cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Arjuna Subject : -
Articles 187 Documents
FAKTOR GEOLOGI DAN LINGKUNGAN DALAM KEJADIAN LONGSOR DI KABUPATEN MAJALENGKA JAWA BARAT Tejakusuma, Iwan Gunawan
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol 12, No 2 (2017)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (638.175 KB) | DOI: 10.29122/jstmb.v12i2.1750

Abstract

Kabupaten Majalengka didominasi oleh topografi perbukitan dan pegunungan yang mencakup 71,3% dari total luas kabupaten ini. Topografi tersebut tersebar di bagian tengah dan selatan kabupaten ini. Curah hujan bulanan mencapai 552 mm di bulan Desember 2013 dan pada bulan November, Januari, Februari, Maret dan April 2013 curah hujan tidak kurang dari 300 mm per bulan. Jumlah penduduk serta aktivitas manusi terus meningkat dari tahun ke tahun. Kejadian longsor di kabupaten ini tahun 2010 – 2012 serta berdasarkan pengamatan lapangan kondisi longsor di Blok Gunung Payung, Blok Cigintung dan di Gunung Anten menunjukkan dominansi faktor kondisi geologi litologi sementara aktivitas manusia berupa pembuatan jalan, perumahan dan pembukaan lahan pertanian berkontribusi untuk terjadinya longsor. Curah hujan juga merupakan faktor pemicu longsor. Kombinasi kondisi geologi dan lingkungan seperti tersebut membuat daerah Kabupaten Majalengka rawan terhadap bencana longsor.
POTENSI GEMPA DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANGGAI LAUT, PROVINSI SULAWESI TENGAH Naryanto, Heru Sri
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol 12, No 2 (2017)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (711.858 KB) | DOI: 10.29122/jstmb.v12i2.1907

Abstract

ABSTRAK : Kabupaten Banggai Laut, Sulawesi Tengah merupakan bagian dari kerangka sistem tektonik Indonesia. Daerah ini terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia, yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik, sehingga mengakibatkan tingkat aktivitas kegempaan dan tsunami yang tinggi. Kabupaten Banggai Laut yang terbentuk kepulauan, hampir di semua pantai yang mengelilinginya berpotensi untuk terjadi bencana tsunami. Pantai yang relatif datar banyak dimanfaatkan oleh penduduk untuk permukiman, perkantoran, fasilitas umum/khusus dan segala infrastruktur lainnya, mempunyai potensi tsunami yang tinggi dengan persebaran yang luas. Dengan mempertimbangkan klasifikasi besar intensitas gempabumi (skala MMI) dan klasifikasi besaran goncangan, serta rentang nilai PGA dari USGS, maka Kabupaten Banggai Laut dibagi menjadi 2 klas, yaitu klas zona bahaya gempabumi sedang dengan nilai PGA 0,2 - 0,3 g, klas zona bahaya gempabumi tinggi dengan PGA 0,3-0,4 g. Data dan informasi peta  potensi bahaya gempabumi dan tsunami Kabupaten Banggai Laut sangat diperlukan oleh BPBD Kabupaten Banggai Laut. Peta tersebut menjadi acuan dalam proses pembangunan di Kabupaten Banggai Laut, untuk pengurangan risiko bencana gempabumi dan tsunami yang mungkin terjadi baik jiwa maupun harta. Dengan dibuatnya peta bahaya gempa dan tsunami tersebut, diharapkan penanggulangan bencana dapat dilaksanakan dengan lebih terarah, terpadu, menyeluruh, efisien serta terkoordinasi. Keywords : Banggai Laut, earthquake and tsunami hazard, disaster risk reduction 
ANALISIS POTENSI ANCAMAN GEMPA TERHADAP BANGUNAN wisyanto, wisyanto
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol 12, No 2 (2017)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (644.6 KB) | DOI: 10.29122/jstmb.v12i2.2069

