cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Akuatika
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Arjuna Subject : -
Articles 90 Documents
PENDEKATAN METODE VON BERTALANFFY UNTUK ANALISIS PERTUMBUHAN KERANG KAPAH (Meretrix meretrix) YANG BERASAL DARI PENGEPUL PANTAI AMAL LAMA KOTA TARAKAN Dhimas Wiharyanto; Gazali Salim; Muhammad Firdaus; Muhammad Yusuf Awaluddin
Jurnal Akuatika Vol 4, No 1 (2013): Jurnal Akuatika
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.862 KB)

Abstract

Kerang kapah merupakan nama lokal sebutan dari masyarakat kota Tarakan dan merupakan ciri khas atau karakteristik tersendiri dan menjadi bagian dari sumberdaya hayati laut yang berpotensi cukup tinggi. Tujuan penelitian adalah mengkaji dan mengkomparasikan model pertumbuhan absolut/mutlak dari kerang kapah (Meretrix meretrix) setiap bulan selama tiga bulan. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif.  Ruang lingkup penelitian ini hanya difokuskan pada variabel pertumbuhan absolut/mutlak dari kerang kapah (Meretrix meretrix).  Teknik pengumpulan data, menggunakan desain penelitian survey. Teknik pengambilan sampel kerang kapah menggunakan cara sampling dengan metode purposive sampling dimana diharapkan dalam pengambilan sampel sebanyak 10% sudah dapat mewakili jumlah keseluruhan populasi kerang kapah (Meretrix meretrix). Dalam pemilihan bentuk dan ukuran sampel kerang dilakukan secara random/ acak dimulai dari ukuran terkecil hingga ukuran terbesar. Variabel utama yang di ukur dalam penelitian ini adalah variabel pertumbuhan dan struktur umur menggunakan data berupa panjang cangkang dari kerang kapah (Meretrix meretrix). Hasil penelitian bentuk model pertumbuhan absolut/mutlak kerang kapah (Meretrix meretrix) pada Bulan November 2011 yaitu Lt = 12,349 ( 1 – 2,71828 – 0,0258 (t + 1,7408)) ( r = 0,966 dan n = 120 ). Hasil penelitian model pertumbuhan absolut/mutlak kerang kapah (Meretrix meretrix) pada Bulan Desember 2011 yaitu Lt = 9,552 ( 1 – 2,71828 – 0,0586 (t + 1,402)) ( r = 0,958 dan n = 138 ). Hasil penelitian model pertumbuhan absolut/mutlak kerang kapah (Meretrix meretrix) pada Bulan Januari 2012 yaitu Lt = 9,301 ( 1 – 2,71828 – 0,07 (t + 1,3247)) ( r = 0,947  dan n = 120 ).
Kajian Pemanfaatan Limbah Rajungan dan Aplikasinya untuk Bahan Minuman Kesehatan Berbasis Kitosan Emma Rochima
Jurnal Akuatika Vol 5, No 1 (2014): Jurnal Akuatika
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.129 KB)

Abstract

Kitin adalah biopolimer yang tersusun atas unit N-asetil-D-glukosamin dengan ikatan  Beta-(1,4) yang paling banyak dijumpai di alam setelah selulosa. Di Indonesia limbah kitin  yang belum dimanfaatkan sebesar 56.200 metrik ton per tahun. Limbah ini belum termanfaatkan secara baik dan berdaya guna, bahkan sebagian besar merupakan buangan yang juga turut mencemari lingkungan.Di pihak lain, buangan tersebut ternyata sangat potensil untuk  dimanfaatkan sebagai kitosan. Tujuan penulisan kajian ini adalah untuk menggambarkan pemanfaatan limbah rajungan menjadi kitosan lalu mengaplikasikan kitosan tersebut sebagai bahan minuman kesehatan.Hasil kajian kitosan dijarapkan akan dapat diterapkan sebagai bahan baku industri berbasis biota laut. 
PENGGUNAAN KITOSAN DARI KULIT UDANG DALAM MENURUNKAN KADAR TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI PLYWOOD Sampe Harahap
Jurnal Akuatika Vol 2, No 2 (2011): Jurnal Akuatika
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.839 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Teknologi Pengolahan dan limbah laboratorium Pengelolaan Kualitas Air di FAPERIKA UNRI. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kemampuan chitosan dalam mengurangi tingkat TSS dilimbah cair industr ikayu lapis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi eksperimental dengan desain completely acak, salah satu faktor, 4 tingkat, 12 unit percobaan. Beberapa kitosan konsentrasi yaitu 0mg/L, 15mg/L, 30mg/L diterapkan sampling dilakukan adalah jam 8, 12, dan 16 jam. Penelitian menunjukkan bahwa 12 jam setelah penambahan 30 mg kitosan/L, kualitas limbah meningkat : TSS 182,3-56,7mg/L, 2,4 Fenol-0,5 mg/L, BOD 5132-93 mg/L, COD 279-217mg/L dan pH6-9 dibandingkan dengan KEP-51/MENLH/10/1995 kualitas limbah adalah baik.
Kualitas Air Di Waduk Nadra Kerenceng Kota Cilegon Provinsi Banten Fauzi Dwi Noor Syamiazi; Saifullah - -; Forcep Rio Indaryanto
Jurnal Akuatika Vol 6, No 2 (2015): Jurnal Akuatika Vol. VI. No. 2/September 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (652.291 KB)

