cover
Contact Name
Moh. Bakir
Contact Email
mbakir490@yahoo.com
Phone
+6281990925680
Journal Mail Official
jurnal.stiu@gmail.com
Editorial Address
Jl. Raya Pegantenan KM. 09 Plakpak Pegantenan
Location
Kab. pamekasan,
Jawa timur
INDONESIA
El-Furqania : Jurnal Ushuluddin dan Ilmu-Ilmu Keislaman
ISSN : 2460383     EISSN : 24778249     DOI : -
Core Subject : Religion, Education,
Jurnal EL-FURQANIA Vol.04 No.02 Agustus 2018 yang saat ini ada di tangan pembaca menampilkan sejumlah artikel yang merupakan bukti atau hasil “pencarian” para penulis untuk memahami hubungan Ushuluddin dan Ilmu-ilmu Keislaman dengan pranata sosial berdasarkan concern keilmuan masing-masing penulis di berbagai bidang. Jurnal ini menampilkan enam karya tulis ilmiah yang merupakan karya orisinal, tentang kajian al-Qur’an dan kajian keislaman
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 104 Documents
MEMAHAMI EKSISTENSI ISRĀILIYYĀT DALAM TAFSIR Abd. Kahar
El-Furqania : Jurnal Ushuluddin dan Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 2 No. 01 (2016): Februari 2016
Publisher : STIU Al-Mujtama Pamekasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.429 KB) | DOI: 10.54625/elfurqania.v2i01.1418

Abstract

Israiliyyat adalah istilah khusus yang digunakan oleh ulama Ilmu al-Qur’an dan tafsir untuk menunjukkan pemberitaan, cerita, tradisi serta doktrin-doktrin yang diidentikkan kepada Yahudi dari klan Bani Isra’il. Selanjutnya, cakupan maknanya berkembang menjadi apasaja yang berasimilasi ke dalam Tafsir al-Qur’an, baik dari aspek pemberitaan, cerita maupun hukum-hukum. Israiliyyat ini telah berdampak buruk terhadap Islam. Para ulama mengklasifi-kasikan Israiliyyat dalam tiga bagian. Pertama, Israiliyyat  yang sejalan dengan Islam. Kedua, Israiliyyat yang tidak sejalan dengan Islam. Ketiga, Israiliyyat yang tidak masuk bagian pertama dan kedua. Sedangkan periwayatan Israiliyyat secara garis besar dapat dikategorikan dalam dua bagian: melarang dan membolehkan. Adapun Kitab-kitab Tafsir yang Memuat Israiliyyat di antaranya :  Jami’ al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an, Tafsir Muqatil, Tafsir al-Quran al-Azim, Tafsir al-Baghawi.
POTRET EPISTEMOLOGI TAFSIR ERA FORMATIF (Peta Kajian Tafsir Klasik Perspektif Filsafat Ilmu) Fathurrosyid Fathurrosyid
El-Furqania : Jurnal Ushuluddin dan Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 2 No. 01 (2016): Februari 2016
Publisher : STIU Al-Mujtama Pamekasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.73 KB) | DOI: 10.54625/elfurqania.v2i01.1419

