cover
Contact Name
Unitomo
Contact Email
fs@unitomo.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
rahadiyan.duwi@unitomo.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra
ISSN : 24068268     EISSN : 25802984     DOI : -
Jurnal AYUMI adalah jurnal budaya, bahasa dan sastra yang diterbitkan oleh Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra, Universitas Dr. Soetomo Surabaya. Jurnal ini memuat hasil penelitian, artikel ilmiah, dan studi pustaka tentang budaya, bahasa, dan sastra Jepang. Kami mengundang para dosen prodi bahasa dan sastra Jepang, peneliti dan praktisi untuk mengirimkan karyanya baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Jepang. Jurnal ini terbit dua kali dalam setahun, yakni setiap bulan Maret dan September. Batas akhir pengiriman naskah untuk edisi Maret adalah bulan Januari dan untuk edisi September pada bulan Juli.
Arjuna Subject : -
Articles 162 Documents
PEMEROLEHAN PARTIKEL (JOSHI) BAHASA JEPANG PADA ANAK DI TK FUJI JAKARTA 1
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 5 No 1 (2018): AYUMI : BUDAYA, BAHASA, DAN SASTRA
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.89 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v5i1.837

Abstract

Penelitian ini mengkaji jenis partikel bahasa Jepang yang sudah diperoleh dan yang sering digunakan oleh anak beserta faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa tersebut. Penelitian ini menggunakan teori psikolinguistik genetik kognitif yang berhubungan dengan Language Acquisition Device (LAD) dan juga performansi dan kompetensi anak dalam pemerolehan bahasa. Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan karena sumber data yang berupa data lisan berasal dari penutur atau informan. Penelitian ini menggunakan metode simak dan metode cakap dengan teknik sadap, teknik simak libat cakap, teknik rekam atau teknik catat, serta teknik pemancingan. Selanjutnya, data dianalisis dengan menggunakan metode padan dengan teknik pilah unsur penentu dan teknik hubung banding menyamakan. Hasil yang ditemukan, anak di TK Fuji Jakarta sudah memperoleh jenis partikel Kakujoshi, Setsuzokujoshi, Shuujoshi dan Fukujoshi. Jenis partikel yang paling sering digunakan oleh anak yaitu partikel yo (よ) dari kelompok Shuujoshi. Faktor-faktor yang mendukung dan mempengaruhi pemerolehan bahasa pada anak di TK Fuji Jakarta yaitu faktor biologis, faktor lingkungan sosial, faktor intelegensi dan faktor motivasi.Kata kunci : pemerolehan bahasa, psikolinguistik, partikel (joshi), faktor-faktor
MORAL BUSHIDO DALAM HAIKU KARYA MASAOKA SHIKI 1
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 4 No 1 (2017): AYUMI : JURNAL BUDAYA, BAHASA, DAN SASTRA
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.578 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v4i1.546