Abstract

Seiring dengan adanya perubahan status daerah krui menjadi ibukota Kabupaten Pesisir Barat, menjadikan daerah ini, khususnya Krui menjadi berkembang secara pesat, termasuk dengan proses pembangunannya. Tumbuh berkembangnya kota ini juga tidak terlepas dari indahnya pantai dan tempat lainnya yang dapat dijadikan tujuan wisata , termasuk wisatawan dari mancanegara. Mengingat daerah ini rawan terhadap bencana gempabumi, maka perlu adanya suatu informasi kegempaan kepada masyarakat supaya lebih memperhatikan faktor besar ancaman gempa dalam membangun / mendirikan bangunan. Terlebih lagi untuk bangunan yang tinggi yang biasanya didiami oleh banyak jiwa. Melalui penelusuran data kegempaan, survei geolistrik, pengumpulan data sondir dan sampel bor telah dilakukan analisis besar ancaman  gempa dan penetapan besar spektra percepatan gempanya, serta besar koefisien gempa yang nantinya dapat dipakai sebagai dasar perhitungan dalam melakukan desain bangunan yang relatif tahan terhadap ancaman gempabumi.
ESTIMASI VOLUME AIR HUJAN PADA SAAT KEJADIAN BANJIR DI CIREBON TIMUR 15 – 16 FEBRUARI 2017 Mulyana, M.Sc, Ir. Erwin
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol 12, No 2 (2017)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (917.576 KB) | DOI: 10.29122/jstmb.v12i2.2134

Abstract

AbstrakTelah terjadi banjir besar di wilayah Kabupaten Cirebon bagian Timur pada tanggal 15 dan 16 Februari 2017. Sebanyak 7 Kecamatan telah terendam air akibat luapan sungai yang mengalir ke wilayah tersebut. Berdasarkan data hujan GSMaP jam-jaman dengan resolusi 0.1o x 0.1o, hujan mulai terjadi pada jam 14 WIB dan berlangsung tanpa henti dengan durasi hujan mencapai 10 jam. Intensitas puncak kejadian hujan terjadi pada jam 18-19 WIB dengan intensitas mencapai 26.119 mm/jam. Total hujan yang turun selama 10 jam mencapai 102.16 mm. Estimasi akumulasi volumen air hujan dari jam 14 (15 Februari) hingga dini hari (16 Februari) di daerah hulu DAS Cisanggarung mencapai 49.5 juta m3, daerah hulu DAS Ciberes-Bengkaderes mencapai 13.8 juta m3, dan di dearah hilir yang merupakan daerah genangan  banjir mencapai 20.2 juta m3. Secara keseluruhan estimasi volume air hujan yang jatuh di semua DAS yang mengalir ke daerah banjir adalah 139.5 juta m3.
PERAN VEGETASI DALAM APLIKASI SOIL BIOENGINEERING Sittadewi, Euthalia Hanggari
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol 12, No 2 (2017)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.395 KB) | DOI: 10.29122/jstmb.v12i2.2588

Abstract

Soil bioengineering merupakan salah satu teknologi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kestabilan lereng dan mitigasi erosi. Dalam penerapan soil bioengineering ini vegetasi mempunyai peran yang penting terutama dalam mengurangi kecepatan aliran permukaan yang bisa menghanyutkan partikel-partikel tanah yang tidak padat. Untuk aplikasi soil bioengineering, dibutuhkan vegetasi yang memenuhi kriteria antara lain cepat tumbuh, mempunyai sistem penetrasi akar yang dalam dan kemampuan mengikat tanah yang baik dan dapat hidup pada berbagai jenis tanah. ). Untuk meningkatkan stabilitas lereng, vegetasi yang digunakan tergantung dari kondisi kelerengan. Jenis akar serabut dapat membentuk jaring - jaring alami yang berfungsi memperkuat tanah sehingga tidak mudah terbawa oleh aliran air permukaan (run off).  
Tingkat Emisi Gas Rumah Kaca di Kabupaten Indramayu Yuliana, Diyah Krisna
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol 12, No 2 (2017)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1164.845 KB) | DOI: 10.29122/jstmb.v12i2.2098

