cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif
ISSN : 18584837     EISSN : 2598019X     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif, diterbitkan oleh Pusat Informasi dan Pembangunan Wilayah (PIPW) yang berada di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret Surakarta, berisi tulisan tentang hasil penelitian, gagasan konseptual dan resensi buku dalam lingkup perencanaan wilayah dan kota serta perencanaan partisipatif. Jurnal terbit dua kali setahun pada bukan Januari dan Juli. Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif menerima tulisan ilmiah dalam bidang yang relevan dengan permasalahan tentang perencanaan wilayah dan kota serta pembangunan daerah.
Arjuna Subject : -
Articles 200 Documents
TINGKAT KESIAPAN KAWASAN INDUSTRI TERAS-MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI SEBAGAI KAWASAN GREEN INDUSTRY Sri Untari, Galuh; Hardiana, Ana; Putri, Rufia Andisetyana
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 12, No 1 (2017)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v12i1.12118

Abstract

The industrial sector is one of the leading sector in Boyolali. There are several industrial area in Boyolali, one of them is Teras-Mojosongo Industrial Area. Teras-Mojosongo Industrial Area has been designated as one of a national-scale industrial area by the Ministry of Industry which is planned to be completed at 2016. The development of industrial area can not be separated from the impact to it’s  environment. Green industry is  a concept of industrial area development to face environmental challenge and global economic crisis. Therefore the concept of green industry should be applied in the development of Teras-Mojosongo Industrial Area. This concern has to increase industrial economic growth and preserve environment. The question on this research is to know the readiness of  Teras-Mojosongo Indutsrial Area as green industry area seen from characteristic (1) green plan, (2) green process, (3) green management, and (4) green policy. This research is a quantitative research using scoring analysis technique. Based on the analysis, the result shown that the level of readiness of Teras-Mojosongo industrial area as green industry area is close to ready. Therefore some of green industry characteristics that need to beimproved, such as green management characteristic and green policy characteristic. In order to increase the whole readiness of the green industrial area ind Teras-Mojosongo Boyolali. 
Keterhubungan Ruang Permukiman Tradisional di Desa Sukarara Berlandaskan Nilai-Nilai Nyensek dan Begawe Yunianti, Sri Rahmi; Sudaryono, Sudaryono; Iskandar, Doddy Aditya
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 13, No 1 (2018)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v13i1.17544

Abstract

Culture changes in community will affect its social structure (Hirsan, 2005). Additionally, Auliya (2009) said that cultural changes also determine the elements of residential. Social culture changes not only will influence the order of settlement space but also the concept of spatial structure. Sukarara Village as one of tourism destination for handicraft weaving in Lombok Tengah Regency has changed, especially in settlement physic. There was six traditional house type but remain four types, which mixed with modern buildings. Physically, settlement building seen using modern element; however, the community has strong belief on cosmologic value, which implemented in settled rules and tradition. This study is to find out the connectedness in the phenomena between developments of an increasingly modern society with rules and tradition belief to settle; how integration and pattern formed in Sukarara Village. This research used qualitative inductive method, which approached with phenomenology technique using in-depth interview in Sukarara Vilage. The result shows that there are four kinds of integration and pattern concept in Sukarara Village: (1) bale beleq as spatial shaping : connectedness history; (2) nature as sacred clue to settle: connectedness community culture; (3) various type and building shape as settlement pattern transformation: connectedness spatial physic; (4) farming and weaving as living basic: connectedness of source of life. The four concepts change pattern orientation in traditional settlement, which is adapted by community along live activity, nyensek and begawe.
Implementasi Kebijakan RTRW pada Zonasi Fungsi Ruang di Lingkungan Sekitar Pasar Silir Semanggi Pasca Alih Fungsi Lahan Putryana, Oktavia; Marlina, Avi
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 14, No 1 (2019)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v14i1.22168

