pembuatan blast furnace shell. Intervensi dilakukan dengan penggunaan pelindung diseputar blast furnace shell untuk mengurangi angin yang menerpa pada saat proses pengelasan. Pengukuran selanjutnya dari 178 join menghasilkan 165 join yang baik (93%) dan 13 join perlu repair (7%). Cacat yang teridentifikasi yaitu undercut, porosity, slag dan include fusion dan crack (retak) yang berlebihan, sehingga hasil pengelasan tersebut dinyatakan repair. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas pengelasan dapat diperbaiki dengan memperbaiki kondisi lingkungan tempat pekerjaan dilakukan, dalam hal ini kecepatan angin. Dalam hal ini terjadi penurunan cacat las dari 11% menjadi 7%. Namun demikian hasil ini belum mencapai target cacat las yang telah ditetapkan yaitu 5%. Untuk mencapai target tersebut perlu intervensi pada aspek lainnya seperti prosedur standar pengerjaan dan ispeksi material.
Pengukuran dan Intervensi Pengendalian Kualitas Pengelasan Blast Furnace Shell dengan Metode Plant, Do, Check Action (PDCA) Farid Wajdi; Darna Wiguna
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol. 1 No. 1 (2015)
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (523.304 KB) | DOI: 10.30656/intech.v1i1.152

Abstract

Studi ini mendeskripsikan pengukuran kualitas pengelasan pada pembuatan blast furnace shell. Pengukuran dilakukan dengan metode non destruktif menggunakan alat ultrasonic test. Tujuan dari pengukuran ini adalah untuk meminimalisir cacat pengelasan dengan melakukan intervensi pada proses pengelasan. Pengukuran awal dilakukan pada 178 join pengelasan FCAW (Flux Cored Arch Welding) pada pembuatan blast furnace shell. Hasil pengukuran awal ini menunjukkan 158 join (89%) memperlihatkan hasil pengelasan yang baik dan 20 join (11%) memerlukan perbaikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh kondisi lingkungan pengelasan dalam upaya meminimalisir cacat pengelasan yang terjadi pada pembuatan blast furnace shell. Intervensi dilakukan dengan penggunaan pelindung diseputar blast furnace shell untuk mengurangi angin yang menerpa pada saat proses pengelasan. Pengukuran selanjutnya dari 178 join menghasilkan 165 join yang baik (93%) dan 13 join perlu repair (7%). Cacat yang teridentifikasi yaitu undercut, porosity, slag dan include fusion dan crack (retak) yang berlebihan, sehingga hasil pengelasan tersebut dinyatakan repair. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas pengelasan dapat diperbaiki dengan memperbaiki kondisi lingkungan tempat pekerjaan dilakukan, dalam hal ini kecepatan angin. Dalam hal ini terjadi penurunan cacat las dari 11% menjadi 7%. Namun demikian hasil ini belum mencapai target cacat las yang telah ditetapkan yaitu 5%. Untuk mencapai target tersebut perlu intervensi pada aspek lainnya seperti prosedur standar pengerjaan dan ispeksi material.
ANALISIS PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT. SANKYU INDONESIA INTERNATIONAL Winarno, Heru; Yuda Negara, Sampurna
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.417 KB) | DOI: 10.30656/intech.v1i1.153

Abstract

24ANALISIS PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT. SANKYU INDONESIA INTERNATIONALHeru Winarno1, Sampurna Yuda Negara2Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Serang Raya1.2heruwinarno42@yahoo.co.idABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab masalah atau kekurangan dari hasil availability pada alat fork lift 2,5 ton dan 7 ton di PT. Sankyu Indonesia International dengan menggunakan metode Total Productive Maintenance (TPM). Jumlah fork lift dua buah yaitu fork lift 2,5 ton di departement maintenance dan fork lift 7 ton di operasional. Data dikumpulkan dari data repair fork lift dari bulan januari sampai juni, kemudian data diolah menggunakan performance maintenance dan dianalisis dengan diagram fishbone dan langkah perbaikan dengan penerapan TPM. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peneliti membahas mengenai penyebab dan akibat yang ditimbulkan oleh breakdown alat/mesin Fork Lift 2,5 ton dan fork lift 7 ton. Untuk mendapatkan mesin yang dapat terjaga keterandalannya dibutuhkan suatu konsep yang baik. Total Productive Maintenance (TPM) merupakan sebuah konsep yang baik untuk merealisasikan hal tersebut. Konsep ini, selain melibatkan semua personil dalam perusahaan, juga bertujuan untuk merawat semua fasilitas pelayanan yang dimiliki perusahaan.Data yang digunakan merupakan data breakdown, operation time, loading time dan frekuensi breakdown selama enam bulan dari Januari-Juni 2014. dengan memperhitungkan nilai Mean Time Beetwen Failure (MTBF) yang dihasilkan fork lift 2 ton adalah 92,44 dan fork lift 7 ton adalah 508, Mean Time To Repair (MTTR) fork lift 2 ton adalah 21,33 dan fork lift 7 ton adalah 8, serta Availability fork lift 2 ton adalah 69,33% dan fork lift 7 ton adalah 84,67 %, dengan menggunakan data record fork lift 2,5 ton pada depatement maintenance selama 6 bulan dari bulan januari – juni 2014.
Analisis Productive Maintenance di PT. Sankyu Indonesia International Heru Winarno; Sampurna Yuda Negara
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol. 1 No. 1 (2015)
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.417 KB) | DOI: 10.30656/intech.v1i1.153