Abstract

Abstrak Bushido adalah etika moral yang awalnya diterapkan kaum samurai sejak zaman Edo (1603-1868). Terdapat tiga sumber utama dalam aturan moral bushido antara lain ajaran Budha Zen, Shinto, dan Konfusianisme. Moral adalah ajaran tentang baik dan buruk dalam suatu masyarakat yang telah disepakati secara umum. Moral tidak hanya ditemukan dalam kehidupan nyata, namun juga dalam karya sastra. Salah satu jenisnya adalah haiku. Haiku adalah salah satu jenis puisi Jepang yang terdiri atas 17 suku kata yang dibentuk dari konsep 5-7-5. Masaoka Shiki merupakan salah satu penyair haiku yang terkenal di Jepang. Peneliti menggunakan haiku karya Masaoka Shiki karena pola pemikirannya yang mendapatkan pengaruh ajaran moral Bushido, sehingga sebagai putra seorang bushi, secara tidak langsung, ajaran moral yang diterimanya berpengaruh terhadap pola pemikiran sehari-hari, seperti kebesaran jiwa, kesabaran dan lainnya. Termasuk juga dalam penciptaan karyanya. Fokus permasalahan penelitian ini adalah moral Bushido dalam haiku karya Masaoka Shiki.Peneliti menggunakan teori Nitobe (2008: vii-viii) tentang tujuh nilai moral bushido yaitu, gi ‘kejujuran’, yu ‘keberanian’, jin ‘kebajikan’, rei ‘kesopansantunan’, makoto ‘ketulusan hati’, meiyo ‘kehormatan’ dan chugi ‘kesetiaan’. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sumber data penelitian ini diambil dari buku yang berjudul Shiki Hyakku karya Toshinori Tsubouchi dan Akio Konishi. Teknik pengumpulan berupa teknik kepustakaan dan untuk menganalisis data digunakan analisis deskriptif. Simpulan penelitian ini adalah ditemukannya empat moral bushido di dalam puisi haiku, yakni moral bushido jin ‘kebajikan’, moral bushido rei ‘kesopansantunan’, moral bushido yu ‘keberanian’ dan moral bushido meiyo ‘kehormatan’.Kata Kunci: Bushido, haiku, Masaoka Shiki, moral 
PENGARUH KEHIDUPAN PENGARANG PADA NOVEL CHIDORI KARYA SUZUKI MIEKICHI (PENDEKATAN EKSPRESIF) 1
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 4 No 2 (2017): AYUMI : JURNAL BUDAYA, BAHASA, DAN SASTRA
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.42 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v5i2.387

Abstract

Pengaruh Kehidupan Pengarang pada Novel Chidori Karya Suzuki Miekichi (Pendekatan Ekspresif). Penelitian ini membahas tentang pengaruh kehidupan seorang sastrawan Jepang yang fokus pada cerita anak; Suzuki Miekichi terhadap novel yang merupakan magnum opus atau karya penting pertamanya; Chidori. Novel tersebut merupakan karya yang menggambarkan pengalaman hidupnya di Hiroshima selama sakit dan cuti dari kuliahnya pada akhir masa Meiji di pulau Etajima, wilayah Hiroshima. Penulis menggunakan pendekatan ekspresif untuk menelusuri pengaruh pengarang apa saja yang timbul dalam karya tersebut. Adapun hasil penelitian yang diperoleh yaitu teridentifikasinya 13 (tiga belas) macam pengaruh kehidupan Suzuki Miekichi yang memberikan warna dan pesan tersendiri pada novel ini.Kata kunci: Chidori, Suzuki Miekichi, pengaruh kehidupan, ekspresif
CERMINAN JIWA CHANOYU DALAM PEPATAH ZEN YANG TERRDAPAT PADA KAKEJIKU 1
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 5 No 1 (2018): AYUMI : BUDAYA, BAHASA, DAN SASTRA
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.667 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v5i1.826

