cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa
ISSN : 1693685X     EISSN : 25802143     DOI : -
Core Subject : Education,
METALINGUA is a journal aiming to publish literary studies researches, either Indonesian, local, or foreign literatures. All articles in Metalingua have passed reviewing process by peer reviewers and edited by editors. METALINGUA is published by West Java Balai Bahasa twice a year, in June and December.
Arjuna Subject : -
Articles 205 Documents
THE REPRESENTATION OF HAMAS AND ISRAEL IN AMERICAN AND ARABIAN MASS MEDIA: A CRITICAL DISCOURSE ANALYSIS Arry Purnama
Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa Vol 14, No 1 (2016): METALINGUA, EDISI JUNI 2016
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.012 KB) | DOI: 10.26499/metalingua.v14i1.182

Abstract

KONFLIK antara Palestina dan Israel yang berlangsung sejak beberapa dekadeterakhir masih tidak terselesaikan sampai saat ini. Beragam argumentasi mengenaipenyebab konflik menyebar secara global karena peran media massa. Dari sudutpandang paradigma kritis, media massa bukan merupakan institusi netral yangmemberitakan segala hal secara objektif. Media massa selalu memilikikecenderungan-kecenderungan tertentu dalam memberitakan sesuatu. Olehkarena itu, kecenderungan-kecenderungan tersebut perlu untuk diobservasi lebihlanjut. Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini berfokus pada cara mediamassa merepresentasikan Hamas dan Israel melalui pemberitaan media massa,terutama pemberitaan dari CNN yang mewakili media masa Amerika dan AlJazeera yang mewakili media masa Arab. Menggunakan ancangan kualitatifdan metode deskriptif, peneliti menemukan bahwa CNN merepresentasikan Hamassecara negatif dan merepresentasikan Israel secara positif. Di sisi lain, Al Jazeeramerepresentasikan Hamas secara positif tetapi merepresentasikan Israel secaranegatif. Representasi-representasi diatas berasal dari kesan-kesan yang akandidapatkan oleh pembaca berkaitan dengan pihak-pihak yang terlibat dalamkonflik. Media masa dengan sengaja membangun dikotomi seperti ini untukmempengaruhi pembaca agar pembaca mendukung atau menentang salah satupihak; karena pembaca sangat mungkin mendukung pihak yang memiliki kesanpositif daripada pihak yang memiliki kesan negatif. AbstractTHE Palestine-Israel conflict which has run for decades remains unsolved. Variousargumentations about the main cause of the conflict emerged globally as the result ofthe news released by the mass media. In critical paradigm, mass media is not a neutralentity which reports everything happens objectively. Mass media has its own tendencyin reporting what happens. Therefore, the tendency of the report needs to be observedin detail. Based on the background above, this research focused on the way of massmedia in representing Hamas and Israel within the conflict, especially CNN representingthe American mass media and Al Jazeera representing the Arabian mass media. Usingqualitative approach and descriptive method, the researcher found that within the conflict,CNN represented Hamas relatively negatively but represented Israel relativelypositively. On the other hand, Al Jazeera represented Hamas relatively positively butrepresented Israel relatively negatively. The positive and negative representation comefrom the impression given by the mass media toward the sides involved in the conflict.The mass media deliberately construct this dichotomy toward the sides involved in theconflict to influence the reader; because by having a positive impression, for example,the reader will possibly support one side rather than another.
STRATEGI TINDAK TUTUR IMPERATIF BAHASA BANJAR Rissari Yayuk
Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa Vol 14, No 2 (2016): METALINGUA, EDISI DESEMBER 2016
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (83.983 KB) | DOI: 10.26499/metalingua.v14i2.198

