cover
Contact Name
muhammad azizan
Contact Email
misykat@iiq.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
azizan@iiq.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota tangerang selatan,
Banten
INDONESIA
Misykat: Jurnal Ilmu-ilmu Al-QurÆan, Hadist, Syariah dan Tarbiyah
ISSN : 25278371     EISSN : 26850974     DOI : http://dx.doi.org/10.33511/misykat
Jurnal MISYKAT is a semiannual journal, published on June and December. MIYSKAT published by PPS IIQ Jakarta. MISYKAT provides a forum for lecturers, academicians, researchers, practitioners, and students to deliver and share knowledge in the form of empirical and theoretical research articles. The journal invites professionals in study of Islamic Studies. ISSN: 2527-8371
Arjuna Subject : -
Articles 123 Documents
Reorientasi Pemikiran Al-Ghzali Tentang Maslahah Mursalah Dengan Pembaruan Hukum Islam Ahmad Munif Suratmaputra
MISYKAT Jurnal Ilmu-ilmu Al-Quran Hadist Syari ah dan Tarbiyah Vol 3, No 2 (2018): Misykat: Jurnal ilmu-ilmu Al-Quran, Hadits, Syariah dan Tarbiyah
Publisher : Pascasarjana Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (633.721 KB) | DOI: 10.33511/misykat.v3n2.29-64

Abstract

Wahyu terbagi menjadi dua istilah yakni wahyu matluw, yaitu al-Qur‟an al-Karim, dan wahyu gairu matluw, yaitu as-Sunnah dan al-Hadis. Kehadiran hukum Allah atau hukum Islam (ahkam syar‟iyyah) yang harus dijadikan pedoman dan acuan untuk mewujudkan kemaslahatan bagi umat manusia. Atas dasar ini, para pakar fiqh dan ushul fiqh telah konsensus bahwa maslahat atau kemaslahatan merupakan tujuan inti pensyari‟ atau hukum Islam : sehingga muncullah ungkapan yang sangat populer dikalangan mereka : فثم حكم الله أينما كانت الدصلحة (dimana ada maslahat, disanalah ada hukum Allah).Menyadari bahwa tidak semua masalah kehidupan ini hukumnya ditemukan didalam al-Qur‟an dan as-Sunnah/Hadis, Islam meletakkan prinsip-prinsip umum dan kaidah-kaidah dasar yang dapat dijadikan oleh ahl az-Zikri (para mujtahid) untuk mengembangkan hukum Islam dan memecahkan masalah-masalah baru melalui ijtihad. Salah satu prinsip umum dan kaidah dasar yang diletakkan oleh Islam ialah bahwa tujuan pokok tujuan pensyar‟i atau hukum Islam adalah untuk mewujudkan kemaslahatan (jalb al-masalaih). Dari prinsip inilah prinsip para imam mujtahid dan pakar ushul fiqh mengembangkan hukum Islam dan berusaha memecahkan masalah-masalah baru yang dihadapi oleh umat Islam yang belum ada penegasan hukumnya di dalam al-Qur‟an dan as-Sunnah melalui qiyas, istihsan, maslahah mursalah dan sad az-Zari‟ah.Al-Ghazali (450–505 H.) sebagai pakar ushul fiqh dari kalangan madzhab Syafi‟i, mempunyai pemikiran-pemikiran yang cukup menarik tentang maslahah mursalah. Pandangannya tentang maslahah mursalah merupakan jalan tengah antara pihak-pihak yang sama sekali tidak mempergunakan maslahah mursalah sebagai dalil hukum dan mereka yang begitu berani dalam menjadikan maslahah mursalah.
Kurikulum Integratif Dan Ppengaruhnya Terhadap Kompetensi Lulusan : Studi Pada Fakultas Ekonomi International Islamic University Malaysia Nurhidayat Nurhidayat; Sadari Sadari
MISYKAT Jurnal Ilmu-ilmu Al-Quran Hadist Syari ah dan Tarbiyah Vol 3, No 2 (2018): Misykat: Jurnal ilmu-ilmu Al-Quran, Hadits, Syariah dan Tarbiyah
Publisher : Pascasarjana Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.166 KB) | DOI: 10.33511/misykat.v3n2.157-184

