cover
Contact Name
Rizky Mulya Sampurno
Contact Email
rizky.mulya@unpad.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
j.teknotan@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian
ISSN : 19781067     EISSN : 25286285     DOI : -
Core Subject : Education,
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian, merupakan publikasi ilmiah kerjasama antara Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran (FTIP UNPAD) dengan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA) Cabang Bandung. Jurnal ini diterbitkan 2 kali setahun (1 Volume, 2 Nomor penerbitan) dalam upaya menyebarluaskan ide-ide konseptual dan/atau hasil-hasil penelitian dan penerapan serta pengembangannya dalam bidang ilmu keteknikan dan teknologi pertanian dalam arti luas (pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, kehutanan), khususnya pertanian tropika dan ilmu hayati. Penulis naskah/artikel jurnal adalah civitas academika, peneliti dan praktisi serta anggota perhimpunan/organisasi professional dari semua disiplin dan terbuka bagi umum yang menaruh minat dalam bidang ilmu terkait.
Arjuna Subject : -
Articles 321 Documents
Perubahan Struktur Mikro dan Warna Irisan Stroberi Kering dengan Pre-treatment Dehidrasi Osmosis dan Pelapisan Sodium Alginat La Choviya Hawa; Inggar Rayi Agatha; Musthofa Lutfi
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 13, No 2 (2019): TEKNOTAN, Desember 2019
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.116 KB) | DOI: 10.24198/jt.vol13n2.5

