cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif
ISSN : 18584837     EISSN : 2598019X     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif, diterbitkan oleh Pusat Informasi dan Pembangunan Wilayah (PIPW) yang berada di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret Surakarta, berisi tulisan tentang hasil penelitian, gagasan konseptual dan resensi buku dalam lingkup perencanaan wilayah dan kota serta perencanaan partisipatif. Jurnal terbit dua kali setahun pada bukan Januari dan Juli. Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif menerima tulisan ilmiah dalam bidang yang relevan dengan permasalahan tentang perencanaan wilayah dan kota serta pembangunan daerah.
Arjuna Subject : -
Articles 200 Documents
URBAN TOURISM DEVELOPMENT THROUGH LOW IMPACT DEVELOPMENT (LID) TOWARDS GREEN-TOURISM Setyaningsih, Wiwik; Yuliani, Sri; Iswati, Tri Yuni; Nuryanti, Wiendu; Prayitno, Budi; Sarwadi, Ahmad
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 6, No 1 (2015)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v6i1.8498

Abstract

World Tourism Organization(WTO), is one of theglobalissueson the international scene, becauseof theimpactof tourism activitieson the developmentand improvement ofthe economic, social, culturaland environmental qualityto the green-tourism. It is based with theSurakarta- city astourismandculturalcity towards the eco-city culture. The aim of the research, will focus on urban tourism andbuildformulationdevelopment through low impact development, in the realization ofgreen-tourism. It is based on explorative descriptive method combined with the mapping spatial of potential physical character (layout, building, and environment), included cultural, social and economic effects of tourism. The location of the research is Kauman urban settlement having a valuable unique and local potential and also its activities which are still exist right now.The result of the research, shows that the existence layout and environment of Kauman urban settlement has not been handled optimally. Moreover, it tends to lose its characteristics because it isn’t protected. Therefore,  structuringa tourist areathat emphasizes theuse ofnaturalandculturalresourceswisely byprioritizingcontinued existenceandlocal knowledgetominimize thenegativeimpacts oftourismon the environment. The concept isconceivedforallparties concernedagreedthattheapplication does notgive rise tocontradictionsbetweenthe variousinterests, useful asa guideto applysustainabledevelopment of urban tourism ispaying attention tothe environmentandlocalcommunities. The conclusion, that purposed to fulfill the formulated of urban tourism developmentpoliciesthat are environmentally friendlyandsustainable. Keyword :urban tourism, low impact development and green- tourism
Kesesuaian Taman Cerdas sebagai Ruang Publik skala Pelayanan Kelurahan terhadap Konsep Kota Layak Anak (KLA) Sari, Rahma Puspita; Kusumastuti, Kusumastuti; Putri, Rufia Andisetyana
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 12, No 1 (2017)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v12i1.12116

Abstract

The Child Friendly City (CFC) is a concept for a city that can guarantee children to get their rights in urban area. The Child Friendly City (CFC) is expected for children to get their rights including health, protection, care, education, no discrimination, aware of their environment and culture, participate in designing the city, and have the freedom to play. Surakarta is one of the cities in Indonesia which have applied the concept of Child Friendly City (CFC) since 2008. To support implementation of Child Friendly City (CFC) concept, the city must provide a public space for children to be able to transfer their creativity and also have recreational purpose, which is ‘taman cerdas’. The right choice of location, facility, environment, and security need to be considered, because each children go through different phase. The purpose of this study are (1) Knowing the suitability of taman cerdas component as the public space of neighborhood service scale to the concept of Child Friendly Cities (CFC) and (2) Analyze the suitability level of taman cerdas as the public space of neighborhood service scale to the concept of Child Friendly Cities (CFC). The method used in this research is quantitative research with deductive approach, this research used scoring analysis. Survey conducted for this study were primary surveys, consist of observation and interviews, and secondary survey in the form of data. From these results, the advantage of knowing the level of conformity of ‘taman cerdas’ as the public spaces of neighborhood service to the concept of Child Friendly Cities (CFC) has four variables such as strategic location, facilities for playing and learning according to the needs of children, comfortable and healthy environment, as well as comfort and security. Then those variables are used for the assessment tools to eight ‘taman cerdas’ in Surakarta. Based on the results of the study, it can be concluded that there are four ‘taman cerdas’ is match with the variables above, which is ‘taman cerdas’ Mojosongo, Joyotakan, Pajang, and Jebres. Meanwhile there are also four ‘taman cerdas’ that not match with the variables of thes research those are ‘taman cerdas’ Sumber, Gandekan, Kadipiro, and Pucangsawit. The conclusion is the city needs to increase the the component for taman cerdas  as public space service scale of neighborhood for Child Friendly Cities (CFC) at Surakarta.
Analisis Citra Kawasan Mangkunegaran berdasarkan Penilaian Stakeholder dengan Konsep Legibility Lazuardi, Muhamad Juliarachman; Astuti, Winny; Rini, Erma Fitria
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 13, No 1 (2018)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v13i1.17344