Abstract

This article discusses the integrative curriculum and its influence on graduate competencies, studies at the International Islamic University Malaysia Faculty of Economics. In accordance with the 1986 Memorandum of Degree Recognition, the curriculum and teaching method approach was developed by the International Islamic University Malaysia Faculty of Economics that is a comparative and integrative approach. That is, students are taught to master conventional and Islamic theories at once, and understand how to process the Islamization of conventional sciences that have developed today. Furthermore, if you look at the curriculum structure at the International Islamic University Malaysia Faculty of Economics, the existing courses can be divided into four categories. First, university compulsory courses (17 credits), compulsory faculties (36 credits), compulsory department courses (36 credits) and elective courses (36 credits). At present in IIUM four concentrations have been developed, namely Islamic economics, finance, international economics, and development economics. With the integrative curriculum developed by the International Islamic University Malaysia Faculty of Economics, it produces graduates who are professional, knowledgeable who are inspired by Islamic values and ethics that will develop Muslims and achieve progress in harmony with the ideals of Islam.
Penyimpangan Seksual (LGBT) Dalam Pandangan Hukum Islam Huzaemah Tahido Yanggo
MISYKAT Jurnal Ilmu-ilmu Al-Quran Hadist Syari ah dan Tarbiyah Vol 3, No 2 (2018): Misykat: Jurnal ilmu-ilmu Al-Quran, Hadits, Syariah dan Tarbiyah
Publisher : Pascasarjana Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (609.908 KB) | DOI: 10.33511/misykat.v3n2.1-28

Abstract

Masalah penyimpangan seksual (lesbian, gay, biseksual dan transgender) sedang dalam perdebatan yang hangat dibicarakan dalam masyarakat, mulai dari media cetak dan elektronik, ada dari kalangan tokoh Islam sendiri yang membolehkan homo dan lesbi, dengan dasar bahwa tidak ada perbedaan antara homo dan bukan homo dan tidak ada perbedaan antara lesbi dan bukan lesbi. Menurut mereka bahwa manusia cuma bisa berlomba berbuat amal kebajikan sesuai perintah Tuhan. Islam mengajarkan bahwa seorang homo atau lesbi sebagaimana manusia lainnya, sangat berpotensi menjadi orang yang saleh atau takwa selama dia menjunjung tinggi nilai-nilai agama, yaitu tidak menduakan Tuhan (syirik), meyakini kerasulan Muhammad Saw serta menjalankan ibadah yang diperintahkan. Dia tidak menyakiti pasangannya dan berbuat baik kepada sesama manusia, kepada sesama makhluk dan peduli kepada lingkungannya. Bahkan menurutnya, menarik sekali membaca ayat-ayat Al-Qur‟an soal hidup berpasangan (Q.S. al-Rum : 21, Q.S al-Dzariyat : 49 dan Q.S Yasin : 36) di sana tidak dijelaskan soal jenis kelamin biologis, yang ada hanyalah soal gender. Artinya, berpasangan itu tidak mesti dalam konteks hetero, melainkan bisa homo, dan bisa lesbi. Sekarang ini Indonesia semakin liberal. Orang-orang homo dan lesbi semakin giat mengekspos perbuatannya secara terbuka, bahkan berusaha mencari legitimasi dalil dari A1-Qur‟an, memelintir maknanya dengan tidak melihat kepada ayat-ayat yang lain yang berkenaan dengan masalah yang ada. Pada hal ayat-ayat Al-Qur‟an saling menafsirkan antara satu ayat dengan ayat lainnya. Hal ini disebabkan karena mereka hanya memiliki sedikit ilmu pengetahuan agama, belum banyak membaca tafsir dan Hadis, tidak mengetahui ushul fiqh dan sarana-sarana ijtihad yang lainnya, sehingga menurut mereka tidak ada larangan dari Al-Qur‟an dan Hadis untuk melakukan homoseksual dan lesbian sehingga menurut mereka, bahwa pelarangan terhadap LBGT adalah pelarangan terhadap HAM. Berkenaan dengan masalah ini, maka dalam artikel ini akan dibahas bagaimana pandangan hukum Islam terhadap penyimpangan seksual (LGBT). Adapun pembahasan berkisar pada pengertian homoseksual, lesbian dan hukumnya menurut pandangan Islam dan sanksi atas pelakunya dampak negatif yang ditimbulkannya dan upaya penanggulangannya.
Living Hadits Di MA (Madrasah Aliyah) Darussalam, Depok, Sleman, Yogyakarta Fajar Fauzi Raharjo; Muhammad Nur Fizin
MISYKAT Jurnal Ilmu-ilmu Al-Quran Hadist Syari ah dan Tarbiyah Vol 3, No 2 (2018): Misykat: Jurnal ilmu-ilmu Al-Quran, Hadits, Syariah dan Tarbiyah
Publisher : Pascasarjana Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.678 KB) | DOI: 10.33511/misykat.v3n2.185-204