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab masalah atau kekurangan dari hasil availability pada alat fork lift 2,5 ton dan 7 ton di PT. Sankyu Indonesia International dengan menggunakan metode Total Productive Maintenance (TPM). Jumlah fork lift dua buah yaitu fork lift 2,5 ton di departement maintenance dan fork lift 7 ton di operasional. Data dikumpulkan dari data repair fork lift dari bulan januari sampai juni, kemudian data diolah menggunakan performance maintenance dan dianalisis dengan diagram fishbone dan langkah perbaikan dengan penerapan TPM. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peneliti membahas mengenai penyebab dan akibat yang ditimbulkan oleh breakdown alat/mesin Fork Lift 2,5 ton dan fork lift 7 ton. Untuk mendapatkan mesin yang dapat terjaga keterandalannya dibutuhkan suatu konsep yang baik. Total Productive Maintenance (TPM) merupakan sebuah konsep yang baik untuk merealisasikan hal tersebut. Konsep ini, selain melibatkan semua personil dalam perusahaan, juga bertujuan untuk merawat semua fasilitas pelayanan yang dimiliki perusahaan.Data yang digunakan merupakan data breakdown, operation time, loading time dan frekuensi breakdown selama enam bulan dari Januari-Juni 2014. dengan memperhitungkan nilai Mean Time Beetwen Failure (MTBF) yang dihasilkan fork lift 2 ton adalah 92,44 dan fork lift 7 ton adalah 508, Mean Time To Repair (MTTR) fork lift 2 ton adalah 21,33 dan fork lift 7 ton adalah 8, serta Availability fork lift 2 ton adalah 69,33% dan fork lift 7 ton adalah 84,67 %, dengan menggunakan data record fork lift 2,5 ton pada depatement maintenance selama 6 bulan dari bulan januari – juni 2014.
IDENTIFIKASI DAN RENCANA PERBAIKAN PENYEBAB DELAY PRODUKSI MELTING PROSES DENGAN KONSEP FAULT TREE ANALYSIS (FTA) di PT. XYZ Djamal, Nugraheni; Azizi, Rifki
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (629.416 KB) | DOI: 10.30656/intech.v1i1.154

Abstract

PT. XYZ bergerak di bidang industri baja yang menghasilkan berbagai produk baja seperti slab baja, billet baja, baja lembaran panas, baja lembaran dingin dan batang kawat. Dalam produksinya masih mengalami berbagai masalah di antaranya delay Melting Proses. Sehingga mengakibatkan terganggunya proses produksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan melakukan rencana perbaikan penyebab delay Pengaturan % Carbon pada Melting Proses. Dan menentukan nilai probabilitas tertinggi dari delay Pengaturan % Carbon itu sendiri. Penelitian ini menggunakan metode Fish Bone Diagram, Fault Tree Analysis (FTA) dan 5W 1H. Pada analisis FTA menunjukan bahwa Visualisasi baja cair tidak akurat mempunyai nilai probabilitas tertinggi yaitu 0.2602 dan probabilitas kecacatan pengaturan % carbon (sebagai puncak kegagalan) yaitu -3.0813. Berdasarkan analisis FTA ini dapat ditentukan prioritas rencana tindakan perbaikan untuk melaksanakan perbaikan berdasarkan nilai probabilitas dari jenis dan penyebab kecacatan. Rencana perbaikan menggunakan metode 5W 1H yaitu diantaranya merevitalisasi mesin injeksi oksigen dan melakukan training melting proses.
Identifikasi dan Rencana Perbaikan Penyebab Delay Produksi Melting Proses dengan Konsep Fault Tree Analysis (FTA) di PT. XYZ Nugraheni Djamal; Rifki Azizi
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol. 1 No. 1 (2015)
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (629.416 KB) | DOI: 10.30656/intech.v1i1.154

Abstract

PT. XYZ bergerak di bidang industri baja yang menghasilkan berbagai produk baja seperti slab baja, billet baja, baja lembaran panas, baja lembaran dingin dan batang kawat. Dalam produksinya masih mengalami berbagai masalah di antaranya delay Melting Proses. Sehingga mengakibatkan terganggunya proses produksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan melakukan rencana perbaikan penyebab delay Pengaturan % Carbon pada Melting Proses. Dan menentukan nilai probabilitas tertinggi dari delay Pengaturan % Carbon itu sendiri. Penelitian ini menggunakan metode Fish Bone Diagram, Fault Tree Analysis (FTA) dan 5W 1H. Pada analisis FTA menunjukan bahwa Visualisasi baja cair tidak akurat mempunyai nilai probabilitas tertinggi yaitu 0.2602 dan probabilitas kecacatan pengaturan % carbon (sebagai puncak kegagalan) yaitu -3.0813. Berdasarkan analisis FTA ini dapat ditentukan prioritas rencana tindakan perbaikan untuk melaksanakan perbaikan berdasarkan nilai probabilitas dari jenis dan penyebab kecacatan. Rencana perbaikan menggunakan metode 5W 1H yaitu diantaranya merevitalisasi mesin injeksi oksigen dan melakukan training melting proses.

Page 1 of 18 | Total Record : 172