Abstract

Citra kota merupakan gambaran mental dari sebuah kota sesuai dengan rata-rata pandangan masyarakatnya. Pemahaman seseorang tentang suatu kota akan lebih mendalam daripada sekedar kesan visual. Pemahaman tentang legibility ini selalu berkaitan dengan 3 komponen didalamnya yaitu identitas, struktur, dan makna. Identitas merupakan objek-objek atau elemen yang berada pada suatu kota yang dapat membedakan dengan kota lainnya. Struktur yaitu pola hubungan yang saling berkaitan dengan elemen-elemen pembentuk citra kota yang dapat dipahami oleh pengamat. Makna merupakan pemahaman dalam kedua komponen (identitas dan struktur) berdasarkan dengan budaya, politik, kultur, sejarah, symbol, maupun keunikan. Kota Solo atau Kota Surakarta merupakan kota yang terkenal akan budaya dan kearifan lokalnya. Hal ini berkaitan erat dengan keberadaan dua keraton besar yang berada pada kota ini yaitu Keraton Kasunanan dan Keraton Mangkunegaran. Oleh sebab itu, peneliti mengungkapkan seberapa kuat Citra Kawasan terjadi pada kawasan-kawasan budaya terutama pada Kawasan Pura Mangkunegaran yang memiliki nilai historikal dan kebudayaan yang cukup kental, namun seiring dengan berjalannya waktu banyak pertumbuh perdagangan jasa yang mengitari Kawasan Pura Mangkunegaran. Hal ini dapat mempengaruhi Citra Kawasan pada kawasan Pura Mangkunegaran, bahkan pada gambaran/image masyarakat terhadap kawasan Pura Mangkunegaran ini akan berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis elemen Citra Kawasan Mangkunegaran berdasarkan penilaian Stakeholder dengan konsep legibility. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif dengan menggunakan teknik analisis deskriptif untuk analisis elemen pembentuk Citra Kawasan Mangkunegaran berdasarkan penilaian Stakeholder. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Citra Kawasan Mangkunegaran dengan konsep legibility ini untuk mengetahui komponen identitas dan struktur kawasan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa identitas Kawasan Mangkunegaran berdasarkan Stakeholder adalah Gapura Mangkunegaran (landmark), Jalan Ronggowarsito (path kendaraan), Jalan diponegoro (path pedestrian), Pura Mangkunegaran (district), Tembok Mangkunegaran (edges), Masjid Al-Wustho (nodes). Sedangkan untuk struktur dapat dilihat dari keterkaitan hubungan antara elemen-elemen pembentuk Citra Kawasan Mangkunegaran. Keterkaitan antara landmark dengan district ini merupakan salah satu penghubung antara pintu masuk dengan Pura mangkunegaran itu sendiri yang mana Gapura sebagai landmark dan Pura Mangkunegaran sebagai districtnya.
Analisis Konektivitas Antar Destinasi Pariwisata Pantai di Daerah Istimewa Yogyakarta Widyastuti, Henny; Marsoyo, Agam; Setiawan, Bakti
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 14, No 1 (2019)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v14i1.22390