Abstract

Buah stroberi memiliki kandungan gizi yang bermanfaat bagi kesehatan. Namun, stroberi mudah busuk karena memiliki kadar air yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan penanganan untuk memperpanjang umur simpan dengan pengeringan suhu rendah menggunakan pre-treatment dehidrasi osmosis dan pelapisan sodium alginat pada permukaan buah dengan kosentrasi 0%, 1%, 1.5%, 2%, dan 3% pada irisan stroberi kering dengan parameter pengamatan, yaitu water loss, solid gain, kadar air, laju pengeringan, warna, pengerutan, dan struktur mikro. Pre-treatment dehidrasi osmosis dan pelapisan sodium alginat terbukti dapat menurunkan nilai solid gain (nilai terendah pada konsentrasi 3% sebesar 15,022), meningkatkan nilai water loss (nilai tertinggi pada konsentrasi 3% sebesar 59,088), menurunkan nilai kadar air bahan, dan mempercepat laju pengeringan. Selain itu Perlakuan dehidrasi osmosis dan pelapisan sodium alginat dapat meningkatkan penampakan visual pada produk akhir karena dapat mempertahankan warna merah dan mengurangi pengerutan pada irisan buah stroberi.
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DI NTT MELALUI PERANCANGAN TEKNOLOGI APLIKATIF PEMADUAN BIOTETES, PEMUPUKAN ORGANIK DAN REDUKSI DOSIS PUPUK BUATAN E. St. O. Nguru Dan; Yoke I. Benggu
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 7, No 3 (2013)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Produktivitas jagung di NTT  Tahun 2007 yang rendah (2,3 ton/ha) dapat ditingkatkan melalui kombinasi  biotetes, pemupukan organik dan pengurangan penggunaan dosis pupuk.. Ekperimen lapangan dilakukan  selama 2 tahun -  menggunakan paket teknologi aplikatif modell pemaduan pupuk organik biomassa kirinyu kirinyu (Chromolaena odorata), dengan  biotetes dan variasi dosis pemupukan N,P,K anorganik, untuk menguji pengaruh dan dampak terhadap komponen tanaman dan tanah, melalui metode analisis statistika sidik ragam dan uji Tukey menggunakan perangkat lunak SPSS, serta analisis ekonomi input-output, dan BC ratio untuk menentukan rancangan teknologi aplikatif mode dalam perspektif  konservasi daya dukung lahan. Hasil penelitian pada Tahun 1 menunjukkan bahwa biotetes dan aplikasi dosis pemupukan hijau biomassa berdampak positif terhadap karasteristik tanah Grumosol yang ditanami jagung, yakni kecenderungan meningkatkan kandungan bahan organik, kandungan nitrogen, fosfor dan kalium lahan, kecenderungan stabilisasi kapasitas tukar kation tanah dan  pH tanah yang tetap moderat alkalis. Model unggulan terbaik adalah model pemupukan hijau biomassa kirinyu 20 ton.ha-1 serta pemberian biotetes yang menghasilkan jagung pipilan kering tertinggi yakni sebesar 5,29 ton.ha-1  serta secara ekologis tetap kontruktif dan secara ekonomi menjanjikan. Pada tahun kedua, percobaan dengan mengkombinasikan 2 mode terbaik secara ekologis-ekonomis, dengan variasi dosis pupuk NPK buatan menunjukkan bahwa biotetes dan aplikasi dosis pemupukan NPK anorganik berpengaruh terhadap karasteristik tanah Grumosol, dan  interaktif terhadap hasil jagung pipilan kering: relatif menstabilkan kandungan bahan organik dan kapasitas tukar kation, dan cenderung meningkatkan kandungan nitrogen, fosfor, kalium. Hasil jagung biji pipilan kering nyata tertinggi diperoleh pada kombinasi perlakuan pemberian biotetes dan dosis pemupukan NPK 100 % (B1D1) dan 150 % (B1D2) yakni berturut-turut 6,98 ton/ha dan 7,82 ton/ha. Nilai BC ratio masing-masing kombinasi perlakuan terbaik tersebut berturut-turut 3,18 dan 3,38. Kata kunci : produktivitas, jagung, teknologi aplikatif, biotetes, kirinyu.
PENENTUAN TINGKAT BAHAYA EROSI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI SUB DAS CIKERUH KABUPATEN BANDUNG-SUMEDANG Kharistya Amaru; Sophia Dwiratna N.P.; Nurpilihan Bafdal; Jenal Abidin
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 7, No 3 (2013)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3597.351 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat bahaya erosi yang terjadi di Sub DAS Cikeruh. Metode penelitian yang dilaksanakan adalah metode deskriptif, yaitu mendeskripsikan parameter-parameter Tingkat Bahaya Erosi (TBE) di SubDAS Cikeruh Kabupaten Bandung-Sumedang, dengan model prediksi erosi USLE (Universal Soil Loss Equation) dan kedalaman solum tanah yang dianalisis menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sub DAS Cikeruh memiliki Tingkat Bahaya Erosi yang bervariasi yaitu, sangat ringan 43,57 %; ringan 17,82 %; sedang 6,11 %; berat 31,96 %; dan sangat berat 0,54 % dari luas total Sub DAS Cikeruh dan laju erosi rata-rata di Sub DAS Cikeruh adalah sebesar 10,30 ton/ha/tahun. Kata kunci: Tingkat Bahaya Erosi, Sub DAS Cikeruh, Sistem Informasi Geografis (SIG)
Pengaruh Variasi Konsentrasi Starter dan NPK terhadap Kadar Etanol Hasil Fermentasi dan Destilasi Nira Aren Ansar Ansar; Guyub Mahardian Dwi Putra; Sirajudin Haji Abdullah; Marsha Sylvia Siahaya
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 13, No 2 (2019): TEKNOTAN, Desember 2019
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.225 KB) | DOI: 10.24198/jt.vol13n2.1

