cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Rekayasa Hijau
ISSN : 25794264     EISSN : 25501070     DOI : -
Jurnal Rekayasa Hijau diterbitkan 3 kali dalam satu tahun. Berisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian dan kajian analisis di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, desain dan kebijakan ramah lingkungan.
Arjuna Subject : -
Articles 244 Documents
Implementasi Kebijakan Publik Dalam Pembangunan Ruang Publik Pantai Losari Makassar Surjana, Ondang
Jurnal Rekayasa Hijau Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.301 KB) | DOI: 10.26760/jrh.v1i1.1337

Abstract

ABSTRAK Kebijakan publik serta implementasinya merupakan sebuah program yang  komplek karena perlu melibatkan seluruh stakeholder, yaitu pihak pemerintah, publik dan swasta. Kebijakan publik terdiri dari banyak aktor dengan berbagai kepentingannya tetapi publik sebagai target sasaran sehingga menjadi aspek yang paling penting. Ruang publik merupakan salah satu sarana fisik yang dalam pembangunannya memerlukan sebuah kebijakan publik. Ruang publik adalah sebuah barang publik yang dibangun oleh pemerintah bagi kepentingan publik. Ruang publik dapat diakses bebas dan digunakan oleh seluruh warga kota dan fungsi utamanya sebagai tempat interaksi sosial. Keberadaan ruang publik sangat penting bagi warga kota dan merupakan salah satu elemen kota. Ironisnya, jumlah ruang publik di kota kota besar menurun. Pantai Losari, Makassar, adalah salah satu ruang publik yang paling populer dan paling banyak dikunjungi masyarakat setempat maupun dari daerah lain. Ruang publik tersebut merupakan ruang publik utama di Kota Makassar serta sebagai landmark kota. Daya tarik utamanya adalah lokasinya yang strategis berada di pinggir pantai.  Ruang publik pantai Losari dibangun dengan menggunakan gaya arsitektur modern dipadukan dengan elemen elemen estetis tradisional. Tujuannya agar dapat mengakomodir beragam etnis di kota tersebut. Pada dasarnya pantai Losari adalah hasil implementasi kebijakan publik. Kata kunci: kebijakan publik, implementasi, ruang publik, arsitektur modern.    ABSTRACT Public policy and its implementation is a complex program because of the need to involve all stakeholders, namely the government, public and private. It consists of many actors with different interests but the public as a target to become the most important aspect. Public space is one of the physical facilities in a city which its development requires a public policy. Public space is a public goods built by the government for public purposes. It  can be free accessed and used by citizens and its primary function as a place of social interaction. The existence of public space is very important for the citizens of the city and is one important elements of the city. Ironically, the amount of public space in big cities declined. Pantai Losari, Makassar, is one of the most popular public space and most visited by local communities and other areas. This is a major public space in  Makassar city  as well as a city landmark. Its main attraction is its strategic location at the seaside.  Pantai Losari  built using modern architectural style combined with traditional aesthetic elements. The goal is to be able to accommodate diverse ethnicities in the Makassar. Basically, Pantai Losari is the result of the implementation of public policy.   Keywords: public policy, implementation, public space, modern archtecture.
Efisiensi Penyisihan Logam Fe Dengan Menggunakan Instalasi Pengolahan Lindi Compact (IPLC) Agriani, Septi; Rachmawati S Dj, -
Jurnal Rekayasa Hijau Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (598.899 KB) | DOI: 10.26760/jrh.v2i1.2047