Abstract

Salah satu destinasi pariwisata andalan di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah destinasi pariwisata pantai. Dari banyaknya destinasi pariwisata pantai, wisatawan hanya mengunjungi beberapa destinasi pariwisata tertentu. Aksesibilitas yang terdapat dalam destinasi pariwisata pantai tidak menyurutkan minat wisatawan. Hal ini ditandai dengan adanya aksesibilitas destinasi pariwisata pantai yang kurang baik namun tingkat kunjungan wisatawan meningkat tiap tahun. Tujuan studi ini adalah untuk menggambarkan konektivitas antar destinasi pariwisata pantai dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi konektivitas antar destinasi pariwisata pantai di Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode yang digunakan adalah metode deduktif dengan analisa kuantitatif. Metode analisis data yang digunakan yaitu menggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa konektivitas antar destinai pariwisata menunjukkan adanya  destinasi pariwisata pantai yang sering dilewati dan menjadi rujukan yaitu Pantai Baron dan Pantai Parangtritis dan destinasi pariwisata pantai yang jarang menjadi rujukan yaitu Pantai Samas dan Pantai Trisik. Rute perjalanan menjadi indikator dalam menentukan konektivitas antar destinasi pariwisata pantai. Konektivitas antar destinasi pariwisata pantai bergantung dari daya tarik, fasilitas, dan jaringan jalan yang tersedia di destinasi pariwisata pantai. Selain itu, pengembangan dan promosi yang dilakukan juga turut andil dalam terbentuknya konektivitas antar destinasi pariwisata pantai. Faktor yang mempengaruhi konektivitas antar destinasi pariwisata pantai adalah (i) faktor pengalaman kunjungan wisatawan, (ii) faktor aksesibilitas, (iii) faktor atraksi wisata, (iv) faktor amenitas. Keywords: Konektivitas, Destinasi Pariwisata Pantai, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Faktor-faktor spasial yang mempengaruhi perkembangan klaster industri (Studi kasus: Industri gitar di Desa Mancasan, Desa Ngrombo dan Desa Pondok, Kabupaten Sukoharjo) Nurlela Siti Eminawati; Kusumastuti Kusumastuti; Soedwiwahjono Soedwiwahjono
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 15, No 2 (2020)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v15i2.25300

Abstract

Industri gitar yang terletak di dalam klaster Desa Mancasan, Desa Ngrombo dan Desa Pondok sudah mencapai 141 unit industri di dalam kawasan yang seluas 508Ha, yang mengalami peningkatan 81 unit dalam kurun waktu 10 tahun. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan klaster, tetapi faktor yang dapat dilihat secara langsung adalah aspek fisik atau spasialnya. Sehingga, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor spasial yang mempengaruhi perkembangan klaster industri dan pengaruh faktor spasial terhadap perkembangan klaster industri di Desa Mancasan, Desa Ngrombo, dan Desa Pondok. Analisis faktor digunakan untuk mengetahui tingkatan faktor yang dianggap paling memengaruhi menurut pengusaha di dalam klaster industri. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor terhadap perkembangan. Faktor-faktor spasial yang mempengaruhi perkembangan klaster industri di ketiga Desa yaitu lokasi, aksesibilitas, infrastruktur, dan sarana. Hasil penelitian menunjukkan faktor utama yang paling mempengaruhi adalah lokasi klaster terhadap bahan baku maupun tenaga kerja.
Strategi bermukim Suku Bajo di Desa Mola, Kabupaten Wakatobi Laode Musyafir Eryano; Sudaryono Sudaryono; Doddy Aditya Iskandar
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 15, No 2 (2020)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v15i2.31960