Abstract

Tulisan ini hendak mengungkap dan meyingkap epistemologi tafsir era formatif dengan mengkonstruksikan pada dua hal; Pertama, bagaimana epistemologi tafsir era klasik. Kedua, bagaimana dialektika tafsir era klasik dengan realitas yang dihadapinya. Kajian ini menghasilkan kesimpulan bahwa tafsir era formatif atau klasik yaitu tafsir yang muncul dan berkembang pada masa Rasulullah hingga munculnya tafsir masa pembukuan (akhir masa Daulah Bani Ummayyah atau awal Daulah Bani Abbasiyyah), yakni abad I H sampai pada abad II H. Adapun salah-satu model berpikir tafsir era formatif yaitu model nalar quasi-kritis yang ditandai dengan; Pertama, penggunaan simbol-simbol tokoh untuk mengatasi persoalan. Kedua, cenderung kurang kritis dalam menerima produk penafsiran; menghindari hal yang konkrit-realistis dan berpegang pada hal-hal yang abstrak-metafisis. Dalam konteks peran dan posisi akal, tafsir era formatif menjadikan peran akal hanya sebagai instrumen yang bersifat partisipatif, sedangkan peran periwayatan diberikan porsi sebagai alat jastifikasi.
SOLUSI PROBLEMATIKA UMAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN Ali Mursyid; Arison Sani
El-Furqania : Jurnal Ushuluddin dan Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 2 No. 01 (2016): Februari 2016
Publisher : STIU Al-Mujtama Pamekasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.777 KB) | DOI: 10.54625/elfurqania.v2i01.1420

Abstract

Tulisan ini adalah hasil peneletian yang diselenggarakan dengan tujuan mencari solusi terbaik bagaimana menyelesaikan problematika umat yang semakin beragam, dengan berlandaskan pada al-Qur’an. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini, dibatasi pada tiga masalah berikut: (1) Bagaimana ayat-ayat al-Qur’an memberi solusi pada persoalan kemiskinan umat Islam? (2) Bagaimana al-Qur’an memberi solusi pada persoalan kaum d}u’afa di tengah-tengah masyarakat? (3) Bagaimana al-Qur’an memberi solusi pada konflik sosial yang akhir-akhir ini banyak terjadi? Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan jenis data kualitatif, Penelitian ini juga adalah jenis penelitian pustaka yang datanya diperoleh malalui penelusuran kepustakaan. Dalam penggalian dan analisa data, digunakan metode Tafsir Maud}u>’i> (tematik), sementara itu pendekatan yang digunakan adalah pendekatan teologi dan pendekatan sosiologi. Setelah melalui pembahasan, penelitian ini menghasilkan tiga hal; Pertama, tentang solusi al-Qur’an bagi problem kemiskinan, yang dibagi  dalam ranah individual, keluarga masyarakat dan negara. Pada ranah individual, untuk mengatasi problem kemiskinan, al-Qur’an mendorong muslim untuk bekerja keras. Pada ranah keluarga, menghadapi problem kemiskinan, al-Qur’an mewajibkan kepada setiap orang untuk menyantuni pihak yang memang wajib dinafkahi dalam suatu rumpun keluarga, terutama mereka yang kurang mampu. Pada ranah masyarakat, untuk mengatasi problem kemiskinan, al-Qur’an mensyariatkan zakat. Pada ranah pemerintah, al-Qur’an mewajibkan pemerintah untuk menyejah-terakan warganya. Kedua, solusi al-Qur’an bagi kaum d}u’afa>’. Dalam hal ini al-Qur’an menyebut hak-hak kaum d}u’afa, kewajiban kita untuk memperhatikan mereka, imbalan dari Allah jika kita memperhatikan mereka, akibat jika kita menelantarkan mereka, dan juga mengenai cara memberdayakan mereka. Ketiga, solusi al-Qur’an untuk konflik sosial. Dalam menghadapi konflik sosial, al-Qur’an mengajarkan bahwa dalam menangani konflik, diperlukan etika. Al-Qur’an menganjurkan budaya kerja tim guna mengurangi konflik dan memupuk persaudaraan. Al-Qur’an menawarkan musyawarah sebagai mekanisme penyelesaian konflik. Selain itu, perdebatan yang baik juga bisa digunakan. Al-Qur’an juga memberi kesempatan untuk mengambil tindakan tegas jika cara damai tidak menyelesaikan masalah.
IBN ‘ARABI; EPISTEMOLOGI DAN KONTROVERSI Abdul Mukit Ridwan
El-Furqania : Jurnal Ushuluddin dan Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 2 No. 01 (2016): Februari 2016
Publisher : STIU Al-Mujtama Pamekasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.551 KB) | DOI: 10.54625/elfurqania.v2i01.1421