Abstract

Waduk Nadra Krenceng merupakan waduk yang berada di Kota Cilegon, Banten merupakan penampungan air dari sungai Rawa Danau dan beberapa aliran sungai sekitar Kota Cilegon dan DAS Cidanau. Sebagai tempat penampungan air maka waduk mempunyai kapasitas tertentu dan sangat rawan mengalami perubahan kualitas. Penelitian ini bertujuan memantau kualitas air Waduk Nadra Krenceng. Penelitian ini dilakasanakan pada bulan Maret - April 2015 pada 4 stasiun pengamatan yaitu: Inlet Kapudenok, inlet Rawa Gondong Kubang Lesung, di tengah waduk dan outlet Krenceng Masigit. Suhu perairan Waduk Nadra Krenceng   berkisar antara 27-31°C,   kecerahan antara 0,16-0,25m, pH   antara 7,58-8,37, DO  antara      6,6-12,5 mg/l, Nitrat antara 1,1-9,4 mg/l, fosfat antara 0,12-0,35 mg/l dan kandungan khlorofil-a perairan berkisar antara 22,45-391,13 µg/l. Kata Kunci : Cilegon, Waduk Nadra Krenceng, Kualitas air,
Studi Karakterisasi Pengolahan Terasi Cirebon Dalam Upaya Mendapatkan Perlindungan Indikasi Geografis Junianto -
Jurnal Akuatika Vol 2, No 1 (2011): Jurnal Akuatika
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.987 KB)

Abstract

Tujuan penelitian adalah mempelajari, mengkarakterisasi mutu dan  pengolahan terasi Cirebon dalam upaya mendapatkan perlindungan indikasi geografis.  Metode survey digunakan dalam penelitian ini .  Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studi pustaka:  Semua data yang diperoleh baik data primer maupun data sekunder dianalis secara deskriptif baik dalam bentuk narasi  maupun tabel.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan baku terasi Cirebon terdiri dari rebon, garam, dan gula merah.  Prosedur pembuatan terasi Cirebon terdari dari pengeringan, pencampuran, pencetakan dan fermentasi.  Mutu terasi Cirebon memenuhi Standar Nasional Indonesia untuk terasi.  Rasionalisasi dilakukan pada tahapan pra pengeringan, pengeringan, perbandingan bahan pada pencampuran dan fermentasi.
Identifikasi Perubahan Luasan Greenbelt Di Kabupaten Pangandaran - Jawa Barat Menggunakan Citra Landsat Aprizon Putra; Semeidi Husrin; Jaya Kelvin
Jurnal Akuatika Vol 6, No 1 (2015): Jurnal Akuatika Vol. VI. No. 1/Maret 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2261.946 KB)

