cover
Contact Name
Muhammad Kurniawan Alfadli
Contact Email
m.kurniawan@unpad.ac.id
Phone
+6285669298592
Journal Mail Official
bsc.ftg@unpad.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Bulletin of Scientific Contribution : Geology
ISSN : 16934873     EISSN : 2541514X     DOI : doi.org/10.24198/bsc%20geology.v18i1
BSC Geology adalah jurnal yang dikelola oleh Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran,terbit 3 kali dalam setahun (April, Agustus, dan Desember), yang menerbitkan karya tulis ilmiah dalam bidang kebumian terutama yang berkaitan dengan geologi seperti : Petrologi Paleontologi Geomorfologi Stratigrafi Geologi Dinamik Geologi Lingkungan dan Hidrogeologi Geologi Teknik Geokimia Geofisika Sedimentologi. Setiap artikel yang akan diterbitkan adalah bersifat tanpa biaya (no processing charges dan no submission charges). Dewan redaksi dan penerbit tidak pernah meminta bayaran untuk penerbitan pada jurnal ini. Tujuan dari jurnal ini adalah untuk memperkaya pengetahuan dan informasi tentang ilmu kebumian dan dapat dimanfaatkan untuk kemaslahatan bersama.
Articles 364 Documents
AKTIVITAS TEKTONIK BERDASARKAN KARAKTERISTIK MORFOMETRI DI DAS CIBANTEN, PROVINSI BANTEN MUHAMMAD HERYOGA MATUZA; Raden Irvan Sophian; Nur Khoirullah
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY Vol 19, No 3 (2021): Bulletins of Scientific Contribution : Geology
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc geology.v19i3.35942

Abstract

Daerah penelitian secara geografi berada di DAS Cibanten, Serang, provinsi Banten. Daerah ini terdiri dari batuan vulkanik kwarter, memiliki kenampakan alam yang bervariasi dan juga terdapat sesar di sekitar daerah penelitian. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data sekunder.  Daerah penelitian dipelajari untuk mengetahui kondisi geologi, identifikasi aktivitas tektonik dengan analisis kuantitatif pada parameter morfometri berupa rasio percabangan sungai (Rb), indeks gradien sungai (SL), asimetri pengaliran (AF) bentuk sungai (Bs), serta sinusitas muka gunung (Smf). Pola kelurusan sungai dominan berorientasi barat laut-tenggara Dari keenam parameter diperoleh nilai yang menunjukkan daerah penelitian memiliki tingkat aktivitas tektonik yang bervariasi, dari aktif hingga tidak aktif, dan dominan pada tingkat aktivitas tektonik rendah hingga tidak aktif.
Integrasi Metode Geosains Untuk Mengidentifikasi Potensi Geowisata di Pantai Wartawan . Rizka; Rahmat Fadillah; Beta Arroma Piskora; Arvico Putraloka; Aviv Alansyah; Kris Hamonongan Parulian David; Rizka Wulandari
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY Vol 19, No 3 (2021): Bulletins of Scientific Contribution : Geology
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc geology.v19i3.36993

Abstract

Pantai Wartawan terletak di Way Muli, Lampung Selatan. Pantai Wartawan memiliki potensi geowisata karena tempatnya memiliki keunikan dan pemandangan yang indah. Untuk mengidentifikasi potensi geowisata yang terdapat di Pulau Wartawan, dilakukan integrasi geosains untuk mendeskripsikan singkapan, menganalisis kualitas air berdasarkan parameter fisika-kimia, dan menganalisis model bawah permukaan dari hasil Electrical Resistivity Tomography. Berdasarkan singkapan batuan di Pantai Wartawan ditemukan adanya sedimen batuan lumpur, batuan beku vulkanik, dan beku vulkanik yang memiliki mineral karbonatan. Adanya mineral karbonatan ini diduga merupakan endapan piroklastik yang kemungkinan terbawa oleh tsunami. Pantai Wartawan memiliki manifestasi air panas dan akuifer air tanah. Berdasarkan analisis kualitas air menggunakan parameter fisika-kimia pada titik AP-1, AP-2, dan AS diperoleh pH yang mendekati netral (pH 7-8,7), nilai TDS dan konduktivitas pada sampel titik AP-1, AP-2, dan AS tergolong air tawar. Nilai salinitas air AP-1 dan AP-2 diklasifikasikan sebagai air payau, sedangkan sumur air tanah diklasifikasikan sebagai air tawar. Identifikasi manifestasi air panas dilakukan dengan menggunakan Electrical Resistivity Tomography, dimana terdapat nilai resistivitas yang rendah (0,7-3,5 Ω.m) dan diartikan sebagai zona hidrotermal. Sistem hidrotermal muncul dari bawah permukaan karena rekahan.
Interpretasi Lapisan Akuifer Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Desa Tamansari Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas Tri Octaviani; . Sehah
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY Vol 19, No 3 (2021): Bulletins of Scientific Contribution : Geology
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc geology.v19i3.37302