Abstract

ABSTRAKLindi berasal dari proses dekomposisi sampah yang mengandung materi tersuspensi, terlarut, dan terekstraksi, sehingga kandungan lindi sangat berbahaya. Pada penelitian ini akan diteliti logam Fe yang terdapat dalam lindi TPA Sarimukti serta parameter pendukung, seperti pH, suhu, DO, kekeruhan dan TSS. Pengolahan dilakukan dengan menggunakan reaktor Instalasi Pengolahan Lindi Compact (IPLC) secara semi kontinu dengan kombinasi antara anaerob dan aerob. Waktu detensi yang digunakan, yaitu 31,33 jam yang didapatkan dari tracer test. Proses seeding dan aklimatisasi dilakukan menggunakan bakteri fakultatif, dengan dua media lekat, yaitu kaldness dan bioball. Berdasarkan dari karakteristik awal didapatkan beberapa parameter yang tidak memenuhi baku mutu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Tahun 2016 Tentang Baku Mutu Lindi Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah, yaitu BOD5 sebesar 1.071,55-1.593,29 mg/l, COD sebesar 4.800-6.400 mg/l dan TSS sebesar 470-556 mg/l. Berdasarkan hasil penelitian, IPLC mampu menyisihkan Fe sebesar 53,87% dari konsentrasi awal.Kata kunci: Air Lindi, Logam Berat, IPL Compact, SarimuktiABSTRACTLeachate originates from waste decomposition process which contains suspended, dissolved, and extracted material, so that leachate content is considered as hazardous. In this research, leachate was obtained from municipal solid waste (TPA) Sarimukti. Parameters to be studied is heavy metals Fe which contained in the leachate from TPA Sarimukti. In addition several supporting parameters, such as pH, temperature, DO, turbidity and TSS are studied. The treatment was carried out using a pilot plant scale reactor of Leachate Compact Processing Plant (IPLC), operated semi-continuously using biological, physical and chemical processing systems as well as anaerobic-aerobic configurations. The detention time used were 31,33 hours which was obtained from the tracer test. The seeding and acclimatization process was carried out using facultative bacteria, with two sticky media, caldness and bioball. Based on the results, IPLC was able to eliminate Fe by 53,87% from the initial concentration.Keywords: Leachate, Heavy Metal, IPL Compact, Sarimukti
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Proses Alih Fungsi Lahan Padi Sawah di Kelurahan Kersanegara, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat Martunisa, Prilly; Noor, Trisna Insan
Jurnal Rekayasa Hijau Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.869 KB) | DOI: 10.26760/jrh.v2i1.2038

Abstract

ABSTRAKPertanian selama ini hanya dihargai karena kemampuannya menghasilkan bahan pangan, sandang dan papan. Selain itu, pertanian juga memberikan berbagai jasa/fungsi positif di bidang sosial budaya, ekonomi dan lingkungan yang dikenal dengan multifungsi pertanian dan belum banyak diketahui masyarakat. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perekonomian banyak terjadi alih fungsi lahan terutama lahan padi sawah untuk berbagai kepentingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor dan faktor dominan yang mempengaruhi terjadinya alih fungsi lahan padi sawah. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kersanagara, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Teknik pengambilan data dilakukan adalah wawancara kepada 45 orang petani yang pernah melakukan alih fungsi lahan padi sawah. Desain penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Analisis data menggunakan regresi linier berganda dengan alat bantu SPSS version 24. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur petani, pendapatan petani, luas kepemilikkan lahan, sistem waris, pengaruh tetangga yang mengalihfungsikan lahannya, pengaruh pengusaha/investor, keadaan lingkungan, kebijakan pemerintah dan pendidikan petani secara keseluruhan memberikan pengaruh nyata terhadap alih fungsi lahan padi sawah. Variabel umur petani dan luas kepemilikkan lahan menjadi faktor yang dominan terhadap terjadinya alih fungsi lahan padi sawah.Kata kunci: faktor-faktor, alih fungsi, lahan padi sawahABSTRACTAgriculture has been only valued for its ability to produce primary needs of human being. In addition, agriculture also provides a range of positive services / functions at socio-cultural, economic and environmental fields known as multifunctional agriculture and have not been known to the public yet. Along with the raising population and the growth of economic, there has been occured many land conversion, particularly for paddy fields as it for several needs. This land conversion is caused by several factors. The purpose of this research is to identify the factors as well as to find the dominant among them that affect the land conversion of paddy fields. This research was conducted in Kelurahan Kersanagara, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. In this research, the data was collected by interviewing 45 farmers who ever did changes to the utility of paddy land. The design of this study is quantitative descriptive. Data analysis using multiple linear regression with SPSS version tool 24. This research shows the results that the age of farmers, farmers income, land ownership, inheritance systems, the influance of neighbors that also converted land, influence of investors, environmental conditions, government policies and farmer education generally gives a real effect on the conversion of paddy land. After all, the age of farmers and the land ownership become the dominant factor toward the land conversion that occured.Keywords: factors, land conversion, paddy field
Tinjauan Aksesibilitas pada Fasilitas Umum bagi Pengunjung dengan Alat Bantu Berjalan Studi Kasus Mall Bandung Indah Plaza Zein, Anastasha Oktavia Sati
Jurnal Rekayasa Hijau Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (868.04 KB) | DOI: 10.26760/jrh.v1i2.1635