Abstract

Kondisi ekosistem pesisir Kabupaten Pangandaran, sepanjang 28 kmmengalami kerusakan terutama pasca tsunami tahun 2006 mulai dari Pananjung hingga Parigi, kecuali Cagar Alam Pananjung yang masih terjaga kelestariannya. Oleh karena itu, diperlukan konsep terintegrasi yang memperhatikan aspek sosial, ekonomi, dan ekologi untuk mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini meliputi wilayah pesisir Kabupaten Pangandaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju perubahan luasan greenbelt untuk mitigasi bencana tsunami yang terjadi di pesisir Kabupaten Pangandaran menggunakan data citra landsat tahun 1999, 2003, 2010 dan 2013. Metode yang digunakan dengan analisa supervised classification dengan interpretasi Citra Landsat. Hasilnya menunjukkan bahwa sejak tahun 1999 hingga 2013, kondisi greenbelt di pesisir Kabupaten Pangandaran mengalami perubahan. Greenbelt tahun 1999 memiliki luasan sekitar 133,56 Ha dan turun sekitar 40% pada tahun 2003 menjadi hanya 81,27 Ha. Pengrusakan hutan diakibatkan oleh aktifitas illegal logging dan pembukaan lahan untuk keperluan perkebunan, tambak dan aktifitas ekonomi lainnya. Setelah kejadian tsunami pada tahun 2006, proyek penanaman kembali greenbelt mulai digalakan pada tahun 2007/2008 dan hasilnya terlihat pada peningkatan luasan greenbelt menjadi 128,82 Ha atau naik sekitar 68% dibandingkan keadaan pada tahun 2003. Namun, pada tahun 2013 atau tepatnya 6 tahun pasca tsunami 2006, jumlah luasan hutan pantai kembali berkurang sekitar 4% menjadi 120,51 Ha. Kata Kunci : Citra Landsat, Greenbelt, Pangandaran  
PENGARUH PERBEDAAN INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KELIMPAHAN ZOOXANTHELLA PADA KARANG BERCABANG (MARGA: Acropora) DI PERAIRAN PULAU PARI, KEPULAUAN SERIBU Achmad Fachrurrozie; Mufti Petala Patria; Riani Widiarti
Jurnal Akuatika Vol 3, No 2 (2012): Jurnal Akuatika
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.52 KB)

Abstract

Keberhasilan proses transplantasi karang sangat tergantung pada kelimpahan zooxanthella. Semakin padat jumlah zooxanthella dalam karang, maka akan semakin tinggi efisiensi pertumbuhan karang dalam suatu perairan. Cahaya sangat mempengaruhi kelimpahan zooxanthella pada karang, dimana semakin tinggi intensitas cahaya maka semakin besar pula kelimpahan zooxanthella. Penelitian mengenai perbedaan intensitas cahaya terhadap kelimpahan zooxanthella pada karang bercabang di perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu telah dilakukan pada bulan April 2012. Penelitian dilakukan dengan cara menutup ujung cabang koloni karang dengan plastik terang (intensitas cahaya 58 μE/m2s), plastik setengah gelap (intensitas cahaya 26 μE/m2s), dan plastik gelap (intensitas cahaya 0 μE/m2s) selama 4 hari. Zooxanthella dalam fragmen karang dikeluarkan dengan cara dipanaskan, dan kelimpahannya dihitung di bawah mikroskop. Data hasil penelitian ditabulasi dan dianalisis menggunakan uji Regresi Linier dan uji ANAVA satu arah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan zooxanthella mengalami penurunan dibandingkan kontrol (1.302.425 sel/cm2) yaitu pada perlakuan 1, perlakuan 2, dan perlakuan 3 dengan jumlah masing-masing 1.201.644 sel/cm2, 933.944 sel/cm2, dan 507.458 sel/cm2. Hasil analisis statistik juga menunjukkan korelasi positif antara kelimpahan zooxanthella dengan kenaikan intensitas cahaya. Kata kunci : kelimpahan zooxanthella, perbedaan intensitas cahaya, dan pulau pari
KARAKTERISTIK CANGKANG KAPSUL YANG TERBUAT DARI GELATIN TULANG IKAN Junianto -; Kiki Haetami; Ine Maulina
Jurnal Akuatika Vol 4, No 1 (2013): Jurnal Akuatika
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.173 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan mempelajari sifat-sifat fisikokimia cangkang kapsul yang dibuat dari gelatin tulang ikan.  Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan rancangan acak lengkap yang terdiri dari tiga (3) perlakuan sumber gelatin sebagai bahan baku pembuatan cangkang kapsul yaitu a) gelatin dari tulang ikan tuna, b) gelatin dari tulang ikan nila, dan c) gelatin dari tulang ikan Tuna-Nila.  Perlakuan di ulang sebanyak empat (4) kali.  Pengamatan terhadap cangkang kapsul dilakukan terhadap bobot , kadar air, kadar abu,  pH, ketahanan dalam air, ketahanan dalam larutan asam, dan sifat kelenturan. Data yang diperoleh di analisis dengan uji F, jika hasilnya signifikan maka analisis dilanjutkan dengan uji Jarak Berganda Duncan, masing-masing dengan tingkat kepercayaan 95%. Data sifat kelenturan cangkang kapsul dianalis secara diskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cangkang kapsul yang terbuat dari gelatin tulang ikan nila memiliki sifat fisikokimia yang paling baik dibandingkan dengan yang terbuat dari gelatin tulang ikan tuna maupun campuran tulang tuna-nila. Sifat fisiko kimia cangkang kapsul yang terbuat dari gelatin tulang ikan nila yaitu bobot cangkang 74,66 mg/100 buah cangkjang kapsul, kadar air 13,44 %,  kadar abu 2,09%, pH 5,83, ketahanan dalam air 31 menit , kelarutan dalam larutan asam 6 menit 20 detik, dan sifat kelenturannya mudah pecah.
POTENSI PELEPASAN DAN PENYERAP CO2 KAITANNYA DENGAN SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN TELUK BANTEN Bandari Arining Fitranti; Sunarto -; Donny Juliandri Prihadi; Bambang Herunadi
Jurnal Akuatika Vol 4, No 2 (2013): Jurnal Akuatika Volume IV No 2 September 2013
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (860.038 KB)