Abstract

Desa Mola merupakan salah satu permukiman suku Bajo yang berada di Kepulauan Wakatobi yang memiliki kepadatan cukup tinggi dan berada di pesisir Mandati yang merupakan bagian dari kawasan perkotaan Wangi-Wangi. Perkembangannya permukiman suku Bajo di Desa Mola yang cukup pesat dikhawatirkan akan menciptakan konflik antara masyarakat yang ada di darat dengan suku bajo terkait pemanfaatan laut sebagai tempat bermukim yang di tuding menguntungkan pihak suku Bajo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seperti apa strategi bermukim suku Bajo di Desa Mola yang merupakan wilayah adat orang darat dan apakah strategi tersebut berpotensi menghasilkan konflik. Penelitian ini menggunakan metode induktif-kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang dalam tahapannya melalui proses grandtour, wawancara mendalam di Desa Mola. Analisa data dilakukan dengan cara kualitatif untuk menjelaskan fenomena yang terjadi terkait ruang, kegiatan dan pelaku yang ada di Desa Mola. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa strategi suku Bajo dalam bermukim yaitu melalui tata kelola lahan di laut  yang diatur oleh lembaga adat Sara Mandati sebagai perwakilan masyarakat yang ada di darat melalui pemberian izin dan rekomendasi terhadap kepemilikan lahan dan pembangunan di laut serta adanya pemberian sanksi terhadap pelanggaran dilakukan. Selain itu Pengelolaan terhadap pemanfataan laut sebagai tempat bermukim suku Bajo oleh Sara Mandati tidak berpotensi menghasilkan konflik karena adanya ikatan sejarah serta adanya hubungan kelembagaan.
PENGARUH FAKTOR PEMILIHAN LOKASI TERHADAP EFEKTIVITAS PASAR PANGGUNGREJO Siswantika, Yohanita Pudyas; Nurhadi, Kuswanto; Andini, Isti
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 6, No 2 (2015)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v6i2.8488

Abstract

Accordingly increasing of street vendors especially in Surakarta, City Goverment of Surakarta have been taking policy to relocated street vendors to market. Panggungrejo market serve as a place to relocated street vendors that selling on Ki Hajar Dewantara street. It is taken for maintain the beauty and neatness of city, furthermore to maintaining the continuity of street vendors selling. There are many thing that be supposed in relocated street vendors to market, one of which is a factor of location choice because it will affect the market crowd. Altought the location of Panggungrejo market close to the initial location of street vendors and they’re selling almost the same kind of wares, but the market conditions are very quiet and merchants complained of a decrease in turnover, so they chose to sell elsewhere. The question in this research is how the site selection factors influence the effectiveness Panggungrejo Market. The method in this research is deductive-quantitative. The analysis used in this study consisted of descriptive analysis is descriptive narrative and descriptive eksplanatif, as well as multiple regression statistical analysis. Results from this research that despite support for the crowded market place, but the condition of Panggungrejo market is still not effective. There are only three of the nine site selection factors that influence the inefficiencies of Panggungrejo market that are competitors, visibility and market facilities. Therefore, ineffectiveness of Panggungrejo market may also be influenced by other factors. Keywords: Market, Relocation, Effectiveness, Site Selection Factors
KESIAPAN KOTA SURAKARTA DALAM MEWUJUDKAN PARIWISATA CERDAS (SMART TOURISM) DITINJAU DARI ASPEK FASILITAS DAN SISTEM PELAYANAN Farania, Azrina; Hardiana, Ana; Putri, Rufia Andisetyana
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 12, No 1 (2017)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v12i1.12212

Abstract

The increasing of urban development responds to various problems that occur. The existence of the city's problems requires cities and communities in it to solve the problem, coupled with global challenges related to how the city is able to compete both national and international scale. Progress in the development of city manifested through innovations in the life of the city which is then often referred to as Smart City. The concept of Smart City is also needed in the tourism aspect or commonly called Smart Tourism. The development of tourism continues to grow and has been synergized with Information and Communication Technology (ICT) including in Surakarta City that trying to apply the concept of Smart Tourism, such as the launch of Solo Destination application and the cooperation of government and Telecommunication Company to realize smart tourism. But its application is still not perfect yet, especially if viewed from facility and service system. This is seen in the availability of Information and Communication Technology in support of tourism activities are minimal. The problem is also seen in the inadequate service quality in all components of tourism. This paper determine the readiness of Surakarta City in realizing the tourism smart in terms of facilities and service system based on four components (1) tourism actors, (2) attractions, (3) transportation and (4) tourism supporting facilities. The approach is using deductive, while the analysis method is quantitative using the scoring analysis from the results of field observation and data review. The result shown that the city of Surakarta is ready in applying the concept of smart tourism, although the attraction component is less ready that cause the attraction has not been able to play a major component of tourism that is able to attract many tourist visitors. Other components such as tourism actors, transportation and tourism supporting facilities already indicate ready.
Kapasitas Sumber Daya Kelurahan dalam Meningkatkan Pelayanan Publik Berbasis Informasi Geospasial Putri, Rufia Andisetyana; Rini, Erma Fitria; Rahayu, Murtanti Jani; Andini, Isti
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 12, No 2 (2017)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v12i2.13078