Abstract

Desa Tamansari Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas merupakan salah satu desa yang sering mengalami kekeringan. Kegiatan eksplorasi sumber air tanah telah dilakukan menggunakan teknik geolistrik dengan konfigurasi Schlumberger. Teknik geolistrik ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan kedalaman lapisan akuifer air tanah dan struktur batuan bawah permukaan berdasarkan nilai resistivitasnya. Akuisisi data geolistrik resistivitas dilakukan di empat titik sounding dengan panjang masing-masing lintasan adalah 400 m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur lapisan batuan bawah permukaan berdasarkan nilai resistivitasnya tersusun atas tanah penutup (0,18 – 5,25 m), batupasir konglomeratan (24,38 – 155,26 Ωm), batulempung pasiran (5,07 – 20,19 Ωm), batulempung karbonatan (napal) (2,57 – 3,41 Ωm), pasir lempungan (2,82 – 6,26 Ωm) dan batuan breksi (101,45 – 153,00 Ωm). Jenis akuifer air tanah yang diperoleh adalah akuifer tertekan, dimana lapisan akuifer ini ditemukan pada titik-titik sounding Sch-1, Sch-2, Sch-3, dan Sch-4 dengan kedalaman berkisar 48,89 – 145,64 m dari permukaan topografi. Litologi lapisan akuifer tertekan ini adalah pasir lempungan dengan ketebalan 46,11 – 84,5 m. Akuifer tertekan merupakan lapisan akuifer yang berpotensi di daerah penelitian. Sedangkan akuifer bebas tidak ditemukan di daerah penelitian.
PALEOFLORA PADA BATUBARA CIHARA FORMASI BAYAH Nurul Rizma Faurine; . Winantris; Mega Fatimah Rosana
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY Vol 19, No 3 (2021): Bulletins of Scientific Contribution : Geology
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc geology.v19i3.37586

Abstract

Formasi Bayah memiliki karakteristik litologi batuan salah satunya sisipan batubara. Batubara daerah penelitian terletak pada Cihara, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Batubara merupakan batuan sedimen organiklastik yang mudah terbakar terbentuk dari material sisa-sisa tumbuhan yang mengalami kompaksi pada endapan gambut. Polen dan spora memiliki struktur dinding yang resisten terhadap proses pembatubaraan. Sehingga fosil polen dan spora pada batubara terawetkan dengan cukup baik pada batubara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lingkungan pengendapan dan umur relatif pada batubara daerah penelitian. Preparasi polen dan spora dilakukan berdasarkan metode standar asam. Pendekatan identifikasi polen dan spora dilakukan berdasarkan karakteristiknya meliputi bentuk dan ukuran butir, tipe apertur serta ornamentasi pada eksin. Berdasarkan analisis palinologi ditemukan kehadiran Proxapertites operculatus, Proxapertites psilatus, Palmaepollenites kutchensis, dan Florschuetzia trilobata sebagai taksa penunjuk pada kala Eosen Akhir. Interpretasi lingkungan pengendapan batubara Cihara terendapkan pada lingkungan fluvial-deltaic hingga brackish swamp dengan umur relatif Eosen Akhir.
Petrogenesis of Andesite in Cisanggarung area, Cimenyan District, Bandung Regency, West Java Nurul Imaniar; Aton Patonah; Oktory Prambada
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY Vol 19, No 3 (2021): Bulletins of Scientific Contribution : Geology
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc geology.v19i3.35798