Abstract

Zonasi fungsi ruang perkotaan merupakan suatu bentuk pengendalian fungsi ruang dalam suatu wilayah guna tercapai pola peruntukan fungsi ruang yang lebih tertata dan efisien.  Namun demikian, zonasi saat ini mulai mengalami pergeseran menuju pada dominasi kegiatan perekonomian yang lebih memberikan kontribusi besar dalam proses terbentuknya zonasi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi perubahan zonasi fungsi ruang di lingkungan Pasar Silir sebagai implementasi RTRW Kota Surakarta. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan deskriptif melalui penyandingan zona fungsi ruang di bagian utara, selatan, barat, timur Pasar Silir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa zonasi fungsi ruang pada dasarnya terbentuk akibat dari adanya kebijakan RTRW kota. Namun dalam pengembangannya zonasi fungsi ruang dalam suatu wilayah dapat terbentuk akibat adanya penyebab dari luar individu (ekstern) yang terdiri atas adanya pasar sebagai pusat perekonomian, lokasi strategis wilayah, kepemilikan lahan pribadi, sistem retribusi terkait, dan adanya ruang-ruang yang belum dapat termanfaatkan. Sedangkan dari individu pribadi (intern) disebabkan oleh kecenderungan usia produktif, kepemilikan modal dan kemampuan/ keahlian masing-masing individu. Keywords : zoning, implementasi rtrw, pasar semanggi 
Partisipasi masyarakat dalam program pengelolaan sungai (Studi kasus: Sungai Pepe, Sungai Anyar, dan Sungai Premulung, Kota Surakarta) Anastasia Mumpuni; Paramita Rahayu; Erma Fitria Rini
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 15, No 1 (2020)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v15i1.24976

Abstract

Pengelolaan sungai yang kompleks dan bersifat multisektor memerlukan tata kelola yang kolaboratif dalam penyelesaian masalahnya. Keterlibatan berbagai pihak menjadi penting dalam tata kelola yang kolaboratif. Masyarakat sebagai salah satu pihak terkait dalam pengelolaan sungai memiliki pengaruh yang penting. Penelitian ini bertujuan untuk menemukenali bentuk partisipasi masyarakat dalam program pengelolaan sungai yang dilakukan di Kota Surakarta. Metode analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif berdasarkan pada kuesioner. Penelitian ini menunjukkan bentuk partisipasi masyarakat dalam tiap program pengelolaan sungai yang dilakukan. Bentuk-bentuk partisipasi yang ada diidentifikasi ke dalam empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan, dan pengawasan/evaluasi. Dari penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa selama ini, mayoritas masyarakat berpartisipasi dalam tahap pelaksanaan dan pemanfaatan hasil. Partisipasi masyarakat hanya pada kedua tahap tersebut karena kurangnya penginformasian terkait program dan tidak adanya kesempatan untuk berpartisipasi dalam beberapa tahapan. Partisipasi masyarakat dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi masyarakat, penginformasian program, tokoh masyarakat, dan kesempatan berpartisipasi dalam program.
Prioritas lokasi pendaftaran tanah sistematik lengkap dengan metode analisis hierarki proses dan overlay tertimbang di Kabupaten Semarang Terry Christian Yuda; Iwan Rudiarto
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 16, No 1 (2021)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v16i1.35205

Abstract

Sesuai dengan rencana tata ruang wilayah Kabupaten Semarang, Kecamatan Sumowono dikembangkan menjadi kawasan pertanian produktif, dengan sistem agropolitan. Penataan ruang dapat dilakukan dengan optimal apabila seluruh bidang tanah pada kawasan tersebut sudah terdaftar, sehingga perencanaan, pemanfaatan dan pengendaliannya dapat dilakukan dengan seksama. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan prioritas lokasi pendaftaran tanah sistematik lengkap (PTSL) di Kecamatan Sumowono yang terdiri dari 16 desa. Metode yang digunakan adalah gabungan dari metode Analysis Hierarchy Process (AHP) dan Weighted Overlay. AHP digunakan untuk menentukan bobot setiap variabel penentuan prioritas, sedangkan analisis weighted overlay digunakan untuk menentukan prioritas lokasi PTSL dengan mengintegrasikan bobot dengan nilai masing-masing variabel di setiap desa. Hasil AHP menyatakan bahwa bobot tertinggi dalam perencanaan pendaftaran tanah sistematik lengkap adalah jumlah bidang tanah belum terdaftar (30,3%) dan jumlah penduduk bekerja (13,4%). Analisis terakhir menghasilkan tiga tingkat prioritas. Prioritas pertama terdapat pada Desa Candigaron. Prioritas kedua terdiri dari 9 desa: Desa Keseneg, Desa Pledokan, Desa Kemitir, Desa Losari, Desa Sumowono, Desa Jubelan, Desa Lanjan, Desa Ngadikerso, dan Desa Kebonagung. Sedangkan prioritas ketiga terdiri dari 6 desa: Desa Medongan, Desa Kemawi, Desa Piyanggang, Desa Bumen, Desa Trayu, dan Desa Duren.
PROSES PERUBAHAN ARSITEKTURAL KAWASAN BERSEJARAH KAMPUNG WISATA KAUMAN SURAKARTA Setyaningsih, Wiwik; Nuryanti, Wiendu; Prayitno, Budi; Sarwadi, Ahmad
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 6, No 2 (2015)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v6i2.8490