Abstract

Chanoyu atau biasa juga disebut dengan Sadou atau Chadou dalam bahasa Indonesia disebut Upacara minum Teh adalah kesenian tradisional Jepang yang sarat akan keindahan dan filosofinya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna jiwa Chanoyu yang tercermin dalam pepatah bijak Zen pada Kakejiku. Kaligrafi yang ditulis pada Kakejiku memiliki kandungan makna dari pepatah bijak yang digunakan sebagai sarana untuk memahami jiwa chanoyu (Ocha no kokoro) yang terdiri dari  Wa Kei Sei Jaku yang berarti harmoni, respek, murni, dan tenang.Penelitian kualitatif  ini menggunakan metode Deskriptif analisis. Data yang digunakan adalah  pepatah yang mengandung kata “Matsu” (Pinus) yang terdapat pada buku “Ippuku Haiken: Zen no Kotoba, Ocha no Kokoro” karya Chisaka Shugaku yang diterbitkan oleh Tankosha pada tahun 1990, di Tokyo.Dari hasil penelitian didapatkan bahwa Jiwa Chanoyu “WA” tercermin pada  pepatah厳谷栽松(Gankokusaishou) dan 閑坐聴松風 (Kanzashite Shoufuwo Kiku) mengenai keharmonisan antara manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungan yang ditujukan untuk Sang Pencipta, juga harmoni dengan diri sendiri sebagai bentuk penemuan akan jati diri.Jiwa Chanoyu “KEI” terdapat pada pepatah 閑坐聴松風 (Kanzashite Shoufuwo Kiku),yang digambarkan dengan melakukan segala sesuatu dengan penuh kehati-hatian yang merupakan bentuk dari sebuah penghormatan. 松無古今色 (Matsu ni Kokon No Iro Nashi) yang menggambarkan suatu kedisiplinan dan ketekunan.Jiwa Chanoyu “SEI” terdapat pada pepatah 閑坐聴松風 (Kanzashite Shoufuwo Kiku), yaitu membuang semua pikiran-pikiran yang tidak baik sehingga menjadikan hati bersih sehingga pertemuan Chanoyu menjadi sebuah kenyamanan.Jiwa Chanoyu “JAKU” terdapat pada pepatah 松無古今色 (Matsu ni Kokon No Iro Nashi) menggambarkan suatu keteguhan dan ketekunan. 松樹千年翠 (Shouju Sennenno Midori) menggambarkan suatu ketenangan, konsentrasi yang tinggi dan tidak terganggu oleh suasana apapun. 閑坐聴松風 (Kanzashite Shoufuwo Kiku) menggambarkan suatu ketenangan dan suasana tentram yang dimunculkan melalui kata pinus dan angin. 松老雲自閑 (Matsu Oite Kumo Onozukara Shizuka) menggambarkan suatu yang tenang dan tak terusik.
PERILAKU SOCIOPATH TOKOH YASHIRO GAKU DALAM NOVEL BOKU DAKE GA INAI MACHI ANOTHER RECORD KARYA HAJIME NINOMAE 1
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 4 No 1 (2017): AYUMI : JURNAL BUDAYA, BAHASA, DAN SASTRA
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.276 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v4i1.547

Abstract

AbstrakPenelitian ini membahas tentang perilaku sociopath Yashiro Gaku, tokoh dalam novel Boku Dake ga Inai Machi Another Record, dan mempertanyakan alasan serta tujuan dari setiap tindakan kriminalnya. Untuk itu, peneliti menggunakan teori kepribadian milik Karen Horney tentang kecenderungan neurotik dan penyesuaian diri individu neurotik pada anak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sumber data berasal dari novel berjudul Boku Dake ga Inai Machi Another Record karya Hajime Ninomae yang diterbitkan di Tokyo oleh Kadokawa pada tahun 2016. Hasil analisis sekaligus simpulan dari penelitian ini adalah bahwa Yashiro Gaku mendapatkan stimulasi untuk membunuh pertama kali karena mendapatkan kekerasan dari kakaknya. Tujuan utamanya membunuh anak-anak pun untuk menghentikan rantai kekerasan orang tua kepada anak, supaya tidak melakukan hal yang sama di masa depan.Kata kunci: Boku Dake ga Inai Machi Another Record, Hajime Ninomae, neurotik, sociopath
PENYEBAB ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PERISTIWA TUTUR MAHASISWA JEPANG DI INDONESIA 1
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 6 No 1 (2019): AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.89 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v6i1.1279