Abstract

Perbincangan tentang tasawuf, sufi dan para pemukanya memang tidak pernah menemukan kata usai dan selesai. Karena ia mempunyai jangkauan meluas, akar mendalam yang harus benar-benar di perhatikan secara seksama oleh mereka yang ingin membahasnya. Terutama jika perbincangan tersebut berkaitan dengan salah satu pemuka tasawuf semacam Muhyiddin Ibn ‘Arabi> yang sudah tidak diragukan lagi otoritas dan kapasitas keilmuannya baik di Barat maupun di Timur. Di Timur, ia dikenal sebagai pemuka tasawuf yang jujur dalam perkataan dan menepatinya dengan tindakan dalam samudera rahasia ketuhanan. Sedangkan di Barat ia dikenal sebagai tabib yang dapat mengobati penyakit ganas Barat dengan ilmu dan pengetahuannya. Namun betapapun kekayaan wawasan, ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya, popularitasnya sebagai hamba yang begitu mencintai Tuhannya, terdapat beberapa sisi beliau yang harus segera dibahas tuntaskan karena menyangkut akidah dan agama. Yaitu seperti sangkaan bahwa beliau adalah pendiri agama cinta, penganut pluralisme, tokoh dalam transendent unity of religions serta pegiat paham wihdat al-wuju>d.  Oleh sebab itu, penulis mengajukan judul, Ibn ‘Arabi>: epistemology dan kontroversi, agar dapat membahas tuntaskan masalah diatas. Metode yang penulis tempuh adalah library research dengan mengetengahkan pribadi Ibn ‘Arabi> dalam ratusan karya dan tulisannya untuk menjelaskan dan menuntaskan dugaan-dugaan dimaksud sehingga tuntas dan selesai. Semoga Allah memberi Taufiq dan kepada-Nya penulis pasrahkan segalanya.
PENGARUH PROGRAM PENDIDIKAN MORAL DAN ETIKA TENTARA TERHADAP PENGUASAAN PESERTA Azri Mokhtar; Wan Hasmah Wan Mamat; Ghazali Darussalam; Triyo Supriyatno
El-Furqania : Jurnal Ushuluddin dan Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 2 No. 01 (2016): Februari 2016
Publisher : STIU Al-Mujtama Pamekasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.408 KB) | DOI: 10.54625/elfurqania.v2i01.1424

Abstract

Artikel ini membahas kontribusi Moral dan program Militer Etis Pendidikan (MMEE) di Angkatan Bersenjata Malaysia (MAF). Penelitian ini dilakukan untuk menilai pengaruh atau kontribusi program MMEE untuk etika (MME) prestasi moral dan militer di antara para peserta dalam tiga domain kognitif, afektif dan psikomotorik. Sebanyak 469 peserta mengambil pencapaian tes MET dan data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh program MMEE telah berkontribusi sedikit untuk pencapaian MET peserta = 1,4%. Dalam hal hasil oleh domain masing-masing, kontribusi program MMEE melalui jadwal elemen untuk prestasi kognitif = 1,4%, kontribusi program MMEE melalui elemen silabus untuk prestasi afektif = 3,6% dan kontribusi dari program MMEE melalui elemen pengajaran dan pembelajaran prestasi psikomotor = 0,5%.
KONSEP METODOLOGIS PENAFSIRAN AL-QUR’AN “Kajian Metodologi Tafsir atas Konsep al-Ghazali>” Moh. Ali Wasik
El-Furqania : Jurnal Ushuluddin dan Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 2 No. 02 (2016): Agustus 2016
Publisher : STIU Al-Mujtama Pamekasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.742 KB) | DOI: 10.54625/elfurqania.v2i02.2292