Abstract

Istilah Gas Rumah Kaca mengemuka seiring dengan isu pemanasan global dan perubahan iklim yang dampaknya telah dirasakan di berbagai wilayah di Indonesia. Pemanasan global dan perubahan iklim adalah sebuah fenomena meningkatnya konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer. Pemerintah Indonesia menargetkan dapat menurunkan kelima sektor potensial yang memicu terjadinya GRK. Kelima sektor potensial tersebut yaitu sektor Kehutanan dan lahan gambut, sektor Pertanian, Sektor energi dan transportasi, sektor industri dan sektor limbah. Kabupaten Indramayu telah melakukan Inventarisasi Gas Rumah Kaca dan melaporkannya melalui Laporan berjudul “Inventarisasi Gas Rumah Kaca Kabupaten Indramayu Tahun 2012”. Namun, Kabupaten Indramayu belum dapat melakukan penghitungan emisi GRK sesuai standar yang ditetapkan sehingga tidak diperoleh hasil yang menunjukkan nilai besarnya emisi GRK dalam laporan tersebut. Berdasarkan hasil kalkulasi, tingkat emisi Gas Rumah Kaca di Kabupaten Indramayu cenderung tinggi dilihat dari jumlah emisi yang dihasilkan dari sektor industri dan transportasi serta terjadinya pengurangan simpanan cadangan carbon yang cukup besar pada sektor kehutanan. Dampak perubahan iklim di Kabupaten Indramayu sangat mempengaruhi kehidupan masyarakatnya, terutama pada sektor pertanian dan perikanan.
AMBANG PERCEPATAN GETARAN DAN KETEGAKAN GEDUNG UNTUK PENILAIAN KERUSAKAN AKIBAT GEMPABUMI Pradono, Mulyo Harris
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol 11, No 1 (2016): Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5379.649 KB) | DOI: 10.29122/jstmb.v11i1.3682

Abstract

Untuk pemantauan perilaku getaran gedung saat terjadi gempa, maka  diperlukan pemasangan sensor percepatan dan sensor ketegakan pada gedung-gedung bertingkat. Gedung yang dipasangi sensor-sensor dan dihubungkan pada pusat pemantauan memerlukan sistem pendukung keputusan untuk menilai apakah gedung masih dalam keadaan aman atau tidak segera setelah terjadi gempabumi. Makalah ini mengkaji mengenai batas-batas percepatan getaran dan batas ketegakan yang aman bagi kekuatan gedung Pembahasan didasarkan pada spektrum desain gempabumi untuk bangunan di Jakarta. Hasilnya menunjukkan bahwa untuk gedung yang dibangun setelah tahun 2012, ambang percepatan di permukaan tanah mengikuti standar dari Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2011. Selanjutnya, sebagai alternatif dapat digunakan kriteria kemiringan permanen gedung untuk menilai tingkatan kerusakan yang terjadi pada gedung pasca gempabumi seperti yang distandarkan oleh FEMA pada tahun 2000.
STUDI MUKA AIR TANAH GAMBUT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAHAYA KEBAKARAN LAHAN GAMBUT DI KESATUAN HIDROLOGI GAMBUT (KHG) KAHAYAN- SEBANGAU DI KALIMANTAN TENGAH Sudiana, Nana
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol 14, No 1 (2019): Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (786.32 KB) | DOI: 10.29122/jstmb.v14i1.3550