Abstract

The Cisanggarung area is located in Cimenyan District, Bandung Regency, an area composed of volcanic products that many thick outcrops are found and used as andesite mines managed by local communities. This study examines the characteristics of andesite in the Cisanggarung area using petrology, petrography, XRF, and ICP-MS so that petrogenesis can be interpreted. Andesite rocks in the Cisanggarung area have a sheeting joint structure and microscopically have porphyritic, trachytic, glomeroporphyritic, zoning, embayment, and sieve textures. The composition of this rock was plagioclase, pyroxenes, opaque minerals with the less content of secondary minerals such as chlorite and clay minerals. The magmatic affinity of this rock shows calc-alkaline series, precisely in tholeiitic island arc tectonic setting associated with subduction, which is characterized by TiO2<1.3 wt.%. Magma presumably comes from a continent plate with a depth of 127.87-136.92 km. Magma in this area undergoes a middle-stage differentiation process, namely assimilation and fractionation crystallization. The magmatism process forms two stages of crystallization, starting from the slow cooling stage, followed by relatively fast magma to the surface.
ANALISIS MANAJEMEN TEKNOLOGI PADA KAJI TERAP INA-CABLE BASED TSUNAMETER (INA-CBT) Gani Soehadi; . Sunartono; Fathoni Moehtadi
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY Vol 20, No 1 (2022): Bulletins of Scientific Contribution : Geology
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc geology.v17i1.38448

Abstract

Ina-Cable Based Tsunameter (Ina-CBT) adalah bagian dari Ina-Tsunami Early Warning System (Ina-TEWS) yang merupakan sistem peringatan dini bencana tsunami. Divisi CBT Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi (BPPT) mendapat penugasan untuk membangun Ina-CBT yang digelar pada beberapa tempat yang berpotensi terjadinya tsunami. Proses pengkajian dan penerapan teknologi Ina-CBT membutuhkan aspek manajemen teknologi terhadap semua sumberdaya di unit-unit kerja Divisi CBT meliputi komponen teknologi yang terdiri dari Technoware, Humanware, Infoware dan Orgaware (THIO) serta kemampuan teknologi meliputi kemampuan pemanfaatan, kompilasi, akuisisi dan penciptaan teknologi. Tujuan penelitian adalah pertama, menganalisis penerapan manajemen teknologi dan dibandingkan (benchmarking) terhadap institusi lain yang juga menggunakan teknologi CBT, serta kedua, mengkaji faktor-faktor yang perlu ditingkatkan terkait dengan penerapan manajemen teknologinya. Hasil estimasi tingkat kecanggihan komponen Technoware menunjukkan secara umum Fasilitas untuk Penggunaan Khusus (Special Purpose Facilities) digunakan pada rangkaian jirap Ina-CBT. Estimasi terhadap komponen Humanware, Infoware dan Orgaware menunjukkan tingkat kecanggihan Reproducing Ability, Specifying Facts dan Protecting Framework. Pada aspek kemampuan, unit-unit kerja Divisi CBT memiliki potensi besar untuk memiliki kemampuan pemanfaatan teknologi yang sejajar dengan negara pengguna CBT lain, sedangkan untuk kemampuan kompilasi, kemampuan akuisisi dan kemampuan penciptaan, Divisi CBT BPPT merupakan institusi yang terbaik secara nasional sebagai pengembang CBT terbukti proses Jirapnya telah mencapai Generasi Ke 3.Kata Kunci: Manajemen Teknologi, Tsunami, Technoware, Humanware, Infoware, Orgaware
Interpretasi Sebaran Batuan Andesit di Desa Karangcegak Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga Berdasarkan Data Resistivitas dengan Konfigurasi Wenner-Schlumberger Sehah Sehah
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY Vol 20, No 1 (2022): Bulletins of Scientific Contribution : Geology
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc geology.v17i1.39043