Abstract

ABSTRAKSemua manusia membutuhkan kemudahan dalam mencapai suatu tempat, terutama bagi orang yang memakai alat bantu berjalan. Fasilitas ini sebaiknya terdapat tidak hanya dilingkungan dimana mereka hidup sehari – hari tetapi juga harus di sediakan pada bangunan umum seperti aktifitas bekerja dan aktifitas rekreasi. Kemudahan aksesibilitas pada fasilitas umum ini memungkinkan pengunjung dengan alat bantu berjalan untuk bersosialisasi dengan orang lain diluar dari lingkungan keluarganya.Katakunci: Aksesibilitas, Pengguna Alat Bantu Berjalan, Pusat Pertokoan ABSTRACTEverybody needs facility to reach every place with ease, especially to those who require walking aids. This facility not only be found in their surroundings but also provided in the public facility such as work place and recreation activity. The easiness accessibility in the public facility allows visitors with walking aids to socialize with others outside their surroundings.Keywords: Accessibillity, Walking Aids User, Mall 
Karakterisasi Protein Alga Coklat dan Merah dari Perairan Pulau Pari Sebagai Zat Antioksidan Kustiyah, Elvi; Saing, Bungaran; Afriyanti, Avira; Joyosemito, Ibnu Susanto
Jurnal Rekayasa Hijau Vol 2, No 3 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.748 KB) | DOI: 10.26760/jrh.v2i3.2513

Abstract

ABSTRAKKandungan dalam alga meliputi polisakarida, mineral, protein, lemak, vitamin, polifenol dan senyawa bioaktif yang bisa memberikan manfaat terhadap sumber makanan, vitamin maupun pharmasi. Investigasi karakter Alga Coklat dan Alga Merah yang diperoleh dari perairan pulau pari kepulauan seribu wilayah Indonesia dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan zat yang mampu menjadi alternatif sumber anti oksidan . Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstraksi maserasi dengan pelarut Phosfat Buffer Saline (PBS) sedangkan Uji kadar protein alga menggunakan metode Lowry dan uji aktivitas antioksidan menggunakan metode 1,1-Diphenyl-2-Pycrylhydrazy(DPPH). Hasil penelitian menunjukkan kadar protein yang tertinggi diperoleh pada sampel alga merah, sedangkan nilai kadar protein paling rendah terdapat pada alga cokelat . Nilai aktivitas antioksidan yang paling baik yaitu pada sampel yang berasal dari alga merah dengan nilai IC50 sebesar 3,5421 mg/ml.Kata Kunci: Alga, protein, antioksidan.ABSTRACTAn alga contains polysaccharides, minerals, proteins, fats, vitamins, polyphenols and bioactive compounds that can provide benefits for food, vitamin and pharmaceutical sources. Characteristic investigations of Brown Algae and Red Algae from the Pari Island waters, Thousand Islands, Indonesia, were carried out to obtain substances that could be an alternative source of antioxidants. The maceration extraction method using Phosphate Buffered Saline (PBS) as solvent was used in this study. Protein content in algae was investigated by Lowry method and the 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) method was used to investigate the antioxidant activity of algae The results showed that the highest protein content was found in Red Algae and the lowest is in Brown Algae. The best value of antioxidant activity was found in Red Algae with the IC50 value of 3.5421 mg/ml.Keywords: Algae, protein, antioxidants.
Pengaruh Kebijakan ““4 in 1”” terhadap Kinerja Persimpangan Jl Dr. Djunjunan – Tol Pasteur dengan Menggunakan Simulasi Mikro Maulana, Andrean
Jurnal Rekayasa Hijau Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (901.399 KB) | DOI: 10.26760/jrh.v1i1.1333