Abstract

Artikel ini menjelaskan Konsep Metodologis atas penafsiran al-Qur’an yang dibangun al-Ghaza>li>, Konsep Metodologis ini merupakan salah satu upaya dia dalam memproyeksikan peran dan nilai al-Qur’an di tengah-tengah masyarakat, sehingga al-Qur’an benar-benar menempati posisinya sebagai sumber pengetahuan dan kebenaran tertinggi. Al-Ghaza>li> memandang bahwa al-Qur’an memiliki dimensi penafsiran yang sangat luas, karenanya tidak bisa ditafsirkan hanya dalam satu aspek penafsiran saja. Penafsiran itu dapat dilakukan dari dimensi eksoterik (makna lahir) melalui pendekatan bi al-riwa>yah (ma’thu>r) dan bi al-ra’y (ijtihad-rasional) maupun dari dimensi esoterik (makna batin) melalui pendekatan irfa>ni>, yaitu dengan menggunakan pendekatan psikognosis melalui intuisi (kashf).
KEABADIAN BAYA>N KALAMULLAH AL-BALAGHI (Dirasah Baya>niyah) Zulfa al-Mukarromah
El-Furqania : Jurnal Ushuluddin dan Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 2 No. 02 (2016): Agustus 2016
Publisher : STIU Al-Mujtama Pamekasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.426 KB) | DOI: 10.54625/elfurqania.v2i02.2294

Abstract

Ilmu Baya>n sebagai penggambaran imajinatif berbentuk Tashbi>h, maja>z, isti’a>rah dan kina>yah merupakan bagian terpenting dalam Ilmu Balaghah yang kemudian banyak menarik perhatian khalayak ketika ia dikaitkan langsung dengan ulumul Quran. Pun dalam memahami al-Qur’an kita mengenal beberapa instrument yang menggunakan Ilmu Baya>n sebagai lentera i’jaz. Seperti yang dikenal dengan Ilmu Badai’ al-Qur’an, Ilmu I’jaz al-Qur’an, ilmu Amtsal al-Qur’an, Ilmu Jidal al-Qur’an, Ilmu Semantik dan Stilistik al-Qur’an, ilmu teks al-Qur’an dll. Serta pengelompokkan i’ja>z yang terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya: I’ja>z Lughawi> (Baya>ni>, Balaghi>, Fanni>), Ilmi>, Ghaibi>, Tasyri>’i> dll. Secara umum kesemuanya memberi sebuah pemahaman tentang bagaimana keabadian al-Qur’an lewat Ilmu Baya>n mampu menciptakan kekuatan bahasa dari beragam sudut rasa agar sampai pada nadi kehidupan itu sendiri; baik di dunia maupun di akhirat.
ETIKA BERDIALOG DAN METODOLOGI DEBAT DALAM AL-QUR’AN Moh. Jufriyadi Sholeh
El-Furqania : Jurnal Ushuluddin dan Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 2 No. 02 (2016): Agustus 2016
Publisher : STIU Al-Mujtama Pamekasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.123 KB) | DOI: 10.54625/elfurqania.v2i02.2296