Abstract

THIS writing aimed to describe the speech acts strategies of Banjar language.Issues raised to discuss herein are the form of imperative speech act in Banjarlanguage and the strategies of imperative speech acts in Banjar language. Ituses qualitative descriptive approach and uses recording and documentingtechniques to collect the data. The result showed that the forms of imperativespeech acts in Banjar language are imperative speech acts of request, imperativespeech acts of suggestion, imperative speech acts of command, and imperativespeech acts of permission. The imperative speech acts strategies found in Banjarlanguage are exaggerating of attention, approval, and sympathy to the listeners;using a group identity marker (form of address, dialect, jargon); using jokes;and providing an offer or a promise. AbstrakTULISAN ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan strategi tindak tutur bahasa Banjar.Permasalahan yang diangkat adalah bagaimana wujud tindak tutur imperatif dalambahasa Banjar dan strategi tindak tutur imperatif apa saja dalam bahasa Banjar. Ancanganpenelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik yang digunakan dalam pengambilandata adalah teknik rekam dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wujudtindak tutur imperatif yang terdapat dalam bahasa Banjar terdiri atas tindak tuturimperatif permintaan, tindak tutur imperatif saran, tindak tutur imperatif perintah, dantindak tutur imperatif persilaan. Adapun strategi tindak tutur imperatif dalam bahasaBanjar membesar-besarkan perhatian, persetujuan, dan simpati kepada pendengar,menggunakan penanda identitas kelompok (bentuk sapaan, dialek, jargon), menggunakanlelucon, dan memberikan tawaran atau janji.
EKSPRESI KRITIK MELALUI DISFEMISME PADA PEMBERITAAN KASUS SETYA NOVANTO DI MEDIA MASSA DARING (CRITICISM EXPRESSION BY ONLINE MEDIA THROUGH DYSPHEMISM ON SETYA NOVANTO’S CASE) NFN Sariah
Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa Vol 16, No 1 (2018): Metalingua Edisi Juni 2018
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.698 KB) | DOI: 10.26499/metalingua.v16i1.178

Abstract

Penelitian ini membahas ekspresi kritik melalui disfemisme terhadap pemberitaan kasus Setya Novanto di media massa daring dengan memperhatikan latar belakang disfemisme itu digunakan. Disfemisme digunakan media massa daring untuk mengekspresikan kritik kasus korupsi e-KTP Setya Novanto. Penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif untuk mengungkap ekspresi kritik melalui disfemisme dan latar belakang pemakaiannya di media massa daring sekaligus menjadi pokok masalah dalam tulisan ini. Tulisan ini menggunakan konsep  Kurniawati (2011:55) dan Zollner (1997:92). Temuannya adalah ekspresi kritik melalui disfemisme di media massa daring cenderung berkonotasi negatif, yaitu tidak baik, tidak disukai, dan tidak dihormati. Ada delapan alasan mengapa disfemisme digunakan terhadap pemberitaan kasus Setya Novanto di media massa daring, yaitu (1) menyatakan hal yang tabu atau tidak senonoh; (2) menyatakan rasa tidak suka atau tidak setuju terhadap seseorang atau sesuatu; (3) citra negatif tentang seseorang atau sesuatu; (4) menyatakan kemarahan atau kejengkelan; (5) menunjukkan rasa tidak hormat; (6) menghina atau mencela, (7) melebihkan sesuatu atau hiperbola; (8) menghujat atau mengritik. Selain itu, disfemisme melebihkan sesuatu atau hiperbola paling banyak ditemukan dalam data, tetapi tetap mengekspresikan kritik untuk menghujat dan menjatuhkan.
SAPAAN KEKERABATAN DALAM BAHASA BALI (KINSHIP ADDRESSES IN BALINESE LANGUAGE) I Gede Bagus Wisnu Bayu Temaja
Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa Vol 16, No 2 (2018): Metalingua Edisi Desember 2018
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.26 KB) | DOI: 10.26499/metalingua.v16i2.238

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk, makna, dan faktor sosial penyebab perbedaan sapaan kekerabatan dalam bahasa Bali. Data berupa kalimat yang mengandung sapaan kekerabatan dikumpulkan dengan menerapkan metode cakap dan simak. Data diperoleh dari penutur bahasa Bali, pustaka-pustaka bahasa Bali, dan intuisi penulis sebagai penutur bahasa Bali. Data dianalisis menggunakan metode agih dengan teknik bagi unsur langsung dan ganti, dan metode padan referensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan bentuk lingualnya, sapaan kekerabatan berupa kata dan memiliki variasi bentuk. Makna sapaan mengacu pada referen berupa kerabat yang dibedakan atas kekerabatan yang diperoleh dari garis keturunan dan perkawinan. Terdapat sebuah sapaan yang mengacu pada banyak referen kerabat, ragam sapaan untuk satu referen kerabat, dan sebuah sapaan untuk satu referen kerabat. Masing-masing sapaan kekerabatan memiliki perbedaan didasarkan atas faktor keformalan, jenis kekerabatan, umur, status pernikahan, jenis kelamin, dan status sosial.
MEASUREMENT WORDS IN RELATED LANGUAGE LASALIMU AND KAMARU Yohanis Sanjoko
Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa Vol 13, No 2 (2015): METALINGUA, EDISI DESEMBER 2015
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.966 KB) | DOI: 10.26499/metalingua.v13i2.11