Abstract

Kebutuhan bahan bakar selalu meningkat seiring dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor, sehingga dibutuhkan alternatif energi pengganti bahan bakar yang ramah lingkungan. Tanaman aren (Arenga pinnata MERR) memiliki sumber gula yang dapat diolah menjadi etanol dengan proses fermentasi. Faktor pembentuk kadar etanol adalah penambahan starter dan nutrisi. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah melakukan variasi konsentrasi starter dan NPK untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kadar etanol hasil fermentasi dan destilasi nira aren. Starter yang digunakan adalah Saccharomyces Cerevisiae dengan variasi 2,5; 5,0; dan 7,5 ml dengan penambahan NPK 19 gram. Fermentasi dilakukan selama 3 dan 6 hari, kemudian didestilasi menggunakan suhu kondensor 25oC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fermentasi hari ke-3 diperoleh kadar etanol tertinggi 45,67% pada konsentrasi starter 2,5% dan terendah 40,66% pada starter 5,0%, sedangkan untuk fermentasi hari ke-6 kadar etanol tertinggi 45,70% pada konsentrasi starter 7,5 mL dan terendah 41,27% pada starter 5,0%. Pada perlakuan penambahan NPK, kadar etanol tertinggi 45,00% dan terendah 41,67%. Sedangkan pada perlakuan tanpa penambahan NPK diperoleh kadar etanol tertinggi 68,33% dan terendah 51,67%. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan NPK pada proses fermentasi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kadar etanol.
PERANCANGAN MODEL RENCANA INDUK PEMBANGUNAN BIDANG KETAHANAN PANGAN DI KOTA BANDUNG Roni Kastaman; Entang Sastraatmadja; Asep Dedi Sutrisno
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 7, No 3 (2013)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9656.335 KB)

Abstract

Empat indikator yang menunjukkan ukuran aspek ketahanan pangan, yaitu: 1. Ketersediaan; 2. akses; 3. pemanfaatan dan mutu; 4. kelembagaan dan regulasi pangan  sering berbeda-beda di tiap daerah. Untuk mengatasi hal itu pada bulan Mei – Oktober 2012 telah dilakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan deskriptif melalui teknik pemodelan sistem untuk mengukur kondisi ketahanan pangan di suatu daerah. Pada penelitian ini Kota Bandung, yang belum memiliki konsep rencana induk pembangunan ketahanan pangandiamati sebagai lokasi studi. Alat bantu analisis yang digunakan untuk memetakan kondisi dan strategi ketahanan pangan adalah analisis SWOT. Di sini diuji-cobakan model rancangan rencana induk ketahanan pangan dengan menggunakan model acuan kriteria ketahanan pangan dengan ke-empat aspek di atas. Untuk kriteria  aspek ketersediaan, akses, pemanfaatan, dan kelembagaan pangan diamati berturut-turut dengan menggunakan 27, 11, 12, dan 6 indikator ukur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan ketahanan pangan kota Bandung pada tahun 2012 berturut-turut untuk aspek ketersediaan, akses, pemanfaatan dan mutu pangan dalam kondisi cukup memadai,  Sedang untuk aspek kelembagaan dan regulasi pangan dalam kondisi kurang memadai. Dengan menggunakan model rancangan yang telah diujicobakan dapat dibuat strategi, arah kebijakan, program dan kegiatan yang dapat diimplementasikan untuk perencanaan pembangunan ketahanan pangan minimal untuk jangka 5 tahun ke depan. Kata kunci: analisis SWOT, empat kriteria aspek ketahanan pangan, indikator ukur 
Uji Kinerja dan Analisis Ekonomi Mesin Roasting Kopi (Studi Kasus di Taman Teknologi Pertanian Cikajang - Garut) Angelina Batubara; Asri Widyasanti; Asep Yusuf
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 13, No 1 (2019): TEKNOTAN, Agustus 2019
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (769.964 KB) | DOI: 10.24198/jt.vol13n1.1