Abstract

ABSTRAKKebijakan “4 in 1” diterapkan sebagai salah satu solusi untuk permasalahan kemacetan di kota Bandung. Adapun tujuan dari penerapan kebijakan “4 in 1” adalah meningkatkan kinerja persimpangan Tol Pasteur – Jl. Dr Djunjunan atau Simpang Pasteur. Untuk analisis kinerja Simpang Pasteur, digunakan model simulasi mikro dengan perangkat Paramics. Analisis dilakukan terhadap dua kondisi yaitu kondisi dengan kebijakan “4 in 1” dan kondisi tanpa kebijakan “4 in 1”. Terjadi pengurangan panjang antrian maksimum sebesar 148,79 meter dan tundaan rata-rata simpang sebesar 7,6 detik. Lalu, dilakukan pengubahan waktu sinyal untuk meningkatkan kinerja simpang Pasteur . Waktu siklus yang didapat sebesar 52 detik, dengan rincian waktu hijau fase satu dan dua sebesar 15 detik dan fase tiga sebesar 14 detik. Dengan waktu siklus terbaik ini dapat menghasilkan pengurangan panjang antrian maksimum sebesar 239 meter dan tundaan rata-rata simpang sebesar 46 detik.Kata kunci: simulasi, mikro, antrian, tundaan, sinyal  ABSTRACTBandung city government recently applied “4 in 1” strategy as one of city's traffic management strategies to resolve traffic congestion that occurs at many city's main streets. By applying that rule, hopefully it will reduces, even eliminates traffic congestion that usually occurs at Dr. Djunjunan street during peak hours. Since the program prohibits any passenger cars that carry less than 4 passengers to cross Dr. Djunjunan street, it will affects every street at Pasteur signalized intersection and the intersection itself. Therefore, this study was conducted to analyze Pasteur signalized intersection's performance before and after the application of “4 in 1” strategy. The analysis was conducted using micro-simulation model that generated from Paramics software.The analysis was conducted in two condition, with or without “4 in 1” strategy. Results from analysis indicates that there will be 148,79 meter difference of maximum length of queue and 7,6 seconds difference of mean delay time between those two condition at Pasteur signalized intersection. The analysis also conducted by changing traffic signal timing in order to obtain better performance of Pasteur signalized intersection. Results from analysis indicates that there will be 239 meter reduction of maximum length of queue and 46 second of mean delay time.Keywords: simulation, micro, queue, delay, signal.
Pengujian Kinerja Dan Modifikasi Reaktor Downdraft Gasifikasi Biomassa 100 kW Ridwan, Muhammad; Indradjaja, Indradjaja; Nugraha, Noviyanti; Taufik, Irfan
Jurnal Rekayasa Hijau Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.239 KB) | DOI: 10.26760/jrh.v2i2.2394

Abstract

ABSTRAKGasifikasi adalah suatu proses konversi senyawa yang mengandung karbon untuk mengubah material baik cair maupun padat menjadi bahan bakar gas mampu bakar melalui proses pembakaran dengan suplai udara terbatas. Reaktor tempat terjadinya proses gasifikasi disebut gasifier. Gas hasil dari proses gasifikasi disebut syngas. Pada penelitian sebelumnya telah dirancang reaktor gasifikasi dengan menggunakan kotoran sapi sebagai bahan bakar proses gasifikasi. Tipe reaktor yang digunakan adalah tipe downdraft. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji performa mesin, menganalisa hasil pengujian dan memodifikasi rancangan reaktor gasifikasi downdraft kapasitas 100 kW. Dari pengujian pertama, diperoleh hasil pengujian yaitu temperatur di dalam ruang pembakaran kurang dari 500°C serta masih terdapat kebocoran pada komponen reaktor. Maka di perlukan modifikasi agar temperature yang ditargetkan yaitu diatas 500°C tercapai dan memperbaiki kekurangan lainnya. Modifikasi yang dilakukan meliputi bagian atas yaitu hopper, pemasangan instalasi pipa 2 in, serta pembuatan kembali saringan ash grate. Setelah melakukan modifikasi, dilakukan pengujian kembali, Hasil pengujian setelah dimodiifikasi diperoleh temperatur antara 550 oC – 600oC.Kata kunci : reaktor, downdraft, gasifikasi, kotoran sapi, pengujjianABSTRACTGasification is a process of converting carbonaceous compounds to convert both liquid and solid materials into fuel gas capable of burning through a combustion process with limited air supply. The reactor where the gasification process occurs is called a gasifier. The resultant gas from the gasification process is called syngas. Previous studies have designed gasification reactors using cow dung as a fuel for gasification processes. The type of reactor used is the downdraft type. The purpose of this study is to test the performance of the engine, analyze the test results and modify the down kaft gasification reactor design capacity of 100 kW. From the first test, obtained the test results that the temperature in the combustion chamber is less than 500°C and there is still leakage in the reactor component. So in need of modifications to the targeted temperature that is above 500°C achieved and fix other deficiencies. Modifications made include the top of the hopper, installation of 2-in pipe installation, as well as remaking ash grate filter. After modification, re-testing, the test results after modified temperature obtained between 550 oC - 600oC.Keywords: reactor, downdraft, gasification, cow dung, test.
Kajian Perhitungan Beban Pencemaran Air Sungai Di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikapundung dari Sektor Domestik Rahayu, Yushi; Juwana, Iwan; Marganingrum, Dyah
Jurnal Rekayasa Hijau Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (660.539 KB) | DOI: 10.26760/jrh.v2i1.2043