Abstract

Peranan perairan pesisir sebagai CO2 sink/source sangat penting dalam input penelitian karbon di wilayah Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi perairan Teluk Banten sebagai carbon source/sink dikaitkan dengan suhu dan salinitas. Suhu permukaan laut (SST) dan salinitas permukaan laut (SSS) berperan dalam kelarutan CO2 di laut. Analisis spasial dilakukan dengan membuat sebaran pCO2, suhu, dan salinitas dengan surfer 10 kemudian dihitung indeks korelasi dengan menggunakan korelasi Pearson. Potensi sink dan source CO2 didapat dengan menghitung perbedaan pCO2 laut dengan atmosfer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak didapat korelasi yang kuat antara pCO2 dengan suhu dan salinitas. Nilai rata-rata ΔpCO2perairan Teluk Banten memiliki nilai positif sehingga diduga berperan sebagai pelepas carbon
POTENSI EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI SEBAGAI ANTIBAKTERIAL UNTUK MENANGGULANGI SERANGAN BAKTERI AEROMONAS HYDROPHILA PADA IKAN GURAME (Osphronemus Gouramy lacepede) Rosidah -; Wila Mahita Afizia
Jurnal Akuatika Vol 3, No 1 (2012): Jurnal Akuatika
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.869 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi antibakteri ekstrak daun jambu biji terhadap bakteri Aeromonas hydrophila penyebab penyakit Motil Aeromonas septicemia (MAS) pada benih ikan gurami, melalui uji invitro dan uji LC50 48 jam. Metode Penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratoris dengan sembilan perlakuan dan dua ulangan untuk uji invitro, sedangkan untuk uji LC50 48 jam sebanyak lima perlakuan dan dua ulangan. Perlakuan untuk Uji invitro adalah kertas cakram direndam dalam larutan ekstrak daun jambu biji pada konsentrasi 250 ppm, 500 ppm, 750 ppm, 1500 ppm, 2500 ppm, 3250 ppm, dan  kontrol (0 ppm), kemudian diletakkan pada media agar yang telah ditumbuhi  Aeromonas hydrophila, kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 48 jam. Perlakuan untk uji LC50 48 jam, yaitu benih ikan nila berukuran 4-6 cm direndam dalam larutan ekstrak daun jambu biji pada konsentrasi 750 ppm, 600 ppm, 500 ppm, 250 ppm dan 0 ppm selama 48 jam. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil uji invitro memperlihatkan bahwa ekstrak daun jambu biji pada konsentrasi 250 ppm-3250 ppm berpotensi sebagai antibakteri terhadap bakteri Aeromonas hydrophila dengan diameter zona hambat berkisar antara 6,5-11,5 mm. Ekstrak daun jambu biji dikategorikan antibakteri berspektrum luas. Hasil uji LC50 48 jam memperlihatkan mortalitas benih ikan gurame sebanyak 50% terjadi pada benih ikan gurami yang direndam dalam larutan ekstrak daun jambu biji pada konsentrasi 600 ppm. Berdasarkan analisis EPA Probit ekstrak daun jambu biji dibawah 600,580 ppm aman digunakan untuk pengobatan benih ikan gurami yang terserang bakteri Aeromonas hydrophila.   Kata Kunci : Aeromonas hydrophila, benih ikan gurami, danekstrak daun jambu biji.