cover
Contact Name
Edwin Yulia Setyawan
Contact Email
edwin.yulia.setyawan@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalsosek.kp@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
ISSN : 20888449     EISSN : 25274805     DOI : -
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan merupakan Jurnal Ilmiah yang diterbitkan oleh Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, dengan tujuan menyebarluaskan hasil karya tulis ilmiah di bidang Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Artikel-artikel yang dimuat diharapkan dapat memberikan masukan bagi para pelaku usaha dan pengambil kebijakan di sektor kelautan dan perikanan terutama dari sisi sosial ekonomi.
Arjuna Subject : -
Articles 313 Documents
ANALISIS KEBERLANJUTAN PERIKANAN TANGKAP SKALA KECIL DI KABUPATEN TEGAL JAWA TENGAH (TEKNIK PENDEKATAN RAPFISH) Benny Osta Nababan; Yesi Dewita Sari; Maman Hermawan
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 2, No 2 (2007): DESEMBER (2007)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (624.94 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v2i2.5868

Abstract

Penelitian keberlanjutan perikanan tangkap skala kecil di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah telah dilakukan pada tahun 2005 - 2006. Keberlanjutan perikanan tangkap ditentukan oleh interaksi beberapa aspek (dimensi) penting seperti dimensi ekologi, teknologi, sosial, ekonomi dan hukum-kelembagaan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan status perikanan tangkap skala kecil dalam perspektif keberlanjutan menurut dimensi ekologi, teknologi, sosial, ekonomi serta hukum-kelembagaan, serta mengidentifikasi kebijakan untuk mendukung keberlanjutan perikanan tangkap di Kabupaten Tegal. Teknik Rapfish adalah analisis kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengevaluasi status keberlanjutan perikanan tangkap di lokasi penelitian. Pada dimensi ekologi, ekonomi, teknologi, dan hukum-kelembagaan di Kabupaten Tegal untuk semua alat tangkap yang diteliti dalam status kurang berkelanjutan baik untuk jaring rampus, bundes maupun payang gemplo. Studi ini menunjukkan bahwa dimensi ekologi merupakan dimensi yang memiliki skor paling rendah dengan skor kurang bahkan cenderung menjadi buruk dalam mendukung keberlanjutan perikanan tangkap skala kecil di perairan pantai Kabupaten Tegal. Studi ini juga berhasil mengidentifikasi atribut-atribut penting dan sensitif. Perbedaan status keberlanjutan berdasarkan alat tangkap di lokasi penelitian juga teridentifikasi dengan jelas berdasarkan atribut-atribut pendukungnya. Studi ini juga merekonfirmasi pentingnya keterpaduan aspekaspek bio-techno-socioeconomic dalam pengembangan pola pengelolaan perikanan. Tittle: Sustainability Analysis of Small Scale Fisheries in Tegal District of Central Java (a Fish Approach).The research on sustainability of small scale fisheries in Tegal district, Central Java has been carried out. Fishery sustainability is determined by several interacting factors, such as ecology, technology, social, economic and legal-institution. The objective of this study was to determine the sustainability status of small scale fishery according to ecological, technological, social, economic, and legal-institutional dimensions. The second objective was to identify policy promoting for the capture fisheries sustainability. Sustainability of fishery in the coastal area of Tegal district analyzed quantitatively by Rap fish technique. Fishing gears, such as Jaring Rampus, Bundes and Payang Gemplo weren’t in sustainable status from ecological, economic, technical and legal- institutional standpoints. The study showed that ecological aspect has the lowest score in order to support small scale fishery sustainability in the coastal water of Tegal. Differences in sustainability status are likely due to variations in main characteristic of the fisheries. Several sensitive attributes and recommendations in order to support fisheries sustainability, also identified in this study. This study reconfirms the need to apply comprehensive and integrated bio-technico-socioeconomic aspects in developing fisheries management.
KAJIAN AWAL VALUE CHAIN RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii DI KABUPATEN PANGKEP, SULAWESI SELATAN Maharani Yulisti; Risna Yusuf; Hikmah Hikmah
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 7, No 1 (2012): Juni (2012)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2717.744 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v7i1.5737