Abstract

Karangcegak Village, Kutasari District, Purbalingga Regency has high andesite rock potential. Andesite rock has been mined traditionally by the local community, but its utilization is still not optimal. This study aims to determine the distribution of andesite rocks based on the resistivity data of the Wenner-Schlumberger configuration. Resistivity data acquisition was done on four trajectories with a length of 195 m. The GL-01 trajectory is located at a geographical position of 07°19'23.3” S; 109°17'19.6” E, the GL-02 trajectory is located at position of 07°19'23.9” S; 109°17'21.1” E, the GL-03 trajectory is located at position of 07°19'24.3” S; 109°17'21.8” E, and the GL-04 trajectory is located at position of 07°19'25.1” S; 109°17'22.8” E. Calculation of field data (i.e. voltage and current) were carried out to obtain apparent resistivity data. The calculated data are stored in the notepad format, and are used as input data for resistivity data modeling. The resistivity data modeling were carried out in 2D and 3D using RES2DINV 3.54 and VOXLER 4.0. The structure of the subsurface rock layers obtained on the four trajectories consists of three types of rock, i.e. the lava breccia with a resistivity value of less than 1,510 m, weathered andesite rock with resistivity values ranging from 1.511 – 4,000 m, and andesite rock with resistivity values are more than 4,000 m. Andesite rocks are found in all trajectories with a depth of 0 – 36 m. Based on the results of the analysis of the 2D resistivity cross section in each trajectory and the 3D pseudo-resistivity, the potential of andesite rock in the study area is estimated to be very large. The study results also show that the direction of the distribution of andesite rocks is in accordance with the direction of the lava flow of Slamet Volcano, i.e. from southwest to southeast.
KARAKTERISTIK GRANITOID DAERAH NYUKANG HARJO, KABUPATEN LAMPUNG TENGAH, LAMPUNG Muhammad Alqori Brilian; Endang Wiwik Dyah Hastuti
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY Vol 20, No 1 (2022): Bulletins of Scientific Contribution : Geology
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc geology.v17i1.39046

Abstract

Daerah Nyukang Harjo Kabupaten Lampung Tengah Provinsi Lampung tersingkap batuan beku granitoid pada kondisi morfologi perbukitan rendah hingga perbukitan tinggi. Batuan beku pada daerah penelitian tersebar dengan cukup luas dan mempunyai karakteristik yang menarik baik secara megaskopis maupun secara petrografi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik, komposisi, dan tipe batuan beku daerah penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi observasi lapangan dan analisis petrografi menggunakan sampel batuan yang telah diambil dari lokasi penelitian. Observasi lapangan mengidentifikasikan batuan granitoid pada daerah penelitian berupa syenite. Hal tersebut diinterpretasi berdasarkan komposisi mineral yang hadir pada batuan, dimana batuan syenite memiliki ciri warna segar putih krem dengan warna lapuk putih kecoklatan, hal tersebut dipengaruhi oleh komposisi penyusun syenite didominasi alkali-feldspar. Hasil analisis petrografi didapatkan penamaan batuan berupa quartz syenite dan quartz monzonite dimana kedua batuan ini merupakan kelompok batuan beku plutonik yang bersifat asam hingga intermediet. Mineral penyusun quartz syenite didominasi oleh alkali feldspar serta terdapat mineral plagioklas (An30-An34), dan sedikit kuarsa, biotit, muskovit serta mineral sekunder seperti klorit, serisit, dan opak dengan tekstur khusus berupa perhite dan graphic. Sedangkan quartz monzonite didominasi oleh mineral alkali-feldspar dan plagioklas (An38) serta sedikit kuarsa, mineral penyusun lainnya berupa, biotit, dan serisit dengan tekstur khusus berupa perhite dan myrmekite.
REKONSTRUKSI IKLIM PURBA KALA MIOSEN TENGAH HINGGA MIOSEN AKHIR BERDASARKAN DATA KUMPULAN FORAMINIFERA PLANKTONIK SUMUR-A1 PADA ZONA MANDALA REMBANG, CEKUNGAN JAWA TIMUR UTARA Evan Faiz Danendra; Lia Jurnaliah; . Winantris
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY Vol 20, No 1 (2022): Bulletins of Scientific Contribution : Geology
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc geology.v17i1.38715