Abstract

ABSTRAKSungai Cikapundung merupakan anak sungai DAS Citarum Hulu yang digunakan untuk sumber air baku air minum, irigasi dan perikanan di Kota Bandung. Sungai Cikapundung yang melewati Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung dan Kabupaten Bandung berpotensi tercemar oleh limbah dari sektor domestik. Namun saat ini belum ada informasi mengenai beban pencemar terhadap Sungai Cikapundung dari sektor domestik. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengukur tingkat pencemaran di Sungai Cikapundung dengan menghitung, status mutu air, potensi beban pencemaran sektor domestik. Status mutu air ditentukan dengan menggunakan metode indeks pencemar dan potensi beban pencemaran Sungai Cikapundung dihitung menggunakan pendekatan faktor emisi limbah domestik. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukan bahwa Sungai Cikapundung pada tahun 2016 memiliki kriteria mutu air cemar sedang pada bulan kering dan cemar ringan di bulan basah. Sungai Cikapundung telahtercemar limbah domestik berdasarkan hasil perhitungan beban pencemar mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk pada tahun 2021 oleh 25.383,89 Kg/ hari TSS, 17.537,96 kg/hari BOD, 18.461,01 kg/hari COD, 889,97 kg/hari N-Total dan 96,92 Kg/hari P-Total.Kata kunci: Beban Pencemar, Domestik Cikapundung, Kualitas AirABSTRACTCikapundung river is the sub river of upper Citarum River which was used by the people in Bandung city as a raw water for drinking water, irrigation and fishery. Cikapundung river that passes through many districts of Bandung have a great potential of being polluted by from domestic waste. This condition will affects the water quality of Cikapundung water. Having this condition, the urgency of conducting the research for measure the polution level at Cikapundung river was reasonable, with calculating the water quality status, the potential polutions domestic sector. Water quality status is determined by using pollution index method and potential pollution load of Cikapundung River using domestic polution emission factor approach. Result of pollutant index calculation Cikapundung River at 2016 in dry months has severe polluted water quality. Cikapundung watershed contaminated with domestic waste in the calculation of polluted pollutant potency in 2016 by 25.383,89 Kg / day TSS, 17,537.96 kg / day BOD, 18.461.01 kg / day COD, 889.97 kg / day N-Total and 96.92 Kg / day P-Total.Keywords: Pollution Load, Cikapundung Domestic, Water.
Analisis Pola Spasial Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kota Bandung Menggunakan Indeks Moran Hernawati, Rika; Ardiansyah, Muhamad Yordi
Jurnal Rekayasa Hijau Vol 1, No 3 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1098.522 KB) | DOI: 10.26760/jrh.v1i3.1774

Abstract

ABSTRACTBandung has the highest case of dengue fever in West Java, which is 3134 cases in 2014. The spread of dengue fever can be analyzed spatially by spatial autocorrelation to find out the correlation relationship pattern between locations. The method of spatial autocorrelation was using the Moran Index method. From these methods can determine the relationship of spatial autocorrelation in the spread of dengue fever and determine spatial distribution pattern of dengue fever in Bandung. The results of spatial autocorrelation analysis shows the spatial autocorrelation in dengue hemorrhagic cases in Bandung, the one-way significance test indicates a positive autocorrelation in Dengue hemorrhagic cases in Bandung and spatial distribution pattern is the spatial distribution pattern of the cluster.Kata kunci: spatial autocorrelation, spatial pattern, Moran Index, dengue fever.ABSTRAKKota Bandung merupakan kota yang mempunyai kasus penyakit demam berdarah tertinggi di Jawa Barat yang berjumlah 3134 kasus pada tahun 2014. Sebaran penyakit demam berdarah dapat dianalisis secara spasial yaitu dengan autokorelasi spasial untuk mengetahui pola hubungan korelasi antar lokasi. Metode autokorelasi spasial yang digunakan adalah metode Indeks Moran. Dari metode tersebut dapat menentukan hubungan autokorelasi spasial dalam penyebaran penyakit demam berdarah dan menentukan pola sebaran spasial penyakit demam berdarah di Kota Bandung. Dari hasil analisis autokorelasi spasial menunjukan terdapat autokorelasi spasial pada kasus demam berdarah dengue di Kota Bandung, uji signifikansi satu arah menunjukan adanya autokorelasi positif pada kasus demam berdarah Dengue di Kota Bandung dan pola sebaran spasial dihasilkan adalah pola spasial sebaran cluster.Keywords: Autokorelasi Spasial, Pola Spasial, Indeks Moran, demam berdarah.
Kajian Pengembangan Agroindustri Berbasis Teh Rakyat Trimo, Lucyana; Fatimah, Sri; Djuwendah, Endah
Jurnal Rekayasa Hijau Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.451 KB) | DOI: 10.26760/jrh.v1i2.1634