Abstract

Penelitian bertujuan untuk menganalisis value chain usaha budidaya rumput laut (Eucheuma cottonii) di Kabupaten Pangkep, sebagai lokasi program Minapolitan Kementerian Kelautan dan Perikanan, telah dilakukan pada tahun 2011. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode snowball sampling pada kelompok petambak pedagang pengumpul kecil, pedagang pengumpul besar dan pengolahrumput laut. Hasilnya dianalisis menggunakan metode statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan rantai pemasaran rumput laut di Pangkep cukup panjang. Pedagang pengumpul kecil dan besar memilikiperanan yang penting dalam rantai, namun mereka tidak memberikan nilai tambah pada produk tersebut. Pelaku usaha yang memperoleh keuntungan paling tinggi adalah pengumpul besar yaitu Rp. 8.660.000,-per tahun dengan value added Rp. 280,- per kilo, sedangkan yang memperoleh pendapatan paling rendah adalah pengumpul kecil yaitu Rp. 5.500.000,- per tahun dengan value added Rp. 42,- per kilo. embudidaya mendapat keuntungan Rp. 29.075.000,- per tahun dengan value added Rp. 2.516,- per kilo. Pedagang pengumpul hanya memberikan fungsi sebagai distribusi, sedangkan petambak harus menyediakan sarana dan prasarana budidaya sehingga memiliki resiko yang cukup tinggi.Tittle: Value Chain Initial Study of Seaweed (Eucheuma cottonii) at Pangkep Regency, South SulawesiThis research was condunctea to analyzed the value chain of Eucheuma Cottonii has been done at the Pangkep District, as one of MMAF Minapolitan Program sites in 2011. Respondents consisted of farmers,small traders, large traders and processors seaweed were chosen using snowball sampling method and analyzed using descriptive statistics methods. The results showed that the seaweed in Pangkep marketing has a long chain. Small and large traders have a prominent role in the chain, but they do not add value to the product. Entrepreneurs who earn the highest profits are big collectors of Rp. 88,660,000, - per year with a value added of Rp. 280, - per kilo, while most low income is a small collection of Rp. 5,500,000, - per year with a value added of Rp. 42, - per kilo. Farmers benefit from Rp. 29,075,000, - per year with a value added of Rp. 2,516, - per kilo. Traders only give the distribution function, while the farmers have to provide the facilities and infrastructure that farming has a high enough risk.
FrontBackMatter Ilham Ferbiansyah
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 10, No 2 (2015): Desember (2015)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3170.68 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v10i2.1265

Abstract

IMPLIKASI SISTEM BAGI HASIL TERHADAP KEBERLANJUTAN USAHA (Studi Kasus di Tambak Udang, Pantai Bayeman, Probolinggo) Anthon Efani; Asfi Manzilati
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 13, No 1 (2018): JUNI 2018
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.02 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v13i1.6860

Abstract

ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi implikasi sistem bagi hasil terhadap keberlanjutan usaha tambak udang. Dengan mengunakan pendekatan kulitatif, hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem bagi hasil telah mendorong usaha tambak udang lebih sustain. Terdapat dua hasil yang menarik yaitu, 1) Sistem penggajian memberikan jaminan biaya hidup bagi keluarga karyawan; 2) Sebagai mitra, ada persentase tertentu dari keuntungan pemilik yang diberikan kepada karyawan. Hal ini membuat karyawan bekerja dengan giat untuk mempertahankan usaha agar tetap berjalan dan berkembang. Sistem ini menjadikan kegiatan usaha tidak perlu pengawasan berlebih dari pemilik tambak. Jaminan biaya hidup dan bagi hasil diharapkan akan mendorong keberlanjutan usaha budidaya udang.Title: Implication of Sharing System Towards Business Sustainability(Study in Shrimp Culture, Bayeman Beach, Probolinggo) ABSTRACTThis study aims to identify the implication of sharing system toward shrimp-culture business  sustainability. By using qualitative approach, the results show that sharing system has encouraged the sustainability of shrimp-culture business. There are two interesting results: (1) The payroll system gives a guaranteed living cost for employees’ family. (2) As a partner, there is a certain percentage of profit for employees. It leads the employee try hard to maintain the corporate to keep running and developing. This system makes business activities do not need excessive supervision from the owner. Living cost guarantee and expected return will encourage the sustainability of shrimp-culture business. 
POSISI SEKTOR PERIKANAN DAN PARIWISATA BAHARI DALAM PETA KETERKAITAN EKONOMI SULAWESI UTARA: Analisis Pendekatan Input-Output Lindawati Lindawati; Sastrawidjaja Sastrawidjaja; Tajerin Tajerin
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 5, No 2 (2010): DESEMBER (2010)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.297 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v5i2.5797