Abstract

Kawasan bersejarah dalam arsitektur perkotaan merupakan salah satu aset daya tarik wisata yang akan memberikan ikatan kesinambungan yang erat, antara masa lalu, masa kini dan masa mendatang.Kampung wisata, sebagai suatu kampung yang memiliki potensi keunikan fisik dan non fisik, yang dikelola secara terpadu dan terencana, sehingga siap untuk menerima kunjungan wisatawan. Selama ini eksistensi kawasan bersejarah yang memiliki kekentalan nilai sejarah belum ditangani dan dikelola secara optimal. Kecenderungan ini terlihat pada beberapa kawasan bersejarah yang telah kehilangan karakter aslinya, bahkan telah hilang dan berganti fungsi karena tidak terperhatikan. Maka salah satu penanganan awal adalah dengan merumuskan proses terjadinya perubahan arsitektural kawasan bersejarah kampung wisata.  Tujuan penelitian ini, merumuskan perubahan arsitektural kawasan bersejarah kampung wisata Kauman.Rumusan didasarkan pada metode deskriptif eksploratif, pendekatan SWOT, dan mappingspasial fisik karakter kawasan, serta mapping sosekbud melalui FGD danPRA.Hasil akhir berupa rumusan perubahan arsitektural kawasan bersejarah kampung wisata Kauman, sebagai usulan Perda untuk direkomendasikan dan disosialisasikan secara networkinguntuk ditindaklanjuti oleh stakeholder terkait secara bersama. Kata kunci : kawasan bersejarah, kampung wisata
Pengembangan Pariwisata Kampung Fashion Etnik di Sukoharjo Muyassaroh, Aqilatul; Purwani, Ofita; Kumoro, Agung
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 12, No 1 (2017)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v12i1.12154

Abstract

Traditional industries can be utilized for cultural and economic preservation. One of them is ethnic fashion which is currently in favor  of the fashion designers in Indonesia. Sukoharjo regency is one of the areas in Central Java that has the potential of ethnic fashion which can be the number of craftsmen as well as the number of  fabric motifs. This ethnic fashion village aims to accommodate ethnic fashion craftsmen in Sukoharjo in order to further develop the tourist industry. In the other hand, architecture is a knowledge that can make the tourism happen. The way is collaborate the component that must have by tourism destination with aspect of architecture like structure, room division, utility, and many more.
Kesiapan Aksesibilitas Stasiun Solo Balapan dalam Melayani Trayek Kereta Api Penghubung Bandara Adi Soemarmo dan Kota Surakarta Sefaji, Ghavi Yuda; Soedwiwahjono, Soedwiwahjono; Nurhadi, Kuswanto
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 13, No 1 (2018)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v13i1.17250

Abstract

Pembangunan Trayek Kereta Api Akses Bandara Adi Soemarmo dan Kota Surakarta adalah salah satu program Kementerian Perhubungan RI untuk memberikan suatu moda transportasi umum menuju ke Bandara Lokal, yaitu Bandara Adi Soemarmo yang didasarkan pada RIPNAS 2030 Kementerian Perhubungan RI, RTRW Kota Surakarta 2011 – 2031 serta RTRW Kabupaten Boyolali 2011 – 2031. Salah satu Prasarana Kereta Api yang akan melayani trayek Kereta Api Bandara ini adalah Stasiun Solo Balapan Kota Surakarta. Penelitian ini membahas kesiapan aksesibilitas Stasiun Solo Balapan yang akan melayani trayek Kereta Bandara. Penelitian ini menggunakan data primer berupa observasi lapangan serta data sekunder. Teknik analisis yang digunakan adalah metode analisis skoring. Aksesibilitas dari Stasiun Solo Balapan menuju kawasan pusat kota Surakarta kurang baik karena harus menggunakan satu jenis moda transportasi umum untuk mengaksesnya dari kawasan pusat kota. Aksesibilitas pengunjung dari Stasiun Solo Balapan menuju ke tempat lain kurang baik karena stasiun tidak terintegrasi dengan jaringan pedestrian kota Surakarta. Berdasarkan hal -hal tersebut, kesiapan aksesibilitas Stasiun Solo Balapan dalam melayani Trayek Kereta Api Akses Bandara termasuk dalam kategori siap bersyarat.
Hubungan pemanfaatan lahan dengan volume pergerakan di Jalan Margonda Raya, Kota Depok Anggraeni, Okti; Astuti, Winny; Mukaromah, Hakimatul
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 15, No 1 (2020)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v15i1.23186