Abstract

THIS article reviews measurement words in related language Lasalimu and Kamaru.Measurement word is a word following numeral and altogether create a phrase,namely numeral phrase and probably situated before a noun. The objective ofthis work is to describe the forms and classifications of measurement words inrelated language of Lasalimu and Kamaru. It used three stages of descriptivemethod, namely collecting, analyzing, and describing the data. The analysis usedshared method, namely immediate shared component. The result was the formand classification of measurement word in related language of Lasalimu andKamaru, namely (1) measurement word of animal, (2) measurement word of things,and (3) measurement word of human being. Each of them was divided into generalmeasurement word and particular measurement word.
KONJUNGSI TEMPORAL MENYATAKAN WAKTU BERSAMAAN DALAM BAHASA BALI Ida Ayu Putu Aridawati
Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa Vol 13, No 1 (2015): METALINGUA, EDISI JUNI 2015
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (113.387 KB) | DOI: 10.26499/metalingua.v13i1.51

Abstract

TULISAN ini mengkaji konjungsi yang menandai hubungan semantik waktu bersamaanyang terdapat dalam kalimat dan wacana. Masalah yang dibahas adalah konjungsi apasaja dan bagaimanakah pemakaian konjungsi temporal yang menyatakan waktubersamaan tersebut dalam kalimat dan wacana? Tujuan penelitian ini mendeskripsikanmacam dan pemakaian konjungsi temporal tersebut dalam kalimat dan wacana. Dalampengumpulan data dipergunakan metode simak dan metode cakap. Dalam menganalisisdata dipergunakan metode distribusional dengan penerapan teknik dasar, yaitu teknikbagi unsur langsung dan teknik lanjutan berupa teknik lesap, teknik ganti, teknik balik,dan teknik sisip. Dalam penyajian hasil analisis data dipergunakan metode formal daninformal, dibantu dengan teknik induktif dan deduktif. Berdasarkan hasil pembahasan,dapat disimpulkan bahwa terdapat tujuh macam konjungsi yang menandai hubungan semantik waktu bersamaan dalam kalimat, yaitu dugas ‘ketika/waktu/saat’, daweg‘ketika/waktu/saat’, duk ‘ketika/waktu/saat’, sedeng ‘sedang/ketika/sewaktu/saat’,sedekan ‘ketika/sewaktu/saat’, risedek ‘ketika/sewaktu/saat’,dan rikala ‘ketika/waktu/saat’. Dalam konstruksi kalimat kehadiran konjungsi itu bersifat wajib (tidakdapat dilesapkan), tetapi letaknya tidak tegar, yaitu dapat berada di awal kalimat ataudi tengah kalimat. Ditemukan lima macam konjungsi yang menandai hubungan semantikwaktu bersamaan yang terdapat dalam wacana, yaitu dugasento ‘ketika/waktu/saatitu’, daweg punika ‘ketika/waktu/saat itu’, duk punika ‘ketika/waktu/saat itu’, risedekpunika ‘ketika/waktu/sewaktu/saat itu’, dan rikalapunika ‘ketika/waktu/sewaktu/saat itu’. Kehadiran konjungsi tersebut dalam wacana juga wajib (tidak dapatdilesapkan), dan bersifat tegar, yaitu selalu terletak di awal kalimat kedua. Konjungsidalam kalimat berbentuk kata, sedangkan dalam wacana berbentuk frasa.
PERBANDINGAN ISTILAH PERKAWINAN MASYARAKAT SEDULUR SIKEP SUKOLILO DENGAN ISTILAH PERKAWINAN MASYARAKAT JAWA STANDAR Retno Hendrastuti
Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa Vol 15, No 1 (2017): METALINGUA EDISI JUNI 2017
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.675 KB) | DOI: 10.26499/metalingua.v15i1.156