Abstract

Pembangunan sektor perikanan dan pariwisata bahari mempunyai peranan yang penting dalam perekonomian Sulawesi Utara. Hal tersebut dapat dilihat dari keterkaitan sektor perikanan dan pariwisata bahari tersebut dalam perekonomian Sulawesi Utara. Tulisan ini membahas posisi sektor perikanan dan pariwisata bahari dalam peta perekonomian provinsi Sulawesi Utara. Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data sekunder dari Tabel Input-Output Tahun 2005, dan dianalisis dengan menggunakan pendekatan model Input-Output melalui metode analisis keterkaitan. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada tahun 2005 secara rata-rata keterkaitan sektor perikanan dan pariwisata bahari dalam perekonomian Sulawesi Utara termasuk dalam kategori kuat dan termasuk ke dalam kelompok sektor andalan/unggulan. Hal ini ditunjukkan dengan indeks keterkaitan ke belakang dan ke depan khususnya untuk kelompok perikanan sekunder (sektor industri pengolahan dan pengawetan ikan) dan sektor pariwisata bahari yang lebih besar dari rata-rata keseluruhan sektor dalam perekonomian Sulawesi Utara. Tittle: Fisheries and Marine Tourism Position Sectors in the Economy Linkages Map of North Sulawesi Province: An Input-Output Approach.Fisheries and marine tourism sectors play important roles in North Sulawesi economy. The linkage between fisheries and marine tourism sector indicate these roles. This paper discusses and assesses position fisheries and marine tourism sector in the economy of North Sulawesi Province. This research uses secondary data from the Input-Output Table 2005. Through linkage analytical method. Results of this research show that there was a strong linkage between fisheries and marine tourism sectors in 2005 in North Sulawesi economy. Index of backward and forward linkages provides evidence of this strong connections, especially for secondary fishery activities (processing and preserving industries) and marine tourism sectors. The linkages are also higher than other sectors in North Sulawesi economy.
Front Matter Koeshendrajana, Sonny
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 11, No 2 (2016): DESEMBER (2016)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (50.98 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v11i2.4946

Abstract

KURVA PENAWARAN DAN PERMINTAAN PRODUK PERIKANAN TANGKAP PERAIRAN UMUM DARATAN DI PROPINSI SUMATERA SELATAN Yesi Dewita Sari; Maulana Firdaus; Hakim Miftakhul Huda
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 4, No 2 (2009): DESEMBER (2009)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.801 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v4i2.5832

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui keseimbangan kurva penawaran dan permintaan produk perikanan tangkap perairan umum daratan di Propinsi Sumatera Selatan. Penelitian dilakukan pada tahun 2007 sampai dengan 2008. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Pendugaan kurva penawaran menggunakan parameter biologi, parameter ekonomi, sedangkan pendugaan kurva permintaan menggunakan metode regresi dari beberapa variabel yang berpengaruh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan sumber daya perikanan perairan umum daratan pada kondisi MSY ditinjau dari sisi jumlah produksi adalah 85,55% dan 82,32% jika ditinjau dari jumlah effort. Kurva penawaran berbalik kebelakang pada jumlah produksi 44.004 ton dengan tingkat harga Rp. 2.350 per kg. Perpotongan kurva penawaran dan permintaan terjadi pada tingkat harga Rp. 5.200 per kg dan jumlah produksi 32.597 ton. Perpotongan atau keseimbangan ini terjadi pada kurva penawaran setelah berbalik ke belakang. Peningkatan produksi secara terus menerus akan menyebabkan sumberdaya perikanan perairan umum tidak lestari. Implikasi kebijakan yang dapat disarankan adalah diperlukannya kebijakan pengelolaan dengan meningkatkan produksi ikan dari usaha budidaya. Tittle: Supply and Demand Curve of The Inland Fishery Product in Sumatera South ProvinceThis reseach aimed to know equilibrium of supply and demand of both curve inland fisheries resource in South Sumatera. Biological and economical parameter are used to estimated a supply curve, and regression method is used to estimate demand curve. Result showed that exploitation rate of inland fisheries resource at MSY are 85.55% of harvest and 82,32% of effort. Backward bending supply curve happened at 44,004 ton of harvest and Rp. 2,350 of price per kg. Supply and demand equilibrium happened at Rp. 5,200 of price per kg and 32,597 ton of harvest. This equilibrium happened at backward bending of supply curve. A continuing increase in production will level to unsustainable fishery production. Policy implycation could be addressed is the need for the management authority to increase fish production from aquaculture.
STATUS BIO-EKONOMI SUMBERDAYA UDANG DI KABUPATEN CILACAP Triono Probo Pangesti; Eko Sri Wiyono; Mulyono S. Baskoro; Tri Wiji Nurani; Budy Wiryawan
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 10, No 2 (2015): Desember (2015)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1115.461 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v10i2.1256