Abstract

Information technology in the last ten years has become a necessity of public service. From the decision-making process to the digital display of data, information technology makes the storage, renewal and updating process much more efficient and easier to access. The dynamic utilization of urban space requires an efficient and easy-to-use database system. The purpose of this study is to determine the capacity of village resources as the front guard of planning in improving public services based on geospatial information. This study took places in Jebres and Pucangsawit sub-district. This research uses descriptive method to describe urban resource capacity in using geospatial information system. The results showed that 65% of the sub-district officers and 30% community have not been able to use geospatial information system properly. It shows that the capacity of human resources to run geographic information system in Jebres and Pucangsawit sub-districts are still need to improve.
Strategi Pengembangan Smart Mobility berbasis Transportasi Publik di Kota Yogyakarta (Studi Kasus: Transjogja) Kaledi, Stefanus; Dewanti, Dewanti; Herwangi, Yori
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 14, No 1 (2019)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v14i1.22132

Abstract

Kota sebagai sebuah kawasan konsentrasi kegiatan, pelayanan, dan pemerintahan telah mengalami perkembangan yang sangat tinggi pada jumlah penduduk dan kendaraan bermotor. Kota Yogyakarta sebagai salah satu Kota di Indonesia merupakan sebuah kota dengan potensi pariwisata, budaya dan pendidikan. Adanya potensi tersebut di satu sisi dapat memberikan dampak positif bagi Kota Yogyakarta tetapi disisi lain juga memberikan dampak negatif. Salah satu dampak negatif dari adanya potensi tersebut adalah perkembangan kendaraan bermotor yang pesat yang terjadi akibat urbanisasi penduduk yang tinggi dengan tujuan mencari kerja dan mencari pendidikan. Berdasarkan data, Setiap tahun terjadi pertumbuhan kendaraan di Kota Yogyakarta yang tercatat pada tahun 2016 jumlah kendaraan roda 2 sebesar 71.566 sedangkan jumlah kendaraan roda 4 sebesar 12.746. Namun pada tahun 2017 jumlah kendaraan meningkat drastis yang mana kendaraan roda 2 berjumlah 222.915 unit sedangkan roda 4 berjumlah 56.647 unit. Adanya Transjogja sebagai alat transportasi publik di Kota Yogyakarta belum mampu mengatasi masalah yang ada. Oleh sebab itu untuk menanggulangi masalah tersebut pemerintah Kota Yogyakarta memprioritaskan pengembangan kota melalui tiga isu penting salah satunya adalah pengembangan smart mobility berbasis transportasi publik. Smart mobility merupakan sebuah konsep turunan dari smart city yang bertujuan untuk menyediakan pelayanan transportasi yang cepat, aman, nyaman, dan terjangkau bagi masyarakat kota. Tujuan penelitian ini adalah membuat strategi pengembangan smart mobility berbasis transportasi publik di Kota Yogyakarta (Transjogja). Metode yang digunakan adalah duduktif kualitatif, menggunakan pendekatan wawancara ahli dan observasi lapangan dengan metode analisis SWOT. Hasil dari penelitian ini ditemukan beberapa strategi pengembangan yaitu strategi peningkatan jumlah armada bus sehingga dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, strategi penyediaan fasilitas pelayanan informasi pada transportasi publik sehingga real time, strategi penyediaan feder agar pelayanan bus dapat menjangkau daerah-daerah yang tidak terlayani oleh transportasi publik serta kemudahan transaksi bagi pengguna (card).Keywords: Kota Yogyakarta, Smart Mobility, Transjogja

Page 3 of 20 | Total Record : 200