Abstract

Proses roasting kopi dibedakan menjadi 3 bagian yaitu light roast, medium roast, dan dark roast. Proses roasting yang dilakukan pada penelitian ini yaitu pada tingkatan medium roast dengan suhu 200-205oC, dengan menggunakan mesin roasting kopi tipe SGR-5 seri 003 yang terdapat di Taman Teknologi Pertanian Cikajang. Analisis deskriptif dalam penelitian ini mencakup data kinerja mesin roasting kopi (suhu penyangraian, kadar air, laju penyangraian, efisiensi penyangraian, kebutuhan daya penggerak, kualitas hasil penyangraian, rendemen, dan konsumsi bahan bakar) dan data kinerja ekonomi (NPV, BCR, IRR dan Pay Back Period). Hasil pengamatan kinerja mesin diperoleh suhu penyangraian 192,4-202,4oC dan kadar air 3,09%, sudah sesuai dengan SNI 7465:2008. Sedangkan efisiensi mesin 13,30%, kebutuhan daya penggerak 126,28 W, rendemen penyangraian 84,2%, konsumsi bahan bakar 0,096 kg/jam, kadar abu 4,17%, kapasitas teoritis 5 kg/proses, kapasitas aktual 0,752 kg/jam, dan energi spesifik 600,319 kJ/kg. Sementara itu, hasil analisis ekonomi diperoleh NPV Rp 23.574.251,66, BCR 1,17, IRR 80,69% dan Pay Back Period dicapai pada tahun ke 1,18.
POTENSI ENERGI PADA SISTEM REFRIGERASI SIKLUS TUNGGAL DAN GANDA (CASCADE) SEBAGAI PEMANAS UNTUK PROSES PENGERINGAN BEKU VAKUM Muhamad Yulianto; M. Idrus Alhamid; Nasruddin Dan; Engkos A Kosasih
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 7, No 3 (2013)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Potensi energi sistem refrigerasi siklus tunggal dan rangkap pada mesin pengeringan beku perlu diukur untuk menentukan manfaat panas buang kondensernya sebagai pemanas mesin pengeringan beku.  Sistem refrigerasi tunggal terdiri dari kompresor, condenser, katup ekspansi dan Evaporator, oil separator, liquid receiver, dan accumulator Sedangkan sistem refrigerasi ganda terdiri bagian High stage dan Low Stage yang dihubungkan melalui sebuah PHE (Plat Heat Exchanger). Hasil pengukuran menunjukan bahwa sistem refrigerasi tunggal dapat mencapai temperatur pembekuan sebesar -35 sampai -40 °C pada sisi evaporator dan mencapai temperatur masuk kondenser 70 °C dan keluar kondenser 30 °C dengan refrigerant HCR 22. Sedangkan pada sistem refrigerasi siklus ganda (Cascade) dengan temperatur pembekuan sebesar -35 sampai -37oC dan mencapai temperatur masuk kondenser LS 110 °C dan keluar kondenser 25 °C dengan refrigeran 20 % CO2 dan 80 % HCR 22. Fakta ini menunjukan bahwa panas buang kondenser dapat digunakan sebagai pemanas untuk mempercepat laju pengeringan dan mengurangi konsumsi energi pada proses pengeringan beku vakum Kata kunci: panas buang kondenser, mesin pengeringan beku vakum, refrigerasi siklus                       tunggal dan ganda  
Perbaikan Desain Kemasan Produk Biskuit Brownies Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) Maimunah Hindun Pulungan; Lisha Dwi Hastari; Ika Atsari Dewi
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 13, No 2 (2019): TEKNOTAN, Desember 2019
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jt.vol13n2.2