Abstract

Artikel ini membahas tentang penerapan living hadits dalam pendidikan, tepatnya di MA Darussalam, Depok, Sleman, Yogyakarta. Ajaran yang terkandung dalam al-Hadits sarat dengan nilai-nilai luhur. Untuk itu, internalisasi ajaran al-Hadits sangat perlu adanya, mengingat dewasa ini dunia pendidikan sedang dilanda krisis nilai seiring derasnya globalisasi dan sekularisasi. Pengamalan al-Hadits dalam kajian studi Islam disebut dengan living hadits, dan memiliki tiga bentuk yaitu living hadits tradisi tulisan, lisan dan praktik. Ketiga bentuk living hadits tersebut tumbuh dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat, termasuk dunia pendidikan yang merupakan lembaga sosial yang krusial di masyarakat. Sebagai lembaga pendidikan yang berbasis keislaman yang menggabungkan sistem madrasah dan pesantren klasik, MA Darussalam mencoba menerapkan tradisi living hadits pada kehidupan sehari-hari. Hal inilah yang menarik untuk dilakukan penelitian di MA tersebut. Sehingga nantinya bisa menjadi contoh bagi lembaga pendidikan lain dalam menerapkan living hadits. Adapun untuk pengumpulan data merujuk kepada buku, sumber internet dan dilengkapi dengan dokumentasi, wawancara kepada kepala MA Darussalam, pengurus santri, serta dua siswa/santri, serta observasi.
Studi Living Qur'an Di Kalangan Narapidana : Studi Kasus Pesantren At-Taubah Lembaga Pemasyarakatan Kab. Cianjur-Jawa Barat Muhammad Azizan Fitriana
MISYKAT Jurnal Ilmu-ilmu Al-Quran Hadist Syari ah dan Tarbiyah Vol 3, No 2 (2018): Misykat: Jurnal ilmu-ilmu Al-Quran, Hadits, Syariah dan Tarbiyah
Publisher : Pascasarjana Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.883 KB) | DOI: 10.33511/misykat.v3n2.65-98

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji interaksi santri Pondok Pesantren Terpadu at-Taubah Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Cianjur dengan Al-Qur`an dalam bentuk riyadhah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitis yang bersifat kualitatif dengan model Living Qur`an, melalui pendekatan sosiologis, fenomenologis, dan psikologis. Artikel ini membuktikan bahwa santri Pondok Pesantren Terpadu At-Taubah Lapas Cianjur memahami kegunaan dan fungsi ayat-ayat Al-Qur`an yang digunakan dalam kegiatan riyadhah dalam konteksnya sebagai doa.
Penafsiran Surat Al-Falaq [113]: 3-4 : Menurut Abd. Ar-Rauf As-Singkili, Hamka dan M. Quraish Shihab: Telaah Atas Epistemologi dan Genealogi Wendi Parwanto
MISYKAT Jurnal Ilmu-ilmu Al-Quran Hadist Syari ah dan Tarbiyah Vol 3, No 2 (2018): Misykat: Jurnal ilmu-ilmu Al-Quran, Hadits, Syariah dan Tarbiyah
Publisher : Pascasarjana Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (615.986 KB) | DOI: 10.33511/misykat.v3n2.205-236

Abstract

Many assumptions say that differences in generation, educational background, socio-cultural background and so on will have an effect on the mindset of an interpreter. To prove the validity of these assumptions, this study proposed to explore the epistemology structure of QS. al-Falaq [113]: 3-4 interpretation in Tarjuman al-Mustafid by Abd. as-Singkili, Tafsir Al- Azhar by HAMKA and Tafsir Al-Misbah by M. Quraish Shihab. The results of this study are any differences in the epistemological structure of interpretation between the three interpreters in interpreting Qs. al-Falaq [113]: 3-4, for example in terms of sources, As-Singkili uses hadith and ra'yu, HAMKA uses munasabah, hadith, ulama opinions and ra'yu. , while M Qurasih Shihab uses lexical-linguistic analysis, munasabah, hadith, ulama opinion and ra'yu.
Kohesi Metode Tamyiz Dalam Pelajaran Bahasa Arab Di Pesantren Takhasus Bayt Tamyiz Indramayu Esi Hairani; Nadjematul Faizah; Muzayyanah Muzayyanah; Nur Izzah
MISYKAT Jurnal Ilmu-ilmu Al-Quran Hadist Syari ah dan Tarbiyah Vol 3, No 2 (2018): Misykat: Jurnal ilmu-ilmu Al-Quran, Hadits, Syariah dan Tarbiyah
Publisher : Pascasarjana Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (819.627 KB) | DOI: 10.33511/misykat.v3n2.99-124