Abstract

Cilacap adalah salah satu sentra perikanan di Indonesia dengan salah satu produk utamanya adalah udang dan alat tangkap utama yang digunakan adalah trammel net. Penelitian ini bertujuan untuk menduga status tingkat pemanfaatan stok sumberdaya udang. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei dan studi pustaka. Analisis data melalui pendekatan model bioekonomi Gordon- Schaefer. Pemanfaatan stok udang pada tahun 2003-2011 berada di bawah kondisi tingkat kelestarian sumberdaya, sedangkan tahun 2012-2013 telah melampaui tingkat kelestarian sumberdaya. Hasil tangkapan tahun 2011 masih di bawah kondisi tingkat kelestarian sumberdaya, namun telah melampaui jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB). Hasil penelitian menunjukkan bahwa status pemanfaatan sumberdaya udang terkini sudah overfishing baik secara biologi maupun ekonomi. Jika hal ini terus dibiarkan maka berpotensi merusak kelestarian sumberdaya udang dan mengancam keberlanjutan usaha perikanan tangkap udang yang menjadi mata pencaharian nelayan. Untuk itu diperlukan pengelolaan yang mengatur tingkat pemanfaatan sumberdaya udang sehingga sumberdaya udang tetap lestari dan usaha perikanan udang tetap menguntungkan nelayan. (Bio-economic Status of Shrimp Resources in Cilacap District)Cilacap is one of Indonesian fisheries centre with shrimp as one of its main commodity with trammel net as the main fishing gear that used in the site. The objective of this study was estimating the status of shrimp fisheries in the area. Survei and literature study were used to collect data, while Gordon- Schaefer bioeconomic model was used to analyze them. Results indicated that shrimp yield in 2003-2011 was still under sustainable level; however in 2012-2013 had already exceeded it. Total production in 2011 was also still under sustainable yield but had exceeded its Total Allowable Catch (TAC). Furthermore, it was also indicated that the current status of shrimp fisheries had been overfishing both biologically and economically. This situation could not only potentially undermine shrimp fisheries sustainability but also threaten shrimp business sustainability as fishers’ livelihood if it continued. Therefore, fisheries management which manage the shrimp yield level was needed to not only keep shrimp resources sustained but also profitable for fishers.
PEMBERDAYAAN PENGOLAH IKAN SKALA RUMAH TANGGA DI PROVINSI JAWA BARAT Yaya Hudaya; Aida Vitayala Hubeis; Basita Sugihen; Anna Fatchiya
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 12, No 2 (2017): DESEMBER 2017
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.201 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v12i2.6433