Abstract

Indonesia memiliki luas lahan gambut tropis terbesar di dunia yaitu mencapai 20 juta Ha, terbagi menjadi 865 Kesatuan Hidrologi Gambut (KHG) yaitu ekosistem gambut yang letaknya diantara 2 sungai atau antara sungai dan laut. Permasalahan utama lahan gambut adalah terjadinya kebakaran lahan gambut yang secara rutin terjadi setiap musim kemarau. Upaya pencegahan dan pengendalian terus dilaksanakan melalui berbagai kegiatan yang antara lian berupa studi.  Studi ini bertujuan untuk menganalisis  potensi bahaya kebakaran lahan gambut berdasarkan tinggi muka air gambut dan kondisi tutupan lahan di Kesatuan Hidrologi Gambut Sungai Kahayan dan Sungai Sebangau di Provinsi Kalimantas Tengah. Studi dilaksanakan dengan metoda survey pengamatan lapangan dan sampling di 7 titik lokasi studi. Hasil studi berdasarkan analisis tutupan lahan diperoleh gambaran bahwa 5 dari 7 lokasi studi memiliki potensi bahaya kebakaran lahan gambut, yaitu titik SKT-02, SKT-03, SKT-04, SKT-05, dan SKT-07. Sedangkan berdasarkan analisis tinggi muka air lahan gambut lokasi yang memiliki potensi bahaya kebakaran lahan gambut sebanyak 5 dari 7 lokasi yaitu titik SKT-01, SKT-04, SKT-05, SKT-06, dan SKT-07.  Hasil studi ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para pihak untuk melakukan upaya pencegahan dan meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi kebakatan lahan gambut di lokasi studi.
KAJIAN KAPASITAS DAERAH TERHADAP BENCANA KEBAKARAN PERKOTAAN (Studi Kasus di Kecamatan Cakung, Kota Jakarta Utara) Sudiana, Nana; Umbara, Raditya Panji; Zahro, Qoriatu
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol 13, No 1 (2018): Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (902.543 KB) | DOI: 10.29122/jstmb.v13i1.2910

Abstract

Peningkatan jumlah penduduk yang pesat mendorong perkembangan kawasan perkotaan dan kepadatan permukiman di Provinsi DKI Jakarta. Perkembangan tersebut secara tidak langsung menjadi penyebab terjadinya bencana kebakaran.  Bencana kebakaran di wilayah DKI Jakarta terjadi setiap tahun khususnya pada musim kemarau dan telah menyebabkan kerugian harta benda dan korban jiwa. Salah satu upaya pengurangan risiko bencana kebakaran di Provinsi DKI Jakarta adalah menyediakan informasi tentang tingkat kapasitas daerah terhadap bahaya kebakaran perkotaan.      Paramater yang digunakan untuk menentukan tingkat kapasitas daerah terhadap bahaya perkotaan dalam makalah ini adalah 1). Jumlah dan Sebaran Hydrant, 2). Keterjangkauan Sumber Air, 3). Keterjangkauan Sarana Sektor dan Pos Damkar, 4). Keterjangkauan Armada Pemadam Kebakaran. Hasil analisis spasial kapasitas dari seluruh aspek menunjukkan bahwa wilayah Kecamatan Cakung memiliki tingkat kapasitas sebagai berikut : kapasitas rendah tersebar di 24 RW pada 7 kelurahan, kapasitas sedang tersebar di 52 RW pada 7 kelurahan, dan kapasitas tinggi tersebar di 14 RW pada 5 kelurahan.
KAJIAN SPASIAL RISIKO BENCANA TSUNAMI KABUPATEN SERANG, BANTEN Zahro, Qoriatu
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol 12, No 1 (2017): Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1135.614 KB) | DOI: 10.29122/jstmb.v12i1.3699

Abstract

Kabupaten Serang memiliki bahaya tsunami. Hingga tahun 2022, bahaya tsunami setinggi 3 meter di garis pantai mungkin terjadi di Kabupaten Serang. Bahaya baru akan menjadi risiko jika terekskalasi oleh kerentanan. Faktor ini perlu diselidiki karakter spasialnya agar pengampu kepentingan memiliki lokus mitigasi bencana tsunami. Kajian spasial bahaya tsunami dilakukan dengan oleh data DEM dan ketinggian air tsunami pada garis pantai. Pembuatan peta dilakukan dengan dengan menggunakan metode Hloss dikombinasikan dengan metode cut elevation. Kajian kerentanan sosial dilakukan dengan melibatkan 4 parameter: 1) usia ketergantungan 2) rasio kelamin 3) rasio penduduk cacat 4) rasio penduduk miskin. Wilayah risiko tsunami tersebar di sepanjang pesisir utara dan barat Kabupaten Serang. Di wilayah barat, sepanjang pantainya merupakan wilayah risiko tinggi tsunami hingga sejauh 100 meter ke dalam dari garis pantai. Di belakang zona risiko tinggi terdapat wilayah risiko sedang dan rendah dengan jarak hingga sejauh 50 meter ke dalam dari zona risiko tinggi.

Page 1 of 19 | Total Record : 187