Abstract

Peristiwa tutur yang terjadi antara mahasiswa Jepang dengan mahasiswa Indonesia menjadi hal menarik manakala penguasaan yang minimal atas bahasa kedua atau ketiga. Penggunaan bahasa Inggris, bahasa Jepang, dan bahasa Indonesia penutur dan lawan tutur tersebut menyebabkan seringnya terjadi alih kode dan campur kode. Oleh karena itu, penelitian ini akan meninjau lebih jauh mengenai penyebab dari muncul dan digunakannya alih kode dan campur kode tersebut dalam peristiwa tutur mahasiswa Jepang di Indonesia. Penelitian ini menggunakan teknik simak libat cakap, rekam, dan catat sebagai  metode pengumpulan datanya. Sumber data adalah  peristiwa tutur antara mahasiswa Jepang yang berinteraksi dan berkomunikasi dengan mahasiswa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ter 9 penyebab terjadinya alih kode dan campur kode tersebut, yaitu (1) faktor pembicara atau penutur, (2) faktor pendengar atau lawan tutur, (3) perubahan situasi dengan hadirnya orang ketiga, (4) untuk menegaskan sesuatu, (5) sebagai pengisi atau penghubung kalimat, (6) pengulangan yang digunakan untuk klarifikasi, (7) mengklarifikasi isi tuturan bagi interlocutor (lawan bicara), (8) kebutuhan leksikal karena tidak ditemukannya padanan kata yang tepat, (9) keefisienan suatu pembicaraan.Kata kunci: alih kode, campur kode, peristiwa tutur
MAKNA VERBA BAHASA JEPANG 1
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 6 No 2 (2019): AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.662 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v6i2.2131

Abstract

Fenomena verba bahasa Jepang terdapat verba yang memiliki kemiripan makna, misalnya verba melihat, yang dalam bahasa Jepang adalah miru dan mikakeru. Pemakaian verba yang tepat menyulitkan para pembelajar bahasa Jepang apabila tidak mengetahui makna dasar yang terkandung dalam verba-verba bahasa Jepang tersebut. Oleh karena itu dalam tulisan ini membahas tentang makna verba bahasa Jepang yang dianalisis menggunakan teori MSA dengan cara memparafrasekan untuk mengetahui makna dasar verba sehingga diketahui perbedaan pemakaian verba bahasa Jepang. Permasalahan yang akan dikaji adalah bagaimanakah makna verba-verba bahasa Jepang yang memiliki arti yang sama dalam bahasa Indonesia pada buku teks bahasa Jepang tahap pemula. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang menggunakan buku ajar Minna no Nihongo sebagai sumber data dalam penelitian ini. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa verba-verba dengan makna yang mirip pada buku teks bahasa Jepang Minna no Nihongo tergolong ke dalam ishi doshi. Berdasarkan struktur gramatikalnya, verba tersebut memerlukan argumen subjek berupa entitas bernyawa. Argumen objek juga diperlukan yang berupa entitas tidak bernyawa. Struktur Makna verba sangat bervariasi tetapi pada umumnya dipetakan menjadi X melakukan tindakan. Tindakan mengarah pada Y. Verba-verba tersebut bisa saling menggantikan dan ada juga verba yang tidak bisa saling menggantikan.
PEMBENTUKAN DAN ARTI JODOUSHI YOUDA DALAM CERPEN “KIBOU NO KUNI NO EKUSODASU 1
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 5 No 2 (2018): AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.329 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v5i2.1642

Abstract

Jodoushi adalah kata kerja bantu dalam bahasa Jepang. Penelitian ini bertujuan agar pembelajar bahasa Jepang mampu merangkai kalimat dengan jodoushi youda secara baik dan dapat mendeskripsikan arti yang dikandungnya. Dengan metode analisis deskriptif kualitatif, data yang diperoleh dari kajian pustaka yaitu cerpen berjudul kibou no kuni no ekusodasu karya Murakami Ryuu dikelompokkan berdasarkan pembentukan dan arti. Hasilnya ditemukan bahwa berdasarkan pembentukan kalimat, jodoushi youda dikelompokkan dalam 4 bagian diantaranya (1) jodoushi you + kopula sebanyak 14 buah, (2) jodoushi you + na sebanyak 64 buah, (3) jodoushi you + ni sebanyak 40 buah dan (4) ka no + jodoushi youni sebanyak 2 buah. Selain pembagian di atas, ditemukan pula jodoushi youda yang berdiri sendiri tanpa partikel maupun kopula sebanyak 2 buah. Selanjutnya, menurut  artinya, jodoushi youda dikelompokkan ke dalam 9 bagian, yaitu (1) kiasan sebanyak 19 buah, (2) pemberian contoh 20 buah, (3) pemberian contoh sebagai penjelasan kalimat sebanyak 12 buah, (4) menunjukkan isi suatu hal sebanyak 16 buah, (5) dugaan tidak pasti atau sebagai penghalus kalimat sebanyak 38 buah, (6) tujuan yang diinginkan pembicara sebanyak 4 buah, (7) kalimat perintah sebanyak 5 buah, (8) perubahan dari suatu titik sebanyak 5 buah (9) serta kegiatan atau kebiasaan yang sengaja dilakukan sebanyak 3 buah.Kata kunci: Jodoushi Youda
ASPEK SOSIAL DAN NILAI SOSIOLOGIS YANG TERDAPAT PADA CERPEN “MATSURI NO BAN” KARYA KENJI MIYAZAWA 1
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 6 No 1 (2019): AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.725 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v6i1.1425