Abstract

Pemberdayaan pengolah ikan di Provinsi Jawa Barat dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha, menjamin keamanan pangan produk yang dihasilkan, dan ikut menjaga kelestarian sumber daya ikan yang ada. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja pemberdayaan pengolah ikan skala rumah tangga dan dampaknya di Provinsi Jawa Barat. Metode analisis menggunakan uji beda Man Whitney U. Hipotesis penelitian ini adalah ada perbedaan nyata proses pemberdayaan pengolah ikan dan dampaknya di pesisir utara Kabupaten Cirebon dan selatan Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan nyata proses pemberdayaan pengolah ikan dan dampaknya baik di pesisir utara Kabupaten Cirebon maupun di pesisir selatan Kabupaten Sukabumi. Kebijakan pemberdayaan pengolahan ikan skala rumah tangga di Provinsi Jawa Barat baik di pesisir utara maupun selatan tidak perlu dibedakan. Namun, intensitas pemberdayaan terutama penyuluhan perikanan, bantuan peralatan dan modal usaha perlu ditingkatkan lagi. Title: The Empowerment of Small Scale Fish Processorsin West Java Province Empowerment of fish processors in West Java Province was carried out in order to improve wellbeing of the fish processors, ensuring food security of the product, and maintaining sustainability of the fish resource. The purpose of this study was to analyze performance of the empowerment of small scale fish processors and its related impact in the West Java Province. The analytical method used different test Man Whitney U. Hypothesis of this research was that there was a significant difference between the process of fish processing empowerment and its related impact in the north coast of Cirebon District and in the south coast of Sukabumi district of West Java Province. The results indicated that there was no significant difference between the process of fish processing empowerment and its impact both in the north coast of Cirebon and in the south coast of Sukabumi. Hence, policy on empowerment small scale fish processing household in both north and south coast districts of West Java Province can be treated the same. However, the intensity of empowerment, especially in terms of fisheries extension, equipment and business capital assistance need to be improved.
PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN KAWASAN KONVERSI SUMBERDAYA PERIKANAN (Studi Kasus di Lubuk Panjang-Barung Balantai, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat Maulana Firdaus; Yesi Dewita Sari
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 5, No 1 (2010): Juni (2010)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1860.57 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v5i1.5788

Abstract

Penelitian pemanfaatan dan pengelolaan kawasan konservasi sumber daya perikanan perairan umum daratan telah dilakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2009, bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan dan nilai manfaat langsung non ekstraktif perikanan yang dapat diperoleh dari keberadaan lubuk larangan serta pengelolaannya dari aspek biaya, pelaku serta aktivitas pengelolaan lubuk larangan. Metode biaya perjalanan (travel cost method) digunakan untuk mengetahui manfaat lubuk larangan. Analisis dilakukan secara deskriptif dan tekstual, hasil penelitian menunjukkan bahwa manfaat langsung non ekstraktif perikanan lubuk larangan Lubuk Panjang adalah sebesar 3,95 milyar rupiah per tahun yang diperoleh dari besarnya surplus konsumen dari kegiatan pariwisata. Biaya pengelolaan lubuk larangan terdiri dari biaya investasi sebesar Rp. 97.201.300,- yang dikeluarkan pada tahun 2007 dan biaya operasional sebesar Rp. 12.650.000,- per tahun. Pengelolaan lubuk larangan Lubuk Panjang secara teknis sepenuhnya diserahkan kepada masyarakat yang tergabung dalam wadah kelompok masyarakat pengawas POKMASWAS, sedangkan pemerintah (pusat dan daerah) serta masyarakat secara umum melalui kelembagaan adat setempat berperan sebagai pengawas. Peran serta masyarakat dalampengelolaan kawasan konservasi diharapkan dapat mengurangi biaya pengawasan yang dibebankan kepada APBD maupun APBN. Pemanfaatan lubuk larangan yang telah berkembang menjadi objek wisata diperlukan peraturan yang jelas mengenai batasan-batasan antara kegiatan wisata dan konservasi. Tittle: Utilization and Management of Fisheries Resources Conservation Area. (Case Study In Lubuk Larangan Lubuk Panjang, Barung-Barung Belantai Village, Pesisir Selatan District, West Sumatra)Research on utilization and management of fisheries resources conservation area was conducted during March to August 2009 to understand utilization status and non-extractive direct use of fishery from the fisheries resources conservation area (lubuk larangan, literally mean restricted fisheries pool) Lubuk Panjang, Barung-Barung Belantai Village, Pesisir Selatan District, West Sumatra. This research analyzed cost aspects, actors and management activities. This research used travel cost method to determine the use value from the fisheries resources conservation area. Non-extractive direct use of fishery in research area provided 3.95 billion rupiah annually from a large numbers of consumer surplus from tourism activities. Management costs for running tourism activities include investment cost in 2007 (IDR 97,201,300) and operational cost (IDR 12,650,000 annually). Fisheries resources conservation area is under the management of community surveillance group (POKMASWAS) Lubuk Panjang with controlling function from village government and local community representative. By encouraging community participation in the management of conservation areas, surveillance cost from national or local budgets will reduce. As growing tourism object, fisheries resources conservation area need clear rules boundaries to distinct tourism and conservation activities.

Page 3 of 32 | Total Record : 313