Abstract

Diversitas metodologi dalam mempelajari bahasa Arab dan aspek terkait lainnya telah banyak diproklamirkan oleh beberapa cendikiawan, mulai dari metodologi yang bersifat klasik (metode iqra`, qira`ati, baghdadi, al-barqi, maisura, amsilati) hingga metodologi yang berbasis elektronik). Dan salah satu metode yang masih eksis sampai saat ini adalah metode Tamyiz yang diaplikasikan pada pembelajaran teori dasar nahwu-shorof di Pesantren Takhasus Bayt Tamyiz di Indramayu. Hasil penelitian ini diketahui bahwa metode Tamyiz memiliki pebedaaan dengan metode bahasa Arab lainnya, yaitu dengan mempelajari segala hal tentang bahasa Arab dengan hanya memformulasikan teori dasar nahwu-shorof quantum dengan cara pembelajaran yang mudah (easy) dan menyenangkan (fun), adapun langkah metodis dalam metode Tamyiz adalah sebagai berikut : pertama, menghadirkan guru dalam kelas sebagai fasilitator, kedua, metode Tamyiz tidak ada ijazah, dikatakan mampu adalah dengan mengajarkan para juniornya dengan dimonitoring dan evaluasi dari Ustadz, ketiga, memaksimalkan metode menghafal dan mengulangnya, keempat, dielaborasi dengan metode madkhal, manhaj, kelima, tutorial sebaya atau teknik scaffolding atau gunakan kawan sesama murid yang lebih ahli sebagai guru, keenam, kelas formal SMP dibagi berdasarkan jenjang semester kurikulum nasional pendidikan dan dipisah dalam waktunya lalu dilakukan tamyiz tersendiri, ketujuah, metode pembelajaran Tamyiz juga aplikasikan pada mata pelajaran umum lainnya, dan kedelapan, tamyiz Icon Indramayu masih belum optimal karena tidak mengikuti sistem pembelajaran Tamyiz sesuai dengan apa yang telah digariskan oleh penemu metode Tamyiz Abaza, MM.
Pendidikan Nilai-Nilai Kebangsaan Di Pesantren : Riset di Pesantren Ashidiqiyah Jakarta Barat Ali Mursyid
MISYKAT Jurnal Ilmu-ilmu Al-Quran Hadist Syari ah dan Tarbiyah Vol 3, No 2 (2018): Misykat: Jurnal ilmu-ilmu Al-Quran, Hadits, Syariah dan Tarbiyah
Publisher : Pascasarjana Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.281 KB) | DOI: 10.33511/misykat.v3n2.125-156

Abstract

In addition to transferring knowledge, education is the way to cultivate the values, such as civic values. Recently, the urgency of civic education is deemed important regarding the emergence of national crisis (the lack of civic and public values). Therefore, civic values must be implemented in educational institution such as pesantren. This paper is research summary on education values in Ashidiqiyah Pesantren Kedoya South Jakarta. The result inferred that civic education was cultivated in the Pesantren, including the personal character and nation character building. Personal character encompasses honesty, truthfulness, love to knowledge, sincerity, patient, self-restraint and others values of piety. While civic character constitutes tolerance, equality, and national unity and others. Civic values educated in the Pesantren are referenced to the Qur‟an, hadith and classical Islamic works (yellow book) and implemented through two systems: education (ta‟lim) and care systems. Ta‟lim system is implemented in formal education (madrasah) surrounding the Pesantren, starting from the lowest level (ibtidaiyyah) to the higher level Madrasah (aliyah) and Ma‟had Ali (as university). Ta‟lim system is also conducted through routine studies on Yellow Book and discussion forum (bahsul masa‟il), and the like. While care system tends to emphasize the habitual (ta‟dib). By the care, control and discipline systems, santri as subject of education is accustomed to practice the higher values of Islam, including civic values and self-defend to the bad values which polluted the civic values.
Optimalisasi Ekonomi Syariah Untuk Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Dalam Pengentasan Kemiskinan Mewujudkan Goodgovernance Sadari Sadari; Nurhidayat Nurhidayat; Rafiqah Rafiqah
MISYKAT Jurnal Ilmu-ilmu Al-Quran Hadist Syari ah dan Tarbiyah Vol 4, No 1 (2019): Misykat: Jurnal ilmu-ilmu Al-Quran, Hadits, Syariah dan Tarbiyah
Publisher : Pascasarjana Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (824.943 KB) | DOI: 10.33511/misykat.v4n1.19-54