Abstract

Sedulur Sikep community have a different tradition concerning the life cycle,including marriage. This descriptive qualitative paper uses an ethnolinguisticapproach which aims at identifying the similarities and the differences in theSedulur Sikep of Sukolilo, Pati, West Java, community’s marriage tradition and thatof the standard Javanese community’s. The data were taken from the Sedulur SikepSukolilo community’s marriage terms which were collected using observations andinterviews. The result showed that there were eleven marriage terms of SedulurSikep community’s which were similar to those of the standard Javanese community’sterms concerning abstract and concrete objects representing conditions of marriage;there were ten identical terms containing different meaning concerning marriagevows and family trees; there were five different words containing the same meaningconcerning rituals and stages of marriage. In general, the Sedulur Sikep’s marriagetradition was very simple and different as a reflection of a different way of life.AbstrakSedulur Sikep memiliki tradisi yang berbeda berkaitan dengan daur kehidupan,termasuk perkawinan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatifdengan pendekatan etnolinguistik yang bertujuan mengidentifikasi persamaan danperbedaan istilah dalam tradisi perkawinan masyarakat Sedulur Sikep Sukolilo, Pati,Jawa Tengah dengan istilah standar perkawinan masyarakat Jawa Tengah. Datapenelitian ini berupa istilah-istilah perkawinan masyarakat Sedulur Sikep Sukolilo,Pati, Jawa Tengah. Adapun pengumpulan data dilakukan dengan observasi sertawawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada sebelas istilah perkawinanmasyarakat Sedulur Sikep yang sama dengan perkawinan masyarakat Jawastandar yang terkait dengan benda abstrak dan konkret yang mewakili kondisi danpersyaratan perkawinan; ada sepuluh istilah yang sama dengan makna yang berbedaterkait dengan istilah ikrar perkawinan dan silsilah keluarga; serta ada lima istilahyang berbeda dengan makna yang sama atau hampir sama terkait dengan ritual sertatahapan perkawinan. Secara umum tradisi perkawinan masyarakat Sedulur Sikepsangat sederhana dan berbeda sebagai refleksi sikap hidup yang berbeda.
CITRA HATÉ 'HATI' DALAM METAFORA ORIENTASIONAL DALAM BAHASA SUNDA Hera Meganova Lyra; Cece Sobarna; Fatimah Djajasudarma; Gugun Gunardi
Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa Vol 14, No 2 (2016): METALINGUA, EDISI DESEMBER 2016
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.103 KB) | DOI: 10.26499/metalingua.v14i2.193

Abstract

THIS paper describes image schemas produced by orientational metaphors of apart of body, heart (haté), in Sundanese language. A cognitive semanticconceptual study of Lakoff and Johnson (1980) supported by Cruse & Croft(2004) and Saeed (2003) is used to describe and analyze the data. This studyused descriptive method in which the data source were got from oral and writtendata. The result shows that there are eight types of image schemas of orientationalmetaphor of heart, a body part, namely: a) space image schema; b) power imageschema; c) fire image schema; d) colors image schema; e) journey image schema;f) form image schema; g) size image schema; and h) wound image schema. AbstrakDALAM tulisan ini dideskripsikan skema citra yang dihasilkan oleh metafora orientasionalbagian tubuh haté ‘hati’ dalam bahasa Sunda. Metode deskriptif dan kajian konseptualsemantik kognitif Lakoff dan Johnson (2003); Cruse & Croft (2004); dan Saeed (2003)digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis data yang bersumber dari datalisan dan tulisan. Hasil analisis data ditemukan delapan jenis skema citra metaforaorientasional bagian tubuh haté ’hati’, yaitu (1) skema citra ruang; (2) skema citrakekuatan; (3) skema citra api; (4) skema citra warna; (5) skema citra perjalanan; (6)skema citra bentuk; (7) skema citra ukuran; dan (8) skema citra luka.
METODE SCL BERBASIS E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN SEBAGAI BAHASA ASING (SCL-METHODS BASED ON E-LEARNING IN GERMAN AS A FOREIGN LANGUAGE) Kamelia Gantrisia; Dian Ekawati; Genita Cansrina
Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa Vol 16, No 1 (2018): Metalingua Edisi Juni 2018
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (780.799 KB) | DOI: 10.26499/metalingua.v16i1.166