Abstract

Foraminifera merupakan organisme mikroskopis yang memiliki berbagai fungsi dalam studi mikropaleontologi dan biostratigrafi. Penelitian berfokus pada pemanfaatan foraminifera planktonik dalam merekonstruksi iklim purba dari Sumur-A1 pada Zona Mandala Rembang, Cekungan Jawa Timur Utara. Penelitian menggunakan 40 sampel hasil pengeboran yang berasal dari rentang titik kedalaman 168 hingga 1116 kaki. Perhitungan kuantitatif berdasarkan kelimpahan individu dilakukan terhadap sampel yang telah dipreparasi dengan metode mekanik dan kimiawi. Rekonstruksi iklim purba mengacu pada pengelompokkan spesies peciri iklim Indo-Pasifik kala Miosen Tengah hingga Miosen Akhir dan disajikan dalam grafik iklim Spezzaferri. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pada kala Miosen Tengah hingga Miosen Akhir, Zona Mandala Rembang, Cekungan Jawa Timur Utara, memiliki 8 zona iklim yang seluruhnya menunjukkan iklim hangat dengan indikasi penghangatan dan/atau penyejukan sebagai dampak dari peristiwa iklim global Middle Miocene Climate Transition (MMCT), semakin berkembangnya East Antarctic Ice Sheet (EAIS) dan semakin mendinginnya Antartika, serta Antarctic’s Thermal Isolation.
Identifikasi Umur Batupasir Formasi Bentang di Pangandaran Berdasarkan Kumpulan Nannofosil Gampingan Santi Dwi Pratiwi; Vijaya Isnaniawardhani; Tokiyuki Sato
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY Vol 20, No 1 (2022): Bulletins of Scientific Contribution : Geology
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc geology.v17i1.39353

Abstract

ABSTRAKSebanyak 15 sampel yang terdiri dari batupasir dengan semen karbonat dalam berbagai ukuran butir dari Formasi Bentang di daerah Babakan Kabupaten Pangandaran dianalisis pengamatan mikroskopis dan penentuan umur berdasarkan kumpulan nannofosil gampingan. Sisipan batulempung sesekali muncul di antara batupasir di bagian selatan lokasi pengambilan sampel. Kumpulan nannofosil gampingan umumnya banyak hingga sedikit dan preservation nannofosil terawetkan sedang - baik. Kerangka biostratigrafi terdiri dari 5 (lima) peristiwa Zonal berdasarkan kemunculan 21 spesies nannofosil gampingan. Lima spesies datum nannofosil yaitu terdiri dari kemunculan akhir Coccolithus miopelagicus (Zona 10.613 Ma atau NN8); kemunculan awal Discoaster hamatus (10,541 Ma) dan kemunculan akhir Discoaster hamatus (9.560 Ma) atau Zona NN9-NN10; kemunculan awal Discoaster berggrenii (NN11/NN10); dan interval atas Reticulofenestra kecil (7.167 Ma atau NN11 Zone). Lebih khusus lagi, interval umur pada Formasi Bentang daerah Pangandaran berkorelasi pada Miosen Akhir yaitu dari Zona NN8 hingga Zona NN11. Dominasi Reticulofenestra kecil di Zona NN11 menunjukkan korelasi positif dengan kelimpahan produktivitas coccolith di Formasi Bentang. Kata Kunci: Formasi Bentang, Nannofosil Gampingan, Miosen Akhir, Pangandaran ABSTRACTA total of 15 samples composed of sandstones with carbonate cement in various grain sizes from Bentang Formation in the Babakan area of Pangandaran regency were analyzed for microscopic observation and age determination based on the calcareous nannofossil assemblages. Claystone inserts occasionally appear between these sandstones in the southern part of the sampling location. The calcareous nannofossils assemblages are generally common to few  and preservation of sample is moderate to good. The biostratigraphic framework consist of 5 (five) Zonal events based on the occurrences of 21 species of calcareous nannofossil. Five nannofossil datum species are consist of  last occurrence of Coccolithus miopelagicus (10.613 Ma or NN8 Zone); first occurrence  Discoaster hamatus  (10.541 Ma) and last occurrence of Discoaster hamatus (9.560 Ma) or NN9-NN10 Zone; first occurrence of Discoaster berggrenii (NN11/NN10); and top of small Reticulofenestra interval (7.167 Ma or NN11 Zone). More specifically, an age interval at Bentang Formation of Pangandaran area was correlated for the Late Miocene from NN8 Zone to NN11 Zone. The dominance of small Reticulofenestra at NN11 Zone  shows a positive correlation with abundance of coccolith productivity in Bentang Formation.  Keywords : Bentang Formation, Calcareous Nannofosils, Late Miocene, Pangandaran