Abstract

UKM Canggi Fully merupakan industri yang memproduksi biskuit brownies Cripyx yang dikemas dalam bentuk standing pouch berwarna merah berisi 60 gram. Penampilan desain visual kurang menarik serta bahan kemasan kurang tebal dan kokoh sehingga produk mudah patah dan pelanggan ragu membeli produknya. UKM ingin memperluas segmentasi pasar dan memenuhi permintaan pelanggan maka dilakukan perbaikan desain kemasan biskuit brownies menggunakan metode QFD sehingga diketahui atribut tingkat kepentingan pelanggan, respon teknis yang dapat dilakukan produsen dan desain kemasan yang diterima pelanggan dan produsen. Hasil penelitian menunjukkan atribut yang diinginkan pelanggan adalah kapasitas produk, desain grafis, dimensi, bentuk, kekuatan dan ketahanan kemasan. Respon teknis yang dapat dilakukan produsen adalah desain visual modern, warna kemasan menarik, gambar produk dan kejelasan informasi, dimensi sesuai kapasitas, kapasitas produk lebih banyak, bentuk kemasan ergonomis, bahan kemasan lebih tebal, tahan tumpukan dan tidak mudah rusak. Rancangan desain kemasan biskuit brownies yang diterima produsen yaitu, kemasan toples berbentuk persegi panjang sebagai kemasan primer dilapisi kemasan sekunder dengan bahan kertas art paper dengan gramatur kertas 260 gram dan bagian luar kertas diberi laminasi doff. Dimensi kemasan yang digunakan memiliki panjang 14 cm, lebar 8 cm, dan tinggi 7 cm, dengan perpaduan warna krem, cokelat dan merah serta memiliki kapasitas 280 gram.
KARAKTERISASI BAHAN BAKU PEMBUATAN FOOD BAR BERBASIS PISANG NANGKA UNTUK PANGAN DARURAT Riyanti Ekafitri; Rohmah Luthfiyanti; Taufik Rahman
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 7, No 3 (2013)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berbagai bahan baku lokal dapat dibuat menjadi pangan untuk kondisi darurat (food bar), namun bahan baku tersebut perlu dikarakterisasi lebih dahulu. Dalam penelitian ini digunakan bahan baku pisang nangka murni, tepung pisang nangka, tepung kedelai dan tepung ubi jalar. Tepung pisang nangka dihasilkan melalui tahapan pengupasan, pengirisan, perendaman dalam larutan Na-bisulfit, pengukusan, pengeringan, penepungan, dan pengayakan. Tepung kedelai dihasilkan melalui tahapan perendaman, pengupasan kulit, pengukusan, pengeringan, penepungan dan pengayakan. Metode karakterisasi bahan baku yang dilakukan adalah: kadar lemak, kadar protein, dan kadar karbohidrat. Hasil karakterisasi untuk ke-empat bahan baku  tersebut untuk kadar lemak adalah 0.39; 1.53, 15.12 dan 0.48 persen., untuk kadar protein 1,57; 4,085; 39,705; dan 0,34 persen, dan untuk kadar karbohidrat  36,14; 40,00, 36,94; and 68,44 persen. Untuk memenuhi kebutuhan energi 2100 kkal perhari, maka susunan formulasi pangan darurat yang dibuat berdasarkan karakterisasi di atas adalah 38.88 persen pisang nangka murni, 28.32 persen tepung pisang nangka, 7.6 persen tepung kedelai, dan 1.00 persen tepung ubi jalar.. Kata kunci: karakterisasi, bahan  baku, pangan darurat
Penentuan Waktu Penggunaan Water Chiller pada Tanaman Kentang Berdasarkan Sebaran Suhu Daerah Perakaran Drupadi Ciptaningtyas; Iqbal Zaqlul; Herry Suhardiyanto
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 11, No 1 (2017): TEKNOTAN, April 2017
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1632.043 KB) | DOI: 10.24198/jt.vol11n1.10

Abstract

Perbedaan suhu lingkungan sekitar 7°C, antara dataran rendah dan dataran tinggi adalah salah satu kendala untuk menanam tanaman dataran tinggi di dataran rendah. Oleh sebab itu, banyak metode digunakan untuk menyesuaikan kondisi tersebut, salah satunya adalah aplikasi water chiller untuk menurunkan suhu larutan nutrisi. Hingga saat ini aplikasi water chiller belum optimum, karena umumnya water chiller dibiarkan bekerja sepanjang hari selama 24 jam, tanpa mempertimbangkan kondisi lingkungan mikro tanaman yang sebenarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan water chiller pada tanaman kentang yang ditanam di dataran rendah, dengan menentukan waktu penggunaan water chiller berdasarkan sebaran suhu media tanam yang disimulasikan dengan Computational Fluid Dynamic (CFD). Penelitian dimulai dengan membuat simulasi CFD oleh bantuan software Solidworks 2011 yang terdiri dari tahap pre-processing, solving, dan post-processing. Hasil penelitian menunjukkan, water chiller untuk tanaman kentang hanya perlu diaktifkan dari pukul 08.00 hingga pukul 17.00, karena hanya pada rentang waktu tersebut suhu daerah perakaran melebihi suhu optimum pertumbuhan tanaman kentang.Kata kunci: arang sekam, simulasi fluida, CFD, tanaman kentang, sebaran suhu

Page 2 of 33 | Total Record : 321