Abstract

Jalan Margonda Raya merupakan jalan arteri yang sekaligus berfungsi sebagai jalan utama di Kota Depok, Jawa Barat. Koridor jalan tersebut merupakan salah satu kawasan yang mengalami perkembangan pemanfaatan lahan akibat adanya Universitas Indonesia (UI). Perkembangan pemanfaatan lahan di kawasan tersebut berorientasi memenuhi kebutuhan mahasiswa sehingga mengakibatkan fungsi pemanfaatan lahan di sepanjang koridor Jalan Margonda Raya menjadi beragam. Pemanfaatan lahan yang beragam membangkitkan pergerakan penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya dalam upaya pemenuhan kebutuhan yang juga mempengaruhi volume pergerakan di koridor tersebut. Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan pemanfaatan lahan dengan volume pergerakan di Jalan Margonda Raya, Kota Depok. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berdasarkan observasi lapangan dan traffic counting pada 32 titik. Data tersebut selanjutnya di analisis mengunakan teknik pemetaan dan statistik deskriptif untuk mengetahui jenis dan luasan pemanfaatan lahan, volume lalu lintas untuk mengetahui volume pergerakan, serta korelasi dan deskripsi untuk mengetahui hubungan dan karakteristik. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara pemanfaatan lahan dengan volume pergerakan yang terjadi pada koridor Jalan Margonda Raya. Hubungan kuat tersebut menunjukkan karakteristik bahwa semakin luas pemanfaatan lahan pada kawasan penelitian, aktivitas yang terjadi pada pemanfaatan lahan tersebut semakin beragam sehingga menyebabkan tingginya volume pergerakan.
Tingkat keterkaitan fisik kota inti dan kota satelit di kawasan metropolitan PEKANSIKAWAN (Pekanbaru, Siak, Kampar, Pelalawan) Nurrady, Teuku Ichsan; Dewanti, Dewanti; Herwangi, Yori
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 15, No 1 (2020)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v15i1.26698

Abstract

PEKANSIKAWAN merupakan konsep kawasan metropolitan yang mengintegrasikan tiga wilayah kabupaten di Provinsi Riau yang ditujukan agar sektor strategis daerah dapat dikembangkan. Dalam konsep ini terjadi interaksi wilayah antara wilayah kota inti (Pekanbaru) dan delapan kota satelit disekitarnya yang meliputi Minas, Kandis, Siak Sri Indrapura, Perawang, Bangkinang, Petapahan, Lipat Kain dan Pangkalan Kerinci. Salah satu isu strategis yang terdapat dalam pengembangan konsep ini adalah pelayanan insfrastruktur fisik (prasarana pendukung). Tujuan dari penelitian ini adalah menemukenali tingkat keterkaitan fisik kota inti dan kota satelit di kawasan metropolitan PEKANSIKAWAN. Metode skoring dan pembobotan digunakan untuk melihat tingkat keterkaitan fisik kota satelit dan kota inti yang dilakukan terhadap tujuh indikator yang telah ditentukan. Hasil dari analisis tersebut menunjukkan kota satelit Bangkinang, Pangkalan Kerinci dan Minas memiliki keterkaitan fisik yang cenderung lebih baik (dibandingkan dengan kota satelit lain) dengan kota inti Pekanbaru. Hal ini disebabkan karena ketiga kota satelit tersebut terhubung langsung dengan jaringan penghubung utama Sumatera yang menghubungkan Kota Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi Riau dengan provinsi-provinsi lain di Sumatera. Selain itu, kuatnya keterkaitan fisik tersebut juga menjadikan Bangkinang, Pangkalan Kerinci, Minas, dan Kota Pekanbaru merupakan wilayah terintegrasi lebih baik dibandingkan wilayah lain di PEKANSIKAWAN.

Page 5 of 20 | Total Record : 200