Abstract

Melihat manusia sering melakukan pembantahan dalam hidupnya, maka al-Qur’an menjadikan debat sebagai salah satu pilar utama dari beberapa pilar dakwah, sebagaimana pula menjadikan debat sebagai bagian dari dialog. Istilah debat dan dialog digunakan oleh al-Qur’an dengan makna yang sama. Adapun metode perdebatan yang digunakan-nya, al-Qur’an menempuh berbagai macam metode yang dapat menyentuh sisi-sisi kejiwaan dari manusia, baik dari aspek logika, hati, perasaan dan inderanya. Dalam menyampaikan perdebatannya, al-Qur’an menggunakan susunan yang sangat kokoh, dalil-dalil yang sangat terang dan argumen-argumen yang sangat kuat dan dapat diterima oleh akal yang sehat, jiwa yang mulia dan hati yang suci. Debat yang qur’ani merupakan jalan dakwah kepada Allah dan dialog persuasive merupakan sunnah (ajaran) al-Qur’an yang harus dipegang erat oleh umat Islam dan harus diambil oleh mereka ketika berdebat dengan sesuatu yang lebih baik, dengan harapan lawan bicara mendapatkan petunjuk untuk kembali ke jalan yang benar. Langkah-langkah dialog dalam perdebatan tentunya harus tetap mematuhi etika dan ketentuan yang sudah ada.
PENDIDIKAN ISLAM BERBASISKAN ANTI KORUPSI Abdul Gaffar
El-Furqania : Jurnal Ushuluddin dan Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 2 No. 02 (2016): Agustus 2016
Publisher : STIU Al-Mujtama Pamekasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.451 KB) | DOI: 10.54625/elfurqania.v2i02.2298

Abstract

Semangat antikorupsi yang patut menjadi kajian adalah penanaman pola pikir, sikap, dan perilaku antikorupsi melalui sekolah, karena sekolah adalah proses pembudayaan. Upaya pencegahan budaya korupsi di masyarakat terlebih dahulu dapat dilakukan dengan mencegah berkembangnya mental korupsi pada anak bangsa Indonesia melalui pendidikan Islam berbasiskan antikorupsi. Pendidikan Islam di Indonesia dapat berperan dalam memenuhi kebutuhan pencegahan korupsi. Langkah preventif (pencegahan) tersebut secara tidak langsung bisa melalui dua pendekatan (approach), pertama: menjadikan peserta didik sebagai target, dan kedua: menggunakan pemberdayaan peserta didik untuk menekan lingkungan agar tidak permissive to corruption. Pendidikan Islam antikorupsi pada dasarnya adalah penguatan dan pembentukan agar selalu memegang teguh nilai keimanan, moral, dan etika. Sebab semakin kuat berpegang pada moral dan etika agama maka akan semakin berkurang kebobrokan sosial, ekonomi, dan budaya.
PENDEKATAN PSIKOLOGI DALAM KAJIAN ISLAM Milda Amalia
El-Furqania : Jurnal Ushuluddin dan Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 2 No. 02 (2016): Agustus 2016
Publisher : STIU Al-Mujtama Pamekasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.81 KB) | DOI: 10.54625/elfurqania.v2i02.2300

Abstract

Manusia hidup sangat dipengaruhi pada perilaku, dan psikologi mendapatkan porsi lebih banyak dan hampir semua aspek kehidupan umat. Psikologi memiliki kapasitas yang kompleks pada masyarakat dalam memecahkan masalah umat manusia. Pengaruh psikologi dalam kehidupan, seperti di bidang hukum, pendidikan, diskriminasi, berbagai penyimpangan norma yang terjadi dalam masyarakat. Hal ini dapat dijelaskan dengan psikologi dan sesuai cara kerja pada berbagai ragam masalah. Sebagai sebuah disiplin ilmu, psikologi banyak diharapkan dapat menjelaskan adanya fenomena-fenomena atau problem-problem umat manusia, khususnya umat Muslim. Untuk itu, perlunya melakukan integrasi antara Psikologi dan Islam yakni dengan cara, Psikologi berguna sebagai pisau analisis masalah-masalah umat Islam; dan Islam digunakan sebagai pisau analisis untuk menilai konsep-konsep Psikologi. Pendekatan Psikologi dalam kajian Islam ini tidak lepas dari berbagai sumber Islam yang digunakan untuk membantu menganalisis suatu kondisi. Psikologi berwawasan Islami kurang lebih disebut seperti itu. Hal ini diharapkan berbagai masalah keislaman ketika dikaji dengan pendekatan psikologi, akan memberikan solusi yang bermanfaat bagi  kehidupan manusia masa depannya nanti.

Page 2 of 11 | Total Record : 104