Filter by Year

2005 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 21, No 2 (2023): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 21, No 1 (2023): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 20, No 3 (2022): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 20, No 2 (2022): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 20, No 1 (2022): Bulletins of Scientific Contribution : Geology Vol 19, No 3 (2021): Bulletins of Scientific Contribution : Geology Vol 19, No 2 (2021): Bulletins of Scientific Contribution : Geology Vol 19, No 1 (2021): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 18, No 3 (2020): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 18, No 2 (2020): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 18, No 1 (2020): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 17, No 3 (2019): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 17, No 2 (2019): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 17, No 1 (2019): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY Vol 16, No 3 (2018): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY Vol 16, No 2 (2018): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY Vol 16, No 1 (2018): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY Vol 15, No 3 (2017): Bulletin of Scientific Contribution:GEOLOGY Vol 15, No 2 (2017): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY Vol 15, No 1 (2017): Bulletin of Scientific Contribution Vol 14, No 3 (2016): Bulletin of Scientific Contribution Vol 14, No 2 (2016): Bulletin of Scientific Contribution Vol 14, No 1 (2016): Bulletin of Scientific Contribution Vol 13, No 3 (2015): Bulletin of Scientific Contribution Vol 13, No 2 (2015): Bulletin of Scientific Contribution Vol 13, No 1 (2015): Bulletin of Scientific Contribution Vol 12, No 3 (2014): Bulletin of Scientific Contribution Vol 12, No 2 (2014): Bulletin of Scientific Contribution Vol 12, No 1 (2014): Bulletin of Scientific Contribution Vol 11, No 3 (2013): Bulletin of Scientific Contribution Vol 11, No 2 (2013): Bulletin of Scientific Contribution Vol 11, No 1 (2013): Bulletin of Scientific Contribution Vol 10, No 2 (2012): Bulletin of Scientific Contribution Vol 10, No 1 (2012): Bulletin of Scientific Contribution Vol 9, No 3 (2011): Bulletin of Scientific Contribution Vol 9, No 2 (2011): Bulletin of Scientific Contribution Vol 9, No 1 (2011): Bulletin of Scientific Contribution Vol 8, No 3 (2010): Bulletin of Scientific Contribution Vol 8, No 2 (2010): Bulletin of Scientific Contribution Vol 8, No 1 (2010): Bulletin of Scientific Contribution Vol 7, No 2 (2009): Bulletin of Scientific Contribution Vol 7, No 1 (2009): Bulletin of Scientific Contribution Vol 6, No 2 (2008): Bulletin of Scientific Contribution Vol 6, No 1 (2008): Bulletin of Scientific Contribution Vol 5, No 3 (2007): Bulletin of Scientific Contribution Vol 5, No 2 (2007): Bulletin of Scientific Contribution Vol 5, No 1 (2007): Bulletin of Scientific Contribution Vol 4, No 2 (2006): Bulletin of Scientific Contribution Vol 4, No 1 (2006): Bulletin of Scientific Contribution Vol 3, No 2 (2005): Bulletin of Scientific Contribution More Issue