Abstract

Penelitian ini berisi informasi mengenai aspek sosial dan nilai sosiologis yang terdapat pada karya sastra “Matsuri no Ban” karya Kenji Miyazawa, khususnya membahas bentuk penindasan dan konsep balas budi yang terjadi akibat rasa kasihan, bentuk penindasan yang dilakukan oleh tokoh dalam cerpen yaitu bullying verbal, bullying fisik, dan bullying hubungan. Sedangkan nilai-nilai atau kewajiban membalas budi yang merasuk dalam kehidupan masyarakat Jepang yang juga kental mewarnai isi dari cerpen. Untuk mengkaji rumusan masalah digunakan teori yang berkaitan dengan karya sastra, sosiologi sastra, aspek sosial, penindasan, nilai sosial, dan konsep balas budi dalam masyarakat Jepang yang terdiri dari on, gimu, dan giri. Selanjutnya, data penelitian dikaji dengan metode kualitatif. Hasil penelitian ini yakni penemuan aspek sosial berupa penindasan sekelompok tokoh kepada tokoh tokoh yang lain, aspek nilai berupa konsep balas budi yang dikenal dengan ongaeshi. Kata kunci: Sosiologi Sastra, Penindasan, Konsep Balas Budi, Karya Sastra Jepang
ANALISIS KONTRASTIF SIMBOL METAFORA DAN BUDAYA DALAM TAKHAYUL MASYARAKAT JEPANG DAN INDONESIA 1
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 6 No 2 (2019): AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.261 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v6i2.2155

Abstract

Takhayul merupakan pernyataan yang bersifat lisan ditambah dengan gerak isyarat yang dianggap mempunyai makna gaib. Masyarakat Jepang dan Indonesia hingga saat ini masih ada yang percaya terhadap takhayul. Salah satunya takhayul yang mengunakan kata hewan. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui simbol hewan yang sama-sama digunakan pada takhayul masyarakat Jepang dan Indonesia, serta mengetahui alasan persamaan dan perbedaan simbol metafora dan budaya dalam takhayul tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori metafora milik Lakoff dan Johnson tentang hubungan antara metafora dan budaya serta teori budaya milik Jandt tentang penyebab adanya perbedaan budaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan sumber data takhayul yang ada dalam buku Shireba Osoroshii Nihonjin no Fuushuu artikel lain dari internet yang di dalamnya terdapat takhayul dari Indonesia. Dari hasil penelitian ini ditemukan tujuh simbol hewan yang ada di Jepang dan Indonesia yaitu kucing, burung gagak, anjing, ular, sapi, katak, dan ayam. Persamaan antara takhayul Jepang dan Indonesia adalah karena nilai-nilai yang paling mendasar dalam budaya akan koheren dengan struktur metafora dari konsep yang paling mendasar dalam budaya itu sendiri. Sedangkan perbedaan dikarenakan budaya yang dibedakan melalui cara berpikir kelompok tersebut secara keseluruhan, praktik, pola perilaku, persepsi, nilai dan asumsi dalam hidup mereka yang mengarahkan perilaku tersebut.

Page 2 of 17 | Total Record : 162