Abstract

Abstrak: Dengan pesatnya perkembangan teknologi media di semua bidang termasuk di bidang pendidikan, proses pembelajaran bahasa asing juga telah berubah secara permanen. Penggunaan media digital dalam kegiatan belajar mengajar, baik di dalam maupun di luar kelas menjadi sangat penting untuk dilakukan. Penelitian yang sedang berlangsung ini merupakan penelitian eksploratif dan deskriptif untuk memaksimalkan penggunaan media digital dalam metode pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered Learning/SCL). Berbagai materi pembelajaran yang diperoleh melalui media digital diintegrasikan ke dalam metode pembelajaran SCL, dengan studi kasus pada buku teks Netzwerk A1. Berdasarkan teori dari Astleitner (2000), Kron (2003, 2008), Astleitner dan Steinberg (2005), Budka and Mader (2006) dan Hillen dan Landis (2014) penelitian ini mencoba membuat peta metode SCL pembelajaran bahasa Jerman sebagai bahasa asing bagi pemula dengan menggunakan teknik dan bahan e-learning terutama untuk mahasiswa di Universitas Padjadjaran Bandung Indonesia dan untuk menerapkannya dalam proses belajarnya. Hasil pemetaan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa data-data yang diperoleh melalui media digital lebih menekankan pada kompetensi berbicara (Sprechen). Metode SCL yang sangat mendukung capaian kompetensi berbicara melalui latihan berbasis e-learning ini adalah Role-Play & Simulation.Kata kunci: e-learning, SCL, bahasa Jerman, bahasa asing  Abstract:  With the rapid development of media technology in all areas including in education, the learning process of foreign language has also changed permanently. Using of digital media in teaching and learning activities, both inside and outside the classroom becomes very important to do. This ongoing research conducted explorative and descriptive studies to maximize the using of digital media in student-centered-learning methods (SCL). Various learning materials obtained through digital media are integrated into the SCL learning methods, with case studies in Netzwerk A1 textbooks. Based on the theories from Astleitner (2000), Kron (2003, 2008), Asleitner and Steinberg (2005), Budka und Mader (2006) and Hillen and Landis (2014) this research tries to make a map of the SCL-methods of learning German as a foreign language by using e-learning techniques and materials especially for the students at the University of Padjadjaran Indonesia and to implement it in its learning process. The results of the mapping that has been done showed that the materials obtained through digital media more emphasis on the speaking competence. SCL method that strongly supports this competence through this e-learning training is Role-Play & Simulation. Keywords: e-learning, SCL, German, foreign language
TEKANAN KEPUNAHAN BAHASA SUWAWA: ANALISIS TINGKAT DAYA HIDUP BAHASA (THE PRESSURE OF EXTINCTION OF SUWAWA LANGUAGE: LANGUAGE LIFE-FORCE ANALYSIS) winci Firdaus
Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa Vol 16, No 2 (2018): Metalingua Edisi Desember 2018
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (627.281 KB) | DOI: 10.26499/metalingua.v16i2.240

Abstract

This study aims to determine the characteristics of respondents and Suwawa language vitality criterion based on the average value of the index with the characteristics of respondents. With reference to the purpose, this research is useful to serve as a source of information about the life-force of Suwawa language and can also be used as a material mapping the vitality of regional languages. The research method used is descriptive quantitative method. The measuring instrument used to analyze the Suwawa language vitality criterion is Likert scale model and index with compare mean test using SPSS 23 application. Analysis of the identification of Suwawa's vitality criteria can be determined by subindex group calculation with four respondent character variables, ie sex, group age, education level. Based on the results of data analysis Suwawa's vitality criteria are classified as Stable and steady, but are threatened with extinction.

Page 2 of 21 | Total Record : 205