Abstract

ABSTRAKPeluang kelompok tani teh menjadi kelompok bisnis agroindustriteh cukup besar, ini karena tingginya dukungan pemerintah melalui program GPATN serta semakin tingginyapermintaan pasar luar negeri dan dalam negeri dalam bentuk“instant tea” (makanan, minuman, farmasi, kosmetik).Namun, kondisi tersebut belum dapat dimanfaatkan dengan baik oleh petani teh. Hal ini terlihat dari, sebagian besar petani the masih menjual produknya dalam bentuk pucuk basah. Penelitian dilakukan untuk mengkaji kendala yang dihadapi oleh petani teh rakyat dalam pengembangan agro-industri teh. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan studi deskriptif survey. Tempat penelitian yang dipilih adalah Kabupaten: Garut (KecamataCisurupan), Cianjur (Kecamatan Sukanagara) dan Bandung (Kecamatan Pasirjambu), yang merupakan sentra teh di Provinsi Jawa Barat.Data dikumpulkan dengan cara: studi kepustakaan, dan wawancara dengan pihak terkait, yaitu pejabat pada instansi pemerintah, koperasi, pabrikan, asosiasi petani teh, kelompok tani, serta petani teh yang diambil secara acak sederhana dari setiap Kecamatan yang dijadikan sampel. Secara proposional sampel diambil berdasarkan luas wilayah sentra teh, dan setiap kecamatandiambil 30 orang petani teh. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif, dengan pendekatan system thinking. Salah satu alat pendekatan system thinking yang digunakan yaitu dengan causal loop modelling, agar mudah mendeskripsikannya maka digunakan Causal Loop Diagram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kendala yang dihadapi dalam mengembangkan agroindustri teh rakyat, yaitu: 1) kurangnya ketersediaan pucuk the sebagai bahan baku agroindustri, 2) kurangnya pengetahuan untuk meningkatkan nilai tambah pucuk teh, 3) kurangnya kemampuan dalam penyediaan modal dan peralatan dalam mengolah pucuk teh, dan 4) masih kurangnya dukungan pemerintah dalam mempromosikan teh olahan rakyat (misal: dalam rapat-rapat atau kegiatan-kegiatan yang berlangsung di pemerintahan sebaiknya memanfaatkan produk olahan the dari petani).Katakunci: agroindustri, kendala, nilai tambah, peluang, teh rakyat, ABSTRACTThe increasing market demand, abroad and domestically in the form of "instant tea" (food, beverage, pharmaceutical, cosmetics), and also support from the higher government through GPATN program makes the oopportunitiesof tea small holder groups into tea agro-industry business is quite huge.But infact, this opportunity cannot be utilized properly bytea small holder. Most of the tea small holders still sell their products in the form of freshflush. This research was conducted toinvestigate the constrain of tea small holder in agroindustry development.The study was conducted using a survey descriptive study approach. Selected location research is located at the center of tea small holder in West Java province, i.e.District of Garut (Subsdistrict of Cisurupan), Cianjur (Subdistrict of Sukanagara) and Bandung (District of Pasirjambu). In this research, the data were collected by study of literature and interviews with relevant parties, i.e. officials at government agencies, cooperatives, manufacturers, associations of tea farmers, tea small holder groups, and tea farmers. Tea farmers are taken randomly from each subdistrict sampled. Proportionally, samples are taken based on the size area of tea central region, and from those each district about 30 tea farmers were taken. Data were analyzed descriptively, with a system thinking approach. One of the tool system thinking approaches used in this research is causal loop modeling, in particularly Causal Loop Diagram. Result of the research showed that the obstacles of tea small holder in developing agro-industrial were : 1) the lack of availability of tea flush as raw material for agro-industry, 2) the lack of knowledge to increase value added of tea flush, 3) the lack of capability in the providing capital and equipment in processing the tea flush, and 4) the lack of government support in promoting the tea small holder’s products (e.g., Doing product promotion fromthe tea small holder in the goverment meetings or activities; such as by using those products in the activities).Keywords: agro-industry, constrain, opportunity, tea small holder, value added 

Page 2 of 25 | Total Record : 244