Abstract

Humanisme religius telah mengantarkan pada era kesadaran bahwa peradaban manusia harus memiliki dua arus yang saling menunjang. Selama ini arus balik dalam bidang ekonomi hanya menonjolkan arus balik vertikal atas kebawah (model top down) yang didominasi oleh sistem ekonomi kapitalis dan sosialis, sedangkan di sisi lain mengesampingkan arus balik vertikal dari bawah ke atas (model bottom up) yang didominasi oleh sistem ekonomi syariah, sehingga dampaknya adalah adanya kesenjangan ekonomi yang sangat tajam. Paper ini mewujudkan peran penting, yakni menghubungkan dua arus tersebut secara timbal-balik, yakni mempertemukan arus pertama dengan arus balik kedua, sehingga akan menghasilkan dampak yang positif, progresif, kreatif dan produktif, kemudian pada akhirnya akan dapat meng-optomal-kan ekonomi syariah untuk menciptakan goodgovernance, post goodgovernance secara berkelanjutan, tentunya dengan bantuan peran media kontemporer yang kian update. Ekonomi syariah juga merupakan pilar dan nilai dasar, dari sikap keyakinan dan sikap rasionalitas untuk sanggup menciptakan terwujudnya pemberdayaan dan kesejahteraan sekaligus pengentasan kemiskinan dalam masyarakat di Indonesia.
Kontributor Pemikiran Hadis di Indonesia : Studi Kajian Hadis di Indonesia dari Perorangan Hingga Lembaga Muttaqin Al-Zam Zami
MISYKAT Jurnal Ilmu-ilmu Al-Quran Hadist Syari ah dan Tarbiyah Vol 4, No 1 (2019): Misykat: Jurnal ilmu-ilmu Al-Quran, Hadits, Syariah dan Tarbiyah
Publisher : Pascasarjana Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.72 KB) | DOI: 10.33511/misykat.v4n1.145-162

Abstract

Pemuka-pemuka muslim di Indonesia dan bahkan juga lembaga Islamnya ikut serta dalam mengkaji hadis Nabi Muhammad Saw. dan kajiannya menjadi sumbangan akademik dalam bidang hadis. Dalam kajian ini difokuskan dengan empat tokoh dan dua lembaga. Empat tokoh terseut ialah: Pertama: Syaikh Mahfudz at-Tarmasi yang dilahirkan di Desa Termas, yang memiliki karya dalam bidang hadis dengan judul Manhaj Zawi al-Nazar Syarh Manzumah al-Asar dan Al-Khil‟ah al-Fikriyyah bi Syarh al-Minhah al-Khairiyyah. Kedua: Muhammad Syuhudi Ismail, Ia telah melakukan takhrij al-hadis dan al-i‟tibar serta meneliti pribadi periwayat dan metode periwayatannya. Ketiga: Teungku Muhammad Hasbi al-Shiddieqy, ia telah memberikan ta`rif hadis dan sunnah, dan juga menjelaskan posisi hadis sebagai hujjah, serta kedudukan ilmu rijalul hadis. Keempat: Kamaruddin Amin, Pemikirannya terhadap hadis ialah mengenai metode isnad cum matn analysis, mengenai kullu shahabah „udul, kritik terhadap pakar hadis muslim modern, kritik terhadap teori common link, dan kritik terhadap teori argumentum e silentio. Sedangkan kontributor dari lembaga Islam Indonesia, penulis mengambil dua sampel, yaitu Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) dan Persatuan Islam (PERSIS). LDII memandang hadis dha‟if seperti halnya hadis palsu, sedangkan PERSIS memandang hadis tersebut tidak bisa dijadikan hujjah dalam agama, kecuali dalam kasus tertentu yang mendesak keperluannya untuk sekedar sebagai pembatas.

Page 5 of